Di hari yang sama, sekitar pukul 2 siang, terlihat seorang lelaki dengan baju basket tengah membersihkan wajah nya di keran air. Ia malah harus terpaksa mengguyur rambut nya dengan air, karena eskrim tak sengaja terlempar ke arah nya tadi mengotori rambutnya.
Sebelum kejadian itu, ia sedang berada di lantai dua menemui teman temannya. Dan di lantai dua juga ada ruang ganti pakaian. Waktu itu dia baru saja keluar dari ruang ganti pakaian dengan baju basketnya dan hendak kembali ke lantai satu.
Dia hanya berjalan santai di koridor . Tapi sialnya, ada sebuah eskrim corong yang entah dari mana tiba tiba melayang dan jatuh ke kepalanya . Eskrim coklat yang masih banyak itu, mengguyur area kening, rambut, hingga hidungnya.
Lelaki itu diam saja ketika melihat seorang remaja perempuan di kucir dua seperti anak TK tiba tiba berlari kecil ke arahnya lalu meminta maaf.
"M-maaf, bang. Saya ga sengaja. Tadi saya terjatuh terus eskrimnya terlempar gitu aja. Maafkan saya"
Ujar perempuan itu sambil menunduk malu.
Sebenarnya Ares sudah sangat kesal dengan kejadian yang barusan di alaminya. Di sebelah perempuan kucir dua tadi, ada seorang perempuan berambut pendek yang juga memegang eskrim yang sama. Di tangan mereka masing masing juga sedang memegang hp dan Ares bisa melihat kamera selfie yang masih menyala di layar hp mereka.
Jadi, mereka selfie di dinding anak tangga ini? Norak sekali, fikir Ares.
"Lain kali, kalau di area tangga itu hati hati, jangan malah selfie selfie"
Ujar Ares tegas, lalu pergi meninggalkan mereka berdua begitu saja, tentu dengan corong eskrim yang masih di atas kepalanya.
Ya, begitulah ceritanya. Setelah pergi dari sana, Ares tak melihat keberadaan kedua gadis itu lagi.
"Ares, udah selesai belum?"
Tanya seorang lelaki yang memakai baju basket yang sama dengan Ares. Ada sekitar 5 lelaki di luar toilet yang tengah menunggu Ares.
"Iya udah"
Jawab Ares, lalu segera keluar dari toilet . Baju basketnya di area dada terlihat basah sedikit , tapi Ares tak peduli dan memilih tidak mengganti pakaiannya walaupun mereka akan pergi bertanding lima menit lagi.
"Gak mau sekalian ganti baju aja, bro?"
Tanya salah satu teman Ares disitu sambil melihat ke arah baju Ares yang terlihat basah.
"Gausah. Ntar juga kering sendiri"
Jawab Ares.
"Oke, sekarang kita let's go!"
*
Keesokan harinya..
Ini ialah hari pertama Tiara menjadi siswa di sekolah barunya, Arison Senior High School. Ia pergi naik angkot dari rumahnya, karena pagi ini, ayahnya sedang tidak ada.
Ya, seperti biasa, ayah Tiara sering merantau dengan pekerjaannya, kalau pulang bisa sebulan sekali.
Ia sudah sampai di gerbang sekolah pukul 07.15. Ketika sudah memasuki area sekolah, Tiara dipertemukan dengan seorang guru wanita. Guru wanita itu mengajaknya ke kantor guru, mungkin guru tersebut tau kalau Tiara adalah murid baru disini.
Di ruang guru, Tiara di ajak bicara banyak hal, hingga waktu sudah menunjukkan pukul 07.30.
Di ruang guru tadi, ia juga dipertemukan dengan wali kelasnya . Sekarang jam 07.32. Tiara bersama wali kelasnya pun keluar dari kantor guru tersebut. Wali kelas Tiara ( Namanya Sarah ) segera berjalan menuju lantai tiga, Tiara mengekor dari belakang.
Ternyata kelas yang akan ditempati Tiara ada di lantai tiga . Tiara pertama kalinya masuk kelas di lantai teratas. Di sekolah Tiara sebelumnya, hanya satu lantai saja .
Wali kelas nya yang bernama Sarah itu memasuki kelas terlebih dahulu. Tiara melihat papan kecil di atas pintu kelas barunya yang bertulisan ' 12 IPA 1 '.
"Anak anak, selamat pagi. Selamat datang di kelas baru kalian, kelas 12 IPA 1. Hari ini, kita kedatangan murid baru. Dia masuk ke sini melalui jalur prestasi dan nilai rapot. Nak, silahkan masuk"
Tiara yang mendengar itu pun segera masuk ke kelas barunya dengan sopan, lalu berdiri di samping wali kelasnya itu, Bu Sarah. Ia tenang melihat murid murid disini langsung memasang senyum ketika ia masuk kelas, oh, kecuali satu orang.
Itu ialah seorang gadis yang duduk di barisan ketiga kolom ketiga. Gadis itu memiliki kulit putih, hidung mungil, bibir tipis merah, dan rambut lurus panjang yang sangat halus.
Tapi gadis itu menatap Tiara dengan wajah gusar, membuat Tiara bertanya tanya dosa apakah yang ia lakukan kepada gadis itu.
Mengabaikan itu, Tiara melihat seisi lain kelas ini, bangku dan meja yang mengkilap, dinding tanpa noda, kerajinan aesthetic di ujung kelas, lemari untuk menaruh tas, dan lain lain. Setiap siswa disini duduk sendiri, satu meja dan satu bangku. Dan di kelas ini total hanya ada 9 bangku .
"Sekarang, coba perkenalkan dirimu dengan teman temanmu ya"
"Perkenalkan nama saya Tiara Angelista, saya pindahan dari SMA ******. Saya harap kita semua dapat berteman dengan baik, terimakasih"
"Nah, Tiara, sekarang kamu bisa duduk di kursi kosong sebelah sana"
Ujar Bu Sarah, dan Tiara pun berjalan menuju kursi kosong di baris ketiga, kolom pertama.
.
.
Ketika pukul 9 , lonceng berbunyi, menandakan waktu istirahat. Tiara memang tidak berniat pergi ke kantin, karena dia tak punya uang, dan tak punya teman untuk di ajak kesana. Jadi, dia memilih untuk duduk di kursinya saja.
"Hai, perkenalkan, aku Yuki"
Ujar perempuan yang duduk di bangku depan Tiara.
"Salam kenal Yuki"
Ujar Tiara dengan senyum kecil.
"Halo, Tiara. Aku Sella"
Ujar seorang lagi, dan Tiara pun membalas sapaannya dengan senang hati. Semua siswa disini pun ikut berkenalan dengan Tiara, kecuali satu orang. Dia ialah perempuan berambut lurus panjang tadi.
Selagi teman sekelasnya yang lain tengah berkenalan dengan Tiara, gadis yang duduk di baris ketiga kolom ketiga itu keluar kelas sendirian.
Ya, walaupun ke tujuh teman sekelasnya mengajaknya berkenalan, tapi tak ada yang mengajak Tiara keluar kelas bersama. Jadi, Tiara hanya duduk diam di bangkunya. Tiara juga sedang tak punya uang.
Sudah lima menit Tiara masih duduk di kursi di kelasnya. Kata Bu Sarah, waktu istirahat sekitar 15 menit, berarti sisa 10 menit lagi. Tiara yang mulai bosan segera keluar dari kelas nya.
Kelas Tiara bersebelahan langsung dengan area tangga menuju lantai dua. Ketika Tiara baru saja keluar satu langkah ke kiri dari pintu kelasnya, sebelum melewati batas dinding kelasnya, ia mengintip dua orang cewek yang saling berbicara di area anak tangga.
Salah satu cewek itu ialah gadis sekelasnya, gadis berambut lurus panjang yang sebelumnya selalu Tiara perhatikan tadi.
Yang membuat Tiara tertarik menguping ialah, karena mereka membicarakan ' anak baru '.
"Menurut elu, gimana penampilan anak baru itu?"
Tanya seorang siswi berambut sebahu kepada siswi berambut lurus panjang yang ada didepannya. Tiara tak mengenal siapa lawan bicara dari gadis berambut lurus panjang itu, karena tak sekelas dengan Tiara.
"Penampilan dia gak norak sih, tapi mukanya gak cakep cakep amat"
Jawab si gadis berambut lurus panjang itu, yang membuat telinga Tiara gatal mendengarnya. Tapi, apakah mereka memang sedang membicarakan Tiara?
"Ciri cirinya gimana? "
"Rambut sebahu di kucir satu, kulit gak terlalu putih, dan kayaknya tinggi nya gak beda jauh sama tinggi aku"
Jawaban dari gadis berambut lurus panjang itu membuat Tiara langsung menyimpulkan bahwa mereka memang sedang membicarakan dirinya. Ciri ciri yang ia sebut benar semua.
"Btw, tuh cewek masuk dari jalur prestasi loh. Hmm, aku penasaran apa tuh cewek emang sepintar itu atau malah suap guru"
Lanjut gadis berambut lurus panjang itu. Hey, Tiara tentu tidak punya uang untuk suap guru!
"Gara gara dia, aku dikeluarkan dari IPA 1. Mana dipindahkan ke IPA 3 lagi, jauh banget. Padahal kan aku mau deket deket sama mas crush. Gara gara tuh cewek, gua jadi dipindahkan! Coba aja dia ga sekolah disini, pasti gak bakal terjadi kayak gini!"
Lanjut gadis berambut sebahu sambil menggertak kesal entah pada siapa.
Karena cukup kesal dengan pembicaraan mereka, Tiara mencoba cari perhatian dengan berjalan melewati mereka, mencari tau apakah mereka tetap akan membicarakan Tiara atau tidak.
"Eh, kamu, coba sini dulu,"
Tiara tak menyangka itu terjadi, perempuan berambut sebahu itu barusan memanggilnya ketika Tiara berjalan didekat mereka berdua.
"Iya?"
"Kamu .. kamu anak baru ya?"
Tanya perempuan rambut sebahu itu, sambil melirik Tiara dari atas sampai bawah. Tiara melirik ke arah name tag nya. Rina.
"Iya. Nih cewek yang jadi murid baru di kelas gue"
Yang menjawab malah si gadis berambut lurus panjang.
"Wahh, kebetulan banget ya, Sa"
Ujar gadis yang bernama Rina itu kepada si gadis berambut lurus panjang disebelahnya.
Tiara hanya diam dan memasang wajah sedatar mungkin, apalagi kedua cewek didepannya ini menatapnya dari atas sampai bawah dengan tatapan sinis sejak awal.
"Sekelas dia kan?"
Tanya gadis bernama Rina itu lagi sambil menunjuk ke arah gadis berambut lurus panjang disebelahnya.
"Iya"
"Pindahan dari sekolah mana?"
Tanya Rina lagi.
"SMA ****** "
Jawaban Tiara membuat gadis bernama Rina itu mengernyit heran.
"Dimana itu ? Aku gak pernah dengar. Namanya juga ga ada elit elitenya."
Tanyanya lagi dengan nada angkuh, membuat Tiara ingin gelud dengannya sekarang.
"Di kampung *******"
"Ohh, pindahan dari kampung?"
Huh? Apa maksudnya bertanya dengan nada merendahkan seperti itu?
Mengabaikan cewek yang bernama Rina itu, Tiara melirik sekilas ke name tag gadis berambut panjang yang sekelas dengannya ini. Teressa, namanya Teressa.
"Iya"
Jawaban Tiara dengan santai membuat mereka berdua diam sejenak.
"Hahaha"
Gadis bernama Rina itu tiba tiba tertawa gila. Sementara Tiara diam saja.
"By the way.."
Kini, giliran Teressa yang membuka mulut. Gadis berambut lurus panjang yang bernama Teressa itu melirik tajam ke arah Tiara, yang membuat Tiara bingung.
"Katanya kamu masuk ke kelas IPA A dari jalur prestasi kan? Coba buktiin. Kalo kamu berani, coba besok kamu bawa piagam piagam perlombaan yang pernah kamu ikuti . Kalo kamu takut, berarti ya.. "
"Iya, besok aku bawa"
Jawab Tiara cepat , membuat kedua gadis itu saling lirik dengan tatapan agak terkejut.
"Wow, cepet banget jawabnya. Yakin nih.. anak baru?"
Tanya Rina sambil memasang senyum smirk yang menyebalkan.
"Iya"
"Oke, jangan lupa. Kita ketemu di roof top besok pas pagi pagi sebelum jam tujuh"
*
Ke esokan harinya...
Tiara datang cepat hari ini, sebelum pukul 06.55, Tiara sudah sampai di sekolah. Dia juga sudah memasang atribut lengkap pada seragam nya .
Oh, Tiara juga tidak melupakan apa yang diminta cewek sok keras yang bernama Teressa itu semalam. Ia sudah membawa tiga puluh lebih piagam miliknya, tapi foto kopiannya saja supaya ia bisa melipatnya di dalam tasnya.
Setelah masuk kelas dan menaruh tasnya, Tiara segera keluar dari kelas dan menuju rooftop untuk menemui cewek sok keras itu. Tapi Tiara cukup heran kenapa cewek itu harus memilih roof top sebagai tempat pertemuan mereka.
Apa jangan jangan cewek itu memang mau ngajak gelud?
Ketika sudah sampai di roof top, Tiara sudah melihat dua cewek yang ia temui semalam. Rina dan Teressa sudah berdiri di tengah tengah roof top. Tiara melihat sekeliling, tidak ada orang disini selain mereka berdua.
"Nah, lihat lah piagam penghargaan ku sepuas mu"
Ujar Tiara lalu menyodorkan puluhan piagam yang dibawanya ke arah Teressa. Teressa mengambilnya dengan agak gusar, dan melihat lihat piagam itu satu persatu.
Setelah melihat lihat piagam milik Tiara selama sekitar satu menit, Tiara lalu memberikannya kepada Rina .
"Gak sebanding sama punya kamu kok, tenang aja"
Ujar Teressa dengan nada meremehkan, lalu Rina pun mengambil piagam piagam itu dengan santai.
Rina juga melihat piagam itu satu persatu.
"Cuma tiga puluh lima? Piagam ku lebih banyak"
Ujar Rina datar lalu mengembalikan foto kopian piagam itu ke Tiara.
"Bukti?"
Tanya Tiara , dan Rina pun mengeluarkan hp nya dan menunjukkan banyak foto piagam atas namanya kepada Tiara.
Dan memang milik Rina lebih banyak, mungkin sekitar 40. Dan Tiara sudah melihat semua piagam itu ialah piagam sejak SMA. Hmm, hebat juga dia .
"See ? Jadi, siapa yang lebih pantas masuk IPA 1 diantara kita?"
Tanya Rina dengan nada songong.
"Walaupun aku murid baru disini, tapi setau aku, walaupun kamu punya banyak piagam tapi nilai rapot kamu di kelas sebelumnya rendah, ya tetap saja bakal beresiko "
Ujar Tiara yang membuat Rina memelototkan matanya. Rina mengakui kalau nilai dia merupakan yang terendah di kelas XI IPA 1 sebelumnya.
"Hm iya juga sih. Oke, selamat untuk kamu yang udah masuk kelas IPA 1. Tapi, hmm, kamu harus tau , disitu ada gebetan gua"
Ujar Rina sambil menatap tajam ke arah Tiara.
"Yang mana?"
"Gua males ngomong panjang lebar, intinya, doa cowok yang paling ganteng di kelas elu. Jangan deket deket sama dia, oke? Udah deh, gua mau balik ke kelas"
Ujar Rina dengan nada menyebalkan, lalu ia berjalan santai meninggalkan Tiara. Teressa juga ikut bersamanya. Tiara terdiam sejenak sambil menghela nafas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
triana 13
semangat kak
aku nyicil aja takut kakak tipe yang ga boleh bom like
2022-05-24
3
Tyara Lantobelo Simal
semangat ya ....
2022-05-24
0
lazy
'DarkHole Laboratory' mampir thor
2022-05-14
0