Tubuh Eun Mi terasa remuk. Malam panasnya bersama Seung Min menyisakan rasa nyeri di antara selangkangannya. Lengan kekar Seung Min memeluk erat pinggang ramping Eun Mi. Sekali lagi dia memandang wajah Seung Min yang masih tertidur pulas.
Eun Mi tersenyum tipis, sambil terus memandangi Seung Min. Dia tengah menimbang, tetap bertahan, atau harus pergi menjauh. Berpisah dengan lelaki yang begitu dicintainya adalah hal yang selalu menghantui pikiran Eun Mi.
"Ah, sepertinya aku butuh waktu untuk memutuskan hal ini." Eun Mi mengecup lembut dahi Seung Min.
Perlahan Eun Mi turun dari ranjang, dia tertatih menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, perempuan itu langsung menuju ke studio, dan menemui Han Suji, ketua tim mekap.
"Ketua, apa Anda sudah menentukan siapa saja yang berangkat ke pulau Jeju?" tanya Eun Mi.
"Belum, apa kamu mau ikut serta?"
Eun Mi mengangguk cepat, dan dengan mudahnya ketua tim menyetujuinya. Eun Mi merupakan salah satu anggota tim yang sangat rajin dan jarang mengeluh. Jadi, Suji segera memberikan persetujuan.
"Nanti siang kita berangkat. Siapkan segala keperluan pribadimu sekarang. Kita akan berkumpul lagi di sini jam satu siang." Suji tersenyum lebar dengan mata berkilat.
"Baik, Ketua. Terima kasih."
Setelah itu Eun Mi bergegas kembali ke apartemen. Beberapa kali ponselnya berdering, karena telepon dari Seung Min.
"Maaf Seung Min, aku butuh waktu sendiri." Eun Mi meraih ponselnya, kemudian memblokir nomor ponsel Seung Min.
.
.
.
Sesampainya di pulau Jeju, Eun Mi mulai fokus pada pekerjaannya. Dia dan tim mekap akan bekerja di sana selama tiga minggu. Paling tidak dirinya bisa menghindari Seung Min selama berada di Jeju.
Akan tetapi, bukan Seung Min namanya bila tidak bisa menemukan Eun Mi. Belum sampai satu minggu di Jeju, takdir mempertemukan mereka. Saat itu, Eun Mi sedang istirahat bersama tim mekap. Tiba-tiba Young Tae menghampirinya. Melihat tangan kanan Seung Min, Eun Mi tidak bisa menghindar lagi. Sudah bisa dipastikan Seung Min juga sedang berada di Jeju sekarang.
Young Tae mendekati Eun Mi lalu membisikkan sesuatu. "Nona, Presdir menunggu Anda di kedai Nomnom."
"Oke. Aku akan ke sana sebentar lagi," kata Eun Mi.
Usai berpamitan dengan temannya, Eun Mi berjalan menuju kedai yang dimaksud Young Tae. Mata gadis itu menyapu seluruh ruangan untuk mencari sosok Seung Min. Sampai akhirnya sebuah lambaian tangan tertangkap oleh penglihatannya.
Gadis itu sedikit tersenyum melihat Seung Min yang sepertinya datang ke Jeju secara diam-diam. Bisa dilihat dari pakaiannya yang tidak begitu mencolok.
Seung Min memakai kaos lengan pendek berwarna hitam. Dipadukan dengan celana jeans biru, memakai masker, dan juga topi. Eun Mi mulai melangkah mendekati kekasihnya itu.
"Apa kabar?" tanya Eun Mi sambil tersenyum.
"Dasar nakal!" gerutu Seung Min, sambil menyentil dahi Eun Mi.
"Ish ... nakal apanya?" Eun Mi memajukan bibir sambil mengusap dahinya.
"Kamu sudah melarikan diri setelah tidur denganku malam itu. Kau membuatku merasa seperti gig*lo!" Seung Min menyipitkan mata, diikuti tawa Eun Mi yang pecah.
"Kau mengundang perhatian sekitar!" ucap Seung Min sambil menempelkan jari telunjuknya di atas bibir.
"Ups, maaf," ucap Eun Mi.
"Kenapa Kamu pergi begitu saja? Hm?" Seung Min memincingkan mata, menuntut penjelasan dari Eun Mi.
"I-itu ... sebenarnya Aku tiba-tiba ragu, masihkah sanggup berjuang denganmu, atau tidak." Kepala Eun Mi menunduk, hati perempuan itu dipenuhi penyesalan yang menyesakkan.
"Dasar bodoh! Kau meragukanku? Baiklah, besok ikut Aku!" seru Seung Min
"Eh?" Sebuah tanda besar kini memenuhi kepala Eun Mi.
"Aku akan membawamu kepada ayah, dan menolak pertunangan itu." Seung Min melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ya! A-aku hanya takut dengan opini publik!" seru Eun Mi.
"Lagi-lagi karena alasan yang sama." Seung Min membuang mukanya.
"Maaf, tapi ...." Kalimat Eun Mi menggantung, karena panggilan dari salah satu rekan yang meminta Eun Mi untuk segera kembali.
"Kita bicarakan lagi setelah Aku kembali ke Seoul." Eun Mi beranjak dari kursi, namun Seung Min menahan bahunya.
"Jangan coba-coba lari dariku lagi. Kemarikan ponselmu!" Tangan Seung Min menengadah, meminta ponsel kekasihnya.
Eun Mi menyerahkan ponselnya kepada Seung Min. Lelaki itu membuka kembali nomornya yang diblokir oleh Eun Mi.
"Dan jangan pernah memblokir nomorku lagi!" Seung Min kembali menyerahkan ponselnya kepada Eun Mi.
Eun Mi tersenyum, mencium pipi Seung Min, dan berkata, "Sampai jumpa di Seoul!"
Setelah pulang dari Jeju, Eun Mi kembali berhubungan baik dengan Seung Min. Mereka sering mencuri waktu untuk bersama. Entah hanya sekedar olah raga bersama, sarapan, atau hanya untuk saling bercerita tentang pekerjaan. Semuanya mengalir seperti air. Sampai suatu ketika sebuah telepon dari nomor asing masuk ke ponsel Eun Mi.
Hari itu Eun Mi sedang bersiap-siap untuk bertemu Seung Min. Suasana hatinya dan cuaca begitu cocok untuk berkencan. Akan tetapi, semua keceriaan hari itu tiba-tiba lenyap saat sebuah panggilan masuk.
"Halo ...." Eun Mi menjawab panggilan telepon dengan jantung berdebar kencang.
"Benarkah ini dengan nona Lee Eun Mi?" Suara seorang wanita menyapa pendengarannya.
"Iya, benar. Maaf, Anda siapa?" tanya Eun Mi.
"Baik, sebentar Tuan Park So Joon ingin berbicara."
Mendengar nama ayah dari kekasihnya itu, jantung Eun Mi seakan berhenti berdetak. Dia tak menyangka Tuan Park menghubunginya.
"Halo ...." Suara serak lelaki berumur lima puluh tahunan itu mulai terdengar.
"Halo, Tuan ...." Suara Eun Mi tertahan di tenggorokan karena Tuan Park tidak memberinya kesempatan untuk bicara.
"Aku sudah tahu semuanya. Sebutkan jumlah uang yang Kamu inginkan!" seru Tuan Park.
"Maksud, Tuan?" Mata Eun Mi terbelalak mendengar ucapan Tuan Park.
"Hai ******! Kau butuh uang berapa agar mau menjauh dari Seung Min!"
Ucapan Tuan Park bagaikan petir di siang bolong. Dada Eun Mi bergemuruh, hatinya nyeri seakan diremas kuat, dan seketika air mata meluncur begitu deras. Dia tak sanggup lagi berkata-kata. Tubuhnya lemas, tersandar di dinding lalu melorot ke lantai.
"Segera menjauh dari Seung Min! Aku akan mengirim sejumlah uang ke rekeningmu! Aku tahu maksud dari hama sepertimu mendekati Seung Min!" Tuan Park terus berbicara tanpa memberi Eun Mi kesempatan untuk menjawab
Eun Mi mengumpulkan kekuatan, dan menjawab pernyataan lelaki di seberang telepon itu.
"Maaf Tuan, Anda salah sangka. Saya dan Seung Min saling mencintai. Anda tidak perlu repot-repot memberi Saya uang!"
Di sela-sela tangisnya, Eun Mi mengambil napas panjang lalu menghembuskannya kasar. Lalu mulai melanjutkan pembicaraan lagi.
"Sebenarnya Saya ragu dengan hubungan Kami. Saya tahu diri Tuan! Saya bukanlah apa-apa dibanding keluarga Anda yang begitu TERHORMAT!" ucap Eun Mi sambil menekankan kata terhormat.
"Oh, baguslah! Sekarang pilihan ada di tanganmu! Kuberi waktu tiga hari. Mau mengundurkan diri atau dipecat secara tidak hormat dari stasiun TV!" Tuan Park mematikan sambungan telepon.
Eun Mi menangis sejadi-jadinya. Apa yang selama ini dia takutkan benar-benar terjadi. Dari awal Eun Mi sadar bahwa hubungannya dengan Seung Min sangat rumit dan sulit. Dia berusaha tetap baik-baik saja, dan harus tetap bertemu dengan Seung Min. Paling tidak, dirinya ingin memberikan kesan terbaik untuk pertemuan terakhir mereka.
Eun Mi dan Seung Min hari itu bertemu di Some Sevit. Walau sebuah kencan sederhana, gadis itu ingin membuat kenangan indah bersama Seung Min untuk terakhir kalinya.
"Seung Min, misalkan Kita benar-benar tidak bisa bersama ... apa yang akan Kamu lakukan?" tanya Eun Mi.
"Bodoh! Kau kan berjanji untuk berjuang bersama. Mana mungkin Kita tidak bisa bersama." Seung Min tersenyum miring menanggapi celotehan kekasihnya itu.
"Seyakin itukah, bahwa Aku tidak akan meninggalkanmu?" tanya Eun Mi sambil memandang datar Banpao Bridge.
"Aku yakin, jika sesuatu diperjuangkan dengan segenap cinta pasti berbuah manis," ucap Seung Min diikuti senyum menawannya.
Kini pandangan Eun Mi beralih pada wajah Seung Min, telapak tangannya menopang dagu, kemudian tersenyum tipis. "Kalau Aku yang tidak mau berjuang bersama apa yang akan Kau lakukan?"
"Kau ini! Jangan merusak kencan Kita dengan kalimat bodohmu itu!" protes Seung Min.
"Uhhh ... Kau menggemaskan sekali saat sedang kesal!" Jemari Eun Mi mencubit gemas pipi Seung Min, dan lelaki itu membawa tubuh mungil Eun Mi kedalam pelukannya.
Setelah kencan itu Seung Min begitu sibuk dengan pekerjaannya. Hal itu membuat komunikasinya dengan Eun Mi agak kacau. Suatu hari Seung Min dibuat panik oleh Eun Mi yang sama sekali tidak bisa dihubungi.
Seung Min menuju stasiun televisi dengan tergesa-gesa. Sesampainya di sana, Seung Min mencari informasi tentang keberadaan pujaan hatinya itu. Tak lama kemudian, dia mendapat kabar dari Young Tae melalui sambungan telepon.
"Presdir, Saya sudah mendapatkan kabar tentang Nona Eun Mi." Young Tae mulai menyampaikan informasi yang didapatkannya.
Seung Min mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari bibir sekretarisnya itu. Setelah pembicaraan itu selesai, dia menutup gagang telepon dengan kasar.
"Aaaaaaarrggghhhh!"
.
.
.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
SyaSyi
mampir yuk di karya ku yang cintaku Tak Semanis Es Cream
2022-02-13
1
Tri Eni Lestari
begitulah cinta dengan segala derajatnya...
sabar ....
2022-01-20
1
💞istrinya jungkook💕
aaarrghhh knp tuh.....
2022-01-08
2