Lily menghela nafas panjang, dia akan ke kantin tapi dia malah lupa membawa dompetnya. Dia juga tidak sarapan pagi ini karena bangun terlambat.
Lily memeriksa tasnya siapa tau kalau ada uang yang terselip, tapi nihil dia tidak menemukan apa apa disana. Mau meminjam ke Angga dia juga malu, tapi perutnya benar benar kelaparan saat ini.
Lily mengambil bukunya dan membawanya ke perpustakaan, itu lebih baik dan kebetulan dia banyak tugas yang harus dia kerjakan.
" Lily! " dia berhenti berjalan karena di depannya ada Angga.
" halo "
" wihh... Hai " Harri dan Niel muncul dari belakang Angga membuat Lily menatap mereka bingung.
" mereka teman sekelasku " jelas Angga sedikit kesal melihat dua temannya main nimbrung.
" halo kak " sapa Lily
" cakep bro " bisik Harri tapi langsung menyengir mendapat tatapan tajam Angga.
" kenapa kakak kakak kelas tiga disini? " Oca yang baru datang dari kantin menghampiri, kelas tiga memang jarang sekali datang di gedung kelas satu itupun dengan tujuan tidak baik, mereka datang untuk memalak.
Oca menarik tangan Lily agar berdiri di belakangnya, menatap tajam ke arah Angga dan teman temannya. Dari mana Oca tau kalau mereka kelas 12? Itu dari lambang kelas di lengan baju mereka.
" kakak mau apa ngehadang teman sekelas saya? " dia menatap tajam dia menoleh ke Lily " heh lo, jangan mau di palakin! "
" hah? " Alis Lily mengkerut " ti.. Tidak, mereka tidak malakin "
" jangan bohong! Memang apa untungnya mereka kesini kalau bukan malakin anak kelas satu? "
" tidak, Kak Angga kenalanku " cicit Lily, Oca menatapnya tajam sebelum melihat Angga dan teman temannya.
Di samping Angga, Harri dan Niel berusaha menahan tawa melihat wajah garang Oca.
Oca menatap seolah menscen mereka, dari penampilan mereka memang tidak terlihat seperti kang palak, tapi penampilan tidak menjamin.
" apa kalian sering dipalakin sama anak kelas 12? " Angga bertanya " gimana sih Si Afkar " gumamnya.
" Afkar tidak bisa ngehandal semuanya " Niel mengeluarkan pendapat " tau sendiri sekolah ini bagaimana? Yang benar benar aman ya gedung kelas 11 karena dibawa pengawasan langsung Afkar, mereka juga tidak berani macam macam karena ada Aryan di sana. "
" benar juga, banyak pentolan di sana. Ketua Osis sekarang disana. Yang dari gue dengar, Afkar sekarang sibuk banget, anak kelas 12 banyak berulah. " Harri memberi tau " heran gue, mentang mentang tidak lama lagi lulus. Mereka benar benar menikmati jadi senior ya "
" woi kemana? " tanya Niel saat Angga membalikkan badannya
" ke ruang osis. "
" hah? Mau ngapain lo? " Harri menggaruk kepalanya " lo bilang tidak mau berurusan lagi dengan pekerjaan osis. "
Angga menghentikan langkahnya dan berjalan ke arah Lily, Oca menghadang antisipasi
" Lily bawa uang lebih? " tanya Angga, Lily menggelengkan kepalanya. Jangankan uang lebih uang jajan saja dia tidak bawa
Angga merogoh sakunya dan memberi Lily beberapa lembar uang.
" Kakak ada urusan pulang sekolah, Lily pulang naik taksi. Jangan naik angkot "
" tapi ka- " Angga menepuk nepuk kepalanya, dia berbalik menarik kedua temannya agar pergi dari gedung kelas sepuluh.
" lo itu sekarang tidak punya siapa siapa, jangan mau dibegoin cowok "
Lily diam, kata kata Oca sarkas tapi Dia tau kalau Oca tidak bermaksud buruk. Lily tersenyum lebar, ini kali pertama ada teman yang peduli padanya
" apa sih? Dasar bodoh " dengus Oca
" terimah kasih, tapi kak Angga orang baik kok "
" siapa yang peduli! " Oca mendengus dan langsung meninggalkan Lily begitu saja disana.
******
Angga masuk keruang osis begitu saja, dan mendapati beberapa anggota Osis disana.
" dimana ketua Osis? " tanya Angga.
" diruangannya kak, ada kak Afkar juga " Angga mengangguk, dia melihat beberapa Anggota yang tidak di kenalnya, mungkin Anggota baru dan mungkin kelas sepuluh.
" terimah kasih "
Angga mendekati ruangan yang sangat dikenalnya, saat kelas sebelas dia juga menempati ruangan itu.
Tok tok tok
" masuk "
Angga membuka pintu, dan pemandangan yang dia dapati wajah ketua osis yang kuyuh dan Afkar yang tenggelam dalam pekerjaannya ada juga wakil ketua yang terus mendumel melihat berkas berserakan.
" wahhh... Kalian terlihat keren " ledek Niel yang masuk lebih dulu, dia duduk disofa samping Afkar.
" yo kak " sapa Kenzo, Angga terkekeh
" aman? " tanya Angga, Kenzo mendengus. Apanya yang aman? " makanya gue cepat cepat mau berhenti jadi ketua "
" ada urusan apa? " tanya Afkar dia bersandar sambil meregangkan otot lehernya. " lo enggak akan kemari tanpa tujuan "
" gue mau lihat rekaman kamera pengawas kelas sepuluh " jelas Angga melihat Afkar
" kasus bully? Atau genk genk aliansi kelas sepuluh? " tanya Afkar berjalan ke arah komputer
" Aliansi? " tanya Harri dia mencomot keripik di tangan waketos " anak kelas sepuluh? Sebenarnya sekolah apasih? Kacau banget. Perasaan pas gue ketua keamanan tidak serunyam ini "
" itu karena teman teman gue yang jadi adek kelas lo " timpal Afkar " sekolah ini jadi tempat kacau seperti ini dari delapan tahun lalu. "
" karena sepuluh tahun lalu, sekolah ini sekolah unggulan. " kata Angga " tapi gue akui anak anak sekolah ini semuanya pintar pintar "
" karena ujian masuknya gak main main " keluh Kenzo " meski banyak juga yang lewat pintu belakang "
" lo belum jawab gue kak. Gue harus kembali ke kelas. Anak kelas gue gak bisa ditinggal bentar, pasti berulah lagi tuh ditinggal " ucap Afkar " harusnya ada yang ngawasin ini sih. Ken, lo cari orang yang bisa dipercaya gih buat ngawasin rekaman. "
" kayaknya anak kelas duabelas banyak ngepalak anak kelas sepuluh. Gue sempet dicurigain tadi " ucap Angga
" lah ngapain juga lo kesana " kata Afkar " tapi itu memang ada beberapa kelas 12, gue belum sempat ngeberesin karena sibuk sama anak bermasalah lainnya. Anggota gue juga tidak ada yang benar benar bisa ngelawan kakak kelas " ucap Afkar
" dia mau nemuin ceweknya " kata Niel dia membaca berkas yang diambilnya dari lantai, begitu begitu dia mantan wakil Angga
" ha? Cewek lo kelas satu, Kak? " tanya Afkar " Pedo "
" persis lo gak pernah pacarin adek kelas " ucap Kenzo mencibir " mentang mentang mau tobat "
" hanya beda dua tahun, apanya yang Pedo sinting " Angga mendekati Afkar menunduk menatap layar, matanya mengkerut. " stop dulu "
Angga menggeser Afkar dari tempat duduk, dia melihat, ini rekaman dari beberapa minggu kemarin.
" Lily kan? " Harri ikut melihat, kearah layar dimana beberapa cewek memojokkan satu gadis sambil mendorong dorong bahunya.
" dibully ya? " Niel juga ikutan karena mendengar seruan Harri tadi " Kar, ini kenapa lo gak ngurus duluan? "
" gue baru dapat laporannya. Lagian gue tidak sanggup ngeliat layar ini tiap hari karena banyak yang mesti gue selesein. " keluh Afkar " lama lama gue seret Hanin kesini buat nyelesein masalah cewek cewek "
" kenapa bukan Sisil yang lo suruh ngadepin nih geng cewek " tanya Angga dengan pandangan masih fokus ke layar
" dia pernah nyuruh beberapa anteknya ngebully cewek gue. Untung dia bisa berantem " ucap Afkar " gue bakal nyuruh Aryan merhatiin masalah anak kelas sepuluh. Lagian dia tidak bakal nolak "
Angga melirik Afkar, dia tau kalau adek kelasnya itu sedikir beda. Dia pernah melihat Afkar berkelahi saat dia masih jadi Ketos. Makin sadis kelakuan lawannya dia juga akan membalas lebih sadis lagi.
" kak! " panggail Kenzo
" apa? "
" bisa bantuin kita ngurus sekolah? Gue benar benar kewalahan. " kata Kenzo " dan Afkar, dia harus ngurusin kakak kelas yang benar benar bermasalah kali ini "
" Bryan? " tanya Niel mereka menganggukkan kepalanya " ck belum tobat juga ya? "
" oke " ucap Angga.
Dia kembali menatap komputer melihat rekaman pengawas, dia tau kalau osis yang anggotanya tidak seberapa akan sulit menyelesaikan. Meski rantai bully sulit di putus tapi mengurangi beberapa wajib dilakukan.
Dia juga baru tau kalau Lily di bully di sekolah, setiap kali gadis itu datang kerumah sakit kemarin, gadis itu selalu terlihat ceria dan banyak senyum juga ramah pada perawat.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ummi Salsabila
afkar hanin best couple yg pernh aku baca
2022-06-24
1
Mulya Rahmadila
Yap betul bgt
2022-06-22
0
kisagaaa
afkarrrr...haninnn....😍😍😍
2022-06-16
0