"Dis ... cukup! udah berapa kali aku bilang sama kamu untuk berhenti." Sentak Kalan yang seketika membuat gadis itu berjengit kaget.
"Berhenti bilang cinta sama aku, berhenti ngejar aku, dan berhenti gangguin aku. Karena sampai kapanpun aku gak akan pernah jatuh cinta sama kamu."
"Tapi ... Kalan, aku benar-benar jatuh cinta sama kamu."
"Stop aku bilang.!" Bukan hanya Gadis saja yang terkejut, bahkan ada beberapa pasang mata yang juga sama terkejutnya sedang menyaksikan perdebatan mereka berdua di dalam kelas itu.
Seorang Kalan marah?
Dan mereka baru mengetahui kalau cowok yang mereka kenal sangat cool, santai, pendiam dan tidak banyak bicara seperti itu bisa marah juga. Tentu hal itu membuat sebagian orang ingin mengabadikan momen-momen langka seperti ini. Apalagi yang sedang lelaki itu marahi adalah seorang wanita, yang tak lain adalah Gadis, yang mereka ketahui sebagai teman dari Kalan dan juga Retha.
"Ingat." Kalan menunjuk gadis itu dengan telunjuknya serta mata berkilat amarah. "Aku mencintai Retha, dan aku ulangi sekali lagi, kalo sampai kapanpun aku gak akan pernah jatuh cinta sama kamu."
"Ka-lan ..." Bibirnya bergetar. Tidak perduli lagi dengan tatapan orang-orang di sekitarnya, akhirnya ia kalah dan menangis juga.
Gadis Ayunda adalah gadis yang kuat. Dan itu yang mereka ketahui. Tapi sekarang melihat gadis itu menangis tentu membuat teman satu kelasnya merasa kebingungan. Mereka sangat mengenal Gadis dengan baik, Gadis bukanlah orang yang lemah dan gampang menyerah. Meskipun Gadis adalah seorang kutu buku dan berpenampilan jauh dari teman-temannya yang lain, tapi ia tidak pernah merasa malu apalagi minder.
"Berhenti gangguin aku sama Retha."
"Gara-gara kamu Retha terluka dan menangis."
"Lebih baik sekarang kamu jauh-jauh dari aku."
"Jangan dekati aku."
"Aku benci kamu, Dis.!"
"Pergi, Dis ... Pergi!"
...******...
"Gadis ...?"
"Ya Tuhan ..." Gadis yang sedang melamun itu tersentak. "Kenapa sih datang-datang ngagetin aja?" Dengusnya kesal. Sudah menjadi kebiasaan untuk seorang Marta mengganggu ketenangan sahabatnya itu.
"Yee ... lagian elo sendiri yang melamun." Ujar Marta sembari duduk di sebelah gadis itu sekarang. "Mikirin apaan sih?" Tanyanya lagi sembari membuka kaleng minuman dingin itu.
Gadis melirik sekilas, lalu meraih gelas berisi air mineral itu dan menenggaknya hingga tandas. Entah kenapa tenggorokannya terasa kering saat kejadian beberapa tahun lalu itu kembali berputar di kepalanya. Ada banyak hal yang sekarang ia pikiran, dan salah satunya adalah tentang permintaan sang Paman yang menyuruhnya untuk kembali ke Indonesia. Ya, Indonesia. Satu-satunya negara yang ia hindari selama enam tahun ini.
Selama enam tahun lamanya gadis itu matian-matian mengubur semua kenangan masa lalunya. Masa lalu yang indah tapi juga menyakitkan. Meskipun terasa berat dan sulit, tapi Gadis bisa melewatinya dengan baik. Enam tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dirinya menata kembali kehidupannya jauh berada dari orang-orang yang menyayanginya selama tinggal di Negara-nya sendiri.
Keputusannya untuk meninggalkan Indonesia dan memilih menetap di Negara orang adalah kesempatan dan keinginannya sendiri, meskipun dulu ia pindah secara mendadak. Tidak ada satupun orang yang mengetahui tentang kepindahannya itu. Termasuk dengan Bunda Yasika, Om Kai dan tentunya Kalan. Gadis memilih pergi tanpa memberi tahu mereka.
Bagi Gadis, keluarga Kalan adalah keluarga kedua baginya. Bunda Yasika dan Om Kai sangat menyayanginya, mereka berdua sudah menganggap Gadis seperti putrinya sendiri. Dan Gadis sangat merasa bersalah ketika ia pergi tidak berpamitan terlebih dahulu.
Berat,
Keputusan sang Paman yang telah ikut membesarkan dan membiayai sekolahnya selama berada di Paris tidak bisa ia tolak begitu saja. Gadis begitu menghormati Pamannya itu. Bagi Gadis, Ricard Calvin adalah sosok pengganti ayahnya yang sudah lama meninggal. Ricard Calvin adalah salah satu pengusaha yang namanya sudah sangat terkenal di kalangan para pengusaha dan pembisnis. Dan perusahaannya pun sudah mempunyai beberapa anak cabang di berbagai Negara dan salah satunya adalah Indonesia. Dan lelaki paruh baya itu memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada Gadis untuk mengurus perusahaan yang ada di Jakarta selama enam bulan lamanya. Karena selama berada di Paris, Ricard telah mengetahui cara kinerja Gadis selama bekerja di perusahaan miliknya. Gadis adalah gadis yang rajin, tekun, pekerja keras, jujur dan sangat bertanggung jawab.
"Aku bingung, Ta." Ujar gadis seraya memainkan ujung gelas itu dengan telunjuknya. "Paman Ricard nyuruh aku buat balik ke Jakarta."
"Hah ... serius?" Marta begitu terkejut, wanita itu sudah mengenal Gadis sejak lama dan mengetahui tentang rahasianya selama ini. "Kenapa Jakarta?"
Bahu Gadis mengedik. "Selama Paman disini, aku yang di suruh buat gantiin posisi dia disana."
"Wah .. kalo itu sih bagus, Dis." Seru wanita berambut kecoklatan itu dengan antusias.
Gadis mendesis seraya memutar kedua bola matanya malas. "Apanya yang bagus sih, Ta? Kamu tahu kan kalo aku gak mau balik lagi ke Jakarta." Dengan susah payah ia berusaha untuk melupakan semua kenangannya itu, tapi di tahun ke enam ini ia harus kembali membuka kenangan yang sudah tertutup rapat selama ini.
Bukan kenangan masa kecilnya yang ingin ia lupakan. Justru kenangan itulah yang membuat Gadis tidak bisa melupakan tempat kelahirannya itu. Tetapi ada kenangan yang ingin ia kubur dalam-dalam, kenangan dimana saat itu ia masih bersama dengan Kalan. Gadis bukanlah gadis yang pendendam. Sungguh, kalau pun boleh jujur ia sudah memaafkan Kalan dari dulu. Gadis mengerti apa yang telah membuat lelaki itu marah sampai mengeluarkan kata-kata kasar yang membuat hatinya sakit, semua itu Kalan lakukan semata-mata karena hanya wanita yang sangat dicintainya.
Ya, karena Gadis tahu kalau Kalan begitu mencintai Retha.
Siapa pun orangnya, pasti mereka akan bersikap seperti Kalan kalau melihat orang yang di cintainya menangis. Dan hal itu juga berlaku untuk dirinya sendiri, ia memutuskan untuk pergi jauh dari Kalan hanya untuk membuat lelaki itu bahagia. Karena tanpa adanya Gadis disisi lelaki itu, Kalan akan bahagia dan hidup dengan tenang.
Kadang Gadis merasa kalau dirinya adalah gadis yang paling bodoh di dunia ini. Dan tanpa tahu malunya ia selalu mengungkapkan perasaan sukanya secara berkali-kali kepada Kalan meskipun reaksi cowok itu selalu sama. Masa bodo dan tidak perduli. Dingin dan menganggap Gadis hanyalah gadis bodoh. Tetapi tidak ada kata menyerah meskipun ia sudah sepuluh kali di tolak oleh lelaki itu. Karena bagi Gadis, Kalan adalah satu-satunya lelaki yang bisa membuat dadanya berdebar kencang setiap hari. Kalan adalah satu-satunya lelaki yang selalu datang dalam mimpinya. Dan Kalan adalah satu-satunya lelaki yang bisa membuatnya selalu merasa bodoh.
Ck .!
Gadis mencintai Kalan, dan ia akui itu. Gadis marah, ia cemburu, bahkan ia merasa tersingkirkan saat Kalan secara terang-terangan menyatakan perasaan cintanya untuk gadis lain. Dan disitulah awal mulanya selalu terjadi kesalahpahaman di antara mereka bertiga.
Gadis yang tidak mengenal kata menyerah, pada hari itu ia memutuskan untuk menyerah. Gadis yang selalu kuat akan ledekan teman-temannya ketika di sekolah, pada hari itu ia kalah. Gadis yang selalu berusaha tegar dan tidak menangis, maka pada hari itu ia lemah. Dan Gadis yang dulu selalu berusaha mengejar cintanya Kalan, maka pada hari itu juga ia memutuskan untuk mundur.
"Aku takut, Ta." Ujarnya lirih. "Aku terlalu takut untuk bertemu dengan orang-orang yang selama ini aku hindari."
"Dis ..." Marta memegang tangan sahabatnya itu. "Apa yang lo takutin sih? lo itu cuma takut bertemu Kalan, kan?"
Gadis menoleh, menatap Marta dengan pandangan yang sulit di tebak. Antara sedih, takut, atau justru ia senang bisa kembali lagi ke Jakarta dan bertemu dengan Cowok itu.
"Lo takut ketemu sama tuh cowok, karena lo masih suka sama dia. Kan?" Ujar Marta bersungut-sungut.
"Ish ... " Gadis mendesis. "Apaan sih?"
"Alah ... ngaku aja deh, lo?" Kembali Marta meledek sahabatnya itu. "Gue jadi penasaran, seperti apa sih tampangnya cowok itu?"
Seperti apa?
Gadis tidak menjawab, ia hanya terdiam dengan pikiran melayang entah kemana. Memikirkan tentang Kalan, ada perasaan rindu yang tiba-tiba saja datang menghampiri seluruh kepala dan tubuhnya.
Apa kabarnya dia?
Seperti apa dia sekarang?
Dan apakah dia sudah menikah bersama Retha?
Ya Tuhan ... Apa yang aku pikirkan?
Gadis menutup matanya rapat-rapat, berharap agar bayangan lelaki itu hilang dari kepalanya.
...*****...
Bersambung ..
Next part berikutnya yess ..
Jangan lupa tinggalkan like, komen dan votenya juga ya?
Makasih buat semua yang sudah mampir baca ceritanya aku ..
Semoga suka ...
Sehat-sehat selalu ..
❤❤🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Umar
kok ad manusia bodoh kyk gadis,sampai sgtunya cinta wloepun dia tau klan gak cinta,tapi dunia nyata keknya gak pernah ad org sprti gadis,cma di novel yg othornya ngehalue
2022-03-12
5