“Yang Mulia, kenapa Anda berpakaian seperti itu?” Tanya seoarang pria yang berpakaian serba hitam kepada wanita tua yang berpakaian lusuh. Tapi yang ditanya hanya terdiam tanpa mempedulikan sama sekali
“Anda baik-baik saja?” Pria itu memperhatikan sekujur tubuh wanita itu. Pakaiannya terlihat sangat kotor. Dia penasaran apa yang sudah dilakukan wanita tua itu selama sebulan berada di rumah santai.
“Aku baik-baik saja.” Kata wanita itu dengan terus berjalan masuk kedalam kamarnya. Beberapa pelayan langsung mengikutinya dan membantunya membersihkan diri.
Setelah membersihkan diri dan berdandan, wanita itu keluar dari kamarnya menuju keruang tengah rumah mewah itu. Penampilannya sungguh berbeda dengan tadi. Sekarang dia nampak anggun dengan rambut putihnya yang ditata rapi menyerupai sanggul.
“Arya, dimana Dan?” Tanya wanita itu.
“Yang Mulia Pangeran Dan sedang berada dikamarnya Yang Mulia.” Jawab pria bernama Arya itu.
“Panggilkan Dan, juga wanita itu. Katakan, ada yang ingin kubicarakan. Penting.” Dia masih nampak tidak menyukai selir anaknya itu.
Arya segera melaksanakan perintah Ibu Suri. Dia menaiki lift menuju ke lantai 2 dan segera memberitahu kepada Dan juga Ibunya yang ada dilantai 2.
Zaydan dan ibunya turun hampir bersamaan. Pria tampan berwajah dingin itu langsung menyusul menghampiri ibunya saat melihatnya di depan lift.
“Kenapa Ibu Suri memanggil kita?” Tanya Sophia.
“Tidak tau Ma, kata Arya ada hal penting yang ingin disampaikan Nenek.”
Wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu hanya menghela nafas kasar.
Sesampainya di bawah, mereka segera mengahampiri Ibu Suri yang tengah duduk di ruang keluarga secara bersamaan dan duduk disofa dihadapan Ibu Suri. Seorang pelayan segera mnyuguhkan minuman teh hangat kepada mereka.
“Dan. Aku akan memberikanmu hak penuh atas manajemen perusahaan.” Kata Ibu Suri.
Zaydan yang mendengar itu nampak sumringah. Itu adalah hal yang sangat ia harapkan. Dia yakin hari itu akan tiba. Hari dimana dia akan bisa mengelola hak manajemen secara penuh diperusahaan milik kerajaan.
Sophia tidak kalah senangnya mendengar kabar itu. Itulah yang selalu ia impikan selama ini. Dan berusaha keras mewujudkannya. Demi putranya.
“Apa anda serius Yang mulia?” Tanya Sophia antusias.
“Benarkah itu Nek?” Zaydan tidak bisa menyembunyikan ekspresi bahagianya.
“Tapi dengan satu syarat,” kata Ibu Suri tegas.
“Apa itu Nek?” Tanya Zaydan. Ia merasa tidak akan terlalu sulit untuk memenuhi syarat yang diberikan oleh Neneknya.
“Kamu Dan, harus menikah dengan gadis pilihanku. Kalau kamu tidak mau, jangan bermimpi kamu akan memiliki perusahaan itu!” Tegas Ibu Suri sekali lagi.
“Apa?!!!” Zaydan terkejut mendengar syarat gila dari Neneknya. Ia sama sekali tidak berfikir kalau masalah pernikahanlah yang menjadi syarat dari Neneknya.
“Tapi kan Nenek tau kalau aku sudah punya kekasih nek!” Ucap Zaydan tak kalah tegas.
“Sadila tidak pantas menjadi istrimu. Aku tidak menyukainya.”
“Bagaimana Nenek tau kalau dia tidak pantas? Selama ini Nenek tidak pernah sekalipun membuka hati untuknya. Jangan karna Nenek tidak menyukainya lantas bisa memutuskan pantas atau tidaknya dia menjadi istriku.”
“Dan!!!” Ibu Suri meninggikan suaranya. Menatap marah tapi sedih kepada cucunya itu. Ia terkejut dengan perlawanan Zaydan. “Aku tidak suka dengan sifatnya yang arogan. Fikirkan baik-baik tawaranku.” Ujar Ibu Suri sambil melirik Sophia kemudian pergi meninggalkan mereka
Zaydan menatap punggung tegas Neneknya dengan tatapan tidak percaya. Sementara ibunya mencoba menenangkan Zaydan.
“Tidak apa-apa Nak, kamu bisa menikahinya. Ini kesempatanmu untuk memiliki perusahaan itu seutuhnya. Setelah itu kau boleh menceraikannya sesukamu.” Kata Sophia.
“Tapi Ma, aku sudah punya Sadila. Tidak mungkin aku menghianatinya Ma. Dia yang selalu setia dan selalu ada disaat aku terpuruk.”
“Mama tau. Mama akan mencoba berbicara dengan Sadila. Dia gadis yang pintar, dia pasti mengerti posisimu. Mama yakin, dia juga pasti berharap perusahaan itu menjadi milikmu.”
Zaydan mendengus kesal dan pergi meninggalkan ibunya begitu saja menuju ke garasi mobil.
Dia melajukan salah satu mobil sport mewahnya dijalan raya dengan kencang menuju kesebuah tempat hiburan malam. Sesampainya di tempat hiburan itu, dia segera menghampiri teman-temannya yang sudah ada disana.
Dengan fikiran kalut, Zaydan terus menenggak minuman tanpa henti. Menggoda gadis-gadis penghibur yang bergelayut manja dilengannya. Dia sangat menginginkan perusahaan itu, tapi syarat yang diajukan Ibu Suri terlalu berat untuknya. Dia mencintai Sadila. Walau tidak terlalu, tapi dia tidak ingin menyakiti hati gadis itu.
“Hei Dan.! Kenapa kamu nampak sangat frustasi?” Tanya Kafa, sahabatnya.
“Brisik!” Jawab Zaydan. “Kalian semua pergilah. Kecuali kau!” Tunjuk Zaydan kepada Kafa. Kafa hanya menaikkan alisnya saja meihat sikap aneh Zaydan.
Semua teman-temannya dan para gadis penghibur bergegas pergi meninggalkan ruangan itu. Mereka melihat ada yang tidak beres dengan si Pangeran itu. Mereka tidak mau menerima imbasnya. Karna mereka sangat tau bagaimana sifat Zaydan jika pria itu sedang dalam suasana hati yang buruk.
“Ada apa denganmu?” Tanya Kafa.
“Nenek menyuruhku menikahi gadis pilihannya kalau mau perusahaan itu menjadi milikku.” Curhat Zaydan.
“Apa?!!!” Kafa juga terkejut. “Lantas apa keputusanmu?”
“Entahlah. Aku tidak tau.”
“Hahhh,,, aku kasihan dengan Sadila. Dia sangat berharap untuk menjadi bagian dari anggota keluarga kerajaan. Tapi sepertinya dia tidak akan berhasil.” Seloroh Kafa.
“Diam kamu.! Bukannya membantuku memberikan solusi, malah mengejekku. Sialan kau.!” Dengus Zaydan.
“Sudahlah. Turuti saja kemauan Nenekmu. Menurutku tidak ada salahnya juga. Gadis itu pastilah gadis yang baik sampai mampu meluluhkan hati Ibu Suri. Kalau pilihan Ibu Suri sudah jatuh kepada gadis itu, kebaikannya sudah dipastikan.”
“Menurutmu begitu?” Zaydan mencoba meminta kepastian dari sahabatnya. Ia merasa membutuhkan saran itu.
“Aku hanya berani bilang begitu. Selebihnya, terserah padamu. Kau yang akan menjalaninya. Fikirkan baik-baik.”
“Ya. Aku memang bisa saja menceraikannya setelahnya. Tapi bagaimana dengan Sadila? Aku tidak yakin dia akan menyetujui ide ini.”
“Tapi aku yakin dia akan setuju.” Kafa sangat yakin dengan ucapannya. Karna dia juga sangat mengenal siapa Sadila.
Zaydan nampak berfikir keras demi mencari jalan keluar. Tapi setelah lama berfikir, ternyata menikah dengan gadis itu adalah satu-satunya cara untuknya agar mewarisi perusahaan itu. Karna ia sangat tahu bagaimana tekad Ibu Suri saat sudah memutuskan sesuatu.
Awalnya Zaydan berfikir untuk merayu Neneknya sekali lagi dan memohon agar tidak menikah dengan gadis pilihan sang Nenek. Tapi ia tahu betapa keras kepalanya Ibu Suri dengan keputusannya. Neneknya itu tidak akan mengubah keputusannya hanya karna dia memohon atau merayunya.
“Baiklah, kalau ini merupakan satu-satunya cara, aku akan mengikuti permainanmu Nek! Yang penting perusahaan itu menjadi milikku. Aku akan menikahinya.” Kata Zaydan dengan lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Maminya Nathania Bortum
dengarkan saja apa kata nenek,nenek tau jodoh terbaik untukmu
semangat thor
2022-04-16
0
Dewi Ahza
kerajaan ini ya mak... manggilnya yang mulia dan pangeran
2022-01-03
0
Dewi Ahza
apakah si nenek orang kaya?
2022-01-03
0