Gio menyetir dengan santai karena ini hari sabtu dan besok dia juga akan masuk siang karena Flo sudah atur pengantaran besok sesuai dengan jadwalnya dan Reyhan. Gio sampai di sebuat rumah sederhana dan indah, dia tampak mengintip sebentar dan setelah tau ada orang dirumah baru dia mengetuk pintu.
"Vero.." Panggil Gio beberapa kali sampai keluarlah seorang pria paruh baya.
"Om, ada Vero ga?" Tanya Gio langsung tanpa menyapa lagi karena dia sudha biasa di rumah itu.
"Ada, bentar Gio... Veroooo.... Gio datang tuh.." Teriak Ayahnya Vero karena si anak gadisnya memang susah di panggil kalau di kamar. Setelah 10 menit Vero baru keluar dan dengan senang dia menghampiri Gio yang sudah duduk santai di sofa ruang tamu mungil itu.
"Kak Gio ngapain kesini ga bilang-bilang dulu?" Tanya Vero yang telah duduk di sampingnya. Sementara Gio mengacak rambut gadis itu dengan gemas.
"Kau ini yah.. kalo udah dikamar sudah banget sih dipanggil. Kakak tuh kesini mau kasih tau, ada kerja part time kamu mau ga?" Tanya Gio dan Vero langsung mengangguk cepat.
"mau mau.. dimana?" Tanyanya dengan antusias.
"Di toko bunga tapi nyatu dengan cafe, orangnya baik-baik. Kakak juga part time tapi cuma sabtu minggu aja." Jelas Gio membuat Vero semakin bahagia.
"Iya mau, kapan aku bisa kesana?"
"Besok kakak jemput, jam 10 siang ya.. jangan lelet." Pesan Gio sebab gadis itu sangat lelet dan lama kalau mau bepergian.
"Eh tapi kenapa kak Gio malah part time lagi? kan uda lumayan mapan dengan gaji kakak? Tunggu dulu.. jangan bilang karna Susan itu." Tanya Vero dengan wajah yang cemberut, dia sudah tau dari dulu kalau Gio akan melakukan apa saja untuk Susan pacarnya yang tidak tau diri itu.
"Kamu masih kecil jangan sok tau." Jawab Gio membuat Vero mencebik kesal.
"Aku sudah dewasa, sudah 19 tahun tau.." Kesal Vero membuat Gio terkekeh, baginya Vero tetap anak tetangga kecil yang menyebalkan dan bawel seperti dulu.
"Ya sudah kakak mau pulang dah capek." Pamit Gio lalu dia langsung pergi begitu saja seperti rumah sendiri. Sedangkan Vero hanya menatapnya dengan sendu dan memikirkan nasib Gio yang sangat membuat hatinya sakit.
Vero sangat menyukainya sejak kecil dan selalu mengitari Gio kemanapun dia pergi, sampai waktu Gio kuliah dan bertemu dengan Susan, dia berubah dan sangat memanjakan Susan. Apapun yang diminta pasti Gio akan memberikannya, sampai menjual rumah peninggalan orang tua nya demi DP membeli rumah baru yang lebih besar.
Keesokan paginya Gio berkunjung ke kost-an Susan dan membawakan sarapan seperti biasanya di hari minggu, mereka hanya bisa bertemu dalam waktu yang lama seminggu sekali. Tapi kali ini karena pekerjaan Gio di Magical Flower dia juga harus merelakan hari minggunya.
"Kamu kerja di hari minggu?"Tanya Susan dan Gio tersenyum dan mengangguk, sedangkan Susan masih sibuk memakan bubur ayam pesanananya pada Gio tadi.
"Iya, kan demi masa depan kita. Aku ingin setelah kita menikah kau akan nyaman bersamaku. Aku akan memberikan apapun yang kamu minta." Jawab Gio dan memandang Susan dengan tatapan hangat dan penuh cinta, tapi Susan terlihat biasa saja.
"Pokoknya kita gak akan nikah kalau kamu belum bisa menuhin semua kebutuhanku." Sambung Susan yang kini sudah selesai sarapan lalu dia tinggalkan begitu saja untuk dibereskan oleh Gio.
"Iya, memangnya kamu mau apa lagi nih..? biar aku usahain." Tanya Gio lagi yang saat ini sedang membereskan sisa makanan mereka.
"Per bulannya aku harus dapat jatah bulanan minimal 10 juta dan biaya listrik air dan lainnya urusan kamu, juga pelayan yah.. aku gak mau kerjakan kerjaan rumah atau masak, aku ga bisa." Kalimat itu terasa sangat mencekat bagi Gio, dia menahan napasnya lalu membuangnya perlahan untuk menenangkan diri, untung dia sudah kerja lagi.
"Berarti kita harus tunggu cicilan rumahku selesai 3 tahun lagi dong.. soalnya berat di cicilan itu San.." Jawab Gio dan Susan langsung tersenyum dan berpindah duduk ke sebelah Gio, dia melingkarkan kedua tangannya ke lengan Gio dan menyandarkan kepalanya manja.
"Ayo kita ke rumahmu itu, aku ingin lihat rumah masa depan kita." Pintanya karena selama ini Gio selalu merahasiakan dimana rumahnya berada.
"Jangan dulu dong.. itu kan surprise buat kamu nanti. Kamu pasti suka sama rumahnya, ada 4 kamar dan 1 kamar pelayan, ada taman juga meskipun tidak besar tapi kamu bisa menanam bunga." Jelas Gio singkat membuat Susan makin senang dan mencium pipi Gio lagi.
"Tuh kan, jangan cium.. kita sudah sepakat ga boleh lebih dari pegangan tangan sebelum nikah." Larang Gio membuat Susan memeletkan lidahnya sedikit. "Lupa..hehehe"
"Ya udah, aku mau jemput Vero dulu, dia mau kerja di tempat kerja part time ku." Gio melepaskan rangkulan tangan Susan dan berdiri.
"Loh, Vero itu kan tetanggamu dulu, cewe nyebelin yang ga pernah suka aku." Ujar Susan cemberut mengingatnya.
"Hahah memang dia menyebalkan tapi dia gadis baik, sudah ya.. aku takut terlambat, kalau mau keluar hati-hati aku tau hari minggu kamu pasti hang out bareng teman-temanmu." Pesan Gio lalu dia keluar dan akan pergi menjemput Vero di rumahnya. Sudah hampir jam 10 berarti dia harus cepat.
Kini Gio dan Vero sudah ada di Magical Flower dan Vero memekik tak percaya karena dia sangat ingin ke tempat ini sejak setahun yang lalu toko ini dibuka.
"Kak Gio... tempat ini menakjubkan, aku dah dari dulu pengen kesini tapi jauh." Pekik Vero dengan bahagianya dan menggoncang bahu Gio saat mereka sampai dipintu depan.
"Siang Semuanya..." Sapa Gio dengan wajah bahagia, entah kenapa tempat ini selalu membuat suasana hatinya makin baik dan sangat nyaman.
"Siang Giooo..." Mereka semua balas menyapanya.
"Ini Veronica Flo yang aku bilang tadi malam." Gio menghampiri Flo dan memperkenalkan Vero padanya, Flo lalu mengajak Vero duduk di cafe meja khusu dia di dekat kasir untuk berbicara agar lebih nyaman.
"Jadi nama mba Flora ya.. bagus banget mba, cocok dengan tempat bagus ini." Puji Vero dengan wajah cerianya membuat Flo senang melihat gadis itu.
"Panggil Flo saja, seperti yang lain aku juga belum tua kok hehehe.." Ujar Flo padahal umurnya sudah hampir 200 tahun.
"Keliatan sih Flo, masih muda dan cantik banget malah.. aku umur 19 tahun dan masih kuliah, tapi rumahku dan kesini jauh banget makanya aku bingung kalau mau kerja cuma sabtu minggu berat di ongkos." Jelas Vero dengan nada sedih karena dia sangat ingin kerja disini setelah melihat toko dan Flora membuatnya senang dan nyaman juga.
"Kalau kerja full time gimana?" Tawar Flo dan Vero membelalakkan matanya kaget.
"Mau!" Jawabnya cepat, "Tapi aku masih kuliah..." Lirihnya lagi.
"Bisa diatur waktunya, disini juga ada yang seumuran kamu masih kuliah juga dan biasanya setiap minggu akan ada perubahan sift yang diatur oleh Thika, nanti kamu setiap hari jumat kasih tau dia jadwal kuliah dan dia akan atur semuanya. Kalau gaji tenang aja, minimal UMR sini lah.. belum lagi lemburan dan kalau kamu rajin bisa jual bunga bikinan kamu sendiri kaya Thika atau kaya Mala, beli dari sini dan jual lagi ke temannya di dekat rumah. Lumayan loh.." Jelas Flo panjang lebar karena dia sangat suka dengan Vero yang ceria dan blak-blakan ini.
"Emm.. gitu yah, berarti aku harus kost nih.. " Gumam Vero, "Tinggal dirumahku aja gimana?" Tanya Gio di dekat sana yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan mereka.
"Eh?.."
"Loh, emangnya kamu bisa tahan Gio berduaan dengan cewe secantik ini, nanti jatuh cinta loh.." Goda Flo melihat gelagat Vero yang sepertinya suka dengan Gio.
"Hahahah gak lah, Vero itu udah aku anggap adik sendiri, bocah ini cantik dari mana..?" Tawa Gio sambil mengacak rambut Vero.
"Ih.. jangan kak, ini jadi berantakan." Ketus Vero yang kesal karena mendengar Gio menganggapnya adik, wajah cerianya berubah menjadi sendu meskipun dia tutupi dengan tawanya.
"Awas loh, nanti kepincut beneran." Goda Flo lagi.
"Flo, aku sudah punya calon istri kalau kamu lupa." Ucap Gio membuat Vero mencebik.
"Ck.. calon istri, belum tentu dia mau nikah sama kakak..!" Kesal Vero tapi Gio hanya tersenyum dan jalan meninggalkan mereka untuk kembali bekerja karena sudah jam 11 pas.
"Memangnya kenapa calon istrinya gamau nikah?" Tanya Flo kepo karena mungkin Gio bisa jadi client untuk nambah misinya.
"Susan itu, bukan cewe baik yang kaya kak Gio pikirkan, aku kuliah di tempat yang sama dengannya dan dia sudah berkali-kali ganti cowo dan suka ciuman di sembarang tempat. Padahal yah kak Gio itu sangat menghormati wanita, dia pacaran sehat, hanya sebatas gandengan saja tidak lebih." Jelas Vero panjang lebar, karena dia memang tipe orang yang ceplas ceplos membuat Flo tidak ragu untuk pekerjakan dia agar bisa ngobrol dengan customer.
"Kasian Gio.. kenapa kamu tidak bilang padanya Vero, kalau Gio terus begini dia bisa sakit loh.. kau tau kan dia selalu kerja tanpa istirahat." Ucap Flo pelan karena takut Gio akan mendengarnya.
"Aku pergi dulu gadis kecil.." Pamit Gio dan Vero hanya mengangguk pelan kala Gio mendekatinya untuk pamit. Setelah Gio pergi dia melanjutkan ceritanya.
"Iya Flo, aku sudah coba tapi dia mana percaya, kalau sudah bucin susah disembuhkan. Yang paling bikin aku sedih tuh dia rela menjual rumah peninggalan orangtuanya demi DP rumah baru untuk Susan nantinya." Lanjut Vero dan dia semakin sedih, itu terlihat di wajah cantiknya membuat Flo juga ikut merasakan kesedihannya.
"Kita bantu Gio mau gak? Aku juga kasihan dengannya dan aku tau kamu suka padanya dari pandangan matamu itu, tidak bisa bohong." Perkataan Flo yang telak membuat Vero malu dan dia menunduk tidak berani menatap FLo lagi karena ketauan olehnya.
"Gimana, mau ga?" Tanya Flo lagi.
"Iya, tapi caranya?" Vero mengangkat lagi kepalanya dan menatap Flo dengan bingung.
"Aku tau kalau Susan itu berpacaran dengan Robin, cuma tau nama sih kebetulan kami mengantar bunga buatnya dari Robin dan Gio bersamaan jadi kau hanya perlu cari tau siapa Robin dan hubungan mereka sudah sampai mana." Jelas Flo membuat Vero bersemangat.
"Baik akan aku usahakan demi kak Gio, dia harus tau kelakuan pacarnya itu!" Ujar Vero dengan semangat membara membuat Flo tertawa.
"Tapi aku penasaran, Gio berapa ya gajinya? Dia sangat berusaha keras memenuhi semua impian si Susan itu." Gumam Flo tetapi masih bisa di dengar oleh orang sekitarnya.
"20 juta kalau sekretaris utama di Arche." Celetuk Fano dari meja kasir yang sejak tadi tak sengaja mendengar semua pembicaraan mereka.
"Kok tau Fan?" Tanya Flo dan Fano jadi bingung menjawabnya karena dia hanya keceplosan saja.
"Oh.. itu temenku kebetulan sekretaris nya direktur utama di Arche." Jawabnya berbohong.
"Wah hebat, berarti temanmu sering ketemu sama Tuan Archer yang terkenal itu?" Pekik Vero tak percaya.
"Iya loh.. hebat temanmu, kenapa kau malah disini dan tidak minta bantuannya untuk masuk ke sana?" Tanya Flo bingung membuat Fano memutar otak lagi untuk menjawab.
"Em, karna aku ga suka kehidupan mereka yang tak pernah bisa tenang dan menomor satukan Tuannya. Lebih baik hidup begini nyaman seadanya." Jelas Fano membuat mereka mengangguk mengerti.
"Berarti kalau sekretaris utama 20 juta, Gio yang sekretaris biasa aja bisa setengahnya dong..." Gumam Flo lagi.
"20 juta itu kalau masih baru, kalau uda lebih dari 3 tahun kerja lebih gede lagi, kalau Gio meskipun dia sekretaris biasa tapi sepertinya sudah berja hampir 3 tahun biasanya ada lah gajinya sekitar 15-18 juta kalau dia rajin dan kerjaannya bagus." Terang Fano lagi.
"Wah kau tau banyak.. hebat. Nah kita hitung saja kalau 15 juta harusnya cukup dong untuk cicil rumah dan tidak perlu harus malamnya jadi driver online dan sabtu minggu masih kerja disini." Flo bertambah bingung dan Vero menghela napasnya berat.
"Yah kalo cicil rumah biasa di komplek perumahan biasa mah cukup kali... tapi dia beli rumahnya di komplek perumahan Pegasus cluster F." Jawab Vero dengan nada kesal.
"Gila si Gio! Pegasus mah tempat tinggal orang-orang elit dan kawasan disana orang kaya semua." Flo tak percaya si Gio bisa-bisanya beli rumah disana meskipun cluster F yang termurah tapi itu kawasan elit.
"Nah itu dia, si Susan maunya minimal Pegasus dan Gio waktu itu benar-benar pusing cari dana akhirnya rumah orangtuanya di jual, aku kesal dan mendiamkannya seminggu." Sambung Vero dan Fano juga sedikit terkejut, pasalnya kakak pertamanya tinggal di Pegasus Cluster A dan dia tau harga semua cluster disana.
"Gio itu bodoh.." Tukas Imelda yang baru jalan mendekati mereka, dia sudah sejak tadi datang karena jam kerjanya hari ini jam 1 siang.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments