I Love You Om
hari ini ada sebuah pesta di rumah utama keluarga Graham, Naira sudah sibuk dari pagi.
terlebih Samuel yang juga membantunya, "Naura sayang? aku tak melihat gadis ini kemana?" tanya mama Mei yang mencari sosok yang sedang akan mengadakan pesta.
tapi tak terduga malah terdengar suara teriakan dari lantai dua, suara Saga menggemparkan semua orang.
"kakak kamu mau kemana? jangan pergi woy..." teriaknya.
tapi gadis itu sudah melompat dari lantai dua rumahnya sambil memberikan ciuman jarak jauh pada adiknya.
Samuel berlari ke luar rumah dan melihat motor merah sports Ducati keluaran terbaru sudah melesat keluar dari garasi.
"tutup gerbangnya!!" teriak Samuel agar motor itu berhenti.
tapi tidak, Samuel Salah besar karena mengira motor itu berhenti, tapi malah menancap gas sambil membunyikan klaksonnya.
para security pun di buat ketakutan dan membiarkan gadis itu sudah pergi mengendarai motornya.
mama Mei menepuk bahu Putranya Samuel, "sudah tak perlu sedih, toh dia juga meniru papanya," katanya sambil tersenyum.
Samuel pun hanya bisa menepuk dahinya karena ulah putrinya yang baru berusia tujuh belas tahun.
gadis itu menembus jalanan kota Surabaya yang cukup macet siang itu. bahkan udara panas tak menghentikan dirinya.
motor itu terus di gas menuju kesebuah kawasan industrial dan perkantoran.
sedang di sebuah ruangan rapat, seorang pria terus melihat jam tangannya.
pria itu tak bisa menahannya lagi, dua tak bisa terjebak dengan rapat menyebalkan ini, terlebih dia sudah janji dengan seseorang.
Diana menyadarinya, dia tau jika Ben sedang menahan amarahnya karena pekerjaan yang lelet ini.
"kalian jangan terus berbicara, kapan bisa menyelesaikan ini, kalian kira hanya ini pekerja Presdir!" bentak Diana.
"maaf kan kami asisten Diana, ini salah kami," kata kepala pengerjaan proyek
Bentley Reagan Carter, seorang pria berusia matang, dan sudah memiliki segalanya.
mulai dari properti dan juga usaha yang tersebar dimana-mana, tapi pria itu masih tetap suka menyendiri dan tak berniat untuk menikah.
dia susah kebal dengan Omelan sang mama dan papa, karena ketiga adiknya sudah menikah, sekarang hidup bersama keluarga sendiri dan sudah bahagia.
rapat pun usai, Ben menuju ke ruangannya, dan bertepatan dengan itu.
seorang gadis sampai di lobi perusahaan, dia melemparkan kunci motornya pada satpam.
"parkirkan jangan sampai lecet," katanya yang langsung berjalan masuk.
"baik nona," jawab gadis itu.
para pengawal suruhan Diana ingin menghadang gadis muda itu, mereka bahkan mengepungnya.
tapi mereka memilih musuh yang salah, Elna pun melihat keempat pria yang lebih besar darinya itu.
Elna mengeluarkan ponselnya pada saat itu, dan menelpon seseorang, "ya!! siapa yang menghalangi aku masuk kami mau mati, turun jemput aku, atau aku ratakan lobi perusahaan ini!" bentaknya.
Mike yang kaget melihat kearah Ben dengan tatapan takut, "ada apa?" tanya Ben.
"sepertinya nona muda-" kata Mike yang terpotong, karena Ben langsung berdiri dan lari turun.
Ben pun panik saat mendengar jika Elna datang, sudah di pastikan jika gadis itu marah.
di lobi elna sudah menatap keempat pria itu, tapi tiba-tiba salah seorang maju dan langsung menyerangnya.
Elna pun menendang tepat di dadanya, kemudian menonjoknya di bagian dagu.
pria yang lain ikut maju saat teman mereka di lumpuhkan, Elna benar-benar membuktikan siapa dirinya.
dengan tangan kosong gadis itu merobohkan pengawal itu, bahkan para resepsionis di buat ketakutan saat seorang pria di tendang hingga menabrak meja resepsionis.
Elna pun berdiri dengan angkuh, "sudah ku katakan jika kalian berani aku pastikan akan ku bereskan," kata gadis itu membenarkan letak jaketnya.
Adnan tertata dari ruang tim IT, dia tak mengira gadis kecil itu kini berubah jadi seorang pembunuh mematikan persis seperti Ben dan Samuel.
lift yang membawa Ben dan kedua asistennya baru saja sampai lobi, dan dia pun kaget melihat lobi perusahaannya sudah berantakan.
"Elna!" teriak pria itu menatap keponakannya itu.
Elna pun menoleh dan langsung menatap tajam, gadis itu langsung berlari menerjang kearah Ben.
tapi bukan pria itu tujuan Elna, tapi wanita di belakang Ben. gadis itu langsung mencekik Diana dengan satu tangan dan membawanya masuk kedalam lift.
Ben pun panik kembali, karena Elna bisa melakukan apapun pada Diana, bahkan membunuh wanita itu.
"beraninya kamu meminta orang menghalangiku untuk ke ruangan om Ben, kau lupa jika kamu itu hanya asistennya, kau lupa itu,", kata Elna mendorong wanita itu sambil mencekiknya erat.
"lepas- kau membunuh- ku-" suara Diana yang berusaha menampar pipi Elna.
"wanita ******!!!" teriak elna makin geram.
Ben berhasil membuka pintu lift saat Elna ingin menonjok wajah Diana, "Elba jangan berlebihan," kata Ben.
Elna tetap melesatkan tonjokkannya pada wanita itu.
tapi sayang tak mengenai wanita itu dan malah mengenai dinding lift. bahkan dinding lift itu pecah dan rusak.
Mike dan Ben kaget melihatnya, "kau selamat, tapi berani sekali lagi kau menghalangiku untuk masuk ke perusahaan ini, kau akan ku potong-potong dan ku jadikan makanan pusy," kata Elna yang melepaskan cengkeramannya.
Ben pun langsung menarik gadis itu, tapi Ben malah kaget melihat wajah Elna yang terlihat terluka.
"siapa yang melukaimu," kata Ben marah.
Elna pun berkaca-kaca dan menunjuk Diana, "dia melukaiku dengan kukunya, jika tidak percaya lihat di kukunya," adu Elna yang langsung memeluk Ben.
"Mike! bawa Diana ke ruang hukuman, dan hukum lima kali cambukan, karena dia telah berani melukai keponakanku," perintah Ben dingin.
"ba- baik tuan," jawab Mike terkejut.
dia tak mengira jika akan ada orang yang akan menerima hukuman buruk itu lagi, sedang Ben pergi sambil mengendong Elna.
Elna pun memeluk leher Ben erat sambil tersenyum mengejek Diana, pasalnya gadis itu tau jika Diana menyimpan perasaan pada Ben.
tapi Elna tak akan diam saja saat om tersayangnya itu mau di ambil wanita seperti Diana, karena Elna mau wanita yang sempurna yang akan menjadi istri dari Ben.
"gadis sial.." gerutu Diana.
"sudah pergi, aku tak punya banyak waktu untuk menunggu mu Diana, aku sudah lama tak bermain," kata Adnan dari suara pengeras suara.
Adnan pun bersiap menuju ke ruang hukuman, sedang Mike membawa Diana ke ruang hukuman untuk melaksanakan perintah Ben.
sedang di ruangan Ben, Elba sedang beteriak karena Ben sedang mengobatinya.
"sakit om!!"
"makanya jangan berulah, kenapa tidak menelpon ku, kamu jadi harus turun tangan sendiri kan," marah Ben.
"uh ... ku kira keempat pengawal tadi cuma menghadang ku dan tak ku kira mereka malah menyerang ku," kesal Elna.
"terus ini bagaimana, nanti malam pesta ulang tahun mu, dan kamu malah seperti ini, aku bisa di bunuh oleh kak samuel jika tau putrinya terluka seperti ini," kata Ben.
Elna menyentuh bibir Ben dengan jarinya, bahkan Elna menangis mendengar ucapan Ben.
"jangan bilang begitu, aku tak ingin kehilangan om, setelah om Devan pergi," kata gadis itu.
Ben langsung memeluk Elna, dan gadis itu tenang dengan mencium aroma tubuh sang om.
Ben bahkan mencium kening dari Elna. sedang di ruang hukuman Diana menangis dan berteriak menerima lima cambukan.
Adnan begitu menikmati suara kesakitan dasi Diana, bahkan empat pengawal tadi juga menunggu giliran.
Adnan tak mengira jika kedatangan dari teman sepermainannya itu akan membuatnya bisa melakukan hal yang begitu dia sukai.
"thanks cantik ku!!!" kata Adnan tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Intan Payung
lanjut toor
2022-12-12
0
Queena Lim🌼
OMG om Ben beneran inihhh ,, makasih othorrr 🥰😘😘, Elna luar biasaah 👍👍
2022-01-03
0
Mommy ichaa🌻
auto masuk paporit ini mah 😁
2022-01-03
0