Tiga

"Bagaimana, Dis? apa kamu bersedia menggantikan pekerjaan Paman di Jakarta?"

Gadis menatap wajah lelaki paru baya itu dengan seksama. Rasa untuk menolak rasanya tidak mungkin, apalagi ia ingat dengan semua kebaikan Pamannya itu selama ini. "Baiklah Paman, aku bersedia." Ujarnya lagi disertai dengan senyuman lebar yang menghiasi bibir ranumnya.

Sang Paman pun membalas senyumannya. "Kalau begitu Paman akan segera mengurus segala keperluan kamu selama tinggal di Jakarta, termasuk dengan persiapan keberangkatan kamu besok, Paman akan segera menyuruh orang untuk memesan tiket pesawat hari ini juga."

Besok? Jadi secepat itu ia akan kembali menginjakkan kakinya disana?

Begitu lah Gadis, ia tidak akan pernah bisa menolak jika sang Paman yang sudah meminta. Apapun akan Gadis lakukan untuk membalas rasa terima kasihnya kepada orang yang sudah baik dan mau menjaganya selama tinggal di Paris.

Semalaman Gadis berpikir, bahkan ia sampai tidak bisa tertidur karena memikirkan tentang permintaan Pamannya itu. Dan keputusan untuk menerima tawaran Pamannya itu sudah ia pikirkan matang-matang. Meskipun rasanya enggan, tapi Gadis harus melakukannya. Ya, tidak ada salahnya jika ia kembali lagi ke Negara-nya sendiri. Lagi pula niatnya kembali ke Jakarta hanya untuk bekerja, bukan untuk membuka kenangan lama atau mengejar cinta monyetnya kembali.

Dan satu hal lagi yang harus Gadis persiapkan dengan baik, yaitu soal hati dan perasaan. Tidak menutup kemungkinan kalau suatu saat nanti ia akan bertemu kembali dengan orang-orang yang mengenalnya disana. Termasuk dengan pemuda itu, yang tak lain adalah Kalandra.

Laki-laki yang selama enam tahun ini berusaha untuk ia lupakan.

"Paman percaya sama kamu, Paman yakin kamu akan bisa mengendalikan perusahaan dengan baik." Kata Pamannya itu yang membuat Gadis merasa dihargai. Tidak sia-sia perjuangannya selama ini yang telah bekerja dengan keras untuk bisa mengelola perusahaan milik Pamannya itu agar bisa lebih maju dan berkembang.

Dan itulah Gadis, si gadis kutu buku yang sedikit culun pada waktu sekolah dulu bisa menjadi seorang pemimpin perusahaan. Tidak akan ada orang yang percaya dengan Gadis yang dulu selalu memakai kacamata dan berpenampilan sederhana itu kini telah berubah menjadi seorang Gadis yang sangat cantik dan juga menarik.

...*****...

"Jadi kamu akan kembali ke Jakarta?"

"Hem ..." Jawab Gadis bersama kepalanya yang mengangguk. "Besok aku berangkat."

Lelaki itu menghela napas berat. Di tatapnya dalam gadis yang sekarang sedang duduk di hadapannya itu dengan raut kecewa. Enam bulan bukanlah waktu yang sebentar, dan selama enam bulan itu juga ia akan berpisah dan tidak bertemu dengan kekasih hatinya.

"Dis, apa kamu tidak bisa menolak? aku yakin Om Ricard akan mengerti jika kamu bicara sama dia secara baik-baik."

Kepala mungil itu menggeleng. "Enggak. Bian."

"Kenapa?"

"Karena hanya dengan ini, aku bisa membalas rasa terimakasih ku kepada Paman. Lagian tidak ada salahnya juga kan, aku disana tidak akan lama. Hanya enam bulan, setelah Paman menyelesaikan pekerjaannya disini maka aku akan kembali lagi kesini." Jelas Gadis yang membuat lelaki itu tidak bisa lagi untuk memaksa.

Bianura Pradisa, lelaki tampan keturunan Indo-Perancis itu sangat mengenal sosok Gadis dengan sangat baik. Ia tahu seperti apa sifat dari gadisnya itu. Gadis memang sedikit keras kepala, dan selalu mementingkan perasaan orang lain ketimbang dengan dirinya sendiri, tapi di balik sifat kerasnya itu, Gadis mempunyai sifat yang membuat lelaki itu jatuh cinta dari pertama ia mengenal Gadis.

Selain cantik dan pintar, Gadis adalah sosok pekerja keras dan tidak pernah gampang untuk menyerah.

Bian, begitu lelaki itu selalu di panggil. Menjadi kekasih dari seorang Gadis Ayunda adalah hal terindah yang ia dapatkan dalam hidupnya. Perjuangannya untuk bisa membuat gadis itu menerima cintanya pun begitu amat sulit. Bian, lelaki yang selama dua tahun lamanya terus bersabar dan tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta gadis itu. Segala usaha telah ia lakukan untuk bisa membuat Gadis jatuh cinta padanya. Hingga akhirnya, Gadis pun luluh dan mau memberinya kesempatan untuk bisa menjadi kekasihnya.

"Dis, aku akan sangat merindukanmu." Lelaki itu berujar lirih.

"Aku juga Bian. Tapi kita masih bisa menjalin komunikasi kan?"

"Enam bulan itu terlalu lama buat aku."

Gadis pun tersenyum, lalu meraih tangan lelaki itu dan menggenggamnya erat. "Enam bulan itu gak akan lama, kalo kita menjalin komunikasi dengan baik."

"Apa sebaiknya aku melamar kamu dulu?" Tanya lelaki itu yang membuat Gadis terkekeh saat mendengarnya.

"Kamu serius?"

"Iya." Kepala lelaki itu mengangguk. "Aku serius, Dis. Karena aku takut kehilangan kamu."

"Tapi Bian ... " Ia jeda kalimatnya sebentar. "Kamu ngerti kan maksud aku?"

Bian menghela napas pelan. Lelaki itu tentunya tahu apa Jawaban yang akan di berikan oleh Gadis. Dan hasilnya pun masih tetap sama. Bukan hanya sekali, lelaki itu sudah berkali-kali mengatakan kalau ia ingin melamar dan menikahi Gadis secepatnya. Tetapi seperti yang sudah-sudah, kalau Gadis akan kembali menolaknya dengan alasan pekerjaan dan cita-citanya selama ini. Usia Gadis memang terbilang masih muda, dan Gadis sendiri menginginkan pernikahannya itu terjadi saat usianya menginjak dua puluh tujuh tahun ke atas.

"Baiklah, aku akan selalu setia menunggu kamu."

Dan itulah Bian, si lelaki penyabar yang begitu mencintai Gadis.

Gadis Ayunda, adalah gadis yang sangat beruntung bisa mendapatkan seorang pengusaha muda dengan wajah tampan seperti Bianura Pradisa. Bian adalah lelaki yang sangat sibuk, tapi demi Gadis, demi wanita yang dicintainya ia akan selalu ada.

Bian akan selalu meluangkan waktunya untuk Gadis meskipun pekerjaannya menumpuk. Dan itulah yang terkadang membuat Gadis merasa bersalah. Bian terlalu baik, dan Bian terlalu sempurna untuk seorang gadis sepertinya.

Bian pun selalu menolak setiap kali ada wanita yang mendekatinya. Bian juga menolak dengan keras saat kedua orangtuanya ingin menjodohkannya dengan salah satu anak dari kenalan mereka. Dan seperti biasa, kedua orangtuanya pun hanya bisa mengalah saat anak laki-lakinya itu kembali menolak permintaannya untuk segera menikah.

Dan alasan yang diberikan Bian tetap sama, yaitu ingin menunggu Gadis-nya.

Setelah menghabiskan waktu beberapa jam berada di sebuah Kafe, akhirnya Bian mengantarkan Gadis pulang kerumahnya. Bian ingin membantu Gadis untuk mengemas semua barang bawaan yang akan gadis itu bawa besok. Meskipun dengan berat hati karena besok mereka akan berpisah, tapi Bian akan tetap membiarkan Gadis pergi jauh dari sisinya untuk sementara waktu.

Demi Gadis, dan demi pekerjaannya itu.

Hanya enam bulan. Ya, selama enam bulan itu Bian akan berusaha menahan perasaan rindunya terhadap Gadis.

Bianura tidak ingin kehilangan Gadis untuk yang kedua kalinya. Tidak, kejadian waktu itu tidak akan pernah terulang kembali. Dan sekarang ia berjanji tidak akan pernah melepaskan gadis itu kembali.

Dulu,

Satu tahun yang lalu hubungan yang mereka jalin sempat berakhir karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi karena termakan hasutan dari teman wanitanya. Dan Bian tidak akan pernah melakukan kesalahan itu lagi. Karena sifatnya yang pecemburu dan terlalu mengekang Gadis, akhirnya ia kehilangan Gadis. Dan hal itu tentu saja membuat Bian merasa sangat menyesal.

Menuduh Gadis-nya telah berselingkuh dengan laki-laki lain. Bian menyesal, karena kebodohannya sendiri ia hampir gila karena Gadis memilih untuk mengakhiri hubungannya.

"Aku akan sangat merindukanmu."

"Aku juga."

Balas Gadis seraya membalas pelukan lelaki itu sama eratnya. Tapi saat matanya terpejam dalam pelukan lelaki itu, tiba-tiba saja Gadis tersentak membuat Bian pun sedikit terkejut.

"Kamu kenapa?"

"Hah?" Ia gugup, lalu menggelengkan kepalanya agar lelaki itu tidak bertanya lebih dalam lagi. "Aku gak papa, kok." Gadis tersenyum, lalu kembali memeluk tubuh lelaki itu.

Entah kenapa dan datangnya darimana, Gadis pun bingung, di saat ia sedang memeluk Bian, justru yang muncul kehadapannya adalah bayangan orang lain. Bayangan seorang laki-laki yang selama enam tahun ini tidak pernah ia temui.

Kalan ...

Wajah lelaki itu begitu tampak jelas dan nyata.

*Ya ... Tuhan, apa yang aku pikirkan?

...****************...

Next part berikutnya yess* ...

Jangan lupa like, komen, vote, dan simpan sebagai cerita favorit ya?

Jangan lupa Follow Ig aku juga yuk?

@hakimparida

Makasih ... 🤗❤❤

Terpopuler

Comments

Hasnah Siti

Hasnah Siti

astaga naga....kamu masih mencintai kalan...gadissssss😣

2022-12-14

0

✨️ɛ.

✨️ɛ.

udah ada Bian yg almost perfect, mending ama Bian aja kan ya.. tp gimana dong, perasaan gak bisa dibohongi.. hati gak bisa dipaksakan..

2022-11-13

1

Puspita Dewi

Puspita Dewi

gadis ma bian aja thor
dia baik dan setia
biar kan jalan hanya masa lalu
bukan kah kalian msh sm reta sampai sekarang
jangan pula jadi selingkuh

2022-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!