Gadis unik
Malam harinya sepulang dari kantor.
Gerimis kecil menari dalam gelapnya malam. Genangan air berkilau diterpa cahaya lampu jalanan. Orang orang berlarian untuk berteduh. Seorang pria duduk dengan tenang di dalam mobil mewahnya. Sesekali melihat keluar, menyaksikan bagaimana hujan menyapa bumi. Andhra yang baru pulang dari kantor.
Tak sengaja dia memutar kepalanya kesamping, tanpa sengaja netranya menangkap seorang nenek tampak tertatih membawa bakul, ke teras toko untuk berteduh. Beberapa menit kemudian, pemilik toko sepertinya marah marah, terlihat dari mimik muka dan urat leher yang mengeras. Mendorong nenek itu sampai terhuyung kebelakang. Entah mengapa tangannya mengepal melihat adegan tak sopan pemilik toko terhadap yang lebih tua tersebut.
'Tidakkah dia memiliki sedikit hati nurani?'
Baru saja Andhra hendak turun ketika seorang gadis entah darimana, menangkap tubuh renta si nenek. Menuntun sang nenek menjauh dari toko itu.
"Berhenti Zan!"
"Kenapa Ndhra?" Kini mereka menjelma jadi sahabat, bukan atasan dengan bawahan.
Ozan melihat dari spion, Andhra tidak hentinya melihat ke satu arah. Ozan pun turut memperhatikan.
'Sungguh mulia perangai gadis itu. Dia penolong yang murah hati.' Andhra bicara dalam hati. Di sana seorang gadis tengah menyodorkan uang untuk nenek tua.
Andhra membatalkan niatnya untuk turun, dia cukup senang melihat nenek itu ada yang menolong. Mobil berjalan lambat, rupanya lampu merah menyala. Ozan sampai jenuh karenanya. Andai saja dia punya baling-baling Doraemon.
Tak berapa lama pintu mobilnya diketuk dari luar.
"Permisi tuan!"
Gadis itu terus mengetuk pintu kaca mobil.
"Ada apa Ozan?"
"Entahlah bos, ada seorang gadis yang mengetuk kaca mobil, bolehkah saya buka bos." Andhra hanya mengangguk tanpa suara.
'Bukankah itu gadis yang tadi' batin Andra.
"Halo, terimalah ini, saya tidak mungkin menghabiskan nya jadi saya bagi dengan anda, ikannya masih bagus kok, terima kasih." Tersenyum lalu pergi setelah Ozan benar benar menerima plastik yang diberikannya.
"Apa itu Zan?"
"Dia bilang ikan bos."
Meletakkan pemberian gadis itu di bawah, bau ikan asap tercium di indera penciuman keduanya. Ozan lalu melajukan mobilnya kembali.
"Aneh ya bos, biasanya orang berbagi makanan ringan, atau makanan cepat saji, tapi yang ini kok malah ikan."
Ozan berbicara mencairkan suasana yang hening.
"Gadis yang unik."
Bayangan gadis yang menuntun nenek terlintas di pikirannya."Andai semua orang bisa sebaik, dia." Gumamnya lagi.
"Apa bos?"
"Sudah ayo cepat pulang, aku mengantuk."
Ozan tersenyum tipis sebelum benar benar menjalankan mobilnya. Diliriknya tepi jalan dimana gadis itu hendak menaiki sebuah motor matic hitam. Ozan sempat menghafal nomer plat yang berada di motor itu.
"4172" Ucap Ozan dengan lantang. Dia menoleh ke spion, mungkin saja ada reaksi dari bosnya itu.
"Ozan, sudahkah kau tuliskan cerita yang diminta oleh si kembar?" Andhra menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata. Heran dengan permintaan adiknya yang meminta cerita perjalanan hidupnya sebagai kado ulang tahun.
"Sudah, bos. Mungkin anda bisa membacanya sebelum diserahkan." Andhra tidak menjawab lagi. Diambilnya kotak yang di sodorkan oleh Ozan. Andhra membuka lembaran itu. Ya...cerita itu sesuai dengan umur si kembar Andhra juga menginjak lima belas tahun di kala itu.
'Kegalauan Ozan'. "Judul yang dramatis." Komentar Andhra.
Ozan memang sekonyol itu membuat judul atas namanya sendiri seperti pamer kepada si kembar bahwa dialah teman terbaik di dunia ini.
"Kenapa kau buat cerita kejadian itu juga?" Heran Andhra.
"Ibu Rena yang menyuruh. Aku ikut saja. Dan tentang dirimu sebelumnya sudah si kembar dapatkan dari Ki Dalang (sebutan untuk Fariq)." Senang sekali bercerita, jika si kembar di ajak main ke desa.
