Sinar matahari kini sudah di ambil alih oleh sinar rembulan yang memancar begitu indahnya di langit Jakarta. Seorang pri tengah berdiri di balkon Unit Apartemennya. Dia adalah Daven Sagara.
"Aku masih penasaran dengan wanita yang menabrakku di kantor Ardy," ujarnya seraya membayangkan wanita yang ia maksud.
"Apa Ardy tidak tahu, jika ada wanita semenggemaskan itu bekerja di kantornya?" pikir Daven.
"Tapi bagus jika Ardy tidak begitu memperdulikan wajah-wajah para karyawannya di kantor. Lagipula, mana mungkin dia mau berhubungan dengan karyawannya sendiri. Secara, tipekal wanitanya itu berkelas semua," ujar pria itu lagi.
"Aku harus cari tahu siapa wanita itu. Secepatnya."
🌷🌷🌷
Jian.
Wanita yang kini sukses menguasai isi kepala Ardy. Bahkan dia berhasil membuat Junior dari balik boxer pria tersebut bangun dengan sempurna hanya dengan membayangkan lekuk tubuhnya saja.
Setiap inci lekuk tubuh wanita itu masih terlihat jelas. Awalnya Ardy hanya ingin menyalurkan hasratnya untuk satu malam itu saja. Namun, entah kenapa, Jian membuatnya candu.
Bibir mungil beraroma vanilla itu sukses membuat Ardy terbayang-banyang lembut dan manisnya ciuman mereka tadi sore. Membuat tubuhnya kini kembali memanas akibat gejolak yang mulai mengalir di sekujur tubuhnya.
Ardy mengambil ponselnya di atas nakas, lalu membenarkan posisi tidurnya ke posisi yang lebih nyaman. Ia mulai meng-scrool layar ponsel mencari kontak Jian yang sebelumnya ia salin dari data di kantor.
"Jam segini Jian tidur belum, ya?" pikir pria tersebut, mengingat waktu sudah malam.
"Aku coba video call via WhatsApp saja untuk memastikan apakah dia sudah tidur atau belum." Kemudian Ardy memijat ikon video call yang ada di layar ponsel bagian atas pojok kanan.
Sementara di kamar Jian.
Wanita itu baru saja selesai mandi. Saat ini dia mengenakan piyama terusan dengan tali kecil di masing-masing bahu, dengan menampakkan setengah bagian dari dadanya.
Jian duduk di tepi ranjang, mengambil minuman jus jeruk yang sebelumnya ia sempat ambil sebelum mandi tadi. Tiba-tiba ponselnya berdering, sebelah tangannya ia gunakan untuk mengambil ponsel tersebut di atas nakas.
"Ini nomer siapa?" ia bertanya pada dirinya sendiri saat nomer yang menelponnya via video call itu tidak ada namanya.
Tanpa pikir panjang lagi, ia pun mengangkat panggilan tersebut sambil meneguk minuman di tangannya.
"Selamat malam, nona ..." sapa seseorang dari layar hp nya.
Jian menyemburkan minuman dari dalam mulutnya karena refleks, saat melihat wajah si penelpon yang tengah tersenyum padanya.
"Tuan Ardy???" ucapnya gugup.
Penampilan Jian saat ini membuat Ardy sampai tidak mengedipkan mata. Terlebih minuman yang baru saja wanita tersebut semburkan mengalirdi leher dan turun tepat ke bagian belahan dadanya. Pria itu merasakan Juniornya kembali bangun.
Jian menarik selembar tissu dan segera ia lap bagian tubuhnya yang basah. Ingun rasanya Ardy menggantikan tangan itu dengan tangannya agar dapat menyentuh bagian itu.
"Maaf, tuan. Ak-aku .. Aku barusan terkejut," ucapnya gugup usai membersihkan tubuhnya barusan.
"Tidak apa-apa!"
"Mmm ... Ada apa menelponku malam-malam sampai video call? Dan, kau bisa dapat nomer telponku darimana?"
Alih-alih menjawab, Ardy justru menatap Jian sampai membuat wanita itu merasa kebingungan.
"Kau sangat sexy, Jian," ucapnya Ardy menyadarkan Jian jika saat ini ia tengah memakai pakaian setengah terbuka.
"Umm ... Ak-aku .." Jian terlihat gugup dan sedikit panik sampai ia salah tingkah. Kemudian ia memilih mematikan kamera di layar ponselnya.
"Kenapa kau mematikan kameranya? Aku masih ingin memandangimu, Jian?" seru Ardy.
"Tu-tuan ... Se-sebaiknya kita bicara besok saja. Aku harus tidur."
Baru saja Ardy akan memprotes, tapi wanita itu sudah mematikan sambungan telponnya. Pria itu membanting ponselnya di atas kasur. Lagi-lagi dia harus memberikan harapan palsu pada Juniornya yang baru saja ia bangunkan.
Ardy bangkit dari tidurnya. Kemudian beranjak menuju kamar mandi. Kakinya yang panjang menendang pintu kamar mandi tersebut dengan sedikit kasar, lalu mengambil sabun cair di dalam sana. Dan sekarang kalian pasti tahu apa yang akan pria itu lakukan. Ardy tidak menyangka, jika Jian bisa membuatnya menjadi seorang maniak *** seperti ini.
Bersambung...
___
Author Note:
Jadi sudah cek Visual Ardy di Youtobe belum? Yuk langsung cek sekarang juga. Di Instagram belum di up soalnya masih error.
Jangan lupa untuk:
👍Tinggalkan Like
📝Komentar
❤Masukan rak buku favorit
📦Beri Hadiah
Jangan lupa untuk follow akun media sosialku:
IG: wind.rahma
Fb: Wind Rahma
YT: Windy Rahmawati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
💖syakilah💖
hhhhhh....syukurin kamu ardy emang enak
2022-10-10
0
Genta OoaOoe
maf othor kok visual nya Lin yi...GK cocok bwt peran Ardy..secara di drachin Lin yi org nya smart baik kalem bgt...maf ya othor jgn ksinggung..
2022-09-27
1
Endah Puji Lestari
jiand ...sabar,,,pasti di Ardy BUCINT DECH
2022-03-29
1