Seserahan

Khanna menuju Ballroom dimana semua orang sudah menunggunya. Papa dan Mamanya sedang duduk di kursi yang di khususkan untuk keluarga bersama Mertuanya. Ia menghampiri mereka semua.

" Sini sayang." Ucap Mama Alfi menepuk sofa di sebelahnya.

" Mana suamimu?" Tanya Tante Sarah.

" Sedang bersiap Tan." Jawab Khanna.

" Kok Tan si? Mama donk sekarang kan kamu sudah jadi Mantu Mama jadi panggilnya harus Mama OK." Ujar Mama Sarah.

" Eh..I..Iya Ma." Sahut Khanna.

" Kak Khan sekarang udah jadi Kakak Alia ya Mah?" Tanya Alia gadis kecil berusia delapan tahunan.

" Iya sayang.. Sekarang Kak Khan akan tinggal bersama dengan kita." Sahut Mama Sarah.

" Horeeeeeee Aku punya teman bermain sekarang." Pekik Alia sambil tepuk tangan.

" Siap siap selalu di repoti Alia ya Khan." Ucap Papa Reno.

" Nggaklah Pa, Aku nggak merasa repot aku palah seneng main sama Alia berasa kembali ke masa kecil lagi." Sahut Khanna.

" Syukur deh kalau gitu." Timpal Mama Sarah.

" Khan...." Panggil Mama Alfi. Khanna menoleh ke arah Mama Alfi.

" Iya Ma." Sahut Khanna.

" Dengarkan Mama sayang..." Ujar Mama Alfi. Khanna menganggukkan kepala.

" Mama tahu kalau selama ini kamu membenci Nervan, Tapi Khan sekarang dia suamimu... Suami yang wajib kamu hormati, Hilangkanlah rasa bencimu padanya, Dosa jika kamu masih menyimpan rasa itu." Ujar Mama Alfi.

" Khanna akan mencobanya Ma." Sahut Khanna.

" Hormatilah dia sebagaimana kamu menghormati Papamu, Surgamu sekarang ada pada Ridhonya, Berbaktilah kepadanya, Mulai sekarang belajarlah untuk mencintainya." Tutur Mama Alfi.

" Khan akan mencoba menghilangkan rasa benci di hati Khan, Khan akan berusaha menghormati dan berbakti kepadanya Ma, Tapi jangan paksa Khan untuk mencintainya, Bagi Khan rasa cinta itu sudah mati dalam hati Khanna bersamaan dengan pengkhianatan itu Ma." Sahut Khanna.

" Lupakan yang sudah berlalu, Jangan pernah kamu bawa masa lalumu ke dalam masa depanmu, Berbahagialah bersama suamimu, Jadilah istri yang solehah, Jangan biarkan mertuamu menanyakan didikan Mama, Kamu mengerti kan maksud Mama?" Tanya Mama Alfi.

" Iya Ma akan Khan usahakan." Jawab Khanna.

" Sar aku titip Khan kepadamu, Nasehati Khan jika dia berani melawan Nervan, Sekarang tugasku aku alihkan kepadamu, Kamu ibunya Khanna sekarang." Ucap Mama Alfi menatap Mama Sarah.

" Tenang saja aku akan selalu menasehatinya." Sahut Sarah.

" Jangan sungkan marahi jika dia bersalah." Sambung Mama Alfi.

" Khan nangis lho Ma kalau di marahi." Canda Khan.

" Jangan donk... Mama nggak akan marahi kamu deh..Janji." Ujar Mama Sarah.

" Hhhh Canda Ma." Sahut Khanna.

" Itu Nervan." Tunjuk Mama Sarah.

Khanna mendongak menatap suami tampannya yang sedang berjalan ke arahnya.

Nervan segera duduk di sofa yang berhadapan dengan Khanna.

" Baiklah Nervan sudah ada di sini, Mari kita segera mulai acara penyerahan pengantin wanita kepada pihak keluarga pengantin Pria." Ucap Papa Sakti.

Acara ini hanya di saksikan oleh keluarga dan sedikit tamu undangan yang belum pulang. Seharusnya acara ini di lakukan besok saat acara unduh mantu, Namun Khanna menolaknya, Semua acara selesai sampai hari ini saja. Ia tidak mau ada acara di lain hari lagi. Kedua orang tua dan Mertuanya menyetujuinya, Karna mereka mengerti perasaan Khanna saat ini.

" Baiklah." Sahut Papa Reno.

" Nervan... Ayah serahkan putri Ayah yang bernama Khanna kepadamu sebagai istrimu, Bimbinglah dia ke jalan yang benar, Sayangi dan cintai Khanna sepenuh hatimu, Tegur dia jika dia keliru, Nasehati dia jika dia salah, Tapi jangan pernah kamu memarahi apalagi membentaknya, Ayah merawatnya seperti sebuah berlian yang takut kotor hanya karna debu, Dan jika suatu saat nanti kamu sudah tidak mencintainya lagi dan tidak mampu lagi untuk membimbingnya, Maka kembalikan dia dalam keadaan yang utuh kepada Ayah, Jangan sampai kamu sakiti hatinya apalagi mencampakkannya begitu saja." Tutur Papa Sakti sambil mengusap air matanya.

" Baik Yah aku terima putri Ayah yang bernama Khanna sebagai satu satunya istri Nervan, Nervan akan selalu menjaga dan mencintai Khanna, Nervan akan selalu membimbingnya ke jalan yang benar semampu Nervan, Doakan Nervan agar bisa menjadi Imam yang soleh, Doakan semoga pernikahan ini membawa keberkahan dan kebahagiaan untuk kami Yah." Ujar Nervan.

" Terima kasih Nak, Ayah akan selalu mendoakan untuk kebahagiaan kalian, Doa Ayah akan selalu menyertaimu, Semoga kalian berbahagia dan menjadi keluarga Sakinah Mawadah dan Warohmah, Selalu dalam keberkahannya." Sahut Papa Sakti.

" Dan segera di beri momongan yang lucu." Sahut Mama Alfi mencairkan suasana. Nervan hanya tersenyum dengan pipi yang memerah semerah tomat, Sedang Khanna nampak biasa biasa saja.

" Ren.. Aku titip Putriku kepadamu anggap dia sebagai Putrimu sendiri." Ujar Papa Sakti menatap Papa Reno.

" Jangan khawatir aku akan menganggapnya sebagai putriku sendiri." Sahut Papa Reno.

" Baiklah kalau begitu aku sudah menerima putrimu menjadi putriku, Sekarang waktunya kami pamit." Ucap Papa Reno segera beranjak dari duduknya di ikuti semua orang yang berdiri untuk saling berpamitan.

" Papa...Hiks.." Khanna memeluk Papa Sakti. Ia menangis dalam pelukan Papanya.

" Jangan menangis sayang.. Bersikap dewasalah dalam mengambil keputusan, Sekarang kamu sudah menjadi istri Nervan, Menurutlah padanya jadilah istri yang berbakti, Ubahlah rasa benci itu menjadi Cinta, Sama seperti Mamamu dulu hingga pada akhirnya Mamamu begitu mencintai Papamu ini." Tutur Papa Sakti.

" Maafkan kesalahan Khan selama ini Pa." Ucap Khanna.

" Papa selalu memaafkanmu sayang." Papa Sakti melepas pelukan Khanna. Khanna beralih memeluk Mama Alfi.

" Ma..Maafin Khanna yang bandel ini ya, Sering sering nengokin Khan di rumah Mama Sarah ya Ma." Ucap Khanna.

" Iya sayang, Sekarang jangan menangis lagi, Harusnya kamu itu minta maaf sama suamimu, Kamu banyak salah padanya lho, Dan Ingat pesan Mama khan." Khanna melepas pelukan Mama Alfi, Ia menatap ke arah Nervan yang di balas dengan senyuman olehnya.

" Iya Ma, Kak Aroon mana Ma?" Tanya Khanna.

" Entahlah jangan pikirkan dia, Sekarang pergilah ke rumah barumu bersama suamimu." Ujar Mama Alfi.

" Ayo sayang." Nervan mengulurkan tangannya. Khanna hanya menatapnya saja tanpa berniat membalasnya.

" Sayang...." Panggil Nervan.

Khanna membalas uluran tangan Nervan membuat Nervan tersenyum. Nervan pamit dengan kedua orang tua Khanna untuk membawa Khanna pulang. Mama Sarah dan Papa Reno mengikutinya dari belakang. Mobil iring iringan manten sudah siap di depan hotel. Nervan membukakan pintu untuk Khanna. Khanna segera masuk dan duduk di kursi penumpang berdampingan dengan Nervan.

Mobil mulai melaju dengan pelan, Lambaian tangan kedua orang tua beserta tamu undangan mengiringi laju mobil mereka. Khanna meneteskan air matanya, Ia tidak pernah menyangka jika Ia akan menjadi istri dari Kakak angkatnya yang selama ini Ia benci.

Sesampainya di rumah Nervan, Mereka semua turun dari mobil, Nervan membawa Khanna langsung ke kamarnya untuk beristirahat.

**TBC.....

Author bingung nulis judulnya... Jadi maaf ya jika tidak berkenan di hati para readers... Makasih atas dukungannya... Miss U All

Jangan lupa like dan komentnya**

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2022-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Di tinggal pas Sayang Sayange
2 Pernikahan
3 Resepsi
4 Seserahan
5 Malam Pengantin
6 Suasana Baru
7 Kesabaran Nervan
8 Kedatangan Mantan Calon Suami
9 Penjelasan
10 Nervan Demam
11 Kedatangan Aroon
12 Pindahan
13 Ngambek
14 Dilema
15 Terbawa Suasana
16 Kemarahan Aroon
17 Pengakuan
18 Menerimamu Sebagai Suamiku
19 Nervan Pingsan
20 Sakit
21 Terungkap
22 Benteng Hati
23 Salah Paham
24 Rencana Nervan
25 Pertengkaran
26 Kabur
27 Penjelasan Nervan
28 Penyesalan Nervan
29 Kebenaran yang sesungguhnya
30 Pertemuan
31 Kecelakaan dan penyesalan
32 Masih Koma
33 Sadar
34 Saling Mendukung
35 Kisah Aroon
36 Badai datang kembali
37 Hampir Terulang Kembali
38 Besyukur
39 Terapi
40 Dunia Terasa Milik Berdua
41 Rencana Reiner
42 Siapa Menjebak Siapa
43 Penculikan
44 Pembebasan
45 Nervan Merajuk
46 Problem di Kota B
47 Cemburu
48 Rencana Bramono
49 Wanita Penggoda
50 Penyelidikan
51 Bertemu Kakek
52 Kepergian Kakek
53 Perseteruan
54 Rencana
55 Jebakan
56 Meragukanmu
57 Mendengar Kebenaran
58 Sidang Keluarga
59 Pertemuan
60 Pulang Bersamamu
61 Sorry
62 Kembali Padamu
63 BersamaMu
64 Aroon kembali
65 Pisah
66 Gara Gara Gudheg
67 Kedatangan Papa Sakti
68 Surprise
69 Jalan Jalan
70 Perusuh
71 Kegagalan Lili
72 Penjelasan Nervan
73 Permintaan Mama Sarah
74 Ketahuan
75 Sorry
76 Ending
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Di tinggal pas Sayang Sayange
2
Pernikahan
3
Resepsi
4
Seserahan
5
Malam Pengantin
6
Suasana Baru
7
Kesabaran Nervan
8
Kedatangan Mantan Calon Suami
9
Penjelasan
10
Nervan Demam
11
Kedatangan Aroon
12
Pindahan
13
Ngambek
14
Dilema
15
Terbawa Suasana
16
Kemarahan Aroon
17
Pengakuan
18
Menerimamu Sebagai Suamiku
19
Nervan Pingsan
20
Sakit
21
Terungkap
22
Benteng Hati
23
Salah Paham
24
Rencana Nervan
25
Pertengkaran
26
Kabur
27
Penjelasan Nervan
28
Penyesalan Nervan
29
Kebenaran yang sesungguhnya
30
Pertemuan
31
Kecelakaan dan penyesalan
32
Masih Koma
33
Sadar
34
Saling Mendukung
35
Kisah Aroon
36
Badai datang kembali
37
Hampir Terulang Kembali
38
Besyukur
39
Terapi
40
Dunia Terasa Milik Berdua
41
Rencana Reiner
42
Siapa Menjebak Siapa
43
Penculikan
44
Pembebasan
45
Nervan Merajuk
46
Problem di Kota B
47
Cemburu
48
Rencana Bramono
49
Wanita Penggoda
50
Penyelidikan
51
Bertemu Kakek
52
Kepergian Kakek
53
Perseteruan
54
Rencana
55
Jebakan
56
Meragukanmu
57
Mendengar Kebenaran
58
Sidang Keluarga
59
Pertemuan
60
Pulang Bersamamu
61
Sorry
62
Kembali Padamu
63
BersamaMu
64
Aroon kembali
65
Pisah
66
Gara Gara Gudheg
67
Kedatangan Papa Sakti
68
Surprise
69
Jalan Jalan
70
Perusuh
71
Kegagalan Lili
72
Penjelasan Nervan
73
Permintaan Mama Sarah
74
Ketahuan
75
Sorry
76
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!