Bab 3

''Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, karna bagi beberapa manusia perpisaha adalah Awal bangkitnya diri dari keterpurukan. Melepaskan bukan hal mudah, tapi jika melepaskan itu bisa membuat batin kita lebih bisa bernafas maka itu bukan suatu kesalahan''

...'' ADINDA MAURA "...

Belum lama Alex menaruh Teleponnya di atas meja

Drt

Drt

Drt

Suara getar telepon Alex.

Alex Merogol ponselnya melihat siapa yang menelepon. Mata Alex mengerjap Sisil tumben ni anak telpon.

''Hallo ... Ada apa?'

Suata barinton terdengan nyaring di telinga Sisil.

'' Ka Alex galak banget....''

'' Ka Alex ... kenapa udah bawa ka Dinda pergi?

'' Kan Sisil belum ketemu Mba Dindanya??

''Ka Alex jahat sama Sisil '' ucap Sisil dengan banyak pertanyaan serta suara sedikit gemetar sedih

''Apa Kamu Bilang ??

''Adinda sudah tak ada di rumah ?? tanya Alex

''Lah kok ka Alex balik tanya?'' jawab sisil

''Tadi Mama yang bilang kalao ka Alex sama Mba Dinda pergi. Ya udah ah , percuma tanya sama ka Alex gak bakal di jawab juga''

Tut tut tut ... suara telepon terputus.

'' Ni bocah main mati matiin telpon tanpa permisi.'' Alex mendengus kesal.

'' Kamu kemana Din?? Kenapa mama juga gak balas chat bahkan telponku juga gak di angkat.''

Ahh.....

Alex mengusap kasar kepalanya.'' Gue harus segera selesailan ini semua.''

Tak terasa sudah 2 jam waktu berlalu. Lagi lagi Alex meraih handpone yang sedari tadi di letakan di atas meja. Tak ada pesan sama sekali dari Adinda. Alex menghempuskan nafasnya yang terasa sesak." Din kenapa tak mau balas pesanku " batin Alex

Alex bangun dari duduknya meninggalkan ruangan menuju keruangan Viky. Alex berjalan melewati meja sekertaris Viky dengan mengkerutkan kedua alisnya.

" Kenapa belum pulang Nin, ini udah lewat jam kerja ??'' ucap Alex

" Mas Alex ngagetin aja!! '' Di luar jam kerja memang Alex tidak mau terlalu formal. Alex sudah bilang pada Nindy ajar memanggil nama saja. Tetapi Nindi menolak karna tidak enak, lalu semenjak saat itu jika berada di luar kantor Nindi memanggil dengan sebutan Mas Alex.

" Biasa mas alex, Itu Singanya mulai masuk level sembilang. Sudah sangat kelaparan, semua juga karna sedikit kesalahan yang Mas Alex perbuat, Aku juga jadi kena. " Dengan wajah sedikit kesal terpampang jelas.

'' Sorry deh ... " Jawab Alex

" Huuhhhh .... Mas Alex tu , kaya gak tau saja kalau Bos udah berubah jadi singa level sembilang '' Cibir nindy .

" Kakiku sampai tak bisa berjalan karna saking gemetarnya. Tapi aku sangat suka dengan sikap bos yang tegas, tidak pandang bulu bahkan sangat bijak. Ya Mas Alex, juga pasti sangat tau stu hal yang tidak bisa di toleran, penghianatan " ucap nindy

'' Ha ha ha ...." Alex tertawa mendengan cibiran Nindy yang tertuju untuk Viky sang COE .

" Cuman kamu Nin , yang berani mencibir Viky Di kantor ini " Iya memang nindy perempuan yang apa adanya. Apa lagi Viky dan Alex sangat cocok dengan kinerji kerja Nindy. Secara tidak langsung mereka di luar pekerjaan bersahabat. Saling mengisi, melengkapi, kadang juga adu mulut.

'' Gak salah bilang kamu mas..?? ucap Nindy

'' Bukanya kamu mas yang paling parah jika mencibir Sisinga itu"

" Ha ha ha ha ha ....'' mereka berdua larut dalam tawa

" Bagus sekali, Berani mencibirku di belakang.Kupastikan dan sangat sangat pasti. bulan depan gaji kalian ku potong 30%. ''

'' Ehhh jangan gitu donk bos !! " ucap Alex dan Nindy bersamaan

" Masa mau main potong aja, kita kan bicara fakta. Trus ini di luar jam kerja loh.'' ucap nindy dengan memamerkan deretan giginya yang putih

'' Hemm ...'' jawab viky hanya dengan deheman dan muka datarnya.

