SAGITARIUS
“Setiap ku terbangun, aku selalu berharap bahwa semua hari yang kulewati tanpanya hanyalah mimpi buruk yang tidak pernah terjadi. Dan saat aku terbangun, kau ada di sisiku dan berkata semua baik-baik saja. Namun nyatanya, kenyataan memberitahuku bahwa semua itu bukanlah sekadar bunga tidur. Semua yang kulihat dan kurasakan adalah realita yang sangat nyata.
"Setiap detik, aku selalu berharap bahwa aku bisa memutar ulang waktu ke saat di mana kita masih bersama. Memundurkan waktu yang terasa cepat berlalu tanpa hadirmu di sampingku. Kemudian aku tersadar, bahwa jarum jam takkan pernah berputar ke kiri, sampai kapan pun itu. Waktu memberitahuku bahwa semua yang berlalu takkan pernah bisa kembali sama. Sampai kapan pun itu.
"Setiap saat ku menunggu dirimu kembali padaku. Memeluk erat tubuhku dan berjanji takkan pergi jauh lagi. Apa kamu tahu betapa menderitanya diriku saat kehilanganmu? Dan ketika aku menemukanmu, kau duduk bersamanya tanpa merasa bersalah. Apa kau sadar betapa hancurnya aku, saat dipaksa menyaksikan bahwa kamu sudah benar-benar melupakanku? Apa kamu menyaksikan betapa aku sangat kacau, di saat kamu melihatku seperti orang asing yang tidak lagi kamu pedulikan. Ingin mati saja rasanya. Melebur menjadi tanah seperti bangkai yang terurai. Menghilang.
"Dengan siapa pun kamu menghabiskan waktu, jika kamu bahagia maka aku rela. Menghancurkan semua rasa yang aku punya. Semua cinta yang kupelihara yang seiring berjalannya waktu, rasa cinta itu kian membesar tak terhingga. Kuharap suatu saat nanti kau tidak akan mencariku lagi. Karena saat itu, mungkin, aku sudah pergi jauh ke tempat yang takkan pernah bisa kau gapai.
"Selamat tinggal, Dirimu yang Berbahagia!”
Itu yang tertulis di halaman pertama buku diary ini. Buku milik orang yang paling aku cintai. Orang yang telah pergi dan takkan pernah kembali. Seolah dia dapat meramal masa depan, kata-katanya entah mengapa bisa jadi kenyataan. Meninggalkan sejuta kenangan yang tak pernah bisa kulupakan. Perasaan bersalah selalu datang, menghantuiku setiap malam dan tak pernah membiarkanku tidur tenang.
Masih bisa kuingat dengan jelas wajahnya yang tampan. Sikap yang tenang dan kadang dingin, juga kata-katanya yang lucu dan kadang menyebalkan. Bagaimana dia menenangkanku saat aku sedang marah, dan dia yang tak pernah marah atau membentakku sama sekali. Kini semua itu akan menjadi hal-hal yang paling aku rindukan Selama sisa napasku.
Baru membaca halaman pertama saja sudah membuatku menangis. Bagaimana bisa aku sanggup membaca sisanya yang berjumlah ratusan halaman? Tapi karena dorongan rasa penasaran yang dalam dan ingin mengetahui perasaannya yang sesungguhnya terhadapku, aku menguatkan diri, dan membuka halaman kedua yang diberi judul kapital dan tebal AISAKA AIZEN.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments