Magical Flower
Magical Flower, toko bunga dan cafe.
Flora terlihat sedang mengumpulkan beberapa jenis bunga, 1 tangkai krisan putih dan kuning, 2 tangkai lotus, 1 tangkai gerbera daisy berwarna merah dan beberapa tanggaki dedaunan kemudia ditata rapi kemudian dibungkus.
"Ini koh Awi bunganya, seperti biasa campur warna untuk sembahyang ya koh." Ujarnya seraya memberikan buket bunga tanpa dibungkus cantik karena langganannya Koh Awi setiap 2 kali sebulan pasti membeli bunga campur warna begitu untuk ritual sembahyangnya di kelenteng.
"Ok, makasih Flo ini seperti biasa kan.." Balas Koh Awi memberikan uang 20 ribuan dan 10 ribuan seperti biasanya. Padahal toko bunga belum buka di jam 7 pagi itu tetapi langganannya ini memang setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan lunar selalu membeli bunga pagi-pagi dan Flora sudah di WA malam sebelumnya agar standby setiap jam 7 pagi di tanggal tersebut. Flora selalu rajin dan bangun pagi setiap hari untuk merawat dan mengajak ngobrol bunga-bunga cantiknya. Mengobrol? Ya! Flora selalu mengobrol dan berbicara banyak dengan bunga yang amat dia cintai.
Flora sebenarnya bukan manusia biasa, dia adalah peri bunga dan tanaman yang sedang menjalani masa hukumannya di dunia manusia. Kesalahan manisnya berbuah pahit ketika ketahuan oleh sang Ratu Peri. Terpaksa Flora yang disapa Flo itu dirubah menjadi manusia dan menjalani hukumannya untuk menyatukan atau memisahkan sepasang kekasih atau suami istri atau sejenisnyalah, Flo juga bingung meisahkan hubungan mereka.
Tapi memang dasar Flo adalah pembangkang dan suka seenaknya maka dia dengan santai menjalani masa hukumannya yang sudah berlangsung selama 50 tahun dan dia hanya selesaikan 1,590 dari 10,000 misi. Haha.. itu sedikit sekali mengingat dia dalah peri yang memiliki kekuatan lebih tapi dia memilih menikmati saja kehidupannya sebagai manusia dan saat ini dia nyaman dengan itu.
Flo sangat suka melihat kebahagiaan dan keceriaan wajah para pelanggannya saat menerima bunga darinya atau terkadang dia ikut pergi dalam wujud perinya melihat orang yang diberikan bunga itu dan dia menikmati setiap moment yang sisaksikannya sehingga lupa akan misi penting dari hukuman yang diberikan sang Ratu.
"Pagi Flo..." Sapa Prithika yang telah datang jam 8 pagi itu karena memang dia kerja di sift pagi, gadis 25 tahun berwajah manis itu sangat suka dengan bunga dan kebetulan namanya Prithika yang artinya bunga dalam bahasa sansekerta, dia biasanya disapa Thika dan merupakan gadis keturunan India yang sangat manis.
"Pagi Flo, aku langsung antar ini ya.." Sapa Bakula yang biasa dipanggil Kula, dia masih 20 tahun dan adiknya Thika, mereka kakak adik dengan nama unik berarti bunga. Kula sudah membawa 1 buket bunga palsu dan snack yang telah disusun rapi dan cantik untuk hadiah ulang tahun yang di pesan online oleh pelanggan Magic Flower ini.
Selain menjual bunga asli, Flo akhirnya membuat juga bouquet bunga palsu dan beberapa jenis buket snack dan uang secara online untuk menambah pemasukan untuk para pegawainya. Selain Thika dan Kula, ada Imelda, Reyhan, yang bekerja di bagian bunga dan pengantaran. Semua pegawai Flo disini memiliki nama yang berhubungan dengan bunga, entah kebetulan atau apapun yang penting dia suka dengan nama-nama mereka yang indah. Kula sebenarnya bekerja di bagian cafe tapi dia sering membantu pekerjaan kakaknya jika sedang ada waktu luang. Mereka semua sangat rajin dan memiliki kisah kehidupan maisng-masing yang membuat Flo sangat takjub dengan kehidupan manusia.
Setelah bekutat dengan bunga-bunga segar yang telah makin cantik dan segar, akhirnya Flo kembali keatas, ke kamarnya untuk membersihkan diri kembali karena belum sempat tadi.
"Thika, jaga dulu ya aku mau mandi." Pinta Flo seraya membuka celemek pink yang dipakainya.
"Ok Flo.. santai.." Jawab Thika yang masih sibuk menyusun beberapa snack yang harus dia tempel karena ada pesanan untuk siang ini. Flo membuka pintu di tangga sudut ruangan itu kemudian naik kekamarnya, dia segera mandi dan kembali lagi karena ada banyak pesanan bunga segar untuk diantar sore ini. Selesai dengan ritual mandinya Flo dikejutkan oleh sesuatu yang dia sudah tau itu apa.
Sekuntum bunga melayang menunggu Flo dan begitu Flo mendekat dan menyentuk sedikit kelopak bunganya langsung ada cahaya terang, kemudia muncullah sosok cantik jelita dan seukuran peri tapi lebih besar sedikit karena pembiasan cahaya.
"Ada apa Ratu Peri Petunia?" Tanya Flo malas karena biasanya bukan hal baik sang Ratu menyambanginya seperti ini.
"Apa kau sudah nyaman dan ingin menjadi manusia Flora?" Tanya sang Ratu dan Flora sangat malas untuk menjawabnya.
"Iya sih nyaman tapi.. ya begitulah.." Jawab FLo ngambang membuat sang Ratu yang dikenal baik hati dan bijak itu menggeleng pelan.
"Kau tidak berubah Flo, sudah 50 tahun dan kau sudah berpindah 5 kali. Aku ingin kau cepat selesaikan misi mu atau kau akan kukirim ke lembah gelap untuk menjadi ratu disana." Ratu yang baik ini berubah tegas dalam ucapannya membuat Flo tercengang.
"Lembah gelap? Ratu? Apa maksudmu?" Tanya Flo bingung dan sang Ratu malah memberinya sesuatu, Flo membuka bunga tulip yang kuncup dan keluarlah cahaya lainnya yang memperlihatkan lembah gelap yang semakin kacau dan menyedihkan.
"Akan akan kirim kau kesana jika tidak ada pertambahan dalam misimu Flo, dan aku tidak main-main kali ini." Tegas sang Ratu lagi membuat Flo makin terdiam, kemudian cahaya dan seluruh bunga disana menghilang dibawa angin yang entah dari mana datangnya.
"Pansy.. iya aku harus tanya ke dia." Flo turun kebawah dengan tergesa-gesa tapi karena sudah ramai pegawai cafe yang datang, dia mengurungkan niatnya untuk berbicara pada Pansy, bunga berwarna ungu itu ada di atas meja rak di daerah meja cafe, si bunga Pansy yang tau segala hal itu memang adalah informan nomor 1 bagi FLo.
"Hai Flo, barang baru sudah datang.." Panggil seorang pria paruh baya dengan setumpuk bunga mawar ditangannya. Barang baru maksudnya adalah bunga segar pesanan Flo telah tiba, sebenarnya Flo bisa saja menghidupkan bunga dalam sekali jentikan jarinya tapi itu sangat mencurugakan jika tidak ada pasokan bunga seperti toko bunga normal seperti yang lain.
"Iya Pak Ramses, aku kesana nih.." Flo berjalan cepat sedikit berlari menghampiri Pak Ramses yang sejak tadi bolak balik membawakan bunga-bunga segarnya.
"Oh iya, ini ada bunga dandelion cuma 1 pot sih.. temanku mau membuangnya jadi aku ambil saja, mungkin kau mau merawatnya?" tanya Pak Ramses dengan pot hitam dan setangkai Dandelion yang hampir kering.
"Ah.. Dandelion yang malang, aku akan merawatmu." Ucap Flo sambil mengambil pot itu dari tangan Pak Ramses, dia segera menyiramnya karena bunga itu sudah sangat lemah, Flo sangat sedih melihat tanaman apapun itu jika mengalami hal buruk seperti ini.
"Aku tau kau pasti akan merawatnya, hahahah kau itu seperti peri di kartun yang di tonton anakku dulu." Puji Pak Ramses dan Flo hanya nyengir mendengarnya, memang dia peri. Setelah pembayaran dan semua nota telah dikumpulkan, Flo membawa Dandelion ke lantai 3 yang ada ruangan terbuka untuk bunga itu bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup.
"Terima kasih.." Ucap si bunga Dandelion dan Flo tersenyum mendengarnya.
"Apa kau sudah baikan? Aku akan merawatmu dengan baik." Tanya Flo dan Dandelion sangat senang bisa bertemu peri di dunia manusia yang keras ini.
"Kau sungguh tinggal disini? Apa kau tidak takut pada manusia?" Tanya Dandelion dan Flo menggeleng, "Ada banya manusia baik dan sayang dengan sesama makhluk hidup yang memang tidak sedikit juga yang jahat." Jawab Flo dan Dandelion makin terpesona dengan peri baik ini.
