Devan begitu berduka, istrinya yang sedang hamil kini sudah meninggalkan dirinya dengan Devan.
Ben pun tau kesedihan dari Devan yang di tinggalkan oleh orang tercintanya.
bahkan pria itu terus menangis selama pemakaman melati berlangsung.
Ben hanya bisa melihatnya dari jauh, karena pikirannya masih di rumah sakit.
Davin menenangkan Devan, begitupun David, saat pemakaman usai terlihat Devan yang marah.
"tunggu kamu mau kemana? jangan gegabah ingat kamu memiliki Evan," kata Ben menahan lengan saudaranya itu
"lepaskan kau tak pernah tau rasanya orang yang kita cinta," bentak Devan yang pergi begitu saja.
pria itu pergi mengendarai mobil milik pengawal, Ben yang tak terima pun langsung mengejar pria itu.
Ben memacu mobilnya cukup kencang, bahkan dia sampai menerobos lampu merah beberapa kali.
ternyata mobil itu menuju ke rumah sakit, dan dia menuju ke ruang rawat dari Elna.
pria itu masuk dan ingin membekap Elna dan mengirimnya ke surga, Ben yang datang langsung menahan dan menghajar pria itu hingga babak belur.
"kau gila ingin membunuh keponakan mu sendiri, sebelum kau melakukan ini langkahi dulu mayat ku!" teriak Ben hilang kendali.
Ben masuk dan melihat Elna yang sadar, Ben pun langsung memeluk gadis itu dengan erat.
Elna tersadar saat dia mendengar keributan dan dia tau jika Devan ingin membunuhnya.
Devan tak menyerah dia mengeluarkan pisau dari balik jasnya.
saat dia masuk Ben melindungi Elna, dan Ben menikamnya beberapa kali di bagian perut, dan Ben hanya melihatnya saja.
"mati kau," teriak Devan.
"sudah puas melampiaskan semuanya, sudah ku katakan tak semudah itu kau membunuhku, terutama berani menyentuh dan melukai Elna," teriak Ben menendang dada Devan dengan kuat hingga menghancurkan pintu rumah sakit.
Ben pun menarik pisau itu dari perutnya, Elna pun menangis histeris saat melihat Ben terduduk sambil memegangi perutnya.
"om Ben!!" teriak gadis kecil itu.
semua orang datang, Ben langsung di bawa Davin ke ruang rawat, sedang Candra membantu Devan.
"opa tolong om Ben opa, dia dia di serang om Devan, maafkan Elna... Elna salah, Tante mati Karena Elna!!" teriak gadis itu histeris.
mama Mei kaget mendengar ucapan gadis itu, dia pun langsung menampar wajah Devan.
"kenapa kamu menyalahkan gadis sekecil itu karena kelalaian mu, terlebih kau juga di sana untuk menolong mereka, kenapa sekarang kau melukai Ben juga, jika ingin membunuh, bunuh mama saja, setidaknya mama tak akan sedih jika harus kehilangan dua orang putraku!" bentak mama Mei.
dia wanita paling terluka di sini, setelah menantunya yang meninggal dunia, Samuel masih koma bahkan kritis hingga Naura keguguran karena mendengar kabar itu.
sedang Elna yang baru sadar dan sudah ingin di bunuh Devan, dan sekarang Ben meregang nyawa di tikam oleh Devan.
Devan tersadar dari lamunannya, saat seseorang mengetuk pintu kamarnya, ternyata pak Qin yang datang.
"tuan muda, semua sudah datang dan berkumpul di bawah," kata pak Qin.
"baik pak, saya turun..."
tapi saat dia melihat ponselnya, dia terkejut melihat sebuah pesan dari Samuel yang ada emoticon tertawa terbahak-bahak.
"yakin papa akan menerima calon istrimu ini," isi pesan itu.
ternyata itu sebuah video bukti tentang bagaimana kelakuan dari calon isterinya.
dan tak mengira jika gadis itu memiliki keburukan seperti ini.
"brengsek juga di Ben," kata Devan langsung berlari turun dari lantai dua.
Elna kaget melihat sosok Devan berlari turun, Ben mendorong Elna hingga jatuh di pelukan Mei.
akhirnya Ben dan Devan pun Adi jotos, keduanya bahkan saling serang.
"brengsek, kenapa baru sekarang saat Evan sudah dekat dengannya, dan aku tau jika ini semua ulah brengsek mu Ben," kata Devan.
"itu salah mu tidak minta bantuan ku," kata Ben tertawa.
"kalian berdua diam, atau papa hukum!"bentak David.
melihat keduanya berhenti, Elna pun langsung berlari dan memeluk Ben erat, "om ada yang sakit?" tanya gadis itu sedih.
"tenang sayang, aku baik-baik saja," kata Ben tertawa sambil mengacak rambut Elna.
senja melihat itu semua, entah kenapa dia merasa tidak suka, karena gadis itu terlalu dekat dengan Ben.
"selamat pagi nyonya," sapa senja.
"pagi senja, kenapa datang sepagi ini?" tanya mama Mei.
"tidak Tante, saya hanya ingin memberikan sesuatu, ini aku buat sendiri loh,"kata senja.
"cih itu juga resep dari mama, memang dua kira aku tak tau," cibir Elna.
"honey, ... sstts ... jangan buat Oma mu marah, ayo kita ke samping saja, toh aku juga tak tertarik," bidik Ben.
"oke om honey bunny sweetie ku..." kata Elna yang malah naik ke gendongan Ben seperti koala, bahkan gadis itu memeluk pria itu erat.
senja makin tak suka, toh dia yang harusnya menjadi nyonya Bentley Reagan Carter bukan gadis menyebalkan itu.
tapi tak lama giliran Diana yang datang bersama dengan Vivian, putri dari Davin.
"wah kalian datang juga, ayo masuk kebetulan kita sedang kumpul semua, Karena ada orang baru yang ingin di kenalkan Devan," kata mama mei.
"gak jadi, ku urungkan karena aku tak mau jadi perusak Nana baik keluarga ini, dan untuk kalian berdua jangan berharap bisa masuk ke keluarga ini, apalagi berani memisahkan Ben dan Elna," kata Devan.
"memang kenapa kak, bukankah mereka om dan keponakan?" tanya Senja.
Devan langsung menghampiri gadis itu dan mencengkram dagu senja, "aku membantu mu bukan jadi ******, kau mengerti senja, dan kau ingat aku akan melindungi Elna dari wanita ular yang ingin menyakitinya,"
"sakit kak ..." lirih senja.
Evan datang sendiri dan pria itu dijemput oleh saga, dan keduanya terlihat begitu nakal.
"Evan mana miss jenny?" tanya Devan
"aku memulangkannya, dia ternyata ****** yang menyebalkan," kata Evan santai begitupun Saga yang tertawa di sampingnya
"dasar, anak dan ayah tak jauh beda," kata David melihat kedua cucu laki-lakinya.
"hei Evan, ayo kita main di kamarmu, aku dengar kemarin om membelikan sebuah PS baru, ayo,"ajak Saga.
"kuy lah kak..." jawab Evan.
"dan kenapa wanita menjengkelkan ini disini, suruh pulang gih, kotor-kotorin pemandangan saja," ucap saga melihat Diana.
"kakak saga, dia itu guru les ku," bela Vivian.
"memang gue peduli, kagak tuh..." jawab saga dengan tengil.
mama Mei dan papa David pun bingung dengan kelakuan bar-bar dari cucunya.
"om!!!" teriak Elna tiba-tiba dan terdengar suara kolam renang yang beriak.
terlihat kepala pelayan Qin di sana menjaga barang Ben dan Elna, dan semua orang melihatnya.
ternyata Elna yang di lempar ke kolam oleh Ben, bahkan sekarang Keduanya sedang berpelukan di kolam renang.
"hei brengsek... jika kalian begitu mesin,mending nikah gih jangan bikin muak!" teriak Devan.
Ben yang mendengar pun mengacungkan jari tengahnya pada Devan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Mommy ichaa🌻
kalau smpe elna dculik segila apa ya si om ben ini??? 😅😅 ,,, ahhh senangnya lihat keluarga ini
2022-01-05
0
wiwik
aduh tambah penasaran aja deh
2022-01-04
0