Malam Pengantin

Ceklek...

Nervan membuka pintu kamarnya, Khanna mengedarkan pandangannya menatap kamar yang sudah di dekor dengan indah, Sedang Nervan melongo melihat kamarnya tiba tiba berubah. Banyak kelopak bunga mawar yang menghiasi kamarnya di lengkapi dengan lilin lilin aroma terapi. Khanna semakin kesal saja melihat semua ini. Bukankah semuanya tahu jika pernikahan ini tidak pernah Khanna harapkan? Bukankah mereka juga tahu kalau Khanna membenci Nervan? Lalu untuk apa semua ini?.

" Kenapa kamarnya di hias segala? Apa kamu yang minta? Jangan harap ya aku mau melayanimu malam ini." Kesal Khanna.

" Maaf Dek mungkin ini kerjaan Mama, Nggak mungkin aku yang memintanya aku mengerti kok perasaanmu, Biar Mas bersihin dulu." Ujar Nervan.

Nervan segera membuang semua kelopak mawar beserta lilin lilin yang sudah di matikan ke dalam tong sampah, Setelah itu Ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Khanna menunggu giliran mandi sambil duduk di tepi ranjang dengan memainkan ponsel di tangannya.

" Dek mandi gih Mas udah siapin air hangatnya." Ucap Nervan.

Khanna menoleh ke arah Nervan dan....

Glek... Khanna menelan kasar salivanya melihat dada Nervan yang terekspos. Dada putih mulus komplit dengan roti sobeknya, Air yang menetes membuat Nervan tampak seksi.

" Dek... " Nervan menyentuh pundak Khanna membuaynya tersadar dari lamunannya.

" Ah iya... Lain kali nggak usah siapin air segala, Aku masih sanggup melakukannya sendiri." Ucap Khanna sambil melangkah menuju kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi Khanna baru ingat kalau Ia tidak membawa baju ganti.

" Ih bego amat sih gue sampai lupa nggak bawa ganti, Harus keluar lagi kan ambil baju ganti, Malas banget ketemu sama dia lagi." Gerutu Khanna dalam hati.

Mau tidak mau Khanna keluar lagi, Ia celingukan mau cari ganti di mana? Sedang Ia kemari tidak membawa baju barang sehelai pun. Khanna melirik Nervan yang sedang duduk di atas ranjang.

" Tanya nggak ya? Mau nanya malas, **K**alau enggak lemari mana yang ada bajuku? ya kalo ada kalau nggak ada kan gue malu." Batin Khanna. Nervan melirik Khanna yang terlihat kebingungan.

" Bajumu ada di lemari sebelah kanan lemari Mas, Semuanya ada di situ dari baju, Kaos, Gaun, Celana panjang, Sampai da..."

" Stop... Jangan di teruskan." Pekik Khanna memotong ucapan Nervan.

Khanna berjalan mendekat ke arah almari mengambil baju ganti, Sedang Nervan hanya senyum senyum sendiri melihat tingkah Khanna, Setelah membuka almari bukannya mengambil baju Khanna justru geleng geleng kepala. Gimana nggak geleng geleng coba, Jika separuh dari almarinya isinya baju kurang bahan semua danz sebelahnya hanya ada dalaman saja. Saat Ia akan membuka almari sebelahnya pintunya terkunci.

"Waduh kok terkunci ya? Mana nggak ada kuncinya lagi...Gimana donk ini masa' gue harus pakai baju kurang bahan ini sih... Yang ada kak Nervan nerkam gue nanti." Gumam Khanna dalam hati.

" Kenapa Dek?" Tanya Nervan yang sudah berdiri di belakangnya.

" Pintu almari yang ini terkunci aku nggak bisa buka." Ucap Khanna.

" Ya pakai yang ada di sebelahnya kan bisa?" Tanya Nervan membuka pintu almari Khanna.

" Eh jangan." Khanna segera menutupnya sebelum Nervan berhasil membukanya.

" Kenapa?" Tanya Nervan menghadap Khanna.

" Isinya nggak pantas di lihat, Apalagi di pakai." Sahut Khanna.

" Emang isinya apa?" Goda Nervan, Ia sudah tahu maksud ucapan Khanna.

" Ini pasti kerjaan Mama... Ada ada saja, Ini namanya menyiksa aku Ma bukan menyenangkan aku... Cuma bisa liat doank gak bisa nyentuh." Gumam Nervan dalam hati.

" Ya pokoknya kamu nggak boleh lihat nggak pantas." Jawab Khanna.

" Udah deh aku pinjem baju kamu aja." Sambung Khanna.

" Kamu siapa?" Tanya Nervan.

" Ya kamulah." Jawab Khanna.

" Ya kamu siapa? Kan harus ada panggilannya." Ucap Nervan menatap Khanna membuat Khanna jadi gugup di tatap seperti itu.

" Ih rese' kamu mah." Gerutu Khanna.

" Nggak baik sama suami gitu Dek." Ujar Nervan.

" Bodo' ah." Cebik Khanna.

" Jadi pinjem nggak nih?" Tanya Nervan sambil tersenyum ke arah Khanna.

" Ya jadilah." Sahut Khanna.

" Terus gimana cara ngomong yang baik?" Nervan menaik turunkan alisnya.

" Aku pinjam baju kamu Kak." Ucap Khanna.

" Masih belum bener panggilannya." Sahut Nervan membuat Khanna geram.

Khanna berpikir kalau Ia telepon Mamanya pasti Mamanya nggak akan mau cuma nganter baju malam malam kan? Kalau beli online udah malem juga kasihan kurirnya. Khanna menghela nafasnya.

" Buruan.. keburu airnya dingin Dek, Tinggal ngomong aja susah." Ucap Nervan.

" Yang bikin susah itu kamu bukan aku." Ketus Khanna.

" Ya udahlah aku mau bobok udah ngantuk." Nervan mengunci almarinya dan mencabut kuncinya. Ia segera kembali ke kasur.

" E..bentar bentar." Khanna mencekal tangan Nervan. Nervan tersenyum membalikkan badannya. Ia menatap1 Khanna yang sedang mengatur nafasnya.

" M...Mas Nervan... Aku pinjam baju kamu ya." Ucap Khanna membuat hati Nervan berbunga.

" Gitu donk dari tadi." Nervan segera membuka pintu almarinya, Ia memilihkan kaos lengan pendek hitam yang biasa di pakainya, Kaos favoritnya.

" Ini sepertinya sedikit pas di tubuh kamu." Ucap Nervan. Khanna menerima kaos yang di berikan Nervan, Ia menjerengnya tanpa sadar Ia membaca tulisan yang ada di kaos itu.

" I Love U." Gumam Khanna.

" Love U too." Sahut Nervan.

" Apasih... Orang aku cuma baca tulisan di kaos ini doank." Cebik Khanna.

" Ya aku juga cuma balas ucapan kamu doank, Kan mubazir Dek kalau nggak di jawab... Kata kata bagus juga." Sahut Nervan sambil tersenyum puas menggoda Khanna.

" Bodo' Ah." Kesal Khanna.

" Celananya?" Tanya Nervan.

" Ada hot pants kok di sini." Khanna mengambil baji ganti lalu segera masuk ke kamar mandi.

Nervan kembali berbaring ke kasur memainkan ponselnya. Tak berapa lama Khanna keluar dari kamar mandi dengan memakai hot pants jauh di atas lutut serta kaos hitam Nervan, Membuatnya terlihat begitu cantik di mata Nervan. Nervan memandangnya tanpa berkedip.

" Minggir Kak aku mau tidur." Usir Khanna.

" Kok Kak lagi?" Protes Nervan.

" Mas Nervan...Sekarang U go out, Aku mau tidur dah malam dah ngantuk juga." Ujar Khanna.

" Ya tinggal tidur lah Dek, Kalau aku pergi aku mau tidur dimana?" Tanya Nervan.

" Di sofa sono aku nggak mau ya tidur satu ranjang dengan kamu." Sahut Khanna.

" Kamu tega nyuruh aku tidur di sofa sempit itu? Badanku bakal pegel pegel semua Dek, Ntar pagi pagi leherku sakit." Ujar Nervan.

" Terus kamu mau tidur disini bareng aku?" Tanya Khanna.

" Iya.. Janji deh nggak macem macem." Nervan mengacungkan dua jarinya.

" Sorry ya kalau aku tidur denganmu mending aku aja yang tidur di sofa, Kamu di baikin lama lama nyolot bikin kesel aja." Gerutu Khanna.

Khana mengambil bantal dan selimut, Lalu Ia berjalan menuju sofa. Nervan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya. Nervan menghela nafasnya, Ia menghampiri Khanna yang sedang menata bantal di sofa.

" Biar aku aja yang tidur sini, Aku nggak mau badanmu pegel semua." Nervan merebut selimut di tangan Khanna, Lalu Ia segera membaringkan tubuhnya di sofaa dengan menutup rapat tubuhnya menggunakan selimut.

" Bagus deh..Dengan begitu aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus merasakan pegal, Emang harusnya jadi suami gitu kan." Gerutu Khanna.

Khanna membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk. Ia menatap suaminya yang meringkuk di atas sofa, Ada perasaan kasihan dalam hatinya tapi Ia segera menepisnya.

" Aku akan membalas rasa sakit yang pernah Mama rasakan dulu karna ulah Mamamu." Batin Khanna dalam hatinya. Mereka sama sama terlelap dalam tempat yang berbeda.

**TBC......

Hai readers... Lebay gak sih? Gak ya... Soalnya Nervan pengin banget tuh di panggil Mas sama Dedek tersayang.... Jangan lupa like dan komentnya...Makasih suportnya**...

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

udah di tolongin nyolot

2022-06-10

2

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut kak

2022-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Di tinggal pas Sayang Sayange
2 Pernikahan
3 Resepsi
4 Seserahan
5 Malam Pengantin
6 Suasana Baru
7 Kesabaran Nervan
8 Kedatangan Mantan Calon Suami
9 Penjelasan
10 Nervan Demam
11 Kedatangan Aroon
12 Pindahan
13 Ngambek
14 Dilema
15 Terbawa Suasana
16 Kemarahan Aroon
17 Pengakuan
18 Menerimamu Sebagai Suamiku
19 Nervan Pingsan
20 Sakit
21 Terungkap
22 Benteng Hati
23 Salah Paham
24 Rencana Nervan
25 Pertengkaran
26 Kabur
27 Penjelasan Nervan
28 Penyesalan Nervan
29 Kebenaran yang sesungguhnya
30 Pertemuan
31 Kecelakaan dan penyesalan
32 Masih Koma
33 Sadar
34 Saling Mendukung
35 Kisah Aroon
36 Badai datang kembali
37 Hampir Terulang Kembali
38 Besyukur
39 Terapi
40 Dunia Terasa Milik Berdua
41 Rencana Reiner
42 Siapa Menjebak Siapa
43 Penculikan
44 Pembebasan
45 Nervan Merajuk
46 Problem di Kota B
47 Cemburu
48 Rencana Bramono
49 Wanita Penggoda
50 Penyelidikan
51 Bertemu Kakek
52 Kepergian Kakek
53 Perseteruan
54 Rencana
55 Jebakan
56 Meragukanmu
57 Mendengar Kebenaran
58 Sidang Keluarga
59 Pertemuan
60 Pulang Bersamamu
61 Sorry
62 Kembali Padamu
63 BersamaMu
64 Aroon kembali
65 Pisah
66 Gara Gara Gudheg
67 Kedatangan Papa Sakti
68 Surprise
69 Jalan Jalan
70 Perusuh
71 Kegagalan Lili
72 Penjelasan Nervan
73 Permintaan Mama Sarah
74 Ketahuan
75 Sorry
76 Ending
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Di tinggal pas Sayang Sayange
2
Pernikahan
3
Resepsi
4
Seserahan
5
Malam Pengantin
6
Suasana Baru
7
Kesabaran Nervan
8
Kedatangan Mantan Calon Suami
9
Penjelasan
10
Nervan Demam
11
Kedatangan Aroon
12
Pindahan
13
Ngambek
14
Dilema
15
Terbawa Suasana
16
Kemarahan Aroon
17
Pengakuan
18
Menerimamu Sebagai Suamiku
19
Nervan Pingsan
20
Sakit
21
Terungkap
22
Benteng Hati
23
Salah Paham
24
Rencana Nervan
25
Pertengkaran
26
Kabur
27
Penjelasan Nervan
28
Penyesalan Nervan
29
Kebenaran yang sesungguhnya
30
Pertemuan
31
Kecelakaan dan penyesalan
32
Masih Koma
33
Sadar
34
Saling Mendukung
35
Kisah Aroon
36
Badai datang kembali
37
Hampir Terulang Kembali
38
Besyukur
39
Terapi
40
Dunia Terasa Milik Berdua
41
Rencana Reiner
42
Siapa Menjebak Siapa
43
Penculikan
44
Pembebasan
45
Nervan Merajuk
46
Problem di Kota B
47
Cemburu
48
Rencana Bramono
49
Wanita Penggoda
50
Penyelidikan
51
Bertemu Kakek
52
Kepergian Kakek
53
Perseteruan
54
Rencana
55
Jebakan
56
Meragukanmu
57
Mendengar Kebenaran
58
Sidang Keluarga
59
Pertemuan
60
Pulang Bersamamu
61
Sorry
62
Kembali Padamu
63
BersamaMu
64
Aroon kembali
65
Pisah
66
Gara Gara Gudheg
67
Kedatangan Papa Sakti
68
Surprise
69
Jalan Jalan
70
Perusuh
71
Kegagalan Lili
72
Penjelasan Nervan
73
Permintaan Mama Sarah
74
Ketahuan
75
Sorry
76
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!