Hari ini Jian kembali masuk ke kantor, setelah kemarin ia di minta Ardy untuk cuti satu hari. Sebenarnya badannya masih terasa sakit, namun ia harus tetap bekerja.
Jian berjalan melewati para karyawan lain yang menatapnya dengan tatapan sinis. Ada juga yang bergerombol tampak bisik-bisik seperti sedang membicarakannya. Dan ada juga yang mengejeknya secara blak-blakan.
"Kok bisa, ya, dia masih bekerja di sini. Setelah kerugian besar yang dia ciptakan di perusahaan tuan Ardy."
"Iya, aneh," sahut yang satunya lagi.
Jian mempercepat langkahnya guna menghindari sindiran serta ejekan orang-orang sekantor. Kini ia sudah sampai di ruangan kerjanya. Memang, kantor ia menyediakan ruangan khusus untuk setiap pekerja, bukan menggunakan kubikel dengan skat tipis.
Jian menjatuhkan tubuhnya di atas kursi, menaruh tasnya di atas meja. Dia tidak tahu sampai kapan orang-orang di kantor akan berhenti membicarakannya.
Seketika pintu ruangannya terbuka, memunculkan sosok wanita berpenampilan anggun.
"Hai, Jian. Kau sedang sibuk?" sapa wanita tersebut, kemudian duduk di kursi yang ada di depan meja Jian.
"Tidak. Aku bahkan belum mengerjakan apapun," jawab Jian.
Wanita yang bernama Alana itu berpikir kalau Jian tengah memikirkan ucapan orang-orang di kantor. Ia bisa melihat dari ekspresi wajah wanita itu.
"Tidak usah terlalu memikirkan ucapan mereka, Jian. Kau harus semangat bekerja. Percayalah, aku senang sekali kau masih bekerja di perusahaan ini," ujar Alana memberi semangat.
Seulas senyum tipis pun terbit dari kedua sudut bibir Jian. "Terima kasih, Alana. Selama 3 bulan aku bekerja di sini, kau satu-satunya orang yang baik padaku," ucapnya terharu.
"Sama-sama. Oh ya, kau tahu, hari ini CEO perusahaan Mayora Sentosa akan meeting dengan tuan Ardy. Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya datang kemari." Jian mengerutkan keningnya sedikit bingung.
"Memangnya kenapa?"
"Menurutku dia pria idaman para wanita." Alana mengatakannya sembari membayangkan wajah pria yang ia maksud.
"Kau naksir padanya?" tanya Jian membuat temannya itu mengangguk malu-malu, wajahnya bersemu merah.
"Hehe ... Iya. Namanya tuan Daven. Pria yang berhasil membuatku memimpikannya setiap malam. Kalau kau tahu pria itu, kau pasti akan naksir padanya juga. Tapi, kau jangan sampai naksir juga, ya. Sainganku sudah banyak."
Jian tersenyum geli mendengar ucapan Alana. "Kau tenang saja. Aku bukan wanita yang mudah naksir seseorang!"
Alana tersenyum lega mendengarnya. "Ya sudah, kalau begitu aku harus kembali ke ruangan kerjaku. Kau semangat, ya!"
"Iya, Alana. Kau juga. Terima kasih!" balas Jian. Temannya pun keluar dari ruangannya.
🌷🌷🌷
Jam makan siang merupakan jam yang paling di tunggu-tunggu oleh setiap karyawan. Seperti biasa, Jian harus makan siang sendiri. Tadinya Alana mau makan siang bersamanya, tapi karena wanita itu sibuk ingin melihat pria pujaan hatinya yang masih berada di gedung tersebut, akhirnya ia mengurungkan niatnya makan siang bersama Jian.
Jian berjalan menunduk, berusaha menghindari tatapan serta ucapan orang-orang di kantor yang terdengar menyakitkan. Sampai akhirnya ia tidak sengaja menabrak seseorang yang membuatnya spontan mengucapkan kata maaf.
"Aku minta maaf, aku minta maaf. A-aku.. Aku benar-benar tidak sengaja," ucap Jian menunduk seraya menelungkupkan kedua tangannya merasa bersalah.
Seorang pria yang barusan ia tabrak membuka kaca mata hitam yang di kenakannya. Kemudian menarap wanita yang berdiri di hadapannya itu.
"Tidak apa-apa. Lain kali hati-hati!" ucapnya terdengar lembut.
Jian yang semula menunduk, kini mendongakkan wajahnya. Perlahan ia membuka matanya yang sedikit terpejam. Ia pikir orang itu akan memarahi bahkan memaki-makinya. Ternyata tidak.
"I-iya, tuan. Sekali lagi aku minta maaf! Kalau begitu, aku permisi," pamit Jian sopan, lalu pergi dari hadapan pria tersebut.
Pria itu memandangi punggung kepergian Jian, sudut bibir kanannya terangkat membentuk sebuah senyuman.
Siapa wanita itu? Kenapa dia terlihat begitu menggemaskan?
Ia terus memandangi arah perginya Jian, meskipun wanita itu sudah tidak terlihat lagi di sana.
Bersambung...
___
Jangan lupa untuk:
👍Tinggalkan Like
📝Komentar
❤Masukan rak buku favorit
📦Beri Hadiah
Jangan lupa untuk follow akun media sosialku:
IG: wind.rahma
Fb: Wind Rahma
YT: Windy Rahmawