Awal Baru

Aqira membuka pintu kamarnya sembari berjalan masuk, "sebenarnya ada apa disini?" ucapnya menoleh kearah gadis itu. Sebelum dia menjawab, samar-samar terlihat bayangan yang bergerak dari atap kamarnya. Dengan sigap Aqira mengambil pisau sembari melemparkannya kearah bayangan hitam itu, "tunjukkan dirimu." ucapnya menunggu pergerakannya.

Tiba-tiba seseorang turun dari atap kamarnya. Walau tak melihat jelas wajahnya yang tertutup topeng. Namun terlihat jelas dari penampilannya, bahwa dia bukanlah orang biasa.

Aqira melirik kearahnya seraya berkata, "apa maumu?" ucapnya dengan sikapnya yang tenang. Orang itu melangkah cepat kearah Aqira, "nyawamu!" ucapnya sembari mengeluarkan belatihnya.

Aqira tersenyum menatapnya, "ternyata anjing yang bertuan." ucapnya menghindari tusukan seraya membalikkan tangan pria itu untuk menusuk dirinya sendiri.

Seketika orang itu mati di tempat dan darahnya berceceran dimana-mana. Belum sempat membersihkannya, tiba-tiba wanita tadi mendatangi kamar Aqira bersama Jenderal Chu.

"astaga, pembunuhan!" teriak wanita itu histeris. Jenderal Chu menghampirinya seraya berkata, "apa yang terjadi disini?!" ucapnya dengan wajah serius.

Dengan tegas ia menjawab, "aku membunuhnya." ucapnya dengan menatap wajah Jenderal Chu.

"dasar anak tidak berbakti." plak… jenderal Chu menampar wajah Aqira dengan keras hingga membekas di wajahnya. "pergi dari rumahku!" ucapnya dengan wajah emosi.

Aqira mengambil beberapa pakaiannya dan membungkusnya menjadi satu dengan taplak meja, "oh iya, ada satu hal yang ingin ku katakan." sembari membalikkan badannya.

"katakan!" ucap Chu Qiyun dengan arogan.

Aqira memasang tudung di kepalanya, "setelah aku pergi, kita sudah tidak memiliki hubungan apapun. Jadi, urus urusan masing-masing." ucapnya sembari berjalan keluar dari kamarnya.

"Nona…" ucap gadis itu meraih tangannya di pinggir pintu. Aqira menghela nafas panjang, "kau putuskan, tetap disini atau ikut denganku." ucapnya meneruskan langkahnya. Gadis itu menoleh kearah Jenderal Chu, dan Jenderal Chu mengangguk sebagai tanda mengizinkannya pergi bersamanya.

"Nona, tunggu aku!" ucapnya yang berlari mengejarnya.

Malam hari, Kediaman Menteri Wang. Terlihat nyonya besar sedang sibuk menginterogasi setiap pelayan yang ada untuk mencari pembunuh dari mayat yang mati di depan pintunya. Disamping itu, tiba-tiba Menteri Wang kembali bersama putranya setelah menghadiri perjamuan di kediaman Jenderal Chu.

Sontak Selir Rong menghentikan investigasinya dan menghampiri putranya itu. Wanda bersandar di pohon dan berkata, "adik tiri dan ayah pemilik tubuh asli." ucapnya memperhatikan diam-diam.

"chui chui, cari tau apa yang terjadi." ucapnya menoleh kearah gadis itu. "baik, Nona." sahutnya pergi meninggalkannya.

Beberapa saat kemudian, chui chui kembali menemui Wanda di kamarnya setelah mendapatkan informasi. Dia berjalan dengan tergesa-gesa, "Nona… Nona…" ucapnya yang terengah-engah. Wanda menarik tangan Chui chui untuk duduk, "duduklah" ucapnya sembari memberikan segelas air. Dia duduk di samping Wanda sembari meminum air itu dalam seteguk. "pelan-pelan, nanti tersedak." ucap Wanda menatapnya.

Chui chui meletakkan gelasnya seraya berkata, "Nona, gawat!" ucapnya yang masih terengah-engah. Wanda menepuk pundak Chui chui, "tarik nafas panjang… hembuskan." ucapnya sambil memperagakannya.

"sekarang, katakan."

"begini, Nona. Tuan muda Lan di celakai oleh putra Jenderal Chu, Chu Qian." ucapnya menjelaskan. "lalu apa yang membuatmu panik?" ucap Wanda sembari menyangga dagunya.

brakk… "aku yang akan mengatakannya!" ucap Selir Rong melangkah masuk kedalam kamar Wanda. Wanda berdiri sembari berkata, "apa yang membuat bibi kemari?" ucapnya dengan wajah kebingungan.

tap…tap…tap… menteri Wang yang tak lain ayah dari Wang Yolan menghampirinya, "apa benar kau yang membunuh Rong Lan." ucapnya menatap tajam Wanda.

Ia sontak terkejut, "apa!? Rong Lan di bunuh?" ucapnya mundur selangkah demi selangkah. "kau jangan sok tidak tahu, kau kan yang membunuhnya!" ucap Selir Rong sembari berjalan mendekatinya.

"dasar ******!" ucapnya yang hendak memukul Wanda. Ia sontak menutup matanya dan menundukkan kepalanya. "berhenti!" bentak seorang wanita tua dari pintu depan.

"ibu!" "ibu mertua!" ucap keduanya bersamaan.

Wanita itu melangkah mendekati Wanda sembari menariknya ke belakang, "apa yang ingin kau lakukan pada A'lan." ucapnya melindungi Wanda dari depan.

Selir Rong langsung berlutut seraya berkata, "maafkan hamba yang lepas kendali, tapi… dia memang pantas di hukum!" ucapnya mendongak kearah Wanda.

"Ne… Nenek, aku tidak melakukan itu semua." ucap Wanda yang menyembunyikan wajahnya di punggung neneknya dengan gemetaran.

Neneknya meraih tangannya seraya berkata, "A'lan jangan takut, ada nenek disini." ucapnya memapah Wanda untuk duduk. "coba katakan yang terjadi." ucap nenek Wanda menatap tajam Selir Rong.

Sekali diberi kesempatan, wanita ini terus bicara tanpa henti dan terus memojokkan Wanda dengan saksi yang ia bawa. Setelah mendengar semuanya, nenek Wanda memberi kesempatan Wanda untuk membela dirinya. Awalnya Wanda merasa takut, tapi dengan adanya dukungan dari neneknya ia memberanikan dirinya.

"aku… aku tidak bersalah, nek." kalimat pertama yang dilontarkan oleh mulut Wanda membuat semua orang terkejut.

Selama ini, Wang Yolan selalu menerima tuduhan apapun yang dilontarkan kearahnya dari siapapun. Tapi untuk pertama kalinya, mereka mendengar Wang Yolan menyangkal sebuah tuduhan dan mulai membela dirinya sendiri.

"pertama, Rong Lan adalah pelayan yang diberikan nenek kepadaku. Jika aku yang membunuhnya, aku pasti mengembalikannya kepada nenek, bukan kepada bibi. Kedua, kemarin siang aku tidak ada di kediaman." ucapnya menggenggam erat tangannya. "tunggu! kemarin siang kau kemana?" ucap menteri Wang menatapnya.

Wanda menelan ludahnya seraya berkata, "aku… aku bekerja mencari uang." ucapnya dengan nada ketakutan.

"apa!? bekerja!" ucap ayah Wanda yang terkejut. Dengan memukulkan tongkatnya nenek Wanda berkata, "siapa yang berani membuat A'lan bekerja!" ucapnya sontak berdiri.

Chui chui spontan berlutut dihadapannya, "izin menjawab, nona sama sekali tidak mendapat jatah bulanan. Jadi, terpaksa mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya." ucapnya dengan menundukkan kepalanya.

"apa kau punya bukti?" ucap Selir Rong menyela pembicaraan. Tiba-tiba seorang pria hadir untuk menjadi saksi, "saya bisa bersaksi. Saya adalah pemilik toko tempat nona ini bekerja beberapa hari yang lalu." ucapnya melangkah masuk kedalam.

"eh, orang ini?" batin Chui chui mendongak kearahnya.

"bagus sekali, Selir Rong." ucap nenek Wanda menatap wajahnya. Karena takut, ia menundukkan kepalanya, "maafkan kelalaian hamba, ibu." ucapnya tertunduk malu.

"dan satu hal lagi, Bi. Jelas-jelas kamu tidak mengenalnya, mengapa kau sangat peduli kepadanya?" ucap Wanda memojokkannya. Seketika Selir Rong terdiam seribu bahasa mendengar pertanyaan itu.

Wanda mengangkat jarinya keatas, "aku sudah memberi buktinya, dan aku berkata jujur."

"Selir Rong!" bentak menteri Wang kepadanya. "tu… tuan saya bisa jelaskan ini." ucapnya sembari berdiri. Menteri Wang pergi dari kamar Wanda dengan kesal, dan Selir Rong berusaha untuk membujuknya.

"A'lan, jika kau butuh bantuan, datanglah pada nenek. Sekarang nenek harus mengurus hal yang lebih penting, nenek pamit dulu." ucapnya sembari meninggalkan tempat Wanda.

"iya, Nek." ucapnya sembari menganggukkan kepalanya. Setelah melihat kamarnya yang sudah sepi, Wanda kembali ke sifat aslinya, "berakting menguras banyak tenagaku." ucapnya sembari meregangkan tubuhnya.

"tapi untung aku memiliki bakat ini, tidak seperti Jeni." batinnya memejamkan matanya perlahan.

"hachu, sialan! siapa yang membicarakan ku dari belakang!?" ucap Jeni memegang punuk lehernya.

Terpopuler

Comments

HANNA:

HANNA:

hi

2023-04-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 64 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!