ke kota

Malam hari udara terasa dingin, dua orang di rumah panggung itu sibuk mempersiapkan keperluan besok pagi, mereka akan melakukan perjalanan selama 3 jam untuk sampai dipinggir kota, perjalanan yang cukup jauh dan belum pernah mereka lakukan berdua.

"Bu, ternyata biaya sewa mobil pak Wawan mahal juga ya." ucap Anna.

"Iya, tapi mau bagaimana lagi, Kita tidak punya kendaraan sendiri dan Kita juga tidak bisa membawa motor metik ini ke kota." ucap Ira.

"Kenapa tidak menelpon Paman saja tadi bu?"

"pamanmu sedang di Desa Tante mu, lagian tidak mungkin dalam satu bulan ini Paman mu harus bolak balik ke kota, kasian, pasti dia capek." ucap Ira.

Ibrahim sangat menyayangi Anna, dia tidak akan menolak memberikan bantuan pada Anna dan kakaknya, sewaktu Anna mendaftar dan mengikuti ujian seleksi Ibrahim lah yang mengurus dan mengantar Anna. karna ibrahim mengurus Anna dia harus izin kerja dan itu membuat istrinya marah.

yah, waktu itu Ira tanpa sengaja mendengar Ibrahim dan Lusi beradu mulut di kamar.

"Mas, sadar gak. gaji cuma sedikit pakai acara pengajuan izin kerja segala. seharusnya mbak Ira tu yang ngurus Anna, bukan Mas. lagian kenapa juga dia mau berlama-lama jadi janda. apa dia tidak malu selalu digosipkan warga Desa ini!" begitulah ucapan Lusi yang didengar Ira.

Mengingat kata-kata lusi membuat hati Ira sakit. air matanya pun berlinang, Anna yang melihat perubahan wajah ibu nya langsung memeluk Ibunya.

"Bu, jangan nangis lagi. Anna ikut sedih Bu." ucapnya lirih.

"Air mata tidak dapat ditahan Anna, jika hati mu sedih maka menangis lah." ucap Ibu.

Keduanya pun terisak dalam tangisan yang pilu.

Begitulah penderitaan Ira, semenjak ditinggal suaminya. Ira harus menebalkan telinganya dari berita miring entah siapa yang membuat cerita - cerita palsu itu. padahal Ira sudah sangat menjaga dirinya dan Anaknya.

"Bu, besok Anna akan tinggal di asrama dan tidak mungkin pulang setiap minggu. pasti Ibu kesepian. bagaimana kalau ibu tinggal di rumah Nenek saja?"

"Tidak mungkin Ibu tinggal di rumah nenek Anna. nanti siapa yang akan merawat rumah ini? Lagian kamu kan tahu bagai mana tante Lusi, Ibu tidak akan betah di sana. lebih baik Ibu di rumah ini. hati ibu juga merasa nyaman disini." ucap Ira.

"Tapi bagaimana kalau ibu sakit? tetangga kita juga jauh. bagaimana kalau ibu menikah lagi?"

Mendengar kata menikah membuat Ira terperanjat dan melepaskan pelukannya.

"Anna, bagaimana kamu bisa menyuruh ibu menikah. apa kamu tidak malu punya ayah tiri?"

"Teman Anna banyak yang punya Ayah tiri. kenapa harus malu, Anna hanya ingin ibu bahagia dan ada yang menemani Ibu." ucap Anna lirih.

"Tapi mencari pasangan hidup itu tidak mudah Anna. kamu tahu kan banyak berita di TV yang tidak baik tentang Ayah tiri. Ibu takut kalau Ibu salah pilih, apalagi kamu sedang sekolah dan butuh biaya banyak."

Anna terdiam sesaat, seolah paham dengan apa yang disampaikan ibunya.

"mm Bu, Anna tidak punya Hp. apakah Ibu bisa membelikan Anna Hp?" ucap Anna manja sambil menatap mata ibunya.

Ibu terdiam sesaat sambil menatap anaknya.

"Apa Anna tau berapa harga HP nya?"

"Kata teman Anna ada yang harga dua juta, Bu"

"m, baiklah kalau harga segitu ibu sanggup membelikannya. besok kita beli ya." ucap Ira menyemangati anaknya.

Selama ini Anna hanya sekedar melihat Hp temannya. tidak pernah terfikir olehnya untuk memiliki benda itu. karna Anna pikir itu hanya merugikan, harus beli pulsa setiap minggu. perubahan perilaku yang hanya sibuk dengan Hp. bahkan teman-teman Anna juga pacaran karna Hp. tapi walaupun tidak memiliki Hp Anna sudah tau cara menggunakan Aplikasi yang tersedia di Hp milik Teman-Temannya itu. hanya dengan melihat Temannya menggunakan Hp Anna sudah paham kegunaan dan cara menggunakannya.

"Bu, apa betul kalau uang dari Ayah masih cukup untuk membiayai sekolah Anna?"

"Uang asuransi dan uang pemberian dari PT tempat Ayah bekerja dulu tidak pernah Ibu gunakan, uang itu Ibu simpan di Bank." ucap Ibu menjelaskan.

"Apa Ibu merindukan Ayah?" tanya Anna

"Tentu saja Anna, Ayahmu laki-laki yang sangat baik." jawab Ira.

"Apakah ayah dan ibu dulu sempat pacaran?"

"Kenapa Anna bertanya seperti itu, apa Anna sedang menyembunyikan sesuatu?" selidik Ibu.

"Tidak Bu, Anna sudah berjanji pada diri sendiri tidak akan pacaran selama masa sekolah."

"Anna yakin bisa bertahan dengan janji itu?"

"Tentu saja Bu, sebenarnya semenjak kelas 1 SMP sudah ada yang menyatakan cinta sama Anna. tapi Anna tolak, Anna jawab. "Anna hanya ingin fokus belajar dan Anna hanya cinta Ayah."

Mendengar penjelasan Anna, Ira tertawa lepas.

"Boleh Ibu tau siapa orangnya?" tanya Ira.

"Itu masa lalu Ibu, sebenarnya Anna sudah pernah cerita sama Ayah. itu jadi rahasia Kami." ucap Anna sambil tersenyum dan menyandarkan kepalanya ke bahu Ira.

Anna sangat dekat dengan Ayahnya. pergi sekolah diantar Ayah. pulang sekolah dijemput Ayah. Anna juga sering mendapat rangkulan dari Ayah. mungkin hubungan yang dekat itulah yang membuat Anna merasa tidak memerlukan perhatian dari lawan jenisnya.

"Sudah jam 22.00, sebaiknya kita tidur Anna." ucap Ira.

"Ya Bu, ayok kita gosok gigi dulu." ajak Anna.

"Apa formulir registrasi nya sudah selesai Anna isi?"

"Sudah Bu." ucap Anna sambil melangkah menuju kamar mandi.

Walaupun rumah Anna rumah panggung, rumah itu sudah dilengkapi dengan kamar mandi. bahkan kamar mandi dan dapur Anna sudah terbuat dari dinding bata yang sudah di plester bagian dalam. jika akan ke dapur perlu melangkah turun satu langkah karna antar lantai rumah panggung dan dapur tidak sama datar.

Suasana mulai sepi dua orang yang berada di rumah panggung itu sudah berada dikamar masin-masing. rumah sederhana hanya ada dua kamar tidur dan ruang tamu yang di jadikan ruang multi fungsi. tempat menjamu tamu, tempat makan dan tempat menonton tayangan TV.

***

Setelah melaksanakan sholat subuh, Anna dan Ibunya bersiap- siap untuk keberangkatan pagi ini. mereka mandi secara bergantian. sambil menunggu Anna selesai mandi Ibu menyiapkan bekal minum dan rantang nasi sebagai bekal jika lapar saat diperjalanan nanti. hari ini selain mengurus registrasi dan biaya pendidikan Anna ira juga berniat membawa Anna ke pusat perbelanjaan. Karena semenjak Purwoto meninggal Anna dan Ira sudah tidak pernah lagi merasakan belanja di Kota. dulu sewaktu Purwoto masih hidup setiap kali gajian dia akan memboyong keluarganya ke kota untuk sekedar jalan-jalan, makan dan berbelanja.

Saat ini sudah jam 6.00 Anna dan Ira keluar dari rumah menuju Ruko Tiara karna pak Wawan menunggu di sana. rumah warga yang mereka lewati tampak masih sepi, belum ada pintu rumah yang terbuka. sampai di Ruko Tiara ternyata pak Wawan sudah menunggu. tampak beberapa warga Desa yang sudah berlalu lalang dijalan raya untuk melakukan aktifitas. tentu saja mereka melihat Ira, Anna masuk kedalam mobil pak Wawan.

"Loh, kenapa tidak ada yang mengisi kursi depan?" tanya pak Wawan.

"Biar kami dibelakang saja pak, lebih mudah untuk ngobrol." jawab Ira.

"Baiklah, biasanya penyewa paling suka duduk di depan." kembali pak Wawan menjelaskan sambil tersenyum kecil.

"Kemana tujuan kita?" ucap pak wawan sambil menjalankan mobilnya.

"Nantik singgah di Bank dulu ya Pak, saya mau ngambil uang untuk biaya sekolah Anna." ucap Ira.

"Oke," ucap pak Wawan sambil mengangguk.

Selama perjalanan pak Wawan selalu mengajak mereka bicara. maklum walaupun tinggal di Desa yang sama, mereka tidak pernah bicara banyak hal. karna Ira selalu menjaga diri agar tidak ada gunjingan dari warga Desa. tentu saja momen ini dijadikan pak wawan untuk mendekatkan diri dan mencari informasi tentang mereka berdua.

"Itu bank nya pak!" ucap Ira.

Setelah memarkirkan mobilnya, Ira dan Anna keluar dari mobil dan masuk ke bank. pak Wawan menunggu di mobil.

Pak Wawan sudah memiliki istri dan dua orang Anak. sebenarnya pak Wawan juga sering mendapat gunjingan dari warga, karena profesinya sebagai Supir carteran. tapi itu tidak menyurutkan ke inginkan pak Wawan untuk beralih profesi. Dia merasa nyaman dengan yang dijalaninya. walaupun kadang Dia dan Istrinya harus bertengkar karna gosip yang hanya diketahui pak Wawan kebenarannya.

Hanya perlu 15 menit, Ira dan Anna sudah kembali ke parkiran tempat pak Wawan berada. Bank yang mereka tuju berada di pusat kecamatan.

Saat ini sudah jam 09.20 mobil yang mengantar mereka tiba didepan pagar bangunan SMA xx. Ira yang baru pertama kali melihat sekolah itu merasa kagum. tak pernah terfikir olehnya Anak sematawayangnya akan sekolah ditempat seperti ini. maklum karena yang mengurus pendaftaran Anna adalah Ibrahim adiknya.

Anna yang sudah pernah mengikuti tes di Sekolah tersebut terlihat lebih antusias untuk segera masuk kedalam bangunan itu. fasilitas kelas yang pernah dimasuki Anna sangat jauh berbeda dari sekolahnya di Desa.

Pak Wawan dengan setia menunggu mereka di mobil.

Panitia sudah duduk berjejer dimeja mereka masing-masing. meja pertama mempertanyakan piagam tanda kelulusan. setelah menunjukkan bukti kelulusan baru dilanjutkan dengan meja kedua, disini tempat penyerahan formulir registrasi. selanjutnya mereka di arahkan untuk menuju meja ketiga disini Ira harus menyerahkan uang awal masuk sebesar 6.000.000, selanjutnya mereka diarahkan untuk menuju meja keempat disini Ira menyerahkan uang bulanan asrama sebesar 1.500.000, meja kelima Ira menyerahkan uang praktikum bulanan 500.000 dan sampailah mereka dimeja terakhir berupa meja pusat informasi disini Ira harus menandatangani surat pernyataan bahwa tidak menuntut uang kembali jika Anna tidak betah sekolah atau Anna dikeluarkan dari sekolah karna alasan yang jelas dan memiliki bukti pendukung.

Ada rasa khawatir di hati Ira saat menandatangani pernyataan bermaterai tersebut. melihat keraguan Ibunya Anna mengusap punggung Ibunya dan memberikan kode anggukan kepala bahwa Anna telah siap untuk menuntut ilmu disekolah itu. Ira yang melihat kode dari Anna menjadi lebih tenang dan akhirnya menandatangani surat pernyataan itu.

Dimeja informasi panitia juga menyampaikan bahwa untuk kelancaran keuangan bulanan siswa diharuskan membuka rekening dimana uang yang ada di rekening tersebut akan dipotong secara otomatis setiap bulannya. karena Anna belum memiliki tabungan atas nama sendiri panitia mengarahkan Anna dan Ibunya untuk menuju ruangan dipojok kiri bangunan tersebut.

Di sana sudah ada petugas Bank yang bekerja sama dengan sekolah SMA xx yang siap melayani siswa baru untuk membuat buku tabungan.

