Lily Untuk Angga

Lily Untuk Angga

Prolog

" Kamu tidak sekolah, Nak? "

Lily menoleh ke arah Ayahnya yang duduk memandangnya di bansal rumah sakit

" Sekolah Ayah " Lily merapikan rantang yang berisi makanan untuk ayahnya karena tau ayahnya sama sekali tidak suka makanan rumah sakit.

Lily menyiapkan sarapan Ayahnya setelahnya dia berlalu ke kamar mandi untuk berganti pakaian sekolah.

Ini adalah tahun pertamanya di SMA, sebenarnya dia ingin masuk SMA tahun depannya saja agar dia bisa maksimal merawat ayahnya yang sudah tiga tahun berada di rumah sakit, tapi ide konyolnya itu tentu saja ditentang sang Ayah.

Adapun ibunya, Lily tidak pernah melihat beliau. Sejak lahir dia dirawat oleh ayahnya seorang diri karena ibunya meninggal saat melahirkannya.

Lily menatap dirinya di cermin, memaksa dirinya tersenyum ceria.

" Lilyana, kamu kuat! " Setelah merasa rapi barulah dia keluar " sudah selesai Ayah? "

" iya "

Lily langsung mengambil bekas makan dan mencucinya

" kamu tidak sarapan, Nak? "

" nanti disekolah Ayah " jawab Lily sambil menyalami Ayahnya " Lily berangkat, Ayah "

" hati hati "

" siap boss " Lily cengir sambil berjalan ke arah pintu. " selamat pagi, Kak " sapanya pada beberapa perawat yang di temuinya.

Karena sudah lama di rumah sakit, Lily hampir mengenal semua perawat yang bertugas di bangunan tempat Ayahnya, mereka juga ramah kepadanya tak jarang mereka mengajak Lily makan atau hanya sekedar membelikan Lily camilan, Lily sudah seperti adik perempuan disana.

" anak ini.. Ckck " ibu kepala perawat menggelengkan kepalanya karena melihat jam " kamu harusnya langsung ke sekolah, Ayahmu biar kami yang jaga "

" hehehe... " Lily hanya cengir dan langsung lari melihat wajah garang ibu kepala perawat.

Ibu kepala itu hanya menggelengkan kepalanya. Dia menatap punggung Lily dengan tatapan kasihan. Hampir seluruh perawat dan dokter tau kondisi Ayahnya, mereka juga tau bagaimana Lily berusaha tetap ceria meski tau kalau cepat atau lambat ayahnya akan menyusul sang ibu.

" dia benar benar kuat, ya " Ibu perawat tersentak dia menoleh dan mendapati dokter berparas bule itu bersandar di dinding tangannya memegang kopi.

" tugas malam lagi, dok? "

" begitulah " Dia menyesap kopinya " bagaimana keadaan Ayahnya Lily? "

" masih sama, dok! Meski sekarang dia terlihat jauh lebih baik " Kepala perawat tersenyum sedih, dokter itu mengangguk mengerti

" ya, itu hanya cahaya sebelum gelap total, terus pantau. "

" baik dok "

*****

Lily mengatur nafas yang ngos ngosan, padahal dia sudah berusaha lari secepat yang dia bisa tetap saja dia terlambat.

" lo lagi, lo lagi " Lily terkejut mendengar seruan itu, dia sudah sangat degdegan karena ini kali keberapa dia terlambat. " Hanin, lo gak bosan apa nama lo terus gue catet Hah? "

Lily menghela nafas lega, ternyata bukan dia yang di marahi.

" kalau bosan ngapain lo catet? " Lily melirik kesamping, dia tau cewek itu seniornya.

Hampir setiap kali dia terlambat pasti seniornya juga ada di sana.

" kamu juga " Lily menegapkan berdirinya, dia menatap ketua keamanan dan kedisiplinan itu menatapnya kemudian menghela nafas " susul Hanin beresin sampah sana "

" maaf kak! " setelah meminta maaf dia mendekati senior yang bernama Hanin itu membantunya

" Lily kan? "

" eh? " Lily mendongak, dia tidak menyangka kalau seniornya itu menegurnya, Lily hanya mengangguk " iya, Kak "

" gak usah gugup begitu " Hanin cengir, Lily benar benar suka tipe wajah Hanin, dia suka orang berwajah indah " tidak usah lo dengerin kalau itu singa ngamuk, jangan ambil hati "

" gue denger " ketua keamana itu muncul entah dari mana " lanjut saja bersihinnya gak usah cerita "

" bawel lo "

Lily yang memang takut dengan seniornya itu langsung bergegas. Setelah selesai dia baru masuk kelas, meminta maaf pada guru yang mengajar. Karena Lily memiliki otak yang memadai jadi dia berada di kelas X IPA 1.

