Keesokan harinya telah tiba, waktunya Santang dan Garaga menjalankan seluruh strategi yang sudah di bicarakan kemarin.
Mereka berdua mulai berjalan menuju kedepan rumah, berniat akan membicarakan sedikit hal lagi tentang strategi kemarin.
Garaga menyarankan untuk menyerang pendekar jahat yang kemampuannya masih rendah, setelah itu mencari yang mempunyai kemampuan di atasnya dan seterusnya hingga membuat pendekar jahat paling hebat kalah di tangan Santang.
Sebenarnya Santang ingin langsung menyerang pendekar jahat yang paling hebat dan Pendekar jahat lainnya akan dia kalahkan dengan mudah.
Tapi akhirnya Santang memutuskan untuk menuruti omongan Garaga itu, menyerang markas pendekar jahat yang kemampuannya masih rendah dan mudah untuk di kalahkan.
Markas dari Pendekar jahat itu berada tepat di ujung hutan yang sedang mereka tinggal i sekarang, simbol dari Pendekar jahat itu adalah kapak!
Orang biasa menyebutnya dengan kelompok kapak kejam, Karena mereka selalu menggunakan kapak untuk menghabisi musuh musuhnya, bahkan tak segan segan untuk membunuh anak anak kecil yang tak bersalah dan tak tahu apa apa.
Santang mulai pamit pada semua, termasuk dengan ayah dan juga ibunya agar di beri keselamatan selalu.
"Semuanya.... Aku dan Garaga pamit terlebih dahulu, tolong doakan agar aku bisa menaklukkan raja dari kelompok kapak jahat di ujung hutan sana," ucap Santang pada semuanya.
Santang pun mulai menaiki punggung Garaga dan segera berangkat menuju markas besar dari kelompok kapak jahat itu.
Sedangkan Dewi Nur terlihat sangat cemas saat melihat anak satu satunya haru berjuang melawan para pendekar jahat di luar sana.
Dewi Nur takut akan kehilangan anaknya itu, hatinya begitu tidak rela jika harus melihat anaknya sudah tak bernyawa di tangan para pendekar pendekar jahat.
Raut Wajah Dewi Nur terlihat sangat panik dan ketakutan.
Hal itu di sadari oleh Santang, segera ia mencoba untuk menenangkan istrinya itu karena Yudhistira sudah paham jika istrinya itu panik saat melihat Santang akan melawan para pendekar pendekar jahat di luar sana.
Yudhistira mulai mendekati istrinya dan sedikit memeluknya sembari berbicara pada Dewi Nur.
"Istriku.... Kamu jangan ketakutan seperti ini, kita doakan saja Santang bisa melawan lara pendekar pendekar jahat di luaran sana, kita kan juga tahu Santang sudah di pilih oleh para dewa, pasti Santang akan di lindungi juga oleh para dewa, kita daoakan saja....," Ucap Yudhistira saat menenangkan istrinya.
Mendengar omongan suaminya tersebut sedikit membuat Dewi Nur tenang dan yakin bahwa putranya yang sedang berjuang di luar sana akan mendapatkan perlindungan dari para dewa.
Hatinya mulai bisa tenang, Yudhistira juga segera menuntun istrinya untuk segera kembali ke kamar dan beristirahat kembali di sana.
Dewantara dan kakek Byakta masih berada di depan rumah sembari terus melihat Santang dan Garaga pergi untuk berjuang.
Dewantara adalah mantan pendekar jahat yang sudah tobat dan ikut tinggal bersama mereka.
Dewantara mulai sedikit bertanya pada Kakek Byakta tentang kekuatan Santang.
"Kek... Kalau boleh tahu apa saja kekuatan yang sudah dimiliki oleh Santang sekarang?" Tanya Dewantara yang sama sekali belum mengetahui akan hal itu.
Kakek Byakta yang juga belum mengetahuinya pun segera menjawab dengan jujur.
"Aku juga belum tahu nak... Kakek hanya tahu tentang kekuatan Santang yang bisa menyembuhkan penyakit seseorang, tapi kekuatan lainnya kakek belum mengetahuinya sama sekali sekarang, kekuatan itu akan muncul dengan sendirinya saat Santang memerlukan nya," jawab kakek Byakta pada Dewantara.
Dewantara menerima jawaban itu karena memang selama ia tinggal bersama kakek Byakta dan lainnya tak pernah melihat Santang bertingkah aneh atau bahkan menggunakan kekuatan nya.
Selama Dewantara tinggal bersama mereka, Santang tak terlihat seperti orang yang mempunyai kekuatan, Santang terlihat seperti anak bayi biasanya.
Dewantara juga tak pernah melihat Santang melakukan hal hal yang aneh, semua yang di lakukan Santang masih normal dengan apa yang di lakukan anak kecil seperti biasanya.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk segera berburu di dalam hutan sembari menunggu Santang kembali pulang dari ujung hutan sana.
Tiba tiba Yudhistira keluar rumah dan ingin ikut bersama mereka untuk berburu.
Akhirnya mereka bertiga pergi berburu dan masih menggunakan tongkat kayu dari dahulu hingga sekarang, malah semakin jago skil berburunya di bandingkan beberapa tahun yang lalu, sekarang mereka semua sudah dengan mudahnya membidik target buruan nya tanpa meleset sedikit pun.
Sedangkan Dewi Nur masih menenangkan dirinya di dalam kamar, sembari terus mendoakan keselamatan anaknya itu.
Tak ada seorang pun di rumah, hanya Dewi Nur seorang diri.
Suasana itu membuat Dewi Nur lelah dan tertidur pulas di dalam kamarnya.
Sedangkan Santang dan Garaga masih terus berjalan menyusuri hutan hingga sampai di ujung hutan itu.
Kemudian Garaga menghentikan langkah kakinya sejenak dan segera berbicara pada Santang yang sedang duduk di atas punggungnya.
"Tuan... Jangan sampai kamu takut, kamu harus percaya diri agar semua kekuatan yang kamu miliki bisa keluar dan kamu berhasil mengalahkan raja dari kelompok kapak jahat itu," jelas Garaga!
Sebenarnya selama perjalanan Santang tiba tiba menjadi sangat tidak percaya diri dan takut akan mengecewakan para dewa jika dirinya gagal mengalahkan raja dari kelompok itu.
Untungnya Garaga sempat mengingatkan Santang akan kekuatan yang di milikinya, sehingga membuat Santang kembali percaya diri akan bisa mengalahkan raja dari kelompok kapak jahat itu.
"Terimakasih Garaga... Kamu sudah sempat untuk mengingatkan diriku, sekarang aku lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi raja dari kelompok pendekar jahat ini, ayo kita segera masuk ke dalam markas besarnya dan menemui rajanya," jawab Santang dengan penuh keberanian.
Garaga mulai kembali berjalan menuju pintu masuk markas.
Di sana ia di hadang oleh dua penjaga yang sedang berjaga di pintu masuk markas.
Sebenarnya para penjaga itu sedikit takut karena melihat Garaga yang bertubuh sangat besar dan memiliki bentuk tubuh tidak seperti harimau biasanya, Garaga terlihat sangat kekar dengan otot otot nya yang begitu terbentuk.
Tapi penjaga itu memberanikan dirinya dan mulai menanyakan niat Santang datang ke markasnya itu.
"Hey kamu.. turun! Ada perlu apa kamu datang kesini dengan membawakan seekor harimau besar ini?!" Tanya salah satu penjaga.
Santang segera turun dari atas punggung Garaga dan segera menjawab pertanyaan dari para penjaga tersebut.
"Aku ingin menemui rajamu sekarang, biarkan aku bertemu padanya sekarang," jawab Santang dengan penuh kepercayaan diri.
Para penjaga sedikit bingung dengan jawaban Santang itu, mereka merasa kalau Santang ini sedang ingin bunuh diri karena berani bertemu dengan raja di sana.
"Apa kamu bilang? Mau bertemu raja? Hahahaha.... Kamu mau bunuh diri di sini nak?" Ucap penjaga itu lagi sembari sedikit meledeknya.
Tiba tiba Garaga mengaum jahat ke arah wajah para penjaga itu.
Membuat para penjaga itu ketakutan dan segera berlari masuk kedalam untuk menemui rajanya.
Garaga dan Santang juga ikut masuk ke dalam markas itu, berjalan santai tak seperti dua orang penjaga yang baru saja berlari an.
Semua anggota yang ada di dalam markas seketika langsung melihat Santang dan Garaga yang sedang berjalan santai di dalam markasnya.
Tak ada yang berani mendekati mereka berdua!
Semuanya takut setelah melihat bentuk tubuh dari Garaga yang sangat besar dan kekar.
Mereka semua membiarkan saja Santang dan Garaga berjalan santai masuk kedalam markas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
paijo ,
sekedar saran, seharusnya bukan raja tapi ketua atau kepala rampok thor
2022-01-18
1