Possessive Husband

Possessive Husband

1.Perjodohan

Srek....

Tirai kamar Nadia di buka kasar oleh Meli, Mama tirinya. Cahaya matahari masuk lewat pantulan jendela kaca hingga mengenai Mata indah milik Nadia.

"Hay anak nakal, Bangun. Sebentar lagi calon suami mu datang. Pakai dres yang sudah Mama siapkan. Kamu harus terlihat Perfeck di depan calon Suami kamu. Dan ingat, Jangan mempermalukan keluarga kita." Meli meninggalkan Nadia sendiri di kamar.

"Argg..., Kenapa kebahagiaan tidak pernah berpihak kepada ku?!" Nadia memukul pinggiran kasurnya. Kakinya beranjak turun, Dia masuk kedalam kamar mandi dengan malas.

"Kenapa harus aku yang di takdirkan begini?!" Nadia ingin marah, Tapi dia harus marah ke siapa? Semuanya terasa memuakkan.

***

Nadia duduk di depan cermin kamarnya. Pantulan wajah cantiknya membuat senyuman iblis terbit di bibir manisnya.

"Kenapa aku harus cantik? Kenapa aku tidak buruk rupa saja?" Nadia Menggegam lipstik di tangannya erat.

"Semua ini tidak adil."

Pyar...

Kaca riasnya retak seketika akibat dia lempar dengan lipstik.

Deru mesin mobil terdengar di telinganya. Nadia berlari menuju balkon. Seorang lelaki paruh baya yang sedang mengenakan Jas hitam keluar dari mobil miliknya. Tentu dengan Wanita paruh baya yang setia ada di sampingnya.

"Apa Papa benar-benar tega menjodohkan aku dengan si tua bangka itu? Apa aku akan di jadikan sebagai istri ke dua?"Nadia mencengkram pinggiran balkon kamarnya. Masa depannya hancur karena kedua orang tuanya.

"Papa benar-benar tega menjual aku demi bisnisnya. Katanya darah lebih kental dari pada air, tapi nyatanya Papa ku sendiri tidak lebih dari seorang iblis."Rambut panjang Nadia terurai indah. Otak cantiknya berfikir keras agar dia bisa kabur dari rumahnya.

"Masa aku harus loncat dari balkon? Nyawa ku hanya satu, Bukan seribu. Aku tidak mau mati konyol disini."Nadia menggigit ujung bibirnya.

"Aku tidak mau menikah dengan si tua bangka itu."Nadia berjalan mondar-mandir di balkon kamarnya.

"Tapi bagaimana aku bisa kabur dari sini?" Nadia benar-benar bingung.

"Nadia....." Suara itu membuat Nadia ingin segera mengakhiri hidupnya.

Ceklek...

"Jangan kamu berniat untuk kabur. Dasar anak tidak tahu diri, Kami hanya menyuruh kamu menikah, bukan bekerja. Jadi ayo ikut Mama kebawah. Tidak baik membuat Tamu menunggu lama." Nadia tidak bersuara. Percuma dia membantah, Mama tirinya akan memaksanya.

Nadia dan Meli berjalan anggun menuruni tanggal. Tentu dengan tangan Meli yang menggandeng tangan Nadia agar tidak kabur.

"Nadia ya? Cantik sekali."Nadia tersenyum tipis kepada wanita paruh baya di depannya.

"Terimakasih."Jawab Nadia singkat.

"Sepertinya kamu cocok dengan..."

"Aku tidak mau menikah."Bram terkesiap mendengar suara lantang Nadia.

"Nadia!! Tidak sopan kamu memotong pembicaraan orang lain!!" Sentak Aldi, Papa Nadia.

"Tapi Pa, Aku tidak ingin menikah dengan..."

"Assalamualaikum, Maaf saya telat. Tadi jalanan mancet." Nadia sempat terpesona dengan ketampanan lelaki yang sedang berdiri di depan pintu utama rumahnya.

"Waalaikumsalam. Tidak Apa-apa Nak Rehan, Silahkan duduk."Rehan Tersenyum melihat keramahan Meli. Setelah bersalaman dengan kedua orang tua Nadia dan orang tuanya, Rehan duduk di sofa single.

"Ngapain kamu ngelihatin aku terus?" Ketus Nadia.

"Kamu cantik."Pujian itu tulus Rehan berikan untuk penampilan Nadia yang perfeck menurut matanya.

"Dasar Om-Om mata keranjang."Dengus Nadia.

"Apa? Om-Om?" Rehan mengulang ucapan dari Nadia tadi.

"Iya Om-Om, Umur ku baru 22 tahun. Sedangkan kamu...."

"Aku baru 27 Tahun. Kita hanya beda 5 Tahun. Dan perlu aku tekankan kepada kamu, jangan panggil aku Om. Aku bukan Om kamu, tapi calon suami kamu." Mulut Nadia terbuka lebar. Rupaya dia sudah salah sangka. Dia fikir Lelaki paruh baya di depannya lah yang akan menjadi suaminya.

"Tapi tetap saja. Umur kita terpaut jauh." Nadia tidak mau terkalahkan.

"Sudah-sudah, Sebaiknya kalian pergi jalan-jalan saja. Kalian saling mengenal dulu, Biar tanggal pernikahan kalian kita yang menentukan." Usul Eva, Mama Rehan.

"Tapi Tante, Aku sedang tidak mau pergi. Aku ingin disini saja. Lagi pula di luar panas. Jadi...."

"Aku bawa mobil. Ma, Pa, Om, Dan Tante, kita pergi dulu. Ayo sayang," Rehan Tersenyum penuh kemenangan.

"Licik."desis Nadia.

****

Mobil sport merah keluaran terbaru menjadi alat transportasi untuk Rehan dan Nadia jalan-jalan. Mereka berkeliling kota tanpa memiliki tujuan yang nyata.

"Kenapa kamu menerima perjodohan konyol ini?" Nadia memberanikan diri untuk angkat bicara. Keheningan yang tercipta di dalam mobil sungguh menyiksanya.

"Karena aku yang memintanya."Kening Nadia berkerut mendengar jawaban Rehan.

"Maksutnya?" Nadia menatap wajah tampan Rehan yang sedang fokus menyetir.

"Aku menyukai mu pada pandangan pertama." Ucapan Rehan yang membulat membuat Nadia semakin bingung.

"Aku tidak mengerti maksut mu, Apa kita pernah bertemu? Atau mungkin kita saling mengenal?" Nadia mencoba mengingat-ingat tentang dirinya yang pernah bertemu atau belum dengan Rehan.

"Kita pernah bertemu, Tapi kita tidak saling mengenal. Waktu beberapa hari lalu aku melihat mu sedang mengobrol bersama teman mu di caffe. Aku jatuh cinta pandangan pertama sama kamu. Aku mencari tahu semuanya tentang kamu. Rupanya kamu anak dari kologan bisnis papa ku. Sepertinya tuhan memang menjodohkan kita berdua, Perusahaan papa mu yang nyaris bangkrut memudahkan segalanya. Aku bersedia membangkitkan perusahaan papa mu kembali, dengan satu syarat. Kamu harus menikah dengan ku. Mama tiri mu yang tamak, langsung menyetujui persyaratan ku tanpa fikir panjang." Jelas Rehan. Sekarang ini Nadia benar-benar malu kepada Rehan. Dia sudah tidak punya harga diri di depan Rehan. Kedua orang tuanya benar-benar iblis, mereka tega menukar dirinya dengan uang agar perusahaan keluarganya tidak bangkrut.

Nadia meremas dres selututnya. Rasanya dia ingin marah dan menangis.

"Lalu apa alasan mu menerima perjodohan ini?" Kali ini Rehan yang bertanya.

"Apa bisa aku menolak mu?" Sinis Nadia.

***

Nadia duduk sambil menatap pancaran rembulan di kolam renangnya. Malam ini dia hanya ingin sendiri, Menelan pahitnya kehidupan dalam diam.

"Aku membenci takdir, tapi aku tidak bisa menyalahkan takdir."Nadia mendongak keatas. Dia sedang berbicara kepada bulan dan bintang.

"Rasanya aku seperti hidup di penjara. Semua tentang ku harus di urus oleh kedua orang tua ku. Aku tidak mempunyai kebebasan." Suara Nadia terdengar serak. Dia menahan air matanya yang ingin keluar.

"Definisi ibu tiri kejam memang benar adanya." Nadia membenarkan definisi itu. Dia mengalami sendiri perlakuan kejam ibu tirinya. Mulai dari tidak boleh kuliah, tidak di beri kasih sayang, dan di kengkang bagaikan tahanan. Ibu tiri itu lebih kejam dari pada singa.

"Aku ingin bahagia, aku ingin hak ku kembali." Nadia meloncat kedalam kolam renang. Dia menyelam tanpa mau mengambil oksigen untuk bernafas. Dinginnya air dan udara malam menusuk nyeri kedalam kulit putihnya.

Tiba-tiba Kaki Nadia keram, hingga membuat dia Tenggelam. Aldi yang berniat ingin mengambil minum ke dapur, melihat anaknya sedikit mengapung.

"Nadia..." Aldi meloncat ke dalam kolam renang.

"Sayang, bertahanlah." Aldi membawa Nadia naik ke atas. Dia memompa jantung Nadia.

Meli yang mendengar teriakan Aldi langsung berlari ke kolam renang.

"Oh may good, Bagaimana ini bisa terjadi?" Meli berjongkok di samping Nadia.

"Jangan sampai dia mati, kita bisa benar-benar bangkrut." Aldi melotot, dia tidak habis fikir dengan ucapan Meli tadi.

"Jaga mulut kamu!!" Bentak Aldi, marah.

"Pa..." Panggil Nadia, lemah. Air kolam keluar dari mulutnya.

"Dingin ya sayang? Papa bawa kamu ke kamar ya?" Aldi menggendong Nadia masuk kedalam rumahnya.

"Dasar nyusahin." Dengus Meli.

***

Rehan sedang menatap Foto Nadia yang sedang tersenyum. Foto itu dia ambil secara diam-diam.

"Kamu membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan mu." Rehan membelai foto Nadia.

"Sebentar lagi kamu akan menjadi milik ku seutuhnya."Gumam Rehan, Tersenyum bahagia.

"Kamu akan menjadi orang pertama yang akan aku lihat setelah aku bangun tidur." Rehan membawa heandpon miliknya kedalam pelukannya.

"Memilikimu adalah impianku."

Terpopuler

Comments

Dara Fuji

Dara Fuji

semangat thor..

MANTAN ADALAH JODOH YANG TERTUNDA

2020-08-22

2

Marlina Yulita

Marlina Yulita

nyimak

2020-08-20

0

Karina Prisa Olivia

Karina Prisa Olivia

Tunggu de. Ini kan ceritanya keluar naek mobil. Trs kenapa tbtb nyebur kolam renang🙄

2020-08-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!