Bab 5 Perubahan yang mengejutkan

"Kenapa kalian begitu terkejut?" tanya Adrian.

"Apakah kamu benar-benar telah selesai mengerjakan?" tanya salah satu guru.

"Aku berkata jujur, bapak bisa melihatnya sendiri." jawab Adrian.

"Baiklah, kami akan melihat hasil ulangan mu dulu, kalian boleh kembali ke dalam kelas."

"Baiklah... terimakasih."

Mereka berdua pun akhirnya keluar dari ruang guru, dan ternyata di luar Sarah dan Angel sudah menunggu mereka berdua.

"Adrian, kerja bagus." ujar Sarah.

"Terimakasih Sarah, do'akan aku." jawab Adrian.

"Yasudah kita kembali ke kelas bersama yah." Sarah menggandeng tangan Adrian.

"Eh... Sarah! kau ini." bisik Adrian.

"Bodo amat, hahaha." Sarah berlari bersama Adrian dengan berpegangan tangan.

"Aku belum pernah melihat Sarah secerita itu." ujar Angel.

"Hm... aku juga, apa baiknya dia coba?" seru Gabriel.

Sesampainya di kelas, Adrian seketika berubah menjadi buah bibir, tidak hanya 1 kelas akan tetapi berita kepintaran Adrian secara tiba-tiba langsung menyebar ke seluruh sekolah.

"Adrian! maafkan kami karna dahulu sering kali membully mu." ujar salah satu teman di kelasnya.

"Adrian... kamu sangat tampan hari ini, sudah tampan pintar lagi, aku semakin kagum padamu." saut temannya yang lain.

"Hahaha... iyah, terimakasih atas pujiannya." Adrian langsung memalingkan wajahnya dari seluruh teman-temannya.

"Adrian, seharusnya kamu bersyukur, jangan sedih begitu dong." ujar Sarah.

"Sarah, kenapa aku sangat grogi?"

Sarah langsung menggegam tangan Adrian. "Adrian, aku disini jangan takut, dan jangan pernah sungkan padaku, aku akan selalu menemanimu."

Hati Adrian mulai tenang setelah Sarah menenangkannya. "Terimakasih Sarah, kita baru saja saling mengenal akan tetapi kenapa aku merasa seperti... kita sudah saling mengenal lama satu sama lain?"

Wajah Sarah tiba-tiba berubah menjadi sangat tegang seperti ada hal yang sedang ia sembunyikan. "Emm... aku baru bertemu dengan mu, namun aku pun merasa nyaman jika bersama mu, mungkin karna itu."

"Sekali lagi terimakasih, Sarah."

"Sama-sama, Adrian."

Singkatnya

Keesokan harinya setelah Adrian secara tiba-tiba menjadi pintar dan hal itu membuat Adrian seketika berubah menjadi topik buah bibir satu sekolah, dan hal yang paling mengejutkan pun terjadi yaitu Adrian secara tiba-tiba di lantik sebagai ketua osis baru di sekolah.

"Selamat datang, Adrian." sapa teman-teman Adrian.

"Eumm... iyah." jawab Adrian secara singkat.

"Cie... yang udah jadi terkenal." ejek Sarah.

"Diam... aku hanya tidak terbiasa dengan suasana yang seperti ini."

"Eh... Adrian lihat, disana ada guru-guru, yu samperin." Sarah menarik tangan Adrian dan langsung menuju kehadapan guru-guru.

"Eh... Adrian, akhirnya kamu sampai di sekolah." Sapa wali kelas Adrian.

"Hehehe... iyah pak." jawab Adrian gugup.

"Pak, kalo boleh tau kenapa guru-guru berkumpul di depan kelas yah?" tanya Sarah.

"Oh iyah Sarah, jadi tujuan kita disini mau melantik atau menetapkan Adrian sebagai ketua osis dari sekolah ini."

"APA! aku? ketua osis?" ujar Adrian yang seketika menjadi kikuk.

"Selamat Adrian, sekarang bapak dan guru-guru yang lainnya menetapkan kamu sebagai ketua osis baru dari sekolah ini."

"Yuhu... Adrian jadi ketua osis, hidup Adrian!" seru seluruh teman-teman Adrian yang mendengarnya.

"Ehh... pak, kok mendadak sih?" tanya Adrian.

"Karna kamu membuktikan bahwa kamu pantas untuk menjadi ketua osis."

"Membuktikan?"

"Kamu berhasil menjawab seluruh soal dengan benar, dan Sarah pun di kalahkan olehmu."

"Tapi pak, gak bisa gitu dong pak, saya gak siap."

"Siap tidak siap, kamu harus tetap siap, bapak tidak mau mendengar penjelasan apapun lagi, bapak dan para guru sudah menetapkan keputusan tidak bisa di ganggu gugat, sekarang masuk kelas!" ujar sang Guru.

"Pak tapi pak!"

"Adrian, sudah ayo kita masuk ke dalam kelas, tidak ada gunanya jika kamu menantang mereka sekalipun." ujar Sarah.

"Tapi Sarah..."

"Pftt... kau sangat lucu Adrian, nanti aku ajarkan bagaimana caranya okey?"

"Umm... okey."

teman-teman yang lainnya pun akhirnya berteman baik dengan Adrian dan mereka menyangka bahwa selama ini Adrian telah pura pura menjadi orang bodoh, Sarah yang melihat Adrian kini sudah menjadi segalanya pun merasa sangat bahagia.

"Sarah... lalu aku harus bagaimana?" tanya Adrian.

"Kau cukup menjadi memimpin yang baik, dapat mengatur anak-anak lain, dan menjadi contoh yang baik bagi mereka." jawab Sarah.

"Kenapa ini harus terjadi secara tiba-tiba sekali..." ujar Adrian yang mengeluh.

"Karena sudah waktunya kamu berubah, aku percaya kau bisa melewati ini semua."

"Kau itu terlalu membuatku percaya diri, Sarah."

"Adrian..." bisik Sarah.

"Apa?"

"Kau itu laki-laki yang baik, aku percaya kau dapat melewati ini semua, kau itu tangguh. Adrian, apakah aku boleh mengatakan sesuatu padamu?" tanya Sarah.

"Apa?"

"Adrian, aku menyukaimu." jawab Sarah dengan kembali berbisik.

"APA... !!! kau serius!?" Adrian merasa sangat terkejutnya ketika ia mendengar ungkapan perasaan Sarah.

"Hahaha... dadah, waktunya belajar sebentar lagi di mulai, kau harus fokus belajar." ujar Sarah yang langsung bergegas pergi ke kursi belajarnya.

"Eh... Sarah! hm... kau ini memang aneh." gumam Adrian dengan senyuman di pipinya.

Namun, singkatnya keesokan harinya. Setelah hari pelantikan Adrian sebagai ketua osis, Sarah tiba-tiba tidak masuk sekolah dan itupun tanpa di sertai oleh surat izin atau sakit. Adrian mulai resah, karena berkat Sarahlah yang membuatnya seperti ini akan tetapi ia yakin bahwa esok Sarah akan datang ke sekolah.

"Selamat pagi, teman-teman." ujar Adrian.

"Eh... Adrian sudah datang, pagi juga Adrian." saut salah satu temannya.

"Adrian, Sarah sepertinya tidak akan masuk sekolah, karena tumben sekali sudah hampir jam 7 dia belum datang." ujar Angel.

"Apa? hm... sepertinya dia sakit, apakah ada surat?" tanya Adrian.

"Tidak adak." jawab Angel.

"Hmm... baiklah, terimakasih karna kau sudah memberitahuku." wajah Adrian seketika berubah menjadi murung.

.

.

.

"Sarah... kau kenapa? baru saja kemarin kau memyatakan cintamu padaku, tetapi tiba-tiba kau malah menghilang keesokan harinya. Baiklah Adrian kau harus tanyakan besok padanya." gumam Adrian.

Namun, sayangnya setelah Adrian menunggu hingga tiga hari, Sarah tetap tak kunjung kembali datang ke sekolah, ia menghilang begitu saja tanpa kabar sedikitpun, Adrian yang mulai hawatir memutuskan untuk mencari rumah Sarah setelah pulang sekolah.

"Sarah, ini sudah tiga hari sebenarnya kau ini kenapa? dan kenapa kau harus menyatakan cintamu sebelum kau menghilang, kenapa kau harus membuatku merasa tidak tenang seperti ini? semuanya berubah karnamu, namun aku harus bagaimana jika tidak ada kau di sampingku." gumam Adrian.

"A... Adrian, sudah hampir tiga hari kau murung, sebenarnya kau kenapa?" tiba-tiba Tifani datang dan bertanya.

"Tidak apa-apa, Tifani... tinggalkan aku sendiri." Adrian bergegas berdiri dan keluar dari kelas.

"Adrian, apakah kamu masih marah padaku?" tanya Tifani di dalam hatinya.

Bersambung...............

Jangan lupa lanjut ke bab selanjutnya ya!

♡(∩o∩)♡

Terpopuler

Comments

(IG:@dee_hwang_author)

(IG:@dee_hwang_author)

semangat author ❤

2022-01-05

0

(IG:@dee_hwang_author)

(IG:@dee_hwang_author)

seru banget ceritanya 😊👍

2022-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!