Dia menarik kursinya, Lily sadar kalau banyak mata yang melihat kearahnya tidak suka. Memang dikelas dia sama sekali tidak punya teman tapi dia tidak masalah selama dia belajar dengan benar.

" cih, kenapa tidak sekalian jam pulang saja dia datang " Lily menunduk mendengar cibiran itu, dia mengeluarkan bukunya dan tidak sengaja menjatuhkan pulpennya, baru saja dia mau mengambil pulpen itu sudah di tendang

" ups.. Sorry.. " Lily melihat orang yang menendang pulpennya, cowok itu menyeringai, Lily menghela nafas dan berdiri mengambil pulpennya.

Lily tau dia sengaja tapi dia tidak mau mempermasalahkannya, dia tidak mau membuat masalah selama itu belum berlebihan.

*****

Lily sudah berganti pakaian ke pakaian biasa, dia dengan senyum cerianya berjalan dikoridor rumah sakit dengan rantang di tangannya. Ransel juga bertengger cantik dibahunya.

" Ayah, Lily dat...ang " kata terakhirnya menjadi pelan karena sadar kalau di ruangan itu tidak hanya ayahnya sendiri. Di brankar kosong yang selalu dia tempati tidur diisi oleh seseorang, sepertinya pasien yang baru datang hari ini.

Di samping brankar itu ada cowok yang masih pakai baju SMA juga menatap kearahnya. Yang membuatnya heran... Ayahnya terlihat akrab dengan pasien baru yang terbaring itu. 

Lily mengangguk sopan dia menghampiri Ayahnya.

" Ayah sudah makan? " tanya Lily dia merapikan selimut Ayahnya merapikan sekitar kasur Ayahnya yang tidak sempat dia rapikan tadi sebelum berangkat.

" belum "

" ya sudah Lily siapin " dia segera bergegas tapi saat merasakan dirinya di tatap dia langsung melihat ke brankar satunya " Om sudah makan? Kalau belum, om bisa makan dengan ayah saya. Kalau om tidak keberatan "

Bwahahahaahahaha...

Lily kaget melihat pria paruh baya itu tertawa terbahak meski selanjutnya dia memegang dadanya.

" Ayah! " cowok SMA itu menegur.

Pria paruh baya itu melihat ayahnya " Do, yakin dia anakmu? Kalian tidak mirip "

" tentu saja dia anakku "

Pria paru baya itu kembali tertawa lalu melirik Lily " Om tidak keberatan, sudah lama juga tidak makan dengan Ayahmu "

Lily tersenyum dan menyiapkan dua piring menyerahkan pada Ayah dan pria itu.

" maaf, hanya cukup dua " ucapnya pada cowok itu

" tidak apa " cowok itu menyaut dan kembali memainkan hpnya. Lily duduk di samping Ayahnya

" kamu sudah makan? " Lily menganggukkan kepalanya.

" di sekolah "

" nama kamu siapa Nak? " pria parubaya itu bertanya

" Lilyana om. " jawab Lily " Om kenal ayah saya? "

" kami teman sekolah dulu. " dia tersenyum " ini kamu yang masak "

" iya "

" enak "

" terimah kasih, Om " Lily tersenyum lebar

" enaknya punya anak perempuan, om hanya punya bocah bau ini." pria itu melirik putranya dan mendengus seperti tidak terima kenyataan kalau anaknya laki laki, ''Kamu kelas berapa? "

" sepuluh "

Pria itu kemudian bercerita panjang lebar, menceritakan masa lalu mereka. Lily baru tau kalau ayahnya adalah siswa yang jarang senyum makanya tadi dia sempat menanyakan apa dia anak ayahnya?

Jam dua belas malam Lily tidur di karpet yang memang selalu dia siapkan.

