4. Sadar Umur.

Hari berganti dengan cepat. Satu Minggu berlalu. Sekarang Nadia sedang di kamar bersama Melody.

"Aku gak nyangka kamu benar-benar akan menjadi istri dari Tuan Muda Rehan." Melody terlihat sangat antusias dengan pernikahan Nadia dan Rehan.

Nadia hanya diam. Dia memeluk boneka Panda pemberian dari Danil semasa SMA dulu. Usia Danil yang hanya terpaut 1 tahun dengannya, membuat Melody Tidak terlalu setuju jika Nadia menjalin hubungan dengan lelaki itu.

Melody lebih suka Sahabatnya menjalin hubungan dengan lelaki yang lebih tua darinya. Seenggaknya jika Nadia bersikap labil, maka pasangannya akan bersikap Dewasa.

"Tapi bagaimana dengan hati ku? Aku benar-benar masih mencintai Danil." Nadia meremas Boneka panda yang ada dalam pelukannya. Boneka ini lah yang selalu menemaninya ketika tidur.

Tersirat rasa kecewa dan sedih di mata Nadia. Dia ingin menangis sekarang. Bagaimana nasib hatinya nanti? Akankah dia bisa move on dari Danil? Atau dia akan mencintai Danil dalam diam?

Melody Mendengus. Sahabatnya itu memang terlalu kekanak-kanakan.

"Dengar ya Nadia sayang, Perasaan cinta itu datang secara terbiasa. Nanti kalau kamu sudah menikah dengan Si roti sobek itu, pasti kamu akan melupakan Danil. Aku jamin itu." Melody berkata dengan yakin. Perempuan cantik lulusan Muda kedokteran itu tersenyum kepada Nadia.

"Kalau aku masih tidak bisa melupakan Danil bagaimana? Susah tahu Mel, untuk melupakan Danil itu butuh proses panjang. Danil adalah Cinta pertama aku." Nadia menutup wajahnya. Dia benar-benar bingung sekarang.

Melody menghela nafas kasar. Yang di katakan Nadia memang benar adanya. Nadia akan sulit melupakan Danil, Seniman muda itu sudah mengisi relung hati Nadia sejak Nadia SMA dulu. Danil adalah cinta pertama Nadia.

"Aku jadi bingung." Melody memegang kepalanya sendiri yang sedikit pusing memikirkan jalan percintaan sahabat karibnya. Siapa lagi jika bukan Nadia.

***

Besok adalah hari pertunangan sekaligus pernikahan Nadia dan Rehan. Lelaki bertubuh tegap dengan perut kotak-kotak, sedang menatap cincin yang berada di tangannya. Cincin itu pilihannya sendiri.

"Cincin ini akan menjadi pengikat antara aku dan kamu besok." Rehan mencium cincin yang berada di tangannya. Senyum Rehan mengembang dikala melihat ukiran nama di dalam lingkaran cincin itu. Nadia & Rehan, Nama itu terlihat sangat cocok berada di satu lingkaran cincin.

"Cinta ku kepada mu seperti cincin ini, Berbentuk lingkungan. Cinta ku padamu tidak berujung, akan tetap ada pada satu titik." Cincin polos tanpa permata menjadi pilihan Rehan untuk menjadi pengikat antara Nadia dan dirinya.

Rehan tahu, Nadia bukanlah perempuan ribet yang selalu menginginkan yang terbaik. Nadia di mata Rehan adalah perempuan sederhana yang hidup apa adanya. Hal itu benar adanya. Rehan mencintai semua kesederhanaan seorang Nadia Zaen.

"Aku tidak sabar melihat wajah cantik mu ketika di pelaminan nanti." Monolog Rehan.

***

Bintang sedang menemani bulan yang sedang sendiri. Dia memeluk bulan dengan sinarnya. Sinar rembulan itu memancar remang-remang kedalam kamar Nadia.

Aldi masuk kedalam kamar Putrinya. Nadia sedang menangis di pojokan kamar sambil memeluk foto Dina, mamanya.

"Aku kangen sama Mama, benar kata orang Ma, kalau ibu tiri itu kejam. Bahkan Papa sudah tidak sayang lagi kepada ku." Nadia menangis dalam gelap. Hanya lampu tidurnya yang menyala. Dia tidak tahu kehadiran papanya yang berada di samping pintu kamarnya.

"Aku tidak mengenal Laki-laki yang bernama Rehan, Tapi Papa dan Mama Meli memaksaku untuk menikah dengannya. Bahkan semenjak Mama pergi, Aku tidak kuliah lagi. Impian ku untuk menjadi Disainer ternama pupus." Kepada Album foto yang dia pegang, Nadia bercerita. Dia menangisi kehidupannya yang hancur. Semenjak Mamanya meninggal, Dunianya seakan berhenti. Nadia hancur, tidak lagi ada yang bisa di harapkan dari hidupnya.

Sepertinya Mati lebih menyenangkan dari pada hidup di dalam kegelapan. Nadia menangis sambil memeluk kedua kakinya, orang lain selalu beramsumsi bahwa menjadi anak orang kaya akan berakhir bahagia, tapi nyata asumsi itu salah. Kejamnya Ibu tiri mengalahkan siksaan neraka.

Hidup Nadia bagaikan burung yang berada di dalam sangkar. Semua terasa memuakkan. Tiada lagi warna pelangi di kehidupannya, yang tersisa hanya gelap dan abu-abu.

"Aku merindukan kasih sayang Mama dan Papa dulu. Aku kesepian, Aku sendiri disini. Ma, Ajak aku pergi bersama mu. Papa tidak lagi menyayangi ku." Isak Nadia.

Aldi meneteskan air matanya, dia tidak menyangka bahwa batin anaknya tertekan seperti itu.

"Maafkan papa, Nak. Semua ini salah papa. Papa berjanji kamu akan bahagia bersama Rehan, Nyawa papa taruhannya." Aldi memeluk putrinya. Putri kecil yang dari dulu sampai sekarang masih dia sayang. Sampai kapanpun dia akan menyayangi Putrinya.

"Papa tidak akan menjodohkan kamu dengan sembarang orang. Kamu putri papa, permata yang papa miliki. Papa hanya ingin kamu bahagia." Aldi mengusap pucuk kepala Nadia. dia memberikan kehangatan lewat pelukannya.

"Dengan menjodohkan aku dengan Rehan? Itu yang papa sebut ingin melihat aku bahagia?" Nadia menatap sendu kedua iris mata papanya.

Aldi bungkam. Dia tidak berani membuka mulutnya. Disini dia mengaku salah.

"Aku sudah dewasa, Pa. Aku bukan anak kecil lagi, aku punya pilihan sendiri. Tolong Pa, Ijinkan aku menentukan jalan hidup ku sendiri." Kalimat permohonan itu Nadia lontarkan kepada papanya. Dia harap lelaki paruh baya di depannya mengerti, bahwa dia tidak bahagia dengan perjodohan ini.

"Maafkan Papa sayang, Keputusan papa sudah bulat. Tidurlah, Kamu harus membuka lembaran baru esok nanti." Aldi menggendong putrinya. Dia menidurkan tubuh Nadia ke atas kasur milik Nadia.

Air mata masih terus membanjiri kedua pipi Nadia. Dia memalingkan wajahnya kearah lain, enggan menatap wajah papanya.

"Suatu saat kamu akan merasakan kebahagiaan bersama Rehan, seperti yang papa ucapkan sekarang." Aldi mencium kening putrinya lama. Kaki jenjang Aldi melangkah pergi dari kamar Nadia.

"Hiks.., Hiks.., Bahkan Papa ku sendiri tidak mau membela ku." Isak Nadia.

***

"Bagaimana jika besok rambut mama, mama sanggul?" Eva sedang meminta pendapat suaminya. Dia berdiri di depan Bram yang sedang mengecek semua mobilnya.

"Terserah mama, mau mama sanggul, Mau mama gerai, mau mama kuncir juga gak apa-apa." Bram terlihat tidak perduli. Dia pusing mendengar ocehan istrinya.

"Ishh..., Papa. Mama tuh harus kelihatan perfeck dan awet muda besok. Putra satu-satunya kita akan menikah, mama tidak mau terlihat tua disana." Bram mendengus pelan. Mengurus dan mengecek semua mesin mobil serta bensin lebih penting dari pada mendengar ocehan tidak berfaedah dari istrinya.

"Yang mau nikah itu Rehan dan Nadia, ngapain mama yang harus terlihat Perfeck disana?" Eva berdecak kesal. Suaminya selalu begitu, menyebalkan.

"Disana nanti banyak tamu papa sayang, Malu dong sama besan dan tamu kita nanti kalau mana kelihatan tua." Eva berdecak pinggang di depan suaminya.

"Mama besok pakai baju kan?" Tanya Bram, Ambigu.

"Ya_iyalah, Pa. Besok mama pakai baju, masa pakai bekini doang. Papa ada-ada saja deh pertanyaannya." Dengus Eva.

"Kalau tahu pakai baju, gak usah malu." Bram menatap wajah istrinya, malas.

Eva benar-benar marah kepada suaminya. Dia memang sudah tua, dia sadar itu. Tapi apa salahnya jika dia ingin terlihat muda di pernikahan putra satu-satunya besok?

"Tauk Ah, ngomong sama papa bikin pusing." Eva merajuk pergi.

Bram hanya diam saja sambil menyedu kopi hitamnya.

"Papa gak nahan mama untuk tidak pergi seperti film-film Korea yang sering mama tonton?" Eva berbalik badan, dia menghampiri suaminya yang sedang menikmati kopi hitam di malam hari.

"Sadar umur Ma, sudah tua mau berlagak seperti ABG."

Terpopuler

Comments

Alyah Nasution

Alyah Nasution

😂😂 lucu hahaha

2022-05-20

0

Marlina Yulita

Marlina Yulita

lanjuut

2020-08-20

0

Titik Wahyu Ningsih

Titik Wahyu Ningsih

ceritanya menarik

2020-08-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!