"Kau tau tadi apa yang kamu lakukan?" Kirana sudah di jambak oleh suaminya bahkan matanya sudah memerah karena menangis dan dari tadi Fadli masih tidak melepaskan cengkraman tangan nya dari rambut istrinya.
Kirana bahkan tidak tahu apa yang dia lakukan sampai membuat suaminya marah, yang ia lakukan hanya mengantarkan makanan karena pagi tadi pasti suaminya belum makan. Dia hanya ingin berbaikan dengan suaminya tapi sekarang apa yang salah?
"Mas... Memangnya apa kesalahan ku?" Tanya Kirana seraya memegang rambut nya yang sakit karena di tarik dengan keras oleh suaminya.
"Apa kesalahan mu? Kau masih bertanya?" Kirana terisak bahkan kali ini suaminya tidak memberikan kesempatan mengenai apa kesalahan nya suaminya pulang dengan kepalan tangan dan terus menampar dan menjambak nya.
Apa kali ini yang dia lakukan sehingga suaminya marah lagi pada dirinya.
"KAU MASIH BERTANYA APA KESALAHAN MU? BUAT APA KAU DATANG KE KANTOR DAN MENGAKU SEBAGAI ISTRIKU KAU INGIN MEMPERMALUKAN DIRIKU? " Fadli segera menghempas kan tubuh istrinya ke tembok dan mencekiknya , bola mata Fadli sudah ingin keluar saja wanita ini sudah tidak menguntungkan bagi dirinya dan malah selalu membuat ulah terus menerus.
"Aku tidak mungkin... "
"Kau tidak mungkin apa? Bilang tidak ingin memperlakukan diriku? Iya?" Fadli segera mencekik leher istrinya dengan keras. Tidak ada ampun bagi seorang pun yang berani mengambil keputusan sendiri apa lagi di rumah nya ini.
"Mas.. huk... le... le.. pas... kan.... Sa.. kita mas.."
"Sakit? Sakit kau bilang? Siapa yang menyuruh mu untuk mengantarkan bekal makanan di kantor, owh kau ingin merusak reputasi suamimu? Iya!" Kirana menggeleng, tidak mungkin dia merusak reputasi suaminya.
"Berani lagi kau datang, ke kantor ku bunuh kau... " Fadli segera melepaskan cengkraman nya. Dia memandang istrinya yang sudah berantakan memang dia tidak sekali pun mencintai bahkan menyayangi dirinya, yang ada di dalam otaknya hanyalah uang uang dan uang, untung saja orang bodoh itu menikah kan putri bodohnya padanya, hah rasanya bisa berbuat seenaknya itu sangat menyenangkan.
"Kenapa aku tidak boleh datang mas, itu kantor ku, itu adalah hasil usaha ku. Kenapa aku... "
Plak
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Kirana, Kirana menatap dengan hati yang sangat teriris bagaimana mungkin semakin ke sini suaminya semakin tega padanya, padahal dulu ia sudah memberikan apa yang suaminya mau dan sekarang ini yang dia berikan atas semua yang telah ia berikan pada suaminya. Kenapa suaminya tega melakukan hal ini padanya.
"Kau mau lagi? Mau lagi aku pukul iya!" Kirana segera segera berdiri dan meninggalkan suaminya. Fadli segera mengejar dan Kirana segera mengunci pintunya rasanya dia tidak sanggup lagi berada di neraka ini.
"Kirana.... Kau sangat kurang ajar ada suami mu. Buka Kirana atau akan aku dobrak pintu ini, Kirana buka!" teriak Fadli seraya mendobrak kamar Kirana.
Kirana mengunci pintu dan menahan pintu dengan tubuhnya.
Semua harapan yang dulu ia harapkan duadh hancur, dia mengira setelah dia menikah dia kana mendapat kan kebahagiaan dan nyatanya apa? Tidak ada kebahagiaan yang tercipta dari rumah tangga nya dengan suaminya, yang ada suaminya terus menerus menyiksanya dan menyalahkan dirinya, padahal dia hanya ingin kasih sayang dari suaminya itu saja, tidak lebih bahkan sekedar bergandengan tangan pun suaminya tidak pernah melakukan nya.
"Kirana... Kau buka pintu nya apa aku akan mendobraknya." Teriak Fadli dengan penuh emosi bahkan dia tidak sudah sudah menyiksa istrinya padahal istrinya sudah sangat acak acakan dan penuh dengan luka lebam kenapa dia tidak puas juga.
"Pergi mas!" Fadli mengeratkan giginya dan mendobrak pintu. Pintu berhasil di dobrak dan dia melihat istrinya yang bersembunyi di balik pintu.
Fadli yang seperti orang kerasukan pun segera memukul istrinya sampai istrinya tergolek lemas tak berdaya.
Kirana tidak bisa berbuat apapun lagi, dia sudah tidak bisa lagi berdiri, tubuhnya sudah di penuhi luka akibat di aniaya suaminya, andai ayah dan ibunya ada di sini pasti mereka akan tahu siapa sebenarnya bajingan itu,
Tidak merasa bersalah sudah menyakiti istrinya sendiri, dan setelah puas mengajar istrinya habis-habisan dia di tinggalkan tanpa di tolong siapa pun.
Kirana meneteskan apa-apa saat ini ia rindu bersama dengan kedua orang tuanya, merasakan kasih sayang kedua orang tuanya, kapan kah penderitaan ini akan usai, Kirana hanya menginginkan kasih sayang yang sudah lama tidak ia dapatkan.
Siapa pun tolong lah dia, kekurangan dia dari lembah ini, dia sudah tidak kuat lagi menghadapi suaminya yang sangat kasar pada dirinya, bahkan hanya masalah sedikit saja dia langsung memukul, langsung menampar nya, padahal dia hanya menginginkan kasih sayang. Apakah salah jika ia hanya meminta sedikit kasih sayang? Apakah salah jika dia memintanya?
Kirana masih di sana, dengan balutan ketidak berdayaan akhirnya dia pun memejamkan matanya, dia sudah lelah berada di rumah ini. Mungkin dengan dia tidur rasa sakitnya akan mulai berkurang dan dia tidak merasakan lagi penderitaan yang telah di ciptakan oleh suaminya.
Dengan langkah yang berat Fadli pun pergi ke suatu tempat mungkin di sana dia akan mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Jika dia di rumah bukan kebahagiaan yang akan di dapatkan dia hanya akan berdebat dan mengurusi wanita yang tidak berguna.
Siska membuka rumahnya entah mengapa bosnya malah datang menemuinya apa yang dia lakukan di sini? Apa mungkin dia bertengkar dengan istrinya?
"Mas... Apa?" Fadli baru saja menginjakan kakinya dan dia langsung memeluk tubuh Siska dan segera memberikan ciuman panas padanya.
Siska segera menutup pintu, takut jika sampai ada orang yang akan tahu jika dia sedang main bersama seseorang di dalam rumahnya.
Fadli mencium Siska dengan sangat penuh hasrat, Siska pun membalas ciuman Fadli yang jelas jika dia mendapat kan pria yang ada di hadapannya ini dia akan kaya raya dan merubah hidupnya yang miskin.
"Apa yang kau lakukan akan membuat diriku menjadi orang yang kaya, apa lagi jika aku sampai mendapatkan bos ini."
"Mas apa kamu bertengkar lagi dengan istrimu?" tidak ada jawaban dari Fadli yang jelas dia hanya ingin bersama dengan Siska.
Fadli menghentikan aksinya.
"Jangan sebut dia lagi, yang aku cintai itu kamu jangan menyebut wanita alain apalagi menyebut nama istriku, yang aku butuhkan bukan wanita yang tidak ada gunanya itu melainkan hanya dirimu." Siska yang sudah setengah telanjang pun hanya mengangguk saja, ya bukan hanya dia saja sih lelakinya yang jelas ada banyak lelaki yang bisa dimanfaatkan apalagi hanya untuk menguras hartanya.
"Baiklah, lakukan apa yang kamu mau mas... " Fadli yang mendengar kode dan Siska pun langsung melanjutkan aksinya membuat Siska mendesah hebat, aksi dari kekasihnya sangat memuaskan dirinya malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments