Sore ini adalah hari pertama Rich, memulai penyamaran nya. Dia membantu pak Nandang berdagang gorengan, tepatnya dipinggir jalan raya, tak jauh dari gang rumahnya pak Nandang.
Walau terlihat malu. Namun dia berusaha biasa saja, agar tidak ketahuan, bahwa dia adalah seorang Presdir. Dengan menggunakan kaos putih, celana jeans pendek, tak lupa dia menutup kepalanya dengan topi berwarna hitam, Rich berdiri di samping pak Nandang, menunggu pembeli datang.
Rich hanya bertugas memasukan gorengan, kedalam bungkusan yang terbuat dari kertas. sambil menunggu para pembeli berdatangan, Richard mulai menghapal, satu persatu gorengan yang dijajakannya. dari pisang goreng, bakwan, tempe,tahu dll.
Tanpa hitungan menit, Rich sudah menghapal semuanya. karena dia memiliki daya ingat yang cukup tinggi, sehingga memudahkan dia dalam membantu pak Nandang berjualan.
Pembeli pertama pun telah tiba, seorang Ibu muda mulai memarkirkan motornya, tepat di samping gerobak pak Nandang. Lalu dia mulai berjalan menghampiri dan memesan beberapa macam gorengan.
"Pak biasa ya, campur 30 ribu." ucap si Ibu muda tersebut.
"Eh si neng, Bapak kira siapa? Tumben beli banyak, memang lagi ada tamu, ya, dirumahnya" Tanya pak Nandang.
"Hehehehe tidak juga pak, buat persediaan nanti malam saja, takut lapar, suka bingung kalau tidak ada makanan" Dengan cengengesan, si Ibu muda itu menjawab pak Nandang dan matanya beberapa kali melirik Rich, dengan penuh tanda tanya.
"Oh iya pak! ngomong-ngomong sekarang dagangnya sudah tidak sendiri lagi nih." ucap Ibu muda itu.
"Iya neng, sekarang sudah ada keponakan yang bantu saya, sambil mencari pekerjaan disini. katanya sih dari pada nganggur dirumah, lebih baik sementara bantu saya dagang gorengan." jawab pak Nandang.
"Keponakan si bapak ganteng loh, pasti nanti jadi tempat perkumpulan kaum hawa deh, saya saja yang sudah emak-emak sampai terpesona" sahut Ibu muda itu.
"Hus engga boleh neng ah pamali (pamali itu artinya pantangan) apalagi si neng sudah punya suami. Nanti bisa marah besar, kalau tahu neng main mata, dengan keponakan saya ini." jawab Pak Nandang dengan penuh ketakutan.
"Tenang pak, saya hanya senang melihat saja kok, tidak lebih. Semoga anak saya nanti, bisa seganteng keponakan bapak, ya." Ibu muda itu berkata dengan penuh harapan.
"Amin atuh neng kalau begitu mah, biar seganteng keponakan saya, juga bisa sukses nantinya, ya." ucap pak Nandang.
"Terima kasih doanya ya pak, kalau begitu saya pamit dulu takut si Aa ( Aa adalah sebutan orang yang lebih tua, bisa juga kakak atau Abang dalam bahasa Sunda ) ngambek." Ibu muda itupun pamit. lalu berjalan menuju motornya dan menghilang seketika. sedangkan Rich hanya tersenyum melihat tingkah laku si ibu itu.
Sungguh luar biasa hari ini, hanya dalam waktu Tiga jam semua gorengan pak Nandang ludes tak tersisa, biasanya pak Nandang memakan waktu Tujuh, sampai Delapan jam lamanya untuk habis. sering juga adonannya tersisa banyak karena tidak habis. membuat pak Nandang sedih dan kecewa.
Ternyata benar, apa yang dikatakan ibu muda tadi sore, gorengan pak Nandang rata rata di buru oleh kaum hawa. Malah bukan sekedar membeli, sebagian dari mereka ada yang berkenalan, bahkan meminta foto, untuk dishare di medsos pribadi mereka masing-masing. bagi mereka, jarang sekali ada tukang gorengan setampan Rich.
"Alhamdulilah chard, gorengan kita hari ini habisnya cepat. Terimakasih ya, sudah mau membantu Bapak Berdagang. biasanya jarang sekali habis. Sampai sedih dan kecewa hati bapak, andaikata habis pun bisa memakan waktu berjam-jam lamanya." ucap pak Nandang kepada Rich.
"Iya pak, itu tandanya berkah dari Tuhan dan bapak tidak perlu berterima kasih ke saya, Karena yang memberi rezeki itu Tuhan, bukan saya pak." jawab Rich.
"Iya memang benar rezeki datangnya dari Tuhan. Tapi melalui kamu chard. kamu ini memang membawa rezeki buat saya. kalau begitu, hayu kita beberes chard. biar bisa istirahat dirumah, sambil ngopi-ngopi." Ajak pak Nandang.
"Ayo Pak, saya juga sudah sangat lapar sekali." jawab Rich dengan penuh kejujuran. Merekapun segera merapihkan barang dagangannya dan membersihkan sampah yang berceceran, setelah dirasa sudah rapih dan bersih. mereka segera melangkahkan kaki dengan mendorong gerobaknya.
Baru bergerak beberapa langkah. Tiba-tiba datang seorang wanita bernama Cicih, yang ditemui Rich ketika ke pasar tadi pagi.
Cicih adalah gadis muda berwajah manis, bertubuh mungil, dia berumur 23 tahun, Cicih berasal dari Bandung dan memiliki usaha es kekinian, yang kebetulan dia jalankan sendiri tanpa dibantu siapapun.
"Selamat malam Mang, kok sudah habis ya, baru saja Cicih mau beli" Ucap Cicih pada pak Nandang.
"Iya Cih, berkah buat Bapak bisa secepat ini habisnya. Dari pertama buka sampai tutup, tidak berhenti bapak dan Cepi melayani pembeli." jawab pak Nandang.
"Oh.. ini teh Aa Cepi ya Mang, yang tadi pagi ikut ke pasar." Tanya Cicih.
"Iya ini keponakan Mamang, Cepi namanya! Sana atuh Cih kenalan langsung." sahut pak Nandang.
Dengan rasa penuh malu. Cicih mengulurkan tangannya kepada Rich dan memperkenalkan dirinya secara langsung.
"Perkenalkan A Cepi, nama saya Cicih. saya yang tadi pagi ketemu di angkot." Rich pun membalas uluran tangan Cicih dan memperkenalkan dirinya dengan berganti nama sementara, menjadi Cepi. Sesuai perintah pak Nandang sore tadi.
"Nama saya Cepi keponakan pak Nandang." Jawab Rich dengan senyum manisnya.
"Berarti seperti Mang, si Aa dari Tasikmalaya juga, ya." Tanya Cicih
"Iya Cih, saya dari sana. sengaja datang kerumah si Mamang, mau mencari pekerjaan. karena belum dapat pekerjaan, jadi sementara, bantu Mamang saja jualan gorengan" jawab Rich.
"hayu atuh ngobrolnya sambil jalan saja. takut kemalaman, nanti malah tidak bisa istirahat." Ajak pak Nandang kepada mereka.
"Iya mang hayu." Jawab Cicih.
"Iya mang ayo jalan. sini biar Cepi saja yang dorong gerobaknya. kasihan nanti Mamang malah capek." jawab Rich, sambil mengulurkan bantuan kepada pak Nandang. Tapi sayang pak Nandang menolaknya. Dia justru menyuruh Rich berjalan beriringan dengan Cicih. sambil menemaninya berbincang-bincang seadanya.
"Sudah tidak usah, biar Mang saja yang dorong gerobaknya. lebih baik kamu menemani Cicih, jalan sambil mengobrol. kasihan kalau Cicih harus berjalan sendiri. kalau begitu, Mang jalan duluan ya cep." pak Nandang pamit untuk berjalan terlebih dulu. karena dia tidak enak jika harus nimbrung dengan mereka bagi pak Nandang itu sudah bukan lahannya orang tua. melainkan lahan anak muda.
Sepanjang jalan menuju rumah, Rich dan Cicih berbincang-bincang. Mereka saling bercerita satu sama lain, tentang kehidupan yang mereka jalani. tapi sayang Cicih tidak tahu, jika yang diceritakan oleh Rich, hanyalah cerita bohong belaka. bagi Rich, tidak mungkin dia harus jujur kepada Cicih, jika dia adalah seorang Presdir. Bisa merusak semua rencananya. untuk mendapatkan cinta sejatinya.
Dibalik kebohongan Rich, Cicih justru percaya dengan semua cerita Rich. Selain tampan. Cicih merasa jika Rich orang yang jujur dan baik. hingga Cicih terpesona dibuatnya. apalagi mereka semakin akrab satu sama lain. membuat Cicih terbuai dalam alam penuh khayal. hingga tak terasa. mereka sudah sampai dikediaman pak Nandang terlebih dulu.
Rich pun pamit pada Cicih, untuk masuk kerumah. lalu Cicih melanjutkan perjalanannya, yang hanya terhalang beberapa rumah saja.
Sampai didalam rumah, Rich menceritakan ke Jef, pertemuannya dengan Cicih tadi. Jef bersyukur, baru di kota pertama, sahabatnya telah menemukan seorang wanita, yang baik dan supel. semoga ini menjadi lampu hijau, untuk pencarian cinta sejati Rich. sedangkan Bu Lilis kegirangan, lantaran dagangan suaminya sudah habis, tanpa tersisa sedikitpun.
Setelah mandi, Rich dan pak Nandang makan bersama. selesai makan, mereka bersama Jef berbincang-bincang, sambil minum kopi. hingga tak terasa, malam telah semakin larut dan mereka pamit menuju kamar masing-masing, untuk tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments