Elivia berjalan dengan terburu-buru saat kembali dari bekerja. Arina sedang menunggunya dirumah. Tapi dia menghentikan langkahnya saat ia melihat ada sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam yang terparkir didepan pintu gerbang kostnya. Sambil memulai kembali langkahnya, ia memperhatikan mobil itu dan terus melewatinya.
Ia terkejut saat melihat pintu kostnya terbuka lebar. Karna tidak mungkin Arina yang membuka pintu itu. Dan pula ada seorang pria berbadan tegap yang memakai setelan hitam sedang berdiri diluar kamarnya. Seketika fikirannya berubah menjadi panik. Dia segera berlari menghampiri pria itu.
“Anda siapa?” Tanya Elivia. Tapi pria itu hanya menatapnya saja tanpa menjawab.
“Elivia, kaukah itu?” Tanya seorang wanita dari dalam kamarnya.
Gadis itu segera melongokkan kepalanya dari pintu. Seorang wanita yang sangat anggun sedang duduk diranjang Arina.
Lama Elivia memperhatikan wanita itu. Ia seperti tidak asing dengan suara dan sorot mata wanita itu. “Nenek?” Kata Elivia. Tidak yakin kalau wanita itu adalah wanita tua yang pernah tinggal dengan mereka. Tapi kenapa penampilannya sangat berbeda?
Wanita itu kemudian berdiri dan mendekati Elivia. Menggenggam tangan Elivia erat. Ada senyuman diwajahnya. “Iya, ini aku.” Ujar wanita itu.
Elivia langsung menghambur dan memeluk Nenek. ”Nenek dari mana saja? Apa Nenek tau betapa khawatirnya kami pada Nenek? Benar begitu kan Arin?” Tanya Elivia. Tapi ia terkejut saat melihat adiknya yang tidak ada diranjang.
“Arina??!! Dimana Arina?” Tanya Elivia panik.
“Arina baik-baik saja. Ikutlah denganku. Akan ku antar kau ketempatnya.” Kata Nenek.
Pria berbadan tegap tadi membukakan pintu mobil untuk mereka, kemudian mengemudikan mobil menuju kesebuah rumah sakit mewah milik keluarga kerajaan. Fikiran Elivia dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan. Tapi dia tidak berani menanyakannya kepada Nenek. Dia masih bingung dnegan apa yang terjadi. Terlebih saat ini dia sedang mengkhawatirkan adiknya.
Siapa sebenarnya Nenek? Kenapa penampilannya sangat berbeda dengan waktu itu? Sekarang Nenek terlihat anggun dan elegan. Apa Nenek orang kaya? Kenapa Nenek punya mobil dan sopir pribadi segala? Kalau memang benar Nenek berasal dari keluarga kaya raya, kenapa waktu itu dia terlihat sangat kumuh dan kumal. Pakaiannya juga sangat sederhana.. Ah... Entahlah. Yang terpenting sekarang adalah keberadan Arina. Batinnya.
Mobil berhenti tepat di depan rumah sakit milik kerajaan. Nenek mengajak Elivia untuk turun. Disana, nampak semua dokter dan karyawan rumah sakit menunduk hormat kepada Nenek. Elivia merasa heran. Dia semakin penasaran, siapa sebenarnya wanita itu? Kalau semua dokter menunduk kepadanya, berarti dia pasti punya pengaruh yang besar dirumah sakit ini.
Elivia terus mengikuti Nenek menuju kelantai atas dimana ruang VVIP berada. Nenek menuju kesebuah kamar yang dijaga oleh dua orang yang juga berbadan tegap dan mengenakan setelan hitam. Kemudian salah satu dari mereka membukakan pintu kamar untuk mereka.
“Arin!” Pekik Elivia saat melihat adiknya yang sedang terbaring diranjang rumah sakit itu. Dia langsung menghambur menghampiri adik semata wayangnya itu dan langsung memeluknya.
“Kak El.” Kata Arina lirih.
“Kamu baik-baik saja? Bagaimana bisa kamu ada disini?” Tanya Elivia kemudian. Ia meneliti setiap jengkal wajah Arina.
“Nenek yang membawaku kesini Kak.” Jelas Arina.
“Nek, apa maksud dari semua ini?” Tanya Elivia menoleh kepada Nenek yang masih memperhatikan kakak beradik itu.
“Aku akan menjelaskan semuanya. Ayo kita minum sesuatu yang hangat lebih dulu.” Ajak Nenek. Wanita itu menggandeng lengan Elivia dan membawanya menuju kesebuah cafe yang ada dilantai dasar. Nenek memilih sebuah ruangan private untuk mereka berdua.
“Siapa sebenarnya Nenek?” Tanya Elivia memberanikan diri setelah ia duduk dihadapan Nenek.
“Aku bukan siapa-siapa nak Elivia. Aku hanya ingin membalas semua kebaikanmu karna telah menolongku waktu itu.” Jawab Nenek.
“Saya hanya berniat menolong Nek. Tidak berharap balasan.” Kata Elivia jujur.
“Mulai sekarang, aku yang akan membantumu untuk mengobati adikmu. Dirumah sakit ini fasilitas medis nya sangat canggih dan memadai. Mudah-mudahan Arina segera sembuh seperti sedia kala.”
“Kenapa Nenek sampai seperti ini? Nenek tidak perlu membalas apapun yang sudah kulakukan untuk Nenek.”
“Aku tau. Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu lagi.”
“Bantuan apa Nek?”
“Aku ingin kau membantuku. Aku punya seorang cucu yang sangat berantakan. Bantu aku untuk mengubah sifatnya. Dia cucu yang sangat kusayangi.”
“Apa yang bisa kulakukan Nek?” Elivia jadi merasa berhutang budi kepada Nenek. Dia sudah membawa Arina kerumah sakit ini dan berjanji akan membawa dokter terbaik untuk menyembuhkannya. Elivia berniat menuruti permintaan Nenek. Walaupun dia masih belum tau apa itu.
“Menikahlah dengannya.”
“Apa?!! menikah? Nenek bercanda kan?!” Elivia sangat terkejut. Tidak menyangka dengan permintaan wanita itu.
“Aku tidak bercanda. Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu. Aku berjanji akan menyembuhkan adikmu.” Tatapan Nenek memelas. Wanita itu menggenggam erat tangan Elivia dan terus memohon dengan jaminan kesembuhan adiknya.
Bagaimana ini? Apa Elivia harus menerima permintaan itu? Tapi ini menikah lho! Pernikahan bukan sesuatu yang main-main. Pernikahan itu akan mengikatnya seumur hidup. Apa tidak apa-apa? Demi kesembuhan Arina? Apakah ini kesempatan yang diberikan tuhan untuknya? Selama ini dia sudah bekerja membanting tulang untuk membiayai pengobatan Arin. Tapi menikah? Elivia tidak yakin.
“Aku mohon nak Elivia.”
“Apa Nenek akan memulangkan Arin kalau aku menolaknya?” Nenek tersenyum.
“Tidak. Aku tidak akan melakukan itu. Walaupun kamu menolaknya, Arina akan tetap dirawat disini hingga sembuh. Seperti janjiku sebelumnya.”
Ah,,, itu hanya akan membuat Elivia semakin berhutang budi. Elivia tidak punya pilihan lain. Dia harus menyetujui pernikahan itu. Dia tidak suka berhutang. Apalagi hutang budi. Demi kesembuhan Arina.
Lama Elivia berfikir. Dan akhirnya dia menyetujui pernikahan itu.
“Baiklah Nek, aku menyetujuinya. Tapi bolehkan aku mengajukan beberapa syarat?”
“Apa itu?”
“Tidak ada pengekangan. Tidak ada publikasi. Aku tidak mau pernikahan ini ketahui banyak orang. Aku akan bekerja seperti biasa. Dan tinggal di kostku.” Jelas Elivia. Tentu saja itu semua untuk menjaga dirinya sendiri jika sewaktu-waktu ia terjebak dalam situasi yang sulit.
“Aku menyetujuinya” Nenek mengangguk anggukan kepala dan tersenyum. “Tapi tidak dengan syarat terakhir. Kamu akan tinggal bersama kami. Tapi aku akan membebaskanmu melakukan semua yang kamu inginkan.” Ucap Nenek lagi.
Elivia berfikir sejenak. Sepertinya tidak ada ruginya jika dia tinggal bersama mereka. Toh itu hanya sementara saja. Sampai hutang budinya kepada Nenek lunas dan dia bisa pergi dari rumah itu.
“Baiklah Nek.” Jawab Elivia pada akhirnya.
Nenek tersenyum senang mendengarnya. Dia terus menggenggam hangat tangan Elivia. Nampak raut kegembiraan memancar dari wajah rentanya yang masih terawat dengan baik.
**********
“Apa?!” Pekik Sadila. Dia tidak terima dengan penjelasan Sophia. Gadis cantik itu langsung berdiri dan memandang marah kepada Sophia.
“Tante mohon pengertiannya Dila, ini semua demi Dan. Lagipula Dan berencana menceraikannya setelah perusahaan berada dibawah kendalinya, dan kalian bisa menikah setelahnya.” Rayu Sophia.
“Tapi Tante,,, mana mungkin aku bisa melihat dan menikahi wanita lain. Mau ditaruh dimana mukaku? Semua orang tau kalau akulah kekasih Dan. Aku sangat mencintainya, Tante. Dan aku tidak akan sanggup melihatnya menikahi gadis manapun selain aku.” Sadila merengut menyilangkan tangannya.
“Tante dengar, gadis itu sudah mengajukan syarat untuk tidak boleh mempublikasikan pernikahannya, tante rasa dia juga tidak ingin menikahi Dan.”
“Tapi tetap saja,,,” Sadila merasa jengkel sendiri. Dia melihat Sophia dengan wajah memelasnya.
“Tolong mengertilah, Dila. Demi Dan, dan masa depan kalian.”
“Baiklah, aku akan mengikuti kemauan Tante. Tapi dengan satu syarat, setelah perusahaan berada ditangan dan, tante harus segera meminta Dan untuk menceraikannya.”
“Tante janji sayang.” Kata Sophia meyakinkan. “Lagipula Dan sudah berencana melakukan itu. Kamu tenang saja.”
Sadila berusaha meyakinkan dirinya tentang keputusan itu. Tentu saja berat baginya memutuskan untuk mengijinkan kekasihnya menikahi wanita lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Maminya Nathania Bortum
yang kuat y elivia semua indah pd waktunya
2022-04-16
0
eno
mak ee aku kok baru tau sih ada novel terbaru mak e.. tau2 udh banyak episode aja..
semangat ya mak.. aku tunggu karya2 selanjutnya.. udh aku kirimin kopi buat nemenin nulis tuh😘
2022-02-26
0
Jojo Qasyih Azlan
semoga elivia kuat tinggal drmh itu.🤗 mak ee semngat update..🌹🌹🌹🌹
2022-01-04
0