Andhra ingat semua itu. Ingat saat pertemuannya dengan mama Rena. Hingga sampai pernikahan papa angkatnya yang juga menganggap dirinya adalah Abhi. Andhra tidak ingat kejadian setelah dirinya pingsan. Namun di buku itu diceritakan semua.
Andhra yang pingsan langsung di baringkan di teras masjid. Rasya yang marah karena dibohongi oleh Enda langsung menyuruh polisi untuk meringkusnya, atas kasus penipuan. Rasya merasa begitu shock dan juga kecewa. Dia shock karena menganggap Andhra adalah Abhi, juga kecewa karena telah menelantarkan istrinya yang hamil dan tertipu oleh kebohongan Enda.
Ozan dibuat kebingungan oleh keadaan yang kacau. Pria yang dia ambil dompetnya bernama Bara. Mengintrogasi nya, menanyakan semua apa yang bocah ini lakukan hingga membuat keributan seperti ini. Ozan pun akhirnya menceritakan semuanya. Tentang Rena dan juga tentang semuanya.
"Apa ada yang keliru boss." Setelah beberapa menit lalu terdengar helaan nafas bossnya.
"Ozan, jangan ceritakan dendam yang aku miliki, Zan. Cukup aku saja yang merasakan sakit di dada ini." Memegang dadanya sambil bersandar di kursi.
Sudah begitu lama keadaan ini menimpa sang bos. Cukup memperihatinkan ternyata seorang yang sukses memiliki sakit yang tidak bisa terdeteksi oleh alat medis.
"Besok kita ke rumah prof...!"
"Tidak, Zan. Aku tidak ingin ke sana lagi. Aku akan berdoa saja di makam kakek Suluh." Ozan pun mengangguk, dia harus mengatur ulang segala aktivitas sang bos agar bisa pergi ke desa dengan tenang. Entah mengapa, segala pengobatan yang di lakukan untuk mengobati sakit dada Andhra hanya tempat itu yang menjadikannya tenang.
"Kamu beneran tidak apa apa, Ndhra?" Khawatir Ozan.
"Tidak, apakah aku terlalu pendendam dan berbuat zalim sehingga Dia menghukumku seperti ini, Zan!" Andhra masih setia menyandarkan kepalanya. Ozan sesekali melirik Andhra melalui kaca spion.
Kejadian saat dia membuat perhitungan dengan Hasma sehingga membuat Rangga masuk ke rumah sakit jiwa akibat pemilihan Gubernur yang gagal karena ulah Andhra. Andhra menyewa orang untuk menyabotase money politic untuk para pendukung Rangga. Alhasil mereka berbelok memilih calon legislatif lain. Selain itu, Andhra juga membongkar kasus penggelapan dana bansos yang melibatkan Rangga. Hal itulah yang membuat Rangga terlilit hutang karna pemilu juga untuk bayar denda kepada Negara dengan jumlah yang fantastis sedang usahanya mengalami defisit. Dan Hasma istri tersayangnya memilih kabur karna tidak tahan dengan hujatan orang orang yang kontra dengan Rangga.
"Lucu sekali bukan, karna uang apapun yang kita inginkan bisa terwujud. Apa yang tidak mungkin menjadi mungkin." Andhra memejamkan matanya tapi senyum di bibirnya itu, membuat Ozan sedikit khawatir. Dendam yang terpendam lama telah membuatnya menjadi manusia yang berbeda.
"Andhra apa kau benar baik baik saja? Kumohon Andhra lepaskan kenangan itu dan mulailah hidup baru." Andhra hanya mendesah saja. Memejamkan matanya.
Ozan menghawatirkan temannya yang mulai memegangi dada. Jika hal itu terjadi, sudah di pastikan Andhra tidak akan bisa tidur semalaman jika tidak minum obat penenang. Ozan semakin khawatir akan keadaan yang menimpa teman juga di anggap saudaranya itu. Telah berpuluh tahun lamanya kenangan itu selalu menghantui kehidupan Andhra.
Jalan semakin sepi saja mobil yang mereka tumpangi telah sampai di halaman rumah pribadi Andhra. Rumah itu memang tidak jauh dari rumah Ozan.
"Ozan aku akan pergi sendiri saja besok. Kau urus saja kantor aku akan kembali sore hari." Ozan bergeming di tempat.
"Tapi...!" Cemas Ozan karena keadaan Andhra akhir akhir ini yang kurang baik.
"Aku akan baik baik saja, Zan! Aku hanya merindukan, kakek." Lirih Andhra. Ozan menepuk bahu temannya.
"Aku pulang dulu ya." Diangguki oleh Andhra.
"Salam untuk keluargamu."
"Iya, selamat malam bos."
"Malam."
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
nyimak...
2022-01-16
1