Kekaguman Ira semakin bertambah terhadap sekolah SMA xx. bangunan yang megah, pelayanan yang baik, lingkungan yang bersih dan asri, dalam hati Ira berdoa Semoga anaknya betah dan mampu menyelesaikan sekolahnya dengan kelulusan.

Urusan sekolah Anna sudah selesai, sekarang saatnya mereka untuk makan siang.

"Selanjutnya kemana?" tanya pak wawan sambil menyetir mobilnya.

"kita makan siang dulu Pak. terserah Pak Wawan mau dimana." ucap Ira.

Pak Wawan membalas dengan anggukan. akhirnya mereka sampai di sebuah rumah makan, yang tergolong mewah. sebelum turun Ira memberikan uang sewa mobil yang disepakati kemaren.

"Ini pak, dan setelah makan nantik kami mau belanja Hp." ucap bu Ira.

" Ooo, iya, nantik Saya antar. kebetulan saya tau tempat belanja HP yang banyak pilihannya." ucap pak Wawan bersemangat sambil menerima uang yang diberikan Ira.

Mereka masuk kerumah makan. Anna dan Ibunya tidak satu meja dengan Pak Wawan. begitulah cara Ira menjaga dirinya dan Anna. mereka makan dengan cara dihidangkan yang membuat meja mereka penuh dengan berbagai menu hidangan yang tersedia di rumah makan tersebut. keduanya tampak bahagia karena bisa melepaskan selera yang selama ini tidak tersalurkan.

Setelah makan dan istirahat sebentar saatnya mereka menuju toko HP.

Setibanya di toko tersebut Anna dan Ira diberikan katalog yang menyajikan gambar, harga dan infomasi keunggulan Hp yang akan mereka pilih. Anna dan Ira sempat melongo melihat harga Hp yang mencapai Puluhan juta. lama mereka memandangi katalog tersebut akhirnya Anna memantapkan pilihannya pada Hp dengan harga 2.700.000.

"Bu. Hp ibu kan sudah rusak, bagaimana kalau Ibu beli juga?" tawar Anna.

Ira tampak berfikir.

"Ayolah Bu, kalau Ibu ada masalah. Ibu bisa telpon Anna, kita bisa saling memberi kabar." ucap Anna merayu Ibunya.

"Baiklah, tapi Ibu beli yang biasa saja ya." ucap Ira.

Akhirnya mereka membeli 2 Hp dan setelah Hp itu diaktifkan oleh petugas konter, Anna langsung mencoba kameranya.

cekret

Anna berhasil mengambil gambarnya dengan sang ibu menggunakan kamera depan dengan berbagai gaya. melihat tingkah Anna membuat pelayan toko tertawa. Ira yang merasa diperhatikan merasa risih dan menyuruh Anna menghentikan Aksinya.

Setelah semua urusan selesai dilalui mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang. mereka singgah sebentar di supermarket membeli berbagai macam cemilan dan buah-buahan.

Saat azan isya dikumandangkan barulah Anna dan Ibunya sampai di Desa mereka. sampai di rumah keduanya segera membersihkan diri dan bersiap untuk sholat isya.

"Bu, besok pagi kita kerumah nenek ya." ucap Anna sambil melipat mukenah nya.

"Baiklah, Ibu tidur duluan ya. rasanya badan ibu pegal semua. Anna juga segera tidur ya." ucap Ira

"Apa Ibu mau Anna pijit?" tanya Anna.

"Tidak usah, ayok segera tidur." jawab Ira.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Desi Ajeng

Desi Ajeng

baguuss

2022-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 berjuang
2 ke kota
3 Tidak bisa menolak
4 Rencana Lusi
5 Persiapan sekolah
6 Saling memafkan
7 Malam perpisahan
8 Hari pertama
9 Nona cantik
10 Gerah
11 rencana Adnan
12 Jadi kakak adik
13 Malunya Anna
14 Tunangan
15 Rencana kunjungan Ummi Salma
16 Jadi sopir
17 Belanja di mall
18 Malam yang bertabur bintang
19 Adnan izin pulang sekolah
20 Adnan pergi tanpa kabar
21 Tidak memberi kabar
22 Anto beraksi
23 Keinginan Mutia tewujud
24 jangan biarkan Anna tahu
25 Abi ingin anak perempuan
26 Kejutan untuk Anna
27 Niat terselubung Anto
28 Ketakutan Anna
29 Abi Zakaria marah
30 Hukuman untuk Adnan
31 Lembaran baru Adnan
32 Kunjungan pak Zamzami
33 Tawaran untuk Jeni
34 Tawaran untuk Jeni
35 Anna sakit
36 Ungkapan cinta Anna
37 Imam sholat
38 Hukuman untuk Adnan 2
39 Pulang Kampung
40 Abi membalas perbuatan Adnan.
41 Pengalaman pertama Ummi menangkap ikan
42 Kekayaan Abi
43 Kejahilan Melinda
44 Mendengar cerita Anna
45 Jangan terlalu mempercayai teman
46 Melindungi Anna
47 Berikan waktu untuk Abi dan Ummi
48 Penyesalan Adnan
49 Janjian bertemu Ummi Salma
50 Perjanjian Anna.
51 Ikhlas dengan keputusan Anna
52 Cemilan untuk yang ditinggalkan
53 Memberi maaf untuk Lasmi
54 Mengantar Anna
55 Bertemu pemilik pesantren
56 Menangis ditinggal Ummi dan Abi
57 Keputusan Adnan
58 Hilang semangat
59 Ke kampung Anna
60 Bebas hukuman
61 Kagum melihat Adnan
62 Pembicaraan rahasia
63 Giat belajar
64 Siapa dia?
65 Rindu Ibu
66 Kado untuk Adnan
67 Sah pindah
68 Ulang tahun Anna
69 Mencari kejelasan
70 Ujian Sekolah
71 Libur sekolah
72 Mobil pengintai
73 Calon pewaris tunggal
74 Pernikahan buk Endang
75 Tinggal bersama Ummi
76 Lamaran
77 Anna bingung
78 Sah
79 Tahan diri
80 Resepsi
81 Pulang kampung
82 Tidur di rumah Ibu
83 Niat Anna
84 Papa Mama muda
85 Promosi
Episodes

Updated 85 Episodes

1
berjuang
2
ke kota
3
Tidak bisa menolak
4
Rencana Lusi
5
Persiapan sekolah
6
Saling memafkan
7
Malam perpisahan
8
Hari pertama
9
Nona cantik
10
Gerah
11
rencana Adnan
12
Jadi kakak adik
13
Malunya Anna
14
Tunangan
15
Rencana kunjungan Ummi Salma
16
Jadi sopir
17
Belanja di mall
18
Malam yang bertabur bintang
19
Adnan izin pulang sekolah
20
Adnan pergi tanpa kabar
21
Tidak memberi kabar
22
Anto beraksi
23
Keinginan Mutia tewujud
24
jangan biarkan Anna tahu
25
Abi ingin anak perempuan
26
Kejutan untuk Anna
27
Niat terselubung Anto
28
Ketakutan Anna
29
Abi Zakaria marah
30
Hukuman untuk Adnan
31
Lembaran baru Adnan
32
Kunjungan pak Zamzami
33
Tawaran untuk Jeni
34
Tawaran untuk Jeni
35
Anna sakit
36
Ungkapan cinta Anna
37
Imam sholat
38
Hukuman untuk Adnan 2
39
Pulang Kampung
40
Abi membalas perbuatan Adnan.
41
Pengalaman pertama Ummi menangkap ikan
42
Kekayaan Abi
43
Kejahilan Melinda
44
Mendengar cerita Anna
45
Jangan terlalu mempercayai teman
46
Melindungi Anna
47
Berikan waktu untuk Abi dan Ummi
48
Penyesalan Adnan
49
Janjian bertemu Ummi Salma
50
Perjanjian Anna.
51
Ikhlas dengan keputusan Anna
52
Cemilan untuk yang ditinggalkan
53
Memberi maaf untuk Lasmi
54
Mengantar Anna
55
Bertemu pemilik pesantren
56
Menangis ditinggal Ummi dan Abi
57
Keputusan Adnan
58
Hilang semangat
59
Ke kampung Anna
60
Bebas hukuman
61
Kagum melihat Adnan
62
Pembicaraan rahasia
63
Giat belajar
64
Siapa dia?
65
Rindu Ibu
66
Kado untuk Adnan
67
Sah pindah
68
Ulang tahun Anna
69
Mencari kejelasan
70
Ujian Sekolah
71
Libur sekolah
72
Mobil pengintai
73
Calon pewaris tunggal
74
Pernikahan buk Endang
75
Tinggal bersama Ummi
76
Lamaran
77
Anna bingung
78
Sah
79
Tahan diri
80
Resepsi
81
Pulang kampung
82
Tidur di rumah Ibu
83
Niat Anna
84
Papa Mama muda
85
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!