#3

Rendy telah rapi memakai setelan jasnya warna abu-abu gelap. Wajahnya semakin tampan dan sangat menawan. Terlihat sangat berwibawa.

Pagi ini dia akan ke Pradipta Grup melihat perusahaan milik Papanya yang sebentar lagi jabatan sebagai Presiden Direktur akan diduduki olehnya.

Bi Sumi tersenyum lebar melihat Rendy yang tampak semakin tampan memakai setelan jas. Bi Sumi menyapa dengan penuh semangat. "Selamat pagi Den ganteng!"

"Pagi juga Bi." Jawab Rendy dengan tersenyum.

"Ayo sarapan dulu. Bibi sudah siapin sandwich tuna kesukaan Den Rendy." Ucap Bi Sumi sambil menuangkan jus jeruk ke dalam gelas lalu meletakkannya dihadapan Rendy yang baru duduk.

"Makasih Bi." Ucap Rendy.

"Sama-sama Den."

"Apa Bibi udah sarapan?" Tanya Rendy sambil mengambil sepotong sandwich.

"Nggak perlu mikirin Bibi. Ya sudah Den, Den Rendy habisin sarapannya ya! Bibi mau lanjut beresin dapur dulu." Jawab Bi Sumi yang diangguki Rendy dan segera pergi ke dapur.

Selesai sarapan, Rendy bergegas pergi ke Pradipta Grup diantar Pak Salim.

"Apa Bapak udah sarapan?" Tanya Rendy ketika Pak Salim melajukan mobilnya.

"Sudah tadi Den." Jawab Pak Salim dengan menatap Rendy dari kaca spion. "Den Rendy terlihat makin gagah dan ganteng. Mirip sekali dengan Tuan Bagas." Lanjut Pak Salim.

"Tapi pastinya aku lebih ganteng dari Papa kan Pak?" Ucap Rendy sambil menyeringai.

Pak Salim pun tertawa. "Ya karena Den Rendy masih sangat muda. Dulu, Tuan Bagas waktu masih muda juga ganteng seperti kamu Den."

Rendy tersenyum menanggapi pujian Pak Salim terhadap Papanya. Dia mengakui kalau Papanya memang tampan. Kalau tidak? Mana mungkin dia juga bisa setampan ini?

Rendy mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya lalu melihat ada notifikasi pesan yang masuk.

Papanya mengirim pesan chat kepadanya. Papanya memberitau kalau Pak Sony sudah menunggunya dan nanti akan membantunya untuk melihat-lihat perusahaan dan memberi tau apa saja yang harus dilakukannya nanti.

Setelah membaca dan membalas pesan dari Papanya, Rendy memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jasnya. Rendy terkejut karena tiba-tiba Pak Salim mengerem mobilnya dengan mendadak hingga membuat tubuh kekarnya terhuyung kedepan.

"Ada apa Pak?" Tanya Rendy dengan mengernyitkan keningnya.

"Anu Den..itu..tiba-tiba ada perempuan yang nyebrang gitu aja nggak lihat-lihat!" Jawab Pak Salim dengan terbata karena merasa panik dan cemas kalau saja mobil yang dikemudikannya menabrak perempuan itu.

"Apa Bapak menabraknya?" Tanya Rendy ikut sedikit panik. Kalau memang mobilnya menabrak orang, bisa panjang urusannya.

"Enggak Den, sumpah!" Jawab Pak Salim.

"Coba cek Pak, apa dia baik-baik aja atau enggak!"

Dengan segera Pak Salim turun dan menghampiri perempuan itu.

Seorang gadis yang terlihat sedang terduduk diaspalan karena terjatuh saat ingin menyeberang dan hampir saja tertabrak mobil milik Rendy yang sedang melintas kalau saja Pak Salim tidak tepat waktu menginjak rem.

"Mbak, apa mbak baik-baik saja?" Tanya Pak Salim sambil sedikit membungkuk untuk melihat gadis yang sedang duduk di aspal sambil menepuk-nepuk pelan lengannya dan meringis merasa perih dibagian sikutnya akibat terjatuh membentur aspal.

"Euh? Iya..enggak apa-apa kok Pak. Maaf ya, saya buru-buru dan tersandung sampai nggak lihat kalau ada mobil yang melintas." Jawab gadis tersebut sambil berdiri dan menepuk-nepuk rok sepan selututnya mengusir kotoran yang sedikit menempel.

"Syukurlah kalau mbak baik-baik saja. Lain kali hati-hati mbak! Untung saya langsung ngerem. Kalau enggak.....?" Ucap Pak Salim sambil menghela nafasnya lega.

Rendy yang sedari tadi duduk didalam mobil hanya memperhatikan dari dalam mobil dan menggelengkan kepadanya. Dia berdecak merasa sedikit kesal karena masih saja ada orang yang ceroboh dan hampir celaka. "Gadis ceroboh!" Gumamnya dengan pelan.

Setelah bicara dengan gadis itu, Pak Salim kembali masuk lagi kedalam mobil. "Dia bilang baik-baik saja Den. Cuma tadi Bapak perhatikan, sepertinya lengannya terluka." Ucap Pak Salim begitu masuk kedalam mobil.

Rendy juga tadi memperhatikannya dari dalam mobil.

Pak Salim melajukan kembali mobilnya menuju perusahaan Prasipta Grup.

...

Mobil yang dikemudikan Pak Salim baru saja sampai dan berhenti tepat di depan sepasang pintu kaca besar dan tinggi dibagian depan perusahaan Pradipta Group.

Gedung Perusahaan Pradipta Group ini memang tampak begitu megah. Gedung yang menjulang tinggi dengan ketinggian kurang lebih 280 meter dan terdapat 54 lantai.

Rendy segera turun saat satpam yang berjaga membukakan pintu untuknya. "Makasih." Ucap Rendy dengan ramah kepada satpam tersebut.

"Sama-sama..Mas..eh Pak!" Jawab satpam tersebut merasa bingung memanggil Rendy yang terlihat masih sangat muda, tampan dan gagah. Tapi, mereka tau kalau laki-laki muda dan tampan ini adalah Bos Besarnya.

Rendy sendiri tidak terlalu mempermasalahkan panggilan dari satpam tersebut.

"Selamat pagi dan selamat datang Mas Rendy!" Seru Sony sambil berjalan menghampiri Rendy yang masih berdiri di samping mobil.

Sony merupakan tangan kanan dan orang kepercayaan Bagas-Papa Rendy yang selama ini menggantikan posisinya sebagai Presiden Direktur di Perusahaan Pradipta Group.

Tapi hari ini, dia sudah bisa merasa lega karena ahli waris sudah datang untuk melanjutkan perjuangan Bagas dalam membangun kerajaan bisnisnya ini.

"Pagi Om Sony, maaf kalau telat!" Jawab Rendy dengan tersenyum.

Eee buset! Jadi dia anak Pak Bagas pemilik Prdipta Grup ini? Sumpah! Ganteng banget! Ini cowok idaman gue banget!

Ucap Siska dalam hati dengan melebarkan matanya menatap takjub dengan sosok Rendy.

"Enggak apa-apa Mas. Bagaimana kabarnya? Kamu makin ganteng aja! Pak Bagas dan Bu Nadine juga apa kabar?" Tanya Sony setelah sekilas memeluk Rendy.

"Makasih Om. Aku baik, Papa Mama juga baik." Jawab Rendy dengan tersenyum, senyum yang memabuatnya semakin terlihat menawan.

Pak Salim turun dan duduk samping pos satpam mengobrol dengan para satpam yang berjaga untuk menunggu Rendy.

Rendy mengalihkan pandangannya kearah Siska yang terlihat melangkah menghampirinya dan berdiri disamping Pak Sony. Pak Sony kemudian menoleh melihatnya.

"Oh iya. Dia yang akan menjadi sekretaris Mas Rendy." Ucap Pak Sony.

Rendy hanya mengangguk dan sedikit tersenyum meresponnya.

"Siska, perkenalkan diri kamu!" Sony memberi kesempatan pada Siska untuk memperkenalkan dirinya sendiri ke Rendy.

"Baik Pak!" Jawab Siska penuh semangat.

"Selamat pagi Pak Rendy. Perkenalkan, saya Siska Ayu Dewi dan biasa dipanggil Siska. Saya sekretaris Bapak dan akan selalu siap membantu apapun yang Bapak perlukan." Ucap Siska dengan sopan dan tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya.

Rendy mengangguk dan tersenyum tipis meraih tangan Siska untuk bersalaman. "Ok, terimakasih!" Ucap Rendy dengan ramah.

Pak Sony mengajak Rendy masuk kedalam dan langsung menuju ke ruang pertemuan untuk memperkenalkannya kepada seluruh petinggi Perusahaan Pradipta Group sebagai Presiden Direktur Utama baru mereka.

'BRUGH!'

"Aduh--awwh!" Pekik seorang gadis yang dengan tiba-tiba menabrak bahu Rendy hingga jatuh terjungkal kelantai.

Seketika Rendy menghentikan langkahnya dan melihat dia.

................

Terpopuler

Comments

❣️My Boo💕

❣️My Boo💕

kata-kata nya enak dibaca...rapi bagus dan bikin penasaran 👏👏👏

2022-01-21

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!