"Aku akan membalas budi baikmu peri, apa ada informasi yang ingin kau ketahui? Diriku selalu terbang kemana saja dan tau banyak hal." Ujar Dandelion membuat FLo mengingat sesuatu.
"Panggil aku Flo saja, aku ingin tau tentang lembah kegelapan, apa kau tau?" Tanya Flo dan saat ini mereka sudah duduk di kursi santai di lantai 3 yang setenga terbuka dan setengahnya lagi ada atap diatasnya.
"Oh, lembah itu sangat mengerikan dan makin gelap. Sudah tidak ada lagi tumbuhan yang bisa hidup karena sinar mataharinya sekarang tertutup sempurna. Banyak peri yang diutus kesana untuk membantu menyinari dan menghidupkan tanaman tapi mereka pulang dengan separuh nyawa saja dan sekarang sedang dirawat." Jelas Dandelion membuat Flo sangat takut jika dikirim kesana.
"Kau takut Flo?" Tanya Dandelion yang tau rasa hati dari peri itu karena peri dan bunga itu sebenarnya ada hubungan yang rumit untuk di jelaskan.
"Iya, takut dan juga sedih." Jawab FLo dengan sedikit bergetar mendengarkan informasi itu, teman-teman perinya bahkan sakit dan tanaman tidak ada yang berhasil hidup.
"Dan ada hal lain lagi, aku dengar kalau sang pangeran mencari istri untuk dijadikan ratu disana nantinya." Lanjut Dandelion membuat Flo benar-benar kaget.
"Mana ada yang mau kesana!" Pekik FLo. "Betul, gak ada yang mau kesana setampan apapun si pangeran itu." Lanjut Dandelion.
Mereka mengakhiri percakapan dan FLo akhirnya turun untuk mengerjakan pesanan bunga yang belum dia sentuh sama sekali, pikirannya sudah melayang kemana-mana dan harus segera menyelesaikan misi sebanyak-banyaknya.
"Imel aku harus cari imel dulu.." Ucap Flo, karena dia adalah manusia ke 2 yang tau kalau dirinya adalah peri, manusia pertama nanti saja akan diceritakan.
"Thika, Imel masuk gak ya hari ni?" Tanya Flo dan Thika langsung berlari melihat jadwal yang telah dia buat selama 2 minggu kedepan.
"Ada Flo, dia masuk jam 1 selama seminggu ini karna ada jadwal kuliah pagi." Jawab Thika dan kembali lagi dengan pekerjaannya menatap snack di pot bunga beserta bunga kecil lainnya untuk di jadikan buket snack.
"Ohh, ok lah." Jawab FLo dan dia langsung bekerja lagi dengan perasaan galau dan tidak karuan. Flo selalu bekerja sambil melihat jam dinding di atas pandangannya dengan gelisah menunggu jam 1 yang masih ada 3 jam lagi.
Setelah lama menunggu akhirnya Imelda datang juga dan seperti biasa dia bermuka sendu dan sangat tidak mood. Pasti ada yang mengganggunya lagi.
"Mel, aku mau bicara ke atas yuk." Ajak Flo begitu melihat Imel datang sebelum jam 1 siang dan menariknya segera kekamarnya. Setelah membicarakan kegalauan hatinya karena takut dikirim ke lembah kegelapan Imelda juga syok jadinya.
"Trus kita harus ngapain Mel?" Tanya Flo dengan wajah kalutnya.
"Yah jangan malas, kau kan selama ini hanya menikmati hdup tanpa pikirkan misimu itu." Jawab Imel santai karena dia sebenarnya sudah mengingatkan Flo sejak setahun lalu semenjak mereka dekat karena dia ditolong oleh Flo yang sedang melakukan bunuh diri.
"Hm.. tapi kita cari korban dimana?" Tanya Flo lagi seakan menjadi bodoh.
"Korban? Jangan sebut korban tapi client. Tinggal suruh si Pansy nguping lah kan banyak tuh pelanggan cafe yang lagi pacaran. Nguping aja trus kamu ikutin deh.. eh tapi ikutinnya pake apa dong?" Jelas Imel yang malah bertanya balik.
"Ah aku sudah punya dandelion, dia bisa terbang kemanapun." Ujar Flo membuat Imel mangut mangut.
"Ya sudah.. selagi Pansy nguping kau juga boleh tanya-tanya pelanggan yang beli bunga, mereka mau kasih bunga buat siapa, moment apa dan mereka pasti cerita juga." Imel memberi ide lagi dan Flo setuju, "Kau memang pintar." Balas Flo.
"Trus kenapa mukamu murung tadi?" Tanya Flo yang ingat wajah Imel yang sendu itu.
"Biasa, aku dituduh ****** lagi. Apa sihirmu tidak berguna lagi ya? kenapa masih ada pria yang mengejarku?" Tanya Imel dengan tatapan dan nada bicara meragukan.
"Sudah aku katakan, kau itu ditakdirkan untuk menjadi seorang wanita yang digilai lawan jenis dan itu tidak akan hilang. Makanya aku cuma bisa memudarkan sedikit pesonamu dan hanya pria yang serius denganmulah yang bisa melihat kecantikanmu itu meski sudah aku tutupi." Jelas Flo berulang-ulang entah sudah keberapa kalinya.
"Tapi, laki-laki tadi tuh terkenal playboy dan sudah tidur dengan banyak teman kencannya loh.. masa orang kaya gitu serius menyukaiku?" Tanya Imel tak percaya lagi.
"Ohh berarti dia memang hanya ingin bermain dan kau harus hati-hati. Ingat, mereka yang tidak serius denganmu tidak akan melihat kecantikanmu dan jika ada pria yang menyebutmu cantik berarti bisa jadi dia orang yang tepat." Jelas FLo lagi dan Imel terlihat berpikir, memang benar si playboy itu tidak mengatakan dia cantik tapi hanya ingin merasakan tubuhnya yang bentuknya sempurna, setidaknya itulah yang didengar Imelda dari orang sekitarnya. Beruntung Flo sudah menutup aura kecantikannya sehingga dia bisa hidup lebih tenang.
"Sudah hampir jam 1 aku karus kerja bantu Thika yang keteteran sama pesanan buket snacknya." Pamit Imel dan mereka bersama kembali ke lantai bawah untuk lanjutkan pekerjaan.
"Flo, kayanya kita butuh orang baru buat antar buket deh.. kalau bisa pekerja part time aja, cuma sabtu minggu karna Kula juga sibuk di cafe kalo wiken." Thika sudah berada di depannya dan Flo berpikir sejenak.
"Okelah, nanti tempel disana saja dan post juga di IG yah, kalau bisa cowo aja biar kuat angkat-angkat yang gede." Titah FLo dan di balas jempol oleh Thika yang langsung menyibukkan diri lagi.
Hari berlanjut dan pekerjaan mereka tanpa henti sampai sore, Reyhan sudah bersiap dengan mobilnya dan memasukkan 8 buket bunga dan 2 buket snack balon ke mobil, Thika akan ikut dengannya agar mudah bagi Reyhan untuk mengantarkan tanpa harus parkir. Jika pengantaran yang banyak dan rawan rusak amaka akan pakai mobil dan biaya tentu saja di tanggung oleh pembeli sesuai harga tertera di wilayah tertentu. Untunglah Flo sudah punya beberapa mobil, karena 50 tahun jadi manusia dengan kekuatan peri tidak sulit memperoleh uang, itulah salah satu yang Flo suka selama ini.
"Selamat malam mba, saya mau pesan bunga tapi bingung." Sapa seorang pemuda yang baru masuk saat toko mau tutup.
"Mau bunga jenis apa dan kalau bingung bunganya untuk siapa dan acara apa ya?" Tanya Flo balik melihat pemuda itu bingung melihat banyak macam bunga disana.
"Ehm, untuk pacar saya dan dia ulang tahun besok." Jawab pemuda itu dan dia kembali memandang Flo dan tersenyum.
"Ohh, kalau boleh tau pacarnya mas suka jenis bunga apa?"
"Saya tidak tau mba.. mungkin mba bisa Bantu?"
"Boleh, kalau begitu seperti contoh ini saja, tadi juga ada yang pesan untuk ulang tahun pacarnya." Terlihat pemuda itu memandang sebuket mawar merah yang lumayan besar.
"Mawar putih saja deh mba, sepertinya lebih cocok untuk pacar saya, soalnya dia terlihat polos dan cantik seperti mawar putih itu." Jawab si pemuda dengan senyum mengembang membayangkan wajah si pacar.
Setelah melakukan pembayaran dan menuliskan alamat tujuan dan pesan cintanya si pemuda itu segera keluar baru saja membuka pintu dia kembali lagi membuat Flo berbalik mendengar panggilannya.
"Mba.. maaf. Apa sedang cari pekerja part time?" Tanya pemuda itu.
"Benar, kenapa ya mas?" Tanya Flo dan pemuda itu memberanikan diri untuk melamar pekerjaan itu.
"Boleh saya coba mba? Soalnya Sedang butuh." Flo mematung dan bingung karena tampilan pemuda ini tidak terlihat biasa, dengan setelan kemeja putih yang rapi dan ada tanda pengenal perusahaan dikalungkan dileherny membuat Flo makin bingung.
TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments