Bab 4

Sang surya kini telah kembali ke peraduannya. Bunga keluar dari kamar mandi yang ada di kamarnya, setelah bersiap dia pun keluar kamar menuju ke dapur untuk melihat ada bahan apa saja yang bisa diolah untuk makan malam mereka nanti.

Kulkas tampak kosong, tidak ada apapun bahan makanan, "Bunga kau ini bagaimana, jelas saja kulkas kosong, kalian kan baru saja pindah, dan kau juga belum sempat keluar," ucapnya pada diri sendiri sambil menepuk keningnya pelan. "Apa aku minta ditemani Max saja ya? Tapi apa mungkin dia mau?" Bunga tampak mondar-mandir di depan pintu kamar Max yang tertutup rapat.

"Ya sudah, lebih baik aku ketuk saja, masalah mau tidak mau biar jadi urusan nanti," katanya setelah cukup lama berpikir.

Tok

Tok

Tok

Bunga mengetuk pintu kamar Max, namun tidak ada jawaban, Bunga kembali mengetuk pintu itu lagi, tapi tidak muncul-muncul orangnya hingga membuat Bunga kesal. "Kemana sih nih orang? Apa mungkin dia tertidur?" Gumamnya.

Karena terlalu lama menunggu Max membuka pintu, Bunga pun pergi dari situ dan menuju ke kamarnya untuk mengambil ponsel.

Ditekannya nomor seseorang, dan tak menunggu lama, panggilannya pun dijawab.

"Iya halo, ada apa? Apa kamu perlu sesuatu?" Tanya seseorang di seberang telepon.

"Hmm..itu," jawab Bunga ragu.

"Kenapa? katakan saja! Bqukankah aku sudah bilang jika kamu perlu bantuan bisa menghubungiku kapan saja," jawab Jack, asisten Max.

"Apa kau sudah pulang? Takutnya aku mengganggumu," kata Bunga tidak enak hati.

"Aku sudah pulang dan ini lagi di jalan, apa kamu ingin sesuatu?" Tanya Jack.

"Jack bisakah kau kesini dan mengantarku untuk berbelanja keperluan rumah, suamiku sedang tidur, aku tidak ingin mengganggunya, karena dia pasti lelah.

"Baiklah, aku akan segera kesana. Lebih baik kamu bersiap-siap, nanti aku tunggu di lobi, apa tidak apa-apa? Aku hanya tidak enak pada Tuan Max, takutnya nanti dia salah paham," ucap Jack.

"Iya tidak apa-apa, maaf jika merepotkanmu," kata Bunga.

"Aku tidak merasa direpotkan, dan jangan terlalu terburu-buru, ingat harus hati-hati!" Ujar Jack mengingatkan.

"Baiklah, tunggu aku, aku tidak akan lama" kata Bunga kemudian mematikan sambungan teleponnya.

Bunga pun kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Dengan menggunakan sweater bernama coklat dan rok dengan panjang diatas lutut, Bunga kini siap dengan penampilannya. Perutnya yang belum terlalu kelihatan, hingga mengenakan pakaian apapun masih terlihat cocok di tubuhnya yang ramping. Dia kemudian mengambil dompet, tidak lupa ponsel yang tadi dia gunakan, Bunga pun akhirnya keluar dari kamarnya. Dia melihat kamar Max yang ada di sampingnya masih juga tertutup rapat, sepertinya Max belum keluar sama sekali.

Bunga kemudian kembali mengetuk pintu itu, tapi masih sama seperti sebelumnya, tidak ada jawaban sama sekali, bahkan kamarnya terlihat gelap, karena lampu belum dinyalakan, sepertinya suaminya itu benar-benar sedang tidur saat ini. Kemudian Bunga pun menyobek kertas kosong yang ada di ruang tamu yang bisa diperkirakan jika itu milik suaminya, yang tadi memang mengerjakan pekerjaan kantor di rumah.

"Aku pergi dulu untuk membeli keperluan rumah dan dapur, di kulkas tidak ada apapun, aku akan segera kembali," begitulah yang Bunga tulis di catatan dan dimasukkannya di celah bawah pintu.

Setelah itu ponselnya berbunyi, terlihat pesan dari Jack memberitahukan bahwa dia sudah ada di lobby.

Bunga pun membalas pesan Jack untuk menunggunya, dan dia pun bergegas le lobby untuk menemui Jack di bawah.

Begitu sampai di lobby, Bunga tampak memandangi sekeliling mencari keberadaan Jack, pandangannya jatuh pada seorang pria yang melambaikan tangan kepadanya.

"Apa sudah lama menunggu?" Tanya Bunga begitu sampai di hadapan Jack.

"Belum lama, Ayo!" Jawabnya kemudian.

"Iya," Bunga pun mengikuti Jack dari belakang.

Mereka pun sampai di mobil Jack yang memang sengaja di parkirkan di depan bangunan tinggi itu. Jack membukakan pintu di samping kemudi untuk Bunga.

"Terima kasih," ucap Bunga kemudian masuk ke dalam mobil.

"Bagaimana?" Tanya Jack setelah hampir lima menit keduanya terdiam.

"Bagaimana apanya?" Tanya Bunga yang belum mengerti arah pembicaraan Jack.

"Bagaimana kalian?" Tanya Jack lagi begitu menyadari wanita disampingnya ini, tidak mengerti arah pembicaraannya.

"Kita baik-baik saja, kamu tenang saja Jack, aku bukan wanita lemah yang bisa diperlakukan seenaknya. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Akan aku tunjukkan bahwa aku kuat menghadapi apapun rintangan yang ada di depanku," jawab Bunga yakin. "Tapi itu hanya berlaku jika di depannya, aku tidak ingin dia melihat diriku yang rapuh karena ini, aku akan terus berpura-pura baik-baik saja, agar kedepannya dia tidak memandangku sebelah mata, dan kabar baiknya, aku tidak sekamar dengannya, saat aku sedang membangun diriku yang kuat, hingga dia tidak bisa melihat diriku di saat aku lemah dan terpuruk," tambah Bunga dalam hati.

"Bagus jika seperti itu," jawab Jack. Jack kemudian menatap Bunga yang kini pandangannya menuju ke luar jendela, "Aku tahu jika sebenarnya kamu berpura-pura jika kamu baik-baik saja, karena dilihat pun sudah jelas bahwa kamu sebenarnya tidak merasa baik-baik saja. Kamu bisa membohongi orang lain, tapi tidak denganku."

"Kapan kamu akan periksa kandunganmu lagi?" Tanya Jack mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Mungkin minggu depan," jawab Bunga yang kini sudah menegakkan tubuhnya dan menoleh sebentar pada Jack yang tadi bertanya.

"Apa Tuan Max sudah tahu? Kamu harus memberitahunya, mungkin saja Tuan Max ingin tahu perkembangan bayi kalian," kata Jack memberi saran.

"Iya, tentu saja aku akan memberitahunya nanti," ucap Bunga pasti.

Tak lama mereka pun sampai di tempat tujuan, Bunga dan Jack pun turun membeli apa yang sekiranya diperlukan. Hingga tak terasa setengah jam lamanya mereka berbelanja.

Setelahnya Jack membawa sendiri barang belanjaannya, dia sama sekali tidak mengijinkan Bunga membawa satupun.

"Apa ada lagi yang ingin kau beli?" Tanya Jack menatap Bunga yang seperti sedang mengabsen barang belanjaannya satu persatu.

"Hmmm, sepertinya sudah semua," jawab Bunga sambil mengingat-ingat.

"Baiklah, lebih baik sekarang kamu masuk dulu," perintah Jack pada Bunga yang diangguki wanita yang berstatus sebagai istri Tuannya.

Sudah hampir jam 7 malam, apa tidak sebaiknya kamu beli makanan saja. Sepertinya tidak keburu jika kau memasak terlebih dahulu, lagian mungkin saja Tuan Max sudah merasa lapar," kata Jack memberi saran.

Bunga tampak berfikir hingga tak lama, dia pun menyetujui apa yang dikatakan oleh Jack. Begitu mendapat persetujuan dari Bunga, Jack pun membelokkan mobilnya ke sebuah restoran terkenal di kota tersebut.

Bunga dan Jack pun turun untuk memesan makanan untuk makan malam dan membungkusnya, awalnya Jack meminta Bunga untuk makan terlebih dahulu di tempat, tapi Bunga menolaknya, karena dirinya tidak ingin membuat suaminya menunggu terlalu lama.

15 menit keduanya menunggu pesanan mereka, hingga semua telah selesai. Bunga dan Jack kemudian masuk ke dalam mobil, dan melajukan mobilnya membelah jalanan kota di hari yang sudah mulai gelap.

Terpopuler

Comments

Amel_

Amel_

kayaknya bakal ada yg cemburu sama Jack

2022-01-27

2

Amel Lia

Amel Lia

lanjut kak semangat !!!
di bab selanjutnya

2022-01-08

3

Alyanawwal

Alyanawwal

lanjut

2022-01-08

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 106 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!