" wajahnya menjiplak wajahmu, tapi sepertinya dia supel seperti Maya " Andre menatap Lily yang tertidur sebelum melirik putranya yang masih main hp " heh bocah busuk, tidur sana "

" Ayah yang harusnya tidur. Baru kali ini ada orang sakit bawel " gerutu anak itu.

" hahaha... Dia juga mirip denganmu " ucap Edo, Ayah Lily " namamu siapa? "

" Angga om" Edo menganggukkan kepalanya

Andre kembali melihat kawan sepermainannya itu yang seperti sangat gelisah sambil menatap Lily.

" dia gadis yang baik "

Edo tersenyum " aku khawatir, setelah aku pergi, dia akan sendiri. Dia masih sangat kecil. Tidak ada yang bisa aku percaya untuk merawatnya "

" kamu bicara seperti akan mati besok " Andre berkomentar, Edo mendelik " Angga bisa menjaganya "

" apa sih Ayah "

" hahaha... Lumayan bisa nikah muda "

" sinting " dengus Angga.

*****

Prolog end

Terpopuler

Comments

dwigar maja

dwigar maja

hanin yang di marah afa..
pasangan ter fav...

2023-02-27

0

Darmiati Thamrin

Darmiati Thamrin

langsung tekan tanda love

2023-01-14

0

Jiminnya wiechan ☺️💜

Jiminnya wiechan ☺️💜

baru tau ada novel baru udah lama g buka
semoga stlh lili angga
giliran zain si tuan muda😁😁
semgat thor

2022-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1
3 Part 2
4 Part 3
5 Part 4
6 Part 5
7 Part 6
8 Part 7
9 Part 8
10 Part 9
11 Part 10
12 Part 11
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Hanya mau kasih tahu
43 Part 41
44 Part 42
45 Part 43
46 Part 44
47 Part 45
48 Part 46
49 Part 47
50 Part 48
51 Part 49
52 Part 50
53 Part 51
54 Part 52
55 Part 53
56 Part 54
57 Part 55
58 Part 56
59 Part 57
60 Part 58
61 Part 59
62 Part 60
63 Part 61
64 Part 62
65 Part 63
66 Part 64
67 Part 65
68 Part 66
69 Part 67
70 Part 68
71 Part 69
72 Part 70
73 Part 71
74 Part 72
75 Part 73
76 Part 74
77 Part 75
78 Part 76
79 Part 77
80 Part 78
81 Part 79
82 Part 80
83 Part 81
84 Part 82
85 Part 83
86 Part 84
87 Part 85
88 Part 86
89 Part 87
90 Part 88
91 Part 89
92 Part 90
93 Part 91
94 Part 92
95 Part 93
96 Part 94
97 Part 95
98 Part 96
99 Part 97
100 Part 98
101 Part 99
102 Part 100
103 Part 101
104 Part 102
105 Part 103
106 Part 104
107 Part 105
108 Part 106
109 Part 107
110 Part 108
111 Epilog
112 Extra Part
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Prolog
2
Part 1
3
Part 2
4
Part 3
5
Part 4
6
Part 5
7
Part 6
8
Part 7
9
Part 8
10
Part 9
11
Part 10
12
Part 11
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Hanya mau kasih tahu
43
Part 41
44
Part 42
45
Part 43
46
Part 44
47
Part 45
48
Part 46
49
Part 47
50
Part 48
51
Part 49
52
Part 50
53
Part 51
54
Part 52
55
Part 53
56
Part 54
57
Part 55
58
Part 56
59
Part 57
60
Part 58
61
Part 59
62
Part 60
63
Part 61
64
Part 62
65
Part 63
66
Part 64
67
Part 65
68
Part 66
69
Part 67
70
Part 68
71
Part 69
72
Part 70
73
Part 71
74
Part 72
75
Part 73
76
Part 74
77
Part 75
78
Part 76
79
Part 77
80
Part 78
81
Part 79
82
Part 80
83
Part 81
84
Part 82
85
Part 83
86
Part 84
87
Part 85
88
Part 86
89
Part 87
90
Part 88
91
Part 89
92
Part 90
93
Part 91
94
Part 92
95
Part 93
96
Part 94
97
Part 95
98
Part 96
99
Part 97
100
Part 98
101
Part 99
102
Part 100
103
Part 101
104
Part 102
105
Part 103
106
Part 104
107
Part 105
108
Part 106
109
Part 107
110
Part 108
111
Epilog
112
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!