''Bagaimana Keadaan Adinda Mah?'' tanya Alex dengan berjalan menghampiri mamanya, mencium pipi mamanya dan tidak lupa menyambar roti yang ada di tangan sang mama.
''Enak hehehe ... '' Alex tersenyum menampakan deretan giginya.
''Ka Alex , itu roti punyaku ... '' ucap Sisil meraju merasa sangat kesal dan sedikit memajukan bibirnya, berglayut manja pada sang mama.
''Mah, sarapan Sisil ... '' Dengan wajah di buat sedih.
Ratih hanya bisa menggeleng kepala dengan tingkan kedua anaknya. Padahal perbedaan usia mereka cukup jauh, tapi tetap saja tidak berubah. Sama sama jail, ya walaupun mereka sangat menyayangi satu sama lain.
"Eh... Tunggu ... Tunggu ... ''
"Tadi ka Alex Bilang Apa?? "
"Mba Dinda Sakit ... ??"
"Mah ..." Dengan suara lembutnya, ''Kita tengokin Mba Dinda yach, Setelah Sisil pulang sekolah?''
Tangan wanita parubaya itu mengusap lembut kepala anaknya. Ratih tahu walau Adinda hanya kaka ipar dari sepupunya, Sisil sangat menyayangi, sama seperti kaka kandungnya sendiri bahkan begitu juga dengan Ratih.
"Sayang ... ' jawab lembut sang mama.
''Mba Adinda ada di kamar tamu, Semalam Baru dateng.'' ucap Mama Ratih.
Mendengar penuturan sang mama, wajah Sisil langsung nampak sangat berbinar. ''Mah Sisil kekamar Mba Dinda dulu yah."
Baru berapa langkah, sudah di hentikan oleh Alex. ''Duduk .... !! Habiskan Dulu sarapanmu!!
''Kaka hari ini ada banyak kerjaan dan harus berangkat pagi.''
"Ihh kaka ... '' Sisil merengek menghentakan kakinya berulang kali serta menunjukan wajah cemberutnya.
"Sayang nanti saja , pulang sekolah Sisil temui Mba Dinda yah. Kasian Mba Dindanya Lagi gak enak badan."
Ratih memberi pengertian sangat tahu jika Sisil sangat sayang dan merindukan Adinda.
''Iya Mah'' ... jawab Sisil singkat.
"Ayo ka kita berangkat." ucap sisil dengan mengambil ransel sekolahnya
"Baiklah adikku yang cerewet, bawel, tak lupa Alex mecubit kecil hidung Sisil."
"Ihh kaka ... sakitt ... " ucap sisil kesal.
"Udah ... udah sana berangkat," ucap Ratih melerai keduanya.
''Nanti kamu terlambat nak.'' ucap Ratih mengingatkan.
''Iya mah.'' jawab Sisil meraih tangan mamanya dan mencium punggung telapak tangan. Tidak lupa memberikan ciuman juga di kedua pipi mama.
Begitu juga dengan Alex melakukan hal yang sama.
''Assalamuallaikum ... " seru mereka berdua.
''Walaikumsalam ...'' jawab sang mama.
🍁🍁🍁
Jarum jam sudah menujuknan di angaka 10, Adinda yang baru saja mengerjapkan mata merasakan sakit pada bagian seluruh tubuhnya.
''Auw … " Adinda meringis menahan rasa sakitnya.
"Kamu udah bangun nak??" Ratih yang baru saja membuka pintu kamar melihat Adinda, dengan penuh rasa iba dan sesak di dalam hatinya.
Ratih sudah menganggap Adinda seperti anaknya sendiri. Menahan Air mata yang hendak jatuh karna melihat wajah dan tubuh mungil Adinda, yang penuh dengan luka dan memar.
"Sayang gimana keadaanmu?" Tanganya mengelus lembut kepala Adinda.
''Sudah lebih baik tan," jawab Adinda singkat.
Adinda menundukan kepalanya karena takut tidak bisa menguasai hatinya dan menangis di depan Tante Ratih.
"Sejak Kapan Rudy memperlakukanmu seperti ini?'' Suara Ratih membuaka kesunyian di antara keduanya.
''Tante mendengar sekilas dari Alex tadi malam. Boleh tante tau semenjak kapan Rudy memperlakukanmu seperti ini? Jangan takut, coba ceritakan semuanya."
Adinda menengadahkan kepalanga menatap Tante Ratih dengan mata yang berkaca kaca. Tetapi tetap masih membisu.
"Jangan takut nak ... " ucap Ratih meraih tubuh Adinda dan memeluknya.
''Tante memang adik dari papa Rudy, tetapi Tante juga tidak membenarkan sikap Rudy jika seperti ini? Yang Tante tahu kalian dulu sangat bahagia dan harmonis. Ya Tante juga tahu bagaimana sikap Mama Rudy terhadapmu. Tante juga perempuan dan sangat tau bagaimana perasaanmu saat ini.''
Ratih memberikan pengertian agar Adinda mau bicara dan menceritakan apa yang terjadi, karena Ratih takut akan keadaan Adinda.
Adinda memeluk erat tubuh ratih dengan isak tangis. Ratih hanya mengelus kepala Adinda menahan Air mata agar tidak jatuh.
"Mangislah nak, Tante ada selalu untukmu. Agaplah Tante sebagai pengganti ibumu.'' Adinda tetap masih terus menangis mengeluarkan beban yang di rasakn selama ini
🍁🍁🍁
''Mas Rudy beneran mau menceraikan Dinda??" Pertanyaan itu lolos dari bibir Sarah.
"Auw pelan-pelan sakit ... ''ucap Rudy
Tangan kekarnya meraih kain kecil yang tadi di genggam Sarah.
''Hemmm ... '' jawaban yang keluar dari mulut Rudy.
''Ihhh Mas .... Sarah tu serius tanya? Sarah juga ingin status hubungan kita lebih jelas.'' Dengan muka yang sengaja di bikin cemberut dan sedih.
''Apa lagi Mama selalu tanya kejelasan hubungan kita yang sudah 2 tahun ini. Mama ingin kita bisa menikah di tahun ini.''
" Sayang ... maaf yach ... ''ucap Rudy.
''Beri Mas waktu ... Mas janji akan Menyelesaikan semuanya.''
''Bener yah mas.'' Wajah Sarah sudah kembali berbinar. Serta memeluk erat dan mencium kedua pipi dan terakhir mendarat di bibir Rudy ' cup
''Owh iya mas,'' Sarah yang berglayut manja menyentuh pipi Rudy.
''Mas ... " panggil Sarah dengan manja.
''Sudah satu minggu Sarah gak kesalon. Hari ini sarah mau kesalon dan berkumpul sama temen temenku yah.''
''Hemmm Ada maunya '' ucap Rudy lalu mencium bibir Sarah sekilas.
''Nanti mas tranfer langsung ke rekenimu.''
''Makasih sayangku ....'' ucap Sarah dengan mencium pipi Rudy.
"Di lain tempat Alex sangat gelisah ingin tau bagaimana keadaan Adinda. Melihat Alrogi yang melingkar di lengan tanganya. Sudah jam 5 sore, tapi mama ataupun Adinda tidak ada satupun yang membalas chat dan mengangkat teleponku.
Haisss Alex mengusap kepalanya kasar.
''Loe kenapa hah ... ???''
Seru seorang lelaki bertubuh kekar dan tinggi wajah tampan, tegas berkarisma serta berwibawa.
Tepat di depannya dengan membawa map yang di lempar dengan kasar.
Jika di hadapan Alex Asistenya sikapnya terbilang biasa.
Mereka berteman Cukup lama dari SMA tapi tidak satu sekolah.
Dulu mereka kenal karna Alex sempat menolong '' Viky Adi Prayoga'' Anak kedua dari keluarga Prayoga.
Bruk
''Aiisss Sial loe, ngagetin gue aja'' ucap Alex kesal.
''Gue ijin pulang dulu yach ??
"Enak aja loe main ijin pulang ... " ucap Viky menolak.
''Tugas loe aja belum kelar, Semua dokumen buat rapat besok mana? '' tanya lelaki yang tepat di hadapan Alex dengan tegas.
''Cepat sini Berikan padaku. Gue mau liyat perkembangannya.''
Alex memperlihatkan deretan giginya dengan mengusap tengkuk leher yang tak gatal.
''Sorry bos belum kelar, ni goe lagi menyelesaikannya.''
Sorot mata tajam Viky terlihat jelas. Iya Alex faham betul bagaimana Viky kalau sudah menyangkut pekerjaan. Berbeda jika Viky di luar hanya berdua dengannya.
''Gue tunggu setengah Jam lagi harus beres!! Dengan sangat tegas viky memberi perintah.''
''Siap bos .......'' ucap Alex tegas.
Alex kembali sibuk dengan semua berkas berkas yang harus segera di selesaikan. Laporan demi laporan di susun rapih, tidak ingin ada kesalahan sedikitpun dari semua laporan yang ada. Alex kembali mengecek dokumen yang di minta oleh Viky. Mata Alex melotot karna menemukan adanya kejanggalan di laporan keuangan dan pembangunan.
''Ternyata Masih ada yang berani bermain main denganku.''
Alex merogol ponselnya menelepon seseorang.
''Hallo ... , Cari tau siapa yang sedang bermain main di anak perusaha di daerah xxx'.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ar
siap boss semngat up
2022-03-01
1
Mamathe Asep
semngat trus say' 💪💪
2022-02-21
1
Wong jowo
👍🏻👍🏻
2022-02-07
1