Bel istirahat pun sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, beberapa siswa langsung berhamburan keluar dari kelas. Namun tidak dengan satu orang ini, Evan. Ya dia masih saja setia duduk dibangkunya, sambil terus menatap kearah pintu masuk. Seolah Evan sedang menunggu seseorang datang menghampirinya.
Hal itu membuat Vion dan Elena bingung, pasalnya tingkah Evan hari ini lain dari biasanya.
"Doi gue kesambet dimana sih, Vi?" tanya Elena sambil menyikut lengan Vion.
Vion mengendihkan bahunya, karena ia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan sahabat kecilnya itu.
Vion langsung menepuk bahu Evan membuatnya sedikit terhenyak kaget.
"Apa sih?" tanya Evan sambil menatap Vion tajam, karena ia merasa terganggu.
"Kantin woy, laper!" kata Vion.
"Emang udah istirahat?" tanya Evan dengan wajah tanpa dosa.
"Astaga, bel sekeras itu tadi masa lo gak denger sih, Van?" geram Vion.
Sedangkan Evan dengan wajah polosnya hanya menggeleng menanggapi ucapan Vion, hal itu membuat Vion sedikit kesal.
"Lo mikirin apa sih, Van?" tanya Elena.
"Bid—" jawaban Evan terpotong oleh Elena.
"Bidadari? Iya, itu aja yang lo pikirin!" kesal Elena yang langsung pergi begitu saja dari hadapan Evan dan Vion.
"Loh kok nggas, sih!" kata Evan bingung.
"Kenapa tuh, doi lo?" tanya Vion sambil melihat kepergian Elena.
"Bukan doi gue ya, gue ini masih asli jomblo," ucap Evan sambil mengangkat kedua ujung kerahnya dengan sombong.
"Heleh, jomblo kok bangga!" cibir Vion.
"Biarin, jomblo gini banyak yang naksir... dari pada lo!" Evan menatap Vion dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Gue kenapa?" tanya Vion yang risih ditatap seperti itu oleh Evan.
"Udah jomblo gak ada yang suka lagi, kasian banget sih hidup lo." Evan terkekeh sambil berlalu menuju kantin.
"Wah dasar! Mentang-mentang lo ganteng jadi sombong, padahal muka gue juga gak kalah ganteng sama lo!" teriak Vion menggema dikoridor kelas.
Evan hanya tersenyum menanggapi perkataan Vion itu, tanpa berbalik badan. Sedangkan tangannya sibuk membalas sapaan dari para siswi yang mengidolakannya.
Karena tak hanya kelas sepuluh, bahkan kakak kelasnya juga ada yang tertarik dengan Evan. Memang pesonanya menurun dari sang papa yang dulu juga menjadi most wanted sekolah.
Evan sudah sampai di pintu masuk kantin, ia menelisik mengamati setiap bangku yang kosong. Hingga matanya menangkap sosok bidadari yang sejak tadi membuatnya gelisah saat tak melihatnya.
"Oh, disini rupanya," gumam Evan.
Saat Evan akan berjalan menuju bangku sang bidadari lengannya sudah ditarik lebih dulu dan ia diseret menuju sebuah bangku yang sudah ada Elena dan Andini.
"Apaan sih, main tarik-tarik aja. Lo kira gue layangan apa yang harus ditarik biar gak jatuh!" gerutu Evan namun tetap saja duduk dibangkunya.
"Lah lo mau kemana, meja kita kan disini bukan disana," kata Vion tidak mau kalah.
"Berisik amat mau makan aja!" protes Andini.
"Udah-udah, debatnya dipending dulu mendingan kita makan dulu." saran Elena.
Akhirnya mereka menyetujui saran Elena. Setelah pesanan mereka datang, mereka langsung menyantap makanan itu tanpa tersisa.
Tiba-tiba saja Evan tersedak saat gadis yang ia bilang bidadari itu lewat disebelah mejanya.
"Uhukk uhuuk!"
"Bocah, makan gitu aja kesek!" ledek Vion.
"Nih minum!" Elena menyodorkan segelas es tehnya, dengan cepat Evan langsung meminumnya.
Setelah dirasa sudah membaik, Evan langsung bangkit begitu saja dari tempat duduknya tanpa memperdulikan pertanyaan dari teman-temannya itu.
"Vaann!" panggil Vion.
"EVAN!" teriak Elena, ia sangat kesal dengan Evan yang selalu mengacuhkannya.
"Tuh anak nyusulin siapa sih, cepet amat!" Vion kembali duduk seperti semula.
Mata coklat milik Elena menangkap sosok gadis berambut panjang yang sedang berjalan bersama temannya sedangkan Evan berlarian kecil menyusul gadis itu.
Tangan Elena langsung terkepal kuat, ia tidak sadar jika salah satu tangannya menceram lengan Andini.
"Awwhh, sakit Len!" keluh Andini sambil berusaha melepaskan tangan Elena.
"Elena!" panggil Vion yang membuatnya siempunya nama tersadar.
"Apa?" tanya Elena.
Vion hanya mengode Elena dengan dagunya, sedangkan Elena yang paham langsung menoleh dimana Andini kesakitan.
"Ma-maaf, Din ... gue gak sadar," kata Elena sambil mengusap-usap lengan Andini yang terlihat memerah.
"Iya gak sadar, orang bukan tangan lo!" ketus Andini.
Elena hanya memamerkan gigi putihnya kepada Andini yang terlihat sangat kesal dengannya. Tatapan Andini seperti ingin membunuh Elena tapi ia urungkan setelah menerima tawaran Elena.
"Jangan marah lagi, gue beliin es cream dua!" Elena sambil mengangkat dua jarinya.
"Lo pikir gue anak kecil gitu yang bisa disogok sama ice cream!" ketus Andini.
"Yaudah kalau gak mau," kata Elena.
"Siapa yang bilang gak mau, mau kok! Tambah coklat juga yak!" pinya Andini sambil merangkul lengan Elena.
"Beres!" kata Elena, yang terpenting Andini sudah tidak marah lagi dengannya.
"Cih, dasar cewek moodnya cepet banget berubah ... apalagi disogok sama makanan favorit," cibir Vion.
"Sirik aja lo!" ketus Andini.
Sedangkan dilain sisih Evan sedang kebingungan mencari sosok gadis yang ia lihat tadi. Evan kehilangan gadis itu karena menanggapi beberapa siswi yang menyapanya.
"Ilang kemana sih?" gumam Evan.
Bahkan saat ini wajahnya terlihat kusut, ia mengabaikan beberapa orang yang menyapanya karena takut kehingalan jejak lagi. Evan melupakan satu fakta bahwa kelas mereka bersebelahan.
Jauh didepan Evan melihat sosok gadis yang ia cari. Dengan langkah lebar Evan bergegas menghampirinya, lalu mencekal lengan gadis itu hingga tubuhnya berbalik menghadap Evan.
"Ah, maaf salah orang!" kata Evan setelah melihat wajah orang ada didepan nya bukan gadis yang sedang ia cari.
"Emangnya lagi nyari siapa, Van?" tanya gadis itu yang memang satu angkatan dengannya.
"Bukan siapa-siapa," kata Evan lalu pergi begitu saja.
"Aneh banget sih, untung ganteng," ucap siswi itu.
Sedangkan Evan masih mencari gadis bidadari itu yang tak kunjung ia temui, membuat dirinya merasa kesal sendiri.
"Ilang kemana sih, bidadari gue?" monolog Evan.
Evan memutuskan untuk kembali ke kelasnya, saat akan masuk kedalam kelas langkah Evan terhenti karena gadis yang ia cari sejak tadi tiba-tiba saja muncul dihadapannya.
"Bidadari," gumam Evan.
"Tunggu!" ucapnya secepat kilat sambil menahan tangan gadis itu.
Gadis itu terpaksa menghentikan langkahnya dan menatap tangannya yang sedang dicekal Evan.
Evan yang paham pun langsung melepaskan tangannya, Evan sedikit salah tingkah saat ditatap gadis itu.
"Maaf, sengaja!" kata Evan sambil memamerkan gigi putihnya.
"Hmm!" saut gadis itu dingin.
"Gue Evan!" Evan langsung memperkenalkan dirinya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan gadis itu.
"Lalu?" tanyanya cuek bahkan terkesan tidak perduli.
"Lalu kita kenalan lah, atau langsung pacaran aja gimama?" canda Evan sambil terkekeh.
"Gak jelas!" gadis itu langsung pergi begitu saja tanpa menanggapi uluran tangan Evan yang masih mengambang di udara.
"Makanya gue butuh lo, biar status gue jelas," ucap Evan setengah berteriak.
Gadis itu hanya memutar kedua bola matanya dengan malas tanpa membalikkan badannya.
"Dingin sih tapi nyegerin!" gumam Evan sambil terkekeh sendiri.
Vion yang sudah berada disebelahnya pun bergidik ngeri melihat sahabatnya itu.
"Lo waras gak sih, Van?" tanya Vion yang langsung menempelkan punggung tangannya pada jidat Evan.
"Lo pikir gue gila?" ketus Evan.
Sedangkan Vion langsung saja mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Evan. Melihat hal itu membuat Evan sangat kesal untung saja ia masih bisa menahan emosinya.
"Mungkin emang gue udah gila, Vi," jawab Evan sambil melihat kelas sebelah.
"Hah, apa gue gak salah dengerkan? Lo ngaku kalau lo gila kan?" ulang Vion.
PLAK!
Satu tamparan mendarat mulus dipipi Vion hingga meninggalkan sedikit bekas kemerahan.
"Lo, lo kok nampar gue sih?" kaget Vion sambil memegangi pipi nya yang terasa nyeri.
"Refleks!" sungut Evan langsung masuk kedalam kelasnya meninggal Vion yang sedang kebingungan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
chodhyl boys
kalo es emang gitu van
dingin tapi nyegerin...
2022-07-10
0
Shereen
waduh kasihan Alena di acuhin sama Evan
2022-05-09
0
🍌 ᷢ ͩ𓆉︎ᵐᵈˡ❤️⃟Wᵃf⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀ᶫᶦᵃ
haishhh aku seperti mencium bau² permusuhan/ ke tidak sukaan elena terhadap wanita yg di sukai oleh evan
2022-05-09
0