Jam 8 pagi di hari jumat yang cerah ceria, Flo sudah ada dibawah untuk bersiap membua toko hari ini, Magical Folwer, Toko Bunga dan Cafe. Itulah nama tokonya. Dia sedang menyusun semua buket bunga segar hari ini untuk dikirimkan dan dia heran melihat 2 kartu di alamat yang sama.
"Penerima, Susan Tanijaya, dikirim ke Saros Studio lantai 12 bagian admin mawar merah dari Robin, note : Selamat hari lahirnya seorang bidadari cantik ke dunia, kekasih hatiku, dari Robin. Trus satu lagi juga sama, note : Selamat ulang tahun sayangku, dari Giovani. Ini sama, ya ampun si cewe tarik 2 sekaligus. Dan Giovani kan yang tadi malam pekerja part time kita yang baru nanti." Gumam Flo sejak tadi membuat Reyhan bingung dan ikut membaca note dari bunga itu.
"Duh, Flo aku yang ngantar aja bingung loh.. gimana yang nerima nanti sekaligus 2 bunga itu, merah dan putih kaya bendera aja." Keluh Reyhan yang menggaruk kepalanya karena bingung.
"Yasudah antar saja, kita kan cuma jual, yah nanti kalo Gio masuk jangan bilang dulu yah, takutnya dia patah hati." Pesan Flo dan di balas anggukan oleh Reyhan yang sudah memasukan 4 buket bunga segar dan 1 bunga palsunya.
"Hati-hari Ray." Teriak Flo dari dalam karena memang belum waktunya buka toko.
Toko bunga akan buka jam 9 dan cafe jam 10, saat ini masih jam 8 lebih dan dia sudah bekutat dengan pekerjaannya seperti biasa karena pemesanan yang menumpuk. Apalagi sebentar hari valentine tinggal seminggu dan dia harus menyediakan bunga mawar yang banyak dan segar terus membeli beberapa jenis boneka kecil sampai besar, coklat dan lainnya. Ya itu adalah tugas dari Thika.
***
***
***
"Susan.. ada paket!" Teriak salah satu pegawai admin di Saros Studio tempat Susan sedang magang untuk 6 bulan kedepan dan dia sudah 1 bulan bekerja disini. Susan segera keluar dan tersenyum cerah kala Reyhan datang dengan membawa buket bunga cantik.
"Mba Susan ya?" Tanya Reyhan ramah dan Susan menjawab, "Iya mas, dengan saya."
Reyhan lalu memberikan 2 buket bunga cantik mawar merah dan putih. Susan sempat bingung membawa 2 buket yang cukup besar itu dan sedikit terlihat malu saat membaca kedua notenya.
"Paraf disini mba.." Minta Reyhan sopan dan Susan segera membubuhkan coretan kecil itu, lalu dia segera membawa masuk 2 buket bunga dan menjadi bahan godaan teman kantornya disana.
"Gila lu, dapat 2 buket bunga merah putih lagi. Mau upacara pake bunga?" Ledek salah satu pegawai disana membuat Susan sedikit malu tapi dalam hatinya sebenarnya dia sangat sebal dengan Gio yang sok romantis padahal selama mereka pacaran si Gio terlalu hemat buat hal romantis begini.
"Kalau begini pusing juga bawa pulangnya, udah janji sama Gio pulang bareng, habis pulang Robin datang jemput untuk dinner." Susan terlihat bicara sendiri dan bingung dengan bunga ukuran besar itu. Akhirnya Susan akan membawa mawar putinya Gio saja karena tidak mau ditanya-tanya oleh pacar pertamanya itu ketika menjemputnya pulang.
Sore harinya Gio dengan mobilnya menuju lobi gedung Saros Studio menjemput sang pacar, dia telah melihat Susan dari jauh yang sedang merangkul buket mawar putih pemberiannya dan dengan wajah sumringah Gio membuka jendela mobilnya memberi tanda untuk masuk dan Susan dengan cepat masuk kedalam dan memberikan kecupan singkat dipipi Gio sebagai ungkapan terima kasih.
"Hadiah dariku." Ucap Susan membuat Gio terkejut.
"Jangan cium-cium lagi Susan, tidak boleh sebelum nikah." Tegas Gio membuat Susan menepuk jidatnya.
"Oh iya lupa, maaf yaaa..." Ujarnya membuat Gio kembali tersenyum melihat kelakukan pacarnya yang sangat dia cintai.
Gio memang mempunyai prinsip, pacaran boleh tetapi tidak boleh terlalu bebas, mereka hanya sebatas pegangan tangan saja selama 3 tahun pacaran. Setelah mengantar Susan pulang Gio lanjut untuk mencari peruntungan lainnya dengan membuka aplikasi driver online dan siap lanjut bekerja. Dia akan menerima penumpang sampai batas jam 10 malam lalu akan kembali ke rumahnya yang dia beli dan masih dicicil sehingga dia harus bekerja extra untuk mendapatkan tambahan uang.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Sabtu pagi datang, dan hanya 1 hari dalam seminggu dia akan bangun agak siang di jam 9 pagi untuk membayar rasa lelah setelah 5 hari bangun pagi, untuk menjemput Susan dan mengantarnya ke kantor lalu dia juga masuk kerja di gedung sebelah.
Sebenarnya Gio sudah mempunyai gaji yang cukup lumayan untuk membiayai hidupnya yang kini hanya sebatang kara, dengan menjadi salah satu staff di Arche group membuatnya mendapatkan gaji yang tidak sedikit tetapi, cicilan mobilnya baru lunas beberpa bulan lalu, sisa cicilan rumahnya masih ada 3 tahun lagi pasalnya dia membeli rumah lumayan besar untuk bekal menikah, dan dia harus menabung untuk biaya pernikahan impian Susan.
Sebenarnya Gio tidak terbiasa hidup mewah, itu semua adalah tuntutan dari Susan yang ingin hidup nyaman sehingga Gio bersusah payah membanting tulang untuk memenuhi segala kebutuhannya dan permintaan Susan.
"Selamat siang mba Flora, saya bisa mulai kerja siang ini." Sapa Gio begitu masuk ke Magical Flower dan Flo tersenyum menyambutnya.
"Panggil Flo saja seperti yang lain dan jangan formal, disini semuanya sama, santai aja.. ayo masuk kesini."
Ajak Flo dan Gio ikut masuk bersamanya kedalam yang sebenarnya bisa dia lihat juga dari luar karena hanya sebatas sekat dan meja menuju ruangan dalam yang penuh bunga segar dan juga ada lemari bunga palsu dan segar, ada beberapa lemari pendingin juga untuk bunga yang harus di tempatkan di suhu yang sejuk.
"Ladies.. ini teman baru kita Giovani, panggil saja Gio dan dia part time sabtu minggu saja." Flo mengenalkan Gio pada semuanya disana, setelah saling berkenalan mereka akhirnya mengajari apa saja yang bisa di kerjakan oleh Gio.
"Gio, kamu kenapa weekend malah bekerja lagi tidak istirahat?" Tanya Flo memulai pertanyaan karena penasaran. Gio yang sedang diajari memasang kawat di pot pun tersenyum sebelum menjawabnya.
"Biasa Flo, cari tambahan buat nikah." Celetuknya membuat Thika dan Imel berdehem dan menggodanya.
"So sweet banget jawabannya, calonnya pasti seneng tuh.." Ucap Thika.
"Loh.. bukannya kamu kerja di Arche group yah, gajinya kan gede disana." Timpal Flora karena dia sedikit kaget mendengar jawaban Gio yang sebenanya sudah sangat ingin dia tanyakan kemarin malam.
"Nah karena cicilan rumah dan pernikahan impian pacarku sungguh luar biasa tapi sebagai calon suami yang baik aku harus berusaha." Jawabnya membuat para wanita memekik lagi bahkan sampai pegawai cafe juga ikut menguping.
"Gilaaa ya ampun, sisakan cowo begini 1 lagi buatku." Teriak Kamala di meja kasirnya yang memang terletak antara toko bunga dan cafe sehingga dia bisa menguping kedua sisi pembicaraan.
"Hei Mala, kau itu sudah mau nikah jangan ganjen." Balas Thika ke Mala yang merupakan sepupunya.
"Tapi emang bener sih Gaji di Arche itu gede loh.. kau di bagian apa Gio?" Tanya Mala yang sudah mendekat agar bisa ngobrol lebih enak tanpa dilihat pengunjung cafe.
"Aku hanya di jajaran sekretaris direktur tapi di bagian yang mengerjakan hal receh lah, sesuai kebutuhan saja, bahkan sangat jarang bertemu sang direktur yang tegas mampus itu." Jelas Gio yang kini mulai terbiasa dan bergibah ria dengan cewe-cewe disana tetapi dia kembali terdiam saat melihat sosok tinggi tegap dan tampan yang baru saja jalan melalui cafe ke dekat meja Flora merangkai bunganya.
"Mampus, kenapa dia ada disini?" Batin Gio menatap sosok itu dengan wajahnya yang sudah cemas, tapi sosok itu langsung memberi tanda dengan telunjuk berada dibibirnya sekilas pertanda dia harus diam.
"Lah.. sekretaris gajinya berapaan? Temenku aja yang cuma staff mailing room biasa gajinya nyentuh angka 6 loh padahal ya tugasnya cuma terima paket trus email ke karyawan untuk datang ambil, kerja cuma dari jam 8 sampai 4 sore." Timpal Mala lagi tidak terima dengan penjelasan Gio.
"Gimana yah.. pokoknya harus nabung demi calon istri yang mau nikahnya luar biasa." Jawab Gio lagi makin membuat Thika dan Flora penasaran.
"Memangnya pernikahan impian seperti apa?" Tanya Imelda yang sejak tadi diam.
"Dia maunya ala-ala dongeng karena dia pernah melihat cuplikan pernikahan megah zaman dulu di keluarga Hastanta, pernikahan peri dari Tuan Kenny dan istrinya." Jawab Gio lalu melirik sosok pria tegap yang masih di posisinya itu.
"Ohh yang itu!" Pekik Flora karena dia sangat tau pernikahan megah itu karena dekorasi ala hutan peri yang dia buat, memang sangat cantik, dulu dia masih menjadi sorang karyawan EO dan belum menjadi Flora yang sekarang.
"Iyah maka itu biayanya saja berapa.. belum lagi cathering dan lainnya." Ucap Gio lagi dan membuat mereka miris mendengarnya.
"Gila yah.. kalau sekelas keluarga Hastanta yah mungkin saja bikin pesta begitu lah kalo kita? Bukan hutan peri, yang ada perihhhh..." Timpal Mala membuat yang lain terkikik pelan menjaga intonasi suara agar tak terdengar pengunjung cafe.
"Loh.. Fano sejak kapan kau disitu?" Kejut Mala ketika dia berbalik ingin kembali ke mejanya.
"Dari tadilah.. kau saja kebanyakan kepo." Cibir Fano lalu melirik ke Imelda, gadis pujaannya yang sangat pendiam.
"Kalau suka bilang, jangan dipendam terus.. nanti ilang loh diambil orang." Gumam Mala membuat Fano meringis mendengarnya dan Flo yang kebetulan dengar juga ikut berkomentar. "Betul tuh.. gas terus lah jangan kasih kendor."
"Nah selesai nih.. buket bunga mawar merah. Sekarang tinggal tunggu Reyhan balik dan bagi 2 ya Gio untuk antarnya. Kamu tau jalanan di kota ini kan?" Tanya Flo dan Gio mengangguk.
"Tau dong, sudah 2 tahun jadi driver online Flo.." Jawab Gio semangat.
"Loh kapan nariknya?" Tanya Flo sedikit heran.
"Abis pulang kantor sampae jam 10 malam." Ucap Gio sambil menyusun pekerjaan kecilnya ke arah Thika karena dia hanya ditugaskan menempel kawat ke pot.
"Hebat! Pekerja keras banget yaaa..." Imel berdecak kagum membuat Fano sedikit cemburu karena Imel tak pernah banyak ekpresi ketika mereka berkumpul begini.
"Tuh, Imel yang manut manut aja mukanya kaget gitu loh." Ujar Thika membuat Gio merinding karena ditatap Fano dari jauh, dia hanya nyengir tidak berani komentar lagi.
"Tuh Reyhan datang.. Gio bawa yang gede ini ke mobil Reyhan dulu biar dia istirahat sebentar." Titah Flo dan setelah mereka berkenalan Gio langsung membawa 1 buket uang yang paling besar ke mobil Reyhan.
"Nah ini yang mini totalnya ada 145 buket, ini antar saja di sekolah Pelita Harapan 4 deket sini, ada alamatnya dinota. Lalu buket snack ini langsung antar ke RM Selera Kita di ujung komplek sebelah. Nanti sisanya Reyhan lagi yang antar. Yang ikut kamu siapa yaaa... aduh kayanya butuh orang lagi nih." Jelas Flora dan Gio mendengarkan dengan seksama, tidak sulit bagi Gio karena dia sudah terbiasa dengan permintaan para bosnya di perusahaan yang terkadang aneh.
"Boleh aku ikut sekalian bantu?" Tanya Imel yang sebenarnya pekerjaannya sudah hampir selesai setengah jam lagi.
"Oh iya, Imel aja yang ikut soalnya yang ini harus dipegang agar tidak jatuh." Akhirnya Flo mengambil alih kerjaan Imel yang hampir selesai hanya memasang pita di 3 box hampers kue dengan bunga pesanan dari cafenya. Imel dan Gio pun pergi bersama.
"Jangan cemburu, mereka lagi kerja." Flo melirik ke Fano yang sejak tadi memperharikan kepergian mereka berdua.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
"Bisa Mel?" Tanya Gio begitu Imel membuka pintu dan turun membawa buket snack yang lumayan besar untuk ukuran tubuhnya yang terbilang kurus.
"Bisa mas Gio tenang aja, aku ini kuat meskipun kecil." Jawab Imel dan sudah ada di restoran komplek yang baru buka, setelah mengantar itu mereka kembali ke mobil untuk mengantar bunga ke sekolahan yang sedang ada acara.
"Nanti box nya di tinggal atau dibawa lagi Mel?" Tanya Gio melihat 2 box itu lumayan besar dan kelihatan tidak murah.
"Tinggal aja mas, mereka membeli sekalian box itu biar rapi." Jawab Imel dan Gio mengangguk. Setelah mengantar, Gio merasa sedang melihat Susan bersama seorang pria sedang masuk ke sebuah cafe dekat sekolahan itu sewaktu mereka di parkiran.
"Kenapa mas?" Tanya Imel yang melihat gelagat aneh dari Gio.
"Hmm..tidak, sepertinya aku salah lihat tadi." Jawab Gio yang merasa tidak tenang. Setelah berkendara 10 menit mereka telah sampai ke toko lagi dan menyelesaikan tugas masing-masing.
"Sudah selesai Mel, kamu pulang aja." Tukas Flo yang melihat sudah jam 4 sore dan sudah waktunya Imel pulang karena dia sudah dari jam 7 pagi disini.
"Nanti aja Flo, kamu lupa hari ini aku pindah kost-an lagi." Ujar Imel dan Flo baru ingat itu.
"Hahahah maaf lupa.. yaudah terserah mau tunggu sampai jam berapa saja." Flo melanjutkan pekerjaannya dan Imel yang memang sudah lelah memilih duduk sendiri di cafe dengan memesan jatah minumnya hari ini yang belum dia ambil dan duduk termenung merenungi nasibnya dan seperti biasa Fano akan memandangnya dalam diam.
Jam 6 sore Reyhan balik lagi dan jam kerjanya selesai, waktunya dia pulang menikmati malam mingguan bersama sang pacar. Sementara Gio sudah akan melanjutkan mengantar 2 buket terakhir untuk hari ini.
"Oh iya Flo tadi bilang mau cari tambahan orang buat part time ya?" Tanya Gio sebelum pergi mengantar.
"Iya nih.. ada rekomen?" Flo balik bertanya.
"Ada tetangga ku dirumah lama, dia masih kuliah sih apa boleh?"
"Boleh lah, Imel juga masih kuliah. Besok bawa kemari aja sekalian kita ngobrol."
"Ok siap!"
Gio melanjutkan mengantar buket itu dan kebetulan salah satunya dekat dengan rumah lamanya dan dia akan sekalian singgah sebelum pulang, Gio sengaja mengantar buket terakhir dengan mobilnya.
TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments