Tiga bulan sudah usia pertemanan Hans dan Kirana dan akhir-akhir ini mereka sangat akrab yang sepertinya mereka berdua pun merasakan ada kenyamanan satu sama lain tatkala mereka sering bersama-sama.
Sebagai seorang laki-laki Hans merasakan kalau dari awal dirinya memang sudah tertarik melihat wajah ayu Kirana di tambah dengan sikapnya yang baik padanya.
Dan Hans merasa ini sudah waktunya yang tepat untuk dirinya menyatakan apa yang ia rasakan selama ini terhadap Kirana.
Hingga pada suatu hari Hans tidak masuk kerja karena sakit.
Kirana sempat panik karena sudah dua hari ini ia tidak melihat Hans di meja kerjanya.
"Hans kemana ya? kok sampai dua hari ini ia tidak masuk kerja? ah....ngapain aku jadi mikirin Hans....," Kirana bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Tapi ia mencoba menepis rasa khawatirnya pada Hans dan hal itu tak semudah yang ia kira karena pikirannya terus tertuju pada Hans dan rasa khawatirnya semakin besar ketika hari ini Hans tidak masuk kerja lagi.
Kirana semakin gusar, ia ingin bertanya tapi pada siapa? ia malu kalau ada orang yang tahu tentang kekhawatirannya pada Hans.
Dengan ekor matanya Kirana melirik ke arah Tari yang duduk di meja sebelahnya.
Dan akhirnya ia menepis rasa malunya dengan bertanya pada Tari soal Hans yang tidak masuk kerja.
"Tar....," Kirana memanggil nama sahabatnya itu dengan perlahan takut teman yang lainnya mendengar.
Tari tidak mendengar panggilan Kirana karena sangat pelan.
Lalu Kirana mencoba memanggil tari lagi dengan suara agak keras.
"Tari...!" pekiknya.
'Iya, ada apa Ki...?" teriak Tari juga membuat teman yang lainnya menoleh pada Kirana.
Kirana jadi gak enak karena di liatin sama teman-teman nya, akhirnya ia berjalan menuju ke meja Tari dan duduk di depannya.
"Tar," kata Kirana sambil mendekatkan wajahnya pada Tari.
Tari melihat sikap sahabatnya itu seperti orang yang gusar.
"Ada apa Ki..?" sepertinya kamu sangat panik sekali.
"Emmmm....Hans kemana ya Tar kok sampai hari ini tidak masuk kerja?" tanya Kirana pada Tari.
"Aduhhhh..... kirain mau nanya apaan kamu Ki...??" kata Tari sambil menyandarkan tubuhnya di kursinya.
"Eh sebentar, kenapa tiba-tiba kamu jadi perhatian gitu sama Hans?" Tari balik tanya pada Kirana dengan mengerutkan alisnya.
'Ya....gak ada kan cuma tanya aja, emang gak boleh?" Kirana agak salah tingkah di tanyain seperti itu sama tari.
"Emmmm..... jangan-jangan....??" Tari mulai menggoda Kirana.
"Jangan-jangan apa....??" Kirana mulai kesel sama Tari.
"Jangan-jangan kalian....udah jadian......!!" pekik Tari sambil tertawa pada Kirana.
"Apaan sih..."
"Emangnya kenapa kalo jadian kan gak apa-apa Ki....aku turut senang loh karena Hans itu kayaknya suka sama kamu...."
"Sok tahu kamu Tar," Kirana mencubit lengan Tari.
"Lah emang aku tahu....masalahnya kapan hari Hans nyamperin mejaku pada saat kamu ke toilet, dia tanya sama aku kalau kamu itu punya pacar belum....gitu Ki....."
"Terus kamu jawab apa?"
"Ya belum lah....kan kamu emang belum punya pacar...bener kan Ki...?"
"Iya, terus pertanyaan ku yang tadi belum di jawab...,"
"Yang Hans tidak masuk itu...?"
Kirana mengangguk-anggukkan kepalanya, membuat Tari menggodanya lagi.
"Aduhhhh bener kan kamu khawatir banget dengan keadaan calon pacar...." seloroh Tari lagi.
"Aduh Tari.......udah ah,"
"Iya iya ...jangan cemberut gitu...Hans itu sakit, katanya Doni kemarin pas bicara sama pak Cahyo."
"Oh sakit..."
"Ya udah kalau gitu, aku balik ke mejaku ya Tar,"
"Iya," jawab Tari.
Kirana kembali duduk di mejanya sambil melamun, Tari yang melihat itu langsung nyamperin Kirana.
"Ki...kamu mau jenguk Hans?" tanya Tari tiba-tiba mengagetkan Kirana dari lamunannya.
"Emmmm iya sih....," Kirana ragu.
"Ya udah nanti pulang kerja kita jenguk Hans bareng-bareng ya," ajak Tari mengatasi kegalauan sahabatnya itu.
"Tapi....kamu kan di jemput Angga...?"
"Gak apa-apa, Angga di ajak bareng juga sekalian nebeng mobilnya Angga...., iya kan...."
"Oh...ya udah kalo gitu,"
Jam pulang sudah tiba, Kirana dan Tari mulai membereskan semua pekerjaan kantornya dan bersiap untuk pulang.
Kemudian mereka berdua berjalan bersama menuju pintu keluar dan setelah tiba di luar gedung perkantoran, terlihat Angga pacar Tari sudah menjemput Tari.
"Ayok Ki....itu Angga sudah datang," ajak Tari pada Kirana sambil menggandeng tangannya.
Kemudian mereka pun masuk ke dalam mobil Angga, dan tak berapa lama Angga menjalankan mobilnya melaju ke jalan Ahmad Yani tempat kontrakan Hans.
"Hai Ki..gimana kabarnya?" sapa Angga pada Kirana setelah mereka berada di dalam mobil.
"Baik Ngga.....kamu sendiri gimana?"
"Baik juga,' kata Angga sambil mengemudikan mobilnya.
"Eh turun mana ini...?" kata Tari tiba-tiba.
'Sepertinya turun sini aja, itu kan rumah kontrakannya Hans katanya nomer rumahnya nomer empat kalau gak salah," kata Kirana.
"Ya udah kita coba ke rumah itu aja," kata Tari.
Kemudian mereka bertiga pun turun dari mobil dan berjalan menuju rumah kontrakan Hans.
"Tok tok tok....." Kirana mengetuk pintu rumah Hans.
Tak berapa lama pintu pun terbuka.
"Oh, kalian ayo masuk," kata Hans yang membukakan pintu.
"Maaf Hans mengganggu," kata Kirana.
"Oh enggak, gak apa-apa, ayo silahkan duduk ," Hans mempersilahkan Kirana,Tari dan Angga untuk duduk.
Lalu mereka pun duduk di ruang tamu dan mulai mengobrol dengan Hans.
"Kamu sakit apa Hans?" tanya Tari pada Hans.
"Kemarin aku habis periksa ke klinik, katanya aku terkena penyakit tipes,"
"Oh...gitu, terus yang ngerawat kamu di sini siapa?" Kirana ganti bertanya.
"Gak ada, ya...aku sendirian....," kata Hans dengan mengangkat kedua tangannya dan tersenyum pada Kirana.
Setelah lama mereka ngobrol ke sana kemari akhirnya mereka pulang dan Kirana meletakkan oleh-oleh roti yang di bawanya tadi di meja tamu Hans sambil berkata.
"Hans ini ada roti buat kamu," kata Kirana sambil meletakkan roti yang di bawanya dan pada saat itu juga tangan Hans bermaksud mengambil roti itu tapi tiba-tiba tangannya menyentuh tangan Kirana, Kirana agak terperanjat dan kedua orang itu pun saling menatap tiba-tiba Hans berkata pada Kirana.
"Terimakasih ya...," katanya sambil tangannya tetap memegang tangan Kirana.
"Ya," kata Kirana berusaha menarik tangannya dari genggaman tangan Hans.
Tari yang melihat adegan itu langsung muncul sikap usilnya.
"Ehmmmm....," Tari pura-pura tidak melihat ke arah Kirana dan Hans.
Mendengar Tari berdehem Kirana dan Hans langsung salah tingkah.
"Oh ya Hans, aku pulang dulu ya,"
"Iya Hans, kita pamit dulu ya," Tari juga ikut pamitan.
"Iya, makasih ya kalian sudah repot-repot jenguk aku," kata Hans sambil mengantar mereka sampai depan pintu.
Hans memperhatikan mobil Angga yang membawa Kirana dan Tari pergi meninggalkan kontrakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments