Setelah itu luka Santang mulai di berikan dedaunan yang bermanfaat untuk menyembuhkan luka goresan seperti yang di alami oleh Santang sekarang.
Rasanya sangat perih, tapi Santang mampu untuk menahannya.
Semua sudah selesai, Santang kembali keluar untuk menemui ayahnya dan yang lainnya di depan.
Setelah itu mereka memutuskan untuk segera makan bersama kebetulan juga daging kambing yang di bakar tadi sudah matang dengan sempurna.
Kali ini mereka makan di luar rumah, di bawah pohon yang begitu rindang dan sangat teduh di bawahnya.
Dewantara dan Yudhistira mulai mengangkat daging kambing bakar tadi, di bawanya ke tempat mereka semua berkumpul untuk menikmati nya bersama sama.
Akhirnya mereka semua menikmati daging kambing muda bakar itu dengan sangat senang dan juga merayakan atas keberhasilan Santang tadi.
Sedangkan Garaga duduk santai di samping mereka sembari terus melihat mereka semua menghabiskan daging kambing nya.
Garaga tetap bisa menikmati suasana kebahagiaan walau tidak harus ikut makan bersama mereka semua.
Semua daging kambing bakar sudah berhasil mereka habiskan.
Waktunya untuk membersihkan sisa sisa tulang kambing itu dan segera membuang nya.
Setelah itu mereka semua memutuskan untuk segera berbincang bincang dengan Santang tentang kemenangan nya tadi.
"Nak... Coba ceritakan pada kami bagaimana caramu tadi berhasil mengalahkan raja dari kelompok kapak jahat itu? Kamu kan juga tak memilik senjata apapun saat ini," tanya Kakek Byakta pada Santang.
Santang sebenarnya tak mau menceritakan hal ini pada siapapun, tapi karena Kakek Byakta yang memintanya, lalu Santang mulai sedikit bercerita tentang kejadian yang dialaminya tadi saat melawan raja Sira.
"Sebenarnya aku juga heran dan tidak percaya kek... Tadi tiba tiba pukulan ku begitu kuat dan keras sehingga sangat terasa sakit jika terkena pukulan ku tadi, mungkin ini adalah salah satu kekuatan yang di berikan para dewa untukku," jelas Santang pada kakek Byakta.
Semuanya mendengar dan langsung melihat ke arah tangan Santang, mereka melihat tangan Santang biasa biasa saja, terlihat seperti tangan manusia pada umumnya.
ayahnya yang penasaran juga ingin membuktikan tentang penjelasan Santang itu dengan cara memegang tangan putranya.
Terasa seperti biasanya, tak keras sedikit pun, rasanya juga sama dengan tangan manusia lainnya.
"Rasanya begitu sama dengan lainnya.... Tidak keras sama sekali nak..," ucap ayahnya.
Santang juga tak paham akan hal itu sehingga ia menanyakan nya pada Garaga, mungkin Garaga tahu sesuatu tentang hal itu.
"Garaga.... Apa kamu bisa jelaskan hal ini pada kami semuanya, kenapa bisa tanganku kembali seperti semula? Apa sudah tidak ada kekuatan di tanganku ini?" Tanya Santang yang juga ikut penasaran.
Garaga mulai berdiri dan sedikit berjalan ke arah Santang, mulai berbicara padanya untuk menjelaskan prihal itu.
"Tentang tanganmu itu... Sebenarnya kekuatan mu itu muncul saat di perlukan saja, jika tidak di perlukan seperti sekarang tanganmu akan menjadi normal kembali dan tak mengeras lagi," jelas Garaga.
Santang pun mulai paham dan segera menjelaskan pada Kakek Byakta dan juga Dewantara yang tak mengerti apa yang di ucapkan Garaga tadi.
Setelah mendengar penjelasan dari Adiwilaga, kakek Byakta dan Dewantara akhirnya mengerti dan paham akan kekuatan yang dimiliki oleh Santang.
Setelah obrolan itu mereka semua memutuskan untuk segera kembali masuk ke dalam rumah dan segera beristirahat karena hari sudah semakin gelap.
Tapi Santang tak langsung masuk kedalam rumah, ia pergi menghampiri Garaga terlebih dahulu, ia ingin sedikit bicara padanya tentang rencana selanjutnya.
"Garaga.. besok kita ke kerajaan mana lagi? Aku sudah sangat semangat sekarang, hehehe...," Ucap Santang dengan penuh semangat.
Garaga sedikit menjelaskan sesuatu pada Santang saat itu, Garaga juga membicarakan strategi yang jitu untuk menghadapi lawannya besok.
"Besok kita akan menyerang kerajaan Graha... Kerajaan itu di pimpin oleh raja yang bernama Xie Graha, raja dari keturunan Tiongkok yang namanya besar di sekitar sini, jaraknya lumayan jauh jadi sekarang istirahat lah kita berangkat pagi pagi sekali besok," ucap Garaga.
Santang penasaran dengan sosok raja Xie Graha itu, apalagi keturunan Tiongkok!
Santang belum tahu sama sekali tentang bela diri Tiongkok, ia merasa minder setelah mendengar kata Tiongkok.
Tapi Santang berusaha tetap tenang saat di hadapan Garaga waktu itu.
Tapi Garaga masih bisa merasakan ketakutan yang di alami oleh Santang saat itu, Garaga dapat melihat dari raut wajah Santang yang tiba tiba berubah setelah mendengar kata Tiongkok tadi.
Garaga segera menepuk punggung Santang dan sedikit menenangkan pikiran nya.
"Kamu Tenang saja.. setiap raja pasti ada kelemahannya, kamu jangan pesimis terlebih dahulu, aku yakin kamu bisa dengan mudah mengalahkan raja Xie Graha itu besok," ucap Garaga menenangkan Santang.
Tapi Santang masih saja terus tak percaya diri dan sangat takut akan mengecewakan semua orang jika harus kalah dengan raja Xie Graha.
Santang segera berdiri dan mulai mengambil langkahnya untuk masuk kedalam rumah dengan perasaan yang campur aduk.
Tapi Garaga mengikutinya dan segera menghentikan Santang, Garaga tak mau jika Santang merasa terbeban i dengan semua ini, Garaga langsung memberikan semangat pada Santang saat itu juga.
"Ayo semangat! Jangan seperti ini! Ingat! Kamu ini pendekar... Mempunyai banyak kekuatan! Apa kamu masih kurang yakin dengan kekuatan yang sudah di berikan oleh para dewa untuk dirimu?!" Ucap Garaga.
Omongan Garaga memang sedikit menyakitkan tapi hal itulah yang bisa memecut semangat dari Santang.
Seketika Santang langsung bersemangat dan tak sabar menghadapi raja Xie Graha besok.
"Benar katamu Garaga... Aku tak boleh seperti ini lagi! Aku harus percaya dengan semua kekuatan yang di berikan oleh para dewa untuk ku, terimakasih sudah memecut semangat ku lagi, sekarang aku masuk kedalam rumah terlebih dahulu dan segera beristirahat agar besok bisa lebih bugar dan siap menghadapi raja Xie Graha itu," jawab Santang yang kembali semangat.
Garaga tersenyum dan mempersilahkan Santang untuk segera masuk kedalam rumah dan segera beristirahat untuk besok.
Santang pun segera berjalan dengan tenang masuk ke dalam rumah dan segera tidur bersama kakek Byakta juga Dewantara yang sudah tidur terlebih dahulu.
Sedangkan Garaga juga kembali ketempat biasanya berjaga, di tempat itu Garaga tak lagi berjaga di atas batu besar seperti yang dulu, Garaga selalu berjaga di samping pohon besar samping rumah, Garaga selalu berdiri di situ setiap saat dan terus mengawasi apakah ada bahaya yang datang atau tidak.
Memang Garaga adalah harimau yang tidak ada rasa lelahnya, ia selalu berdiri di tempatnya itu.
Tak pernah merasakan lelah sedikit pun, hebatnya juga Garaga tak pernah tidur dari dulu hingga saat itu.
Pagi hari telah tiba.....
Santang bangun lebih awal dari biasanya, semua orang juga belum ada yang bangun pada saat itu, matahari pun belum cukup naik.
Tapi Santang sudah sangat semangat pagi itu, ia juga ingin sedikit bicara lagi pada Garaga di depan.
Santang mulai membuka pintu rumahnya...
"Kreeeetek.. Tek .. Tek..," suara nyaring pintu rumah.
Ternyata suara itu membuat bangun kakek Byakta juga Dewantara, mereka berdua terusik dengan suara nyaring pintu tersebut.
Kakek Byakta segera membuka matanya dan melihat Santang sedang berjalan keluar rumah, padahal hari masih terlihat gelap.
Begitu juga Dewantara yang melihat Santang keluar saat langit masih cukup gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
anggita
santang,,, garaga...💥✊
2022-02-02
0