Mella
Ozan telah sampai di depan rumah mengantarkan Andhra. Ada pria paruh baya menyambut mereka seperti seorang ayah yang menanti anaknya pulang. Ozan memutari mobil dan membukakan pintu untuk Andhra. "Pak Rif, jaga Andhra dengan baik ya." Yang di ajak bicara mengangguk.
Andhra diam saja merasakan tubuhnya begitu letih membiarkan mereka yang berbicara. Andhra langsung masuk kedalam tanpa menoleh lagi, dia ingin merilekskan tubuhnya dengan air hangat.
"Pastikan, dia istirahat dengan tenang pak Rif, besok dia harus pergi ke makam kakeknya." Tegas Ozan. Sambil melirik Andhra yang mulai menaiki tangga.
"Apakah tuan pergi sendiri?" Pak Rif berkata dengan cemas. Ozan berhenti mendengar pertanyaan itu, lalu mengangguk pelan.
"Dia yang meminta, pak. Dia selalu merasa tenang jika pergi ke sana." Ozan berkata lagi dia cukup mengerti jika pak Rif selalu menghawatirkan sang majikan.
Ozan pun melangkahkan kakinya menuju mobil dan bergegas pulang.
Dia sangat bersyukur setidaknya ada yang menyambut dan menanyakan keadaannya setelah sampai di rumah nanti. Dia merindukan istrinya.
Sampai di halaman rumahnya sendiri. Rumah yang dia beli dengan kerja kerasnya selama bertahun tahun. Dirinya yang memulai dengan berjualan layangan, lalu berpindah menjadi penjual bakso, membuat berbagai formula dan macam macam gorengan untuk di jual di pinggir pinggir jalan dengan berkeliling.
Mereka berdua bekerja keras untuk memulai semuanya. Bahkan terkadang mereka tidak jajan karna dagangan yang tidak laku. Ozan tersenyum saat dirinya dan Andhra pulang tanpa membawa uang. Karna di rampok oleh para preman, sedangkan Andhra tubuhnya penuh dengan luka lebam.
Ozan tersenyum sinis menggelengkan kepalanya sambil memukul stir mobil. "Telah sekian lama Ndhra, kita sama sama mencapai kesuksesan ini." Lirihnya.
Ozan melangkahkan kakinya memasuki rumah. Arini sang istri menyambutnya dengan senyum yang manis sambil mengelus perut buncitnya. Ozan semakin melebarkan langkahnya mengecup kening sang istri. Kadang Ozan masih tidak menyangka, jika Arini akan mencintainya.
"Belum tidur, sayang?" Mengeratkan pelukannya di pinggang sang istri walau terhalang perut. Sepertinya sang istri sudah melupakan amarah yang di sebabkan oleh Ozan yang menonton sepak bola sampai dini hari.
"Aku nungguin, kamu?" Menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.
"Bau asem ih, mandi dulu sana, aku akan menyiapkan makan malam buat kita." Ozan malah terkekeh.
"Baiklah, istri cantik aku." Mencubit pipi istrinya gemas. Yang di sambut dengan bibir manyun sang istri. Ozan semakin melebarkan tawanya.
"Kau semakin hari semakin menggemaskan saja." Mencium pipi istrinya yang kemudian beralih pada bibir.
"Sudah sana pergi, nanti ada yang lihat." Arini berusaha melepaskan diri. Takut jika mungkin pelayan mengintip kemesraan mereka. Ozan mendaratkan satu ciuman lagi, sebelum berlari kecil menghindari pukulan manja sang istri. Arini tergelak melihat tingkah suaminya.
Di rumah Andhra.
Andhra telah berganti pakaian, dirinya pergi ke ruang kerja. Membuka laptop dan mengecek kuartal dalam tiga bulan terakhir. Dengan teliti dia membaca dan meneliti ulang. Setelah dianggapnya sesuai dengan laporan, dia beralih pada notif email.
Andhra mendesah pelan. "Oke, ayo kita selesaikan ini." Sekilas melihat foto yang terpajang di meja kerjanya. Disana ada foto keluarga bersama si kembar bersama mama dan papa. Satu lagi ada foto dirinya dengan Daisya.
"Kamu di mana sekarang? Sudah bertahun tahun aku mencarimu." Di ambilnya foto itu, entah kenapa dia merasa Daisya akan datang padanya suatu saat nanti. Mungkinkah itu keyakinan yang akan menjelma jadi nyata atau sekedar ilusi tak bertepi.
"Kenapa nyaman sekali memandang dirimu, walau hanya dalam bingkai foto. Sebesar apa dirimu sekarang? Apakah masih gendut" lirih Andhra mengusap lembut bingkai kaca.
Dia meletakkan kembali foto itu. Melanjutkan pekerjaannya yang yang tertunda.
Malam semakin larut
Seperti biasa Andhra melaksanakan kewajibannya. Setelah itu membaca kembali email yang masuk. Beberapa dari Mella melaporkan hasil peningkatan produksi pabrik. Beberapa lagi dari klien. Andhra membaca dengan teliti, membalas beberapa email jika itu di perlukan.
Andhra mengambil ponselnya, mengabari Mella jika dirinya tidak ke kantor selama beberapa hari kedepannya.
Panggilan selesai. Andhra melihat foto profil Mella, di sana ada gadis itu ber-selfie dengan seorang pria. Kebahagiaan terpancar jelas dari keduanya.
"Semoga keputusan yang kau ambil tidak salah Mella."
Di sisi lain ada Mella yang juga mengusap layar di hpnya ada foto dirinya dan kedua sahabat pria yang dulu sangat akrab.
Beberapa tahun lalu saat Mella dan dua sahabatnya pertama kali di pertemukan di bangku kuliah. Mella, adalah sosok yang bisa langsung akrab dengan siapapun, entah mengapa memilih berteman dengan Ozan dan Andhra.
Sifat Mella yang periang membuat pertemanan mereka semakin membaik. Hingga suatu saat Andhra mengetahui Mella adalah anak Hasma. Di sanalah awal pembalasan Andhra.
Mella, dia jadikan batu loncatan untuk menyerang Hasma dan Rangga. Terlebih Andhra mengetahui jika Mella mendekatinya karna cinta. Mella yang mau melakukan apa saja demi Andhra selalu mengorek informasi dari Mella. Bahkan memperdaya Mella untuk di jadikan mata mata dengan segala tipu muslihat.
Tapi Mella tidak sebodoh itu. Lambat laun dia juga mengetahui rencana Andhra. Mella marah besar dan memutuskan pertemanan. Mella yang frustasi, menghibur dirinya di klub. Andhra yang mengetahui itu. Menjebak Mella bersama seorang pria di sebuah kamar dalam satu malam. Andhra mengabadikan hal itu untuk kembali menghancurkan keluarga Hasma.
Saat serangan serangan Andhra sudah mencapai titik puncaknya. Terjadilah keributan luar biasa. Mella yang hancur karena video asusila membuat Rangga yang notabenenya sebagai walikota jatuh di mata rakyat.
Mella yang mengetahui jika semua itu ulah Andhra, datang dengan amarah yang meledak. Tanpa berpikir panjang, dia mendatangi Andhra, meluapkan segala apa yang di rasakannya.
"Tega sekali kau lakukan ini kepadaku Andhra?" Jerit Mella.
"Jika, kau ingin tahu alasannya kenapa? Maka tanyakanlah pada orang tuamu itu. Apa yang mereka lakukan terhadap keluarga Gashani!" Teriak Andhra.
Mella akhirnya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Berhari hari bahkan sampai berbulan lamanya, Mella mencoba menelusuri jejak Hasma dan Rangga. Semakin hancurlah perasaannya ternyata dia adalah anak dari seorang pembunuh.
Dan yang lebih menyedihkan lagi, dia harus mendengar setiap pertengkaran yang tercipta dari kedua orangtuanya. Perekonomian yang semakin memburuk dan tahta yang hilang semakin membuat hidup Mella di warnai kegelapan. Mella berusaha bangkit untuk mencari nafkah sendiri.
Hari hari demi dia lalui dengan banyak cacian, hujatan dan teman teman yang semakin menjauh. Tapi yang lebih membuat Mella patah hati adalah kehilangan dua sahabat seperti Ozan dan Andhra. Bukan saja kehilangan tapi mereka menjadi raksasa yang siap menerkam Mella kapan saja.
Hingga sebuah kebenaran di ungkap oleh Rangga bahwa Mella adalah adik Andhra. Dari sanalah hubungan mereka berangsur membaik.
To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Yukity
semangat 🆙😍
2022-06-02
0