Bab 3 Pengubah takdir

Bab 3

Ketika Adrian sedang berusaha untuk membaca dengan cepat seluruh buku yang Sarah perintahkan untuk ia baca, tiba-tiba Sarah menanyakan suatu hal yang berhubungan dengan materi yang sedang Adrian baca.

"Adrian, coba jelaskan padaku jika bumi berporos mengelilingi matahari maka bulan berporos mengelilingi?"

"Ah kau ini mengganggu ku saja, bumi memiliki satelit yang di sebut dengan bulan, maka jika kamu bertanya bulan berporos mengelilingi apa ya tentu saja bulan." Adrian sama sekali tidak menyadari bahwa ia telah menjawab pertanyaan Sarah dengan cepat, dan tepat.

"Eumm... terimakasih, aku jadi mengerti."

Namun tak lama kemudian Adrian menyadari bahwasanya tadi ia menjawab pertanyaan Sarah dengan benar. "Sarah! apakah tadi aku menjawab pertanyaan mu dengan benar?"

Saram hanya tersenyum dan mengatakan. "Eum... iyah, memangnya kenapa? kau memang bodoh tapi bukan berarti kau tidak bisa menjawab pertanyaan ku kan?"

"Tidak... tidak... itu mustahil! di kertas ujian esai pun aku belum pernah menjawab pertanyaan dengan benar, ataupun ketika guru bertanya kepadaku untuk menjawab soal di papan tulis aku sama sekali belum pernah dapat menjawabnya."

"Mungkin buku yang aku punya ampuh untuk membuatmu pintar, hahaha..." Sarah tertawa dengan sangat senang.

Adrian yang melihat Sarah tertawa karenanya seketika hatinya berdetak lebih kencang dari biasanya. Sepertinya Adrian mulai tertarik kepada Sarah. "Ah... kau ini, kenapa bisa-bisanya tertawa ketika aku sedang berbicara serius padamu."

"Karna kau itu lucu, hahaha..."

Raut wajah Adrian seketika berubah menjadi sedikit memerah. "Kau ini selalu berbicara omong kosong kepadaku, Sarah!"

Sarah mendekat kehadapan Adrian. "Aku tidak pernah berbicara omong kosong padamu."

"Menjauhlah sedikit dariku! jangan seperti ini, karena ibuku bisa masuk kapan saja."

Sarah meletakan jari telunjuknya ke atas bibir Adrian. "Sttt... Adrian, sebenarnya..."

"Astaga! apakah Sarah akan mengatakan bahwa dia menyukaiku? kenapa dia aneh seperti ini sih!?" ujar Adrian di dalam hatinya.

"Sebenarnya kau itu sangat lucu ketika saat membaca buku... hahaha..." ternyata Sarah hanya mempermainkan Adrian.

"Sebenarnya kau ini mau apa sih!" seru Adrian.

"Apakah kamu membayangkan bahwa aku akan mengatakan perasaan ku kepadamu?" tanya Sarah.

Dengan wajah kakunya Adrian menjawab. "Ti~tidak, menjaulah dariku! masih ada banyak buku yang harus aku baca, kau juga tau itukan?"

Sarah kembali duduk ke tempatnya semula. "Emm... baiklah, yasudah cepat baca lagi."

"Yasudah, aku kan sudah bilang jika kamu ingin aku cepat menyelesaikan ini semua sebaiknya kau diam."

"Iyah-iyah, aku diam... tapi aku mau makan kue aja deh... ada gak?" tanya Sarah.

"Ya ampun, kau ini sangat merepotkan aku, tunggu sebentar disini."

"Terimakasih, Adrian."

"Hmm..." Adrian keluar dari kamarnya untuk turun ke lantai bawah yang tujuannya adalah membawakan Sarah kue.

"Adrian itu ternyata sangat baik." gumam Sarah.

5 menit kemudian.

"Sarah, aku bawakan kamu bermacam rasa kue, karena aku tidak tau kau suka kue apa." ujar Adrian di belakang pintu.

"Hmm... ya tidak apa-apa." jawab Sarah di dalam kamar Adrian.

"Sarah, tolong bukakan pintu untuk ku."

"Baiklah." Sarah pun membukakan pintu untuk Adrian.

Betapa terkejutnya Sarah ketika melihat Adrian yang membawa begitu banyak kue untuknya, yang rupanya Sarah sangatlah menyukai kue, apalagi kalau kue itu di tambah dengan selai coklat dan blueberry, sedikit aneh tetapi Sarah sangat menyukainya.

"Adrian! terimakasih... ayo cepat turunkan semua kue itu..." seru Sarah.

"Etto... kau ini kenapa?" tanya Adrian yang kebingungan.

"Aku sangat menyukai kue... aku sangka kau hanya akan membawakan 2 rasa yang berbeda, namun lihatlah disini ada 10 rasa yang berbeda, dan yang paling mengejutkan adalah kue kue ini belum di potong! masih bulat sempurna, kau membawanya dengan beja antar dan tadi di tangan mu kau juga membawa 1 kue... ahh kau hebat sekali Adrian!" Sarah memeluk Adrian dengan cukup erat.

"Hahaha... kalau begitu kau juga boleh membawanya ke rumah." jawab Adrian dengan senang hati.

"Kau tidak sedang membohongiku kan?" tanya Sarah.

Adrian menggelengkan kepalanya. "Sama sekali tidak."

Sarah kembali memeluk Adrian dengan sangat erat. "Terimakasih... terimakasih, aku menyukaimu Adrian!"

Sarah langsung membuka kotak kue tanpa merasa bersalah karena ia sudah membuat Adrian seketika terdiam dan membeku ketika ia mengatakan bahwa dirinya menyukai Adrian.

"Menyukaiku?" gumam Adrian.

"Adrian, jangan berdiri saja... kemarilah dan lihatlah betapa cantik kue-kue ini." Sarah menarik tangan Adrian.

Genggaman tangan yang di buat oleh Sarah kepada Adrian membuat hatinya semakin berdetak dengan sangat kencang. "Astaga Sarah, sudah berapa kali harus aku mengatakan ini padamu, jangan pegang tangan ku... lepaskan."

"Emm... iyah deh maaf-maaf, yasudah sini lihat."

"Ya aku tau, karena semua kue itu aku yang memesannya."

"Kamu suka kue?" tanya Sarah.

"Yaiyalah..."

Dengan secara tiba-tiba lagi Sarah memeluk Adrian. "Ah... kita samaan dong, aku juga suka banget sama kue."

"Astaga Sarah! harus berapa kali aku mengatakannya padamu!" seru Adrian sekali lagi.

"Maafkan sikap ku yang seperti ini, semua ini terjadi karna aku baru merasakan kembali bagaimana rasanya bahagia setelah sekian lama." Sarah menundukan kepalanya.

Adrian merasa bersalah karna telah menghancurkan kebahagiaan nya. "Maaf, aku benar-benar tidak tau bahwa sebenarnya kau tidak pernah merasakan banyak kebahagiaan di dalam hidupmu sebelumnya."

"Tidak apa-apa, Adrian." Sarah tersenyum pasrah mendengar kata maaf dari Adrian.

Karena Adrian tidak mau melihat Sarah menjadi sedih karnanya, ia pun memutuskan untuk membalas pelukan Sarah tadi, tujuannya agar Sarah lebih merasa tenang. "Tenanglah... aku di sini, aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia."

Sarah menoleh kearah Adrian. "Berjanji? apakah kamu benar-benar mau membuatku bahagia?"

"Iyah aku akan selalu membuatmu bahagia, aku berjanji." Adrian menjulurkan tangannya dan menunjukan jari kelingkingnya kepada Sarah.

"Terimakasih!" Sarah memeluk balik Adrian dengan air mata yang mulai terjatuh di atas pundak Adrian.

"Cup... cup... sudah jangan nangis, kalo kamu nangis keliatannya jelek tau." Adrian mengusap kepala Sarah.

"Hua~ Adrian, kau sangat baik padaku, terimakasih."

"Sudah... sekarang waktunya kita menyelesaikan tugas, okey?"

"Heem, baiklah ayo kita kerjakan bersama."

Mereka berdua pun langsung mengerjakan tugas kelompok yang di berikan oleh pak guru, tidak hanya mengerjakan tugas kelompok bersama akan tetapi mereka pun makan kue bersama, tersenyum dan tertawa bersama. Sarah mulai tersenyum kembali karna Adrian, dan mereka pun sepertinya mulai memahami satu sama lain.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Adrian dan Sarah menyelesaikan tugas-tugas mereka, dalam jangka waktu hanya 15 menit mereka berhasil mengerjakan seluruhnya.

"Akhirnya beres juga." ujar Sarah.

"Apakah ini tidak salah Sarah? kita hanya butuh waktu 15 menit saja untuk mengerjakannya?" tanya Adrian yang kebingungan.

"Iyah, yasudah aku izin pulang dulu yah bai-bai." Sarah mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Sarah! tunggu." tiba-tiba Adrian menghentikan Sarah untuk pergi.

"Kenapa?" tanya Sarah.

"Apakah aku boleh memintamu membuatkan soal untuk aku kerjakan?"

"Ah... boleh banget." Sarah kembali berbalik kesofa untuk menulis limapuluh soal untuk Adrian kerjakan.

8 menit kemudian

"Selesai!, besok aku periksa yah." ujar Sarah.

"Baiklah... laksanakan!"

Bersambung..............

Jangan lupa Like, Favorit, and Vote

Lanjutkan ke bab 4 ya! ♡(∩o∩)♡

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!