*****

Sudah hampir dua minggu Adinda keluar dari kediaman Alex. Bahkan tidak menghiraukan pesan masuk ataupun panggilan masuk. Hanya sesekali mengangkat panggilan masuk dari Rudy yang masih berstatus suami, Dan tante Ratih menanyakan kabarnya.

Tapi Adinda sudah sama sekali tidak memberitahu dimana dia tinggal sekarang. Iya hanya tante Ratih dan mang ucup supir pribadi mama ratih, yang tau dimana Adinda tinggal.

Walaupun sudah hampir dua minggu , Adinda masih saja terus menangis termenung, pandangannya kosong mengurung diri.

'' Pah .... Dinda rindu papa .... Dinda cape dengan semua ini. Maafkan Dinda pah, Sudah sangat mengecewakan papa. Dinda menyerah, keputusan yang Dinda ambil bukan mudah. Dinda yakin ini yang terbaik buatku, walau kedepannya Dinda tau bukan mudah menjalaninya. Maafkan Dinda pah, tolong restui keputusan Dinda agar bisa memulai kembali lagi dari 0. '' Dinda bermonolog dengan dirinya sendiri

Dinda menghapus air matanya, '' Aku tidak boleh terus seperti ini. Semua belum berakhir, aku masih memiliki masa depan. Ya aku harus bangkit, Selesaikan permasalahanmu, bukan aku yang tak pantas bersanding dengannya. Pasti ada hal yang terbaik di luar sana . Ayo Semangat Adinda, kamu pasti bisa!! seru adinda menyemangati dirinya sendiri.

'' Eisttt tapi tunggu, Aku perlu bantuan untuk mencari pengacara. Siapa yang bisa menolongku'' Adinda terus berfikir ingin menghubungi Alex tapi adinda tidak ingin selalu melibatkan Alex. Aku tau Alex sangat sibuk dengan pekerjaannya. Jika tante Ratih, dia pasti mau membantu tapi rasa tak enak hati masih menyelimuti hati Dinda.

Drt drt drt

Suara getar handpone Adinda.

Adinda menoleh melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Terlihat jelas tertulis Alex ... Adinda tidak menanggapi panggilan itu. " Maaf Lex aku masih ingin sendiri''

Baru saja bunyi telepon adinda berhenti. Terdengan kembali suara handpone berbunyi, kali ini Adinda mengerutkan kedua alisnya. ''Mas Rudy .... kenapa dia menelponku di pagi seperti ini'' dengan menghembuskan nafasnya malas

'' iya hallo ... ''

'' Minggu depan jadwal perceraian kita, aku mengingatkanmu jangan pernah meminta harta seperserpun dariku. Dan jangan membawa barang barang yang pernah ku berikan. Semua itu tidak bukan milikmu!! '' ucap Rudy dengan penuh penekanan

'' Maaf mas Tapi Adinda juga akan menegaskan pada Mas Rudy. Bahwa Adinda tidak butuh semua itu. Dan perlu mas tau Adinda tidak pernah menyesali apa yang sudah menjadi keputusanku. Semoga Mas Rudy juga demikan, trimakasih untuk waktu 3 tahun ini. ''

'' Aku tegaskan sekali lagi, aku juga tidak menyesalinya.'' ucap tegas Rudy

tut tut tut

Suara telepon terputus ...

'' Kita lihat saja Adinda Maura, dengan ucapanmu itu. Sombong sekali kau berkata seperti itu. Aku tidak akan pernah menyesali keputusanku berpisah denganmu. Apa lagi Sarah selalu bisa memanjakanku, dia yang jauh lebih segalanya darimu. '' ucap Alex memuji kekasihnya Sarah.

''Ahh... Kenapa Aku jadi merindukan sarah. Dia selalu saja bisa membuatku senang dan gairah. Sudah tiga hari dia tidak menelponku. Kapan kamu pulang sayang .... , aku sangat merindukanmu. Mas janji sebelum kamu pulang, Semua sudah selesai urusan mas dengan Dinda ku pastikan sudah beres. Lalu kau adalah perempuan satu satunya yang jadi pendampingku, ratuku. Rudy memandang foto kebersamaannya dengan Sarah .

Terpopuler

Comments

Miss GH

Miss GH

di pembukaan udah nyesek ih.

2022-06-12

0

Ar

Ar

Rudy pasti nyesel

2022-03-01

1

R.F

R.F

3 like juga sekaligus baca du sini + vavorit. semangat kak

2022-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!