Klunting.... Cincin yang di pegang Khanna jatuh menggelinding di lantai. Ia menatap wajah suaminya yang ternyata orang yang paling Ia benci selama ini dengan mulut menganga. Khanna tak habis pikir dengan pemikiran orang tuanya. Bagaimana bisa mereka menikahkan dirinya dengan Kakak Angkatnya.
"Apa nggak ada pria lain? Kenapa harus Kak Nervan sih? Ya Tuhan salah apa diriku hingga Kau menghukumku menjadi istrinya, Mana dalam keluargaku nggak boleh ada kata perceraian lagi." Ujar Khanna dalam hati.
" Sayang kamu menjatuhkannya, Ayo segera pasangkan di jari suamimu." Ucap Mama Alfi memberikan cincinnya pada Khanna.
" Eh... I..Iya Ma." Khanna menerima cincinnya, Lalu Ia sematkan cincin pernikahan itu pada jari manis Nervan. Suara tepuk tangan kembali menggema di ruangan itu mengiringi kebahagiaan kedua mempelai.
" Sekarang sesi foto, Coba Mbaknya dan Masnya berdekatan ya, Lalu pamerkan buku nikahnya." Ujar Fotographer.
Nervan dan Khanna menuruti instruksi dari Fotografer untuk melakukan sesi foto. Banyak pose yang membuat mereka canggung karna begitu intim menurut Khanna. Ada pose saling pandang, Ada pose dimana Nervan memeluknya dari belakang dan Pose Nervan mencium keningnya. Setelah acara sesi foto selesai, Mereka berdua di pajang di pelaminan untuk menerima ucapan selamat dan doa dari para tamu.
" Selamat sayang semoga menjadi keluarga Sakinah Mawadah dan Warohmah." Ucap Mama Alfi sambil memeluk Khanna.
" Makasih Ma." Sahut Khanna. Sebenarnya Khanna mau marah tapi Ia tahan, Ia ingat pesan sahabatnya Revi.
" Selamat sayang, Akhirnya kamu menjadi menantu Tante juga Ah senengnya Tante, Di rumah nanti akan ada temennya, Berbahagialah Nak bersama putra Tante yang paling tampan." Ujar Tante Sarah.
" Makasih Tante." Sahut Khanna.
"Selamat Van sekarang kamu sudah menjadi seorang suami, Jadilah Imam yang baik untuk istrimu." Ucap Reno memeluk putranya.
" Makasih Pa, Doakan Nervan bisa menjadi suami yang baik." Sahut Nervan.
" Khannnnnn." Teriak Revi menghampiri Khanna. Ia segera memeluk sahabat baiknya.
" Selamat Khan, Selamat menempuh hidup baru dengan berbahagia, Segera hadirkan keponakan lucu buat aku ya." Ucap Revi.
" Buat sendiri." Sahut Khanna.
" Ck... Gue buat sama siapa? Doi aja nggak punya." Cebik Revi.
" Cari donk." Sahut Khanna.
" Orang yang gue suka udah jadi milik Lo gimana donk?" Canda Revi. Khanna melongo menatap Revi dengan tidak percaya.
" Lo suka sama Kan Nervan?" Selidik Khanna membuat Nervan menatap ke arah mereka.
" Canda Sist..." Ujar Revi.
" Harusnya Lo bilang tadi sama Bokap gue, Jadi nggak harus gue yang nikah sama dia." Sinis Khanna.
" Jangan gitu donk, Gimana gimana sekarang Kak Nervan itu suami Lo yang harus Lo hormati." Ujar Revi.
" Bodo' Ah." Sahut Khanna.
" Sekarang foto dulu, Yang mesra ya mau aku kirimkan ke itu tuh." Ujar Revi siap dengan kamera ponselnya.
" Ok." Sahut Khanna.
Khanna mengapit lengan Nervan dan menyandarkan kepalanya ke bahu Nervan.
Cekrek...
Revi berhasil mengambil gambarnya.
" Lagi yang lebih mesra." Ucap Revi.
" Sialan Lo cari kesempatan pasti nih." Cebik Khanna.
" Buruan, Keburu ada tamu yang datang ogeb." Ujar Revi.
" Ok Ok." Khanna berdiri menghadap Nervan, Ia mengalungkan tangannya ke leher suaminya, Untuk sesaat mereka saling pandang, Jantung Nervan berdegup dengan kencang. Lalu tiba tiba...
Cup..
Khanna mencium pipi Nervan membuat hati Nervan berbunga bunga.
Cekrek...
" Yeiii berhasil." Pekik Revi.
" Coba mana liat." Revi memberikan ponselnya kepada Khanna.
" Ok bagus, Up status donk." Ucap Khanna.
" Ok, Gue ke sana dulu ya sekali lagi selamat buat Lo." Ujar Revi.
" Thanks." Sahut Khanna.
Visual Revi... Recomended dari Kak Sella Surya Amanda .... Makasih...
Khanna duduk ke kursinya kembali. Ia melirik Nervan yang sedang senyum senyum sendiri. Jantung Nervan deg degan hatinya berbunga bunga mendapat kecupan singkat dari istri tercintanya.
" Jangan GR itu tadi foto buat di share ke Richard jadi harus keliatan bahagia kan, Padahal aslinya kesel." Ketus Khanna.
" Siapa yang GR, Aku cuma sedang memperlihatkan kebahagiaan kepada semua orang Khan, Enggak lucu kan kalau aku cemberut mulu." Kilah Nervan.
" Serah deh." Sahut Khanna.
Acara resepsi di gelar hingga sore hari. Khanna sudah tidak betah jika harus duduk manis di depan pelaminan menyalami para tamu undangan. Ingin rasanya Ia pergi jauh dari sana menuju ranjang empuk miliknya. Berkali kali Ia merubah posisi duduknya, Dari menghadap depan, serong ke samping, Balik hadap depan lagi tapi tidak menemukan posisi yang nyaman Sadar jika istrinya sudah capek, Nervan segera berdiri, Ia menarik tangan Khanna membuat Khanna mendongak.
" Mau kemana?" Tanya Khanna menatap Nervan.
" Aku tahu kamu capek, Ayo kita ke kamar saja, Istirahat." Ucap Nervan.
Khanna yang memang capek berat memanfaatkan ajakan Nervan. Nervan berjalan menggandeng tangan Khanna menuju kamar rias yang tadi di gunakan Khanna.
" Eh mau kemana?" Tanya Mama Alfi menghentikan langkah mereka.
" Mau ke kamar Ma, Kasihan Khan capek biar istirahat dulu sebentar." Sahut Nervan.
" OK Nanti Mama susul jika acara pelepasan pengantin di mulai ya." Ujar Mama Alfi.
" OK Ma." Sahut Nervan.
" Khan.. Jadilah istri yang baik, Jangan suka marah marah sama suami." Pesan Mama Alfi.
" Hmm, Mama berutang penjelasan sama Khan." Ucap Khanna.
Mereka melanjutkan langkahnya menuju kamar, Sampai di depan pintu, Nervan segera membuka pintunya. Nervan segera menyingkirkan barang barang yang ada atas ranjang agar Khanna bisa berbaring di sana.
" Istirahatlah Mas mau ambil makan dulu." Ucap Nervan.
" Mas????" Tanya Khanna.
" Iya mulai sekarang panggil aku Mas, Aku suamimu sekarang, Nggak mungkin kan kamu panggil aku Kak?" Sahut Nervan.
" Heh suami.... Suami di atas kertas maksudmu? Aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai suamiku sampai kapanpun." Ucap Khanna menatap Nervan.
"Jangan pernah ikut campur segala urusanku , Walaupun kamu sudah menjadi suamiku, Tapi kita tetap hidup dengan urusan masing masing." Sambung Khanna.
" Kamu tidak mau menerimaku sebagai suamimu?" Tanya Nervan menatap Khanna.
" Sekali aku membenci seseorang maka selamanya aku akan membencinya." Jawab Khanna.
" Apa kamu akan mencintai Richard selamanya?" Tanya Nervan. Khanna menatap tajam ke arah Nervan. Beraninya Nervan mengungkit mantan sialannya.
" Bukan urusanmu." Ketus Khanna.
" Itu akan menjadi urusanku sekarang, Bagaimanapun kamu tanggung jawabku saat ini dan sampai nanti." Ujar Nervan.
" Kamu memang pandai memanfaatkan peluang, Kamu licik seperti ibumu, Aku membencimu, Jika kamu tidak mau menuruti ucapanku maka sekarang juga ceraikan aku." Ucap Khanna.
" Baiklah sesuai keinginanmu, Aku tidak akan mencampuri urusanmu, Begitupun sebaliknya." Ujar Nervan pasrah, Ia tidak mau berdebat dengan Khanna.
Nervan segera keluar menuju Balroom untuk mengambil makanan. Ia mengambil dua piring makanan beserta minumannya. Dengan membawa nampan, Nervan kembali ke kamarnya.
" Makan dulu, Dari tadi kamu belum mengisi perutmu." Ucap Nervan menyodorkan piring ke arah Khanna.
Khanna makan dalam diam tanpa mengucap sepatah kata. Setelah selesai makan, Nervan bersandar pada sofa. Ia memejamkan matanya berharap rasa lelahnya akan sedikit hilang. Sedangkan Khanna duduk bersandar headboard memainkan ponselnya.
Tok tok tok
" Khanna.. Nervan..." Panggil Mama Alfi dari luar.
" Ya Ma." Sahut Khanna. Ia segera membukakan pintu untuk Mamanya.
" Ada apa Ma?" Tanya Khanna.
" Bersiaplah acara pelepasan pengantin segera di mulai, Mertuamu sudah menunggu." Titah Mama Alfi.
" Baiklah Ma tunggu sebentar." Jawab Khanna kembali menutup pintunya.
Khanna berjalan mendekati Nervan yang tertidur di sofa. Ia bingung bagaimana membangunkan suaminya. Ia berjalan mondar mandir sambil menggigit jarinya.
"Gimana banguninnya Ya? Apa gue guncang aja bahunya? Ah tapi malas gue jika harus nyentuh nyentuh dia..." Batin Khanna.
" Tapi bodo' amatlah keburu kelamaan nanti, Udah di tungguin juga." Monolog Khanna dalam hatinya.
" Kak.." Khanna mengguncang bahu Nervan. Nervan tidak bergeming.
" Kak bangun ih... Susah amat si bangunnya." Ucap Khanna.
" Kak bangun." Khanna mengguncang bahunNervan sedikit kencang.
" Nih orang tidur apa mati sih." Gerutu Khanna.
" Coba sekali lagi kalau nggak bangun gue tinggal." Ucap Khanna
" Kak Nervan bangun." Khanna mengguncang tubuh Nervan lebih kencang lagi.
Nervan sengaja menarik tangan Khanna hingga Ia jatuh di atas tubuhnya, Nervan mengunci tubuh Khanna dengan kedua tangannya melingkar di punggung Khanna. Khanna membulatkan matanya, Wajahnya tepat berada di samping kepala Nervan. Nervan menyusupkan wajahnya ke leher Khanna, Hembusan nafas Nervan menerpa leher Khanna membuatnya merinding. Jantungnya berdebar dengan cepat.
" Rese' Lo Kak." Khanna bangkit menjauh dari tubuh Nervan. Ia melangkah keluar meninggalkan Nervan sendiri. Nervan mengerjapkan matanya sambil senyum senyum sendiri.
" Aku akan mengubah kebencianmu menjadi Cinta untukku, Itu janjiku padamu." Ujar Nervan dalam hatinya.
**TBC......
Hai reader... Terima kasih atas dukungannya. Jangan lupa like dan koment ya... Miss U All**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
VANESHA ANDRIANI
hhh iya betul apalagi liat ketampanan babang Nervan
2022-02-01
0
Yusnitaarni
besok besok jadi posesif deh...😘😘
2022-02-01
1
Yusnitaarni
khann jangan terlalu membenci ntar jatuh cinta benaran bahkan bucin abis deh🤔😘
2022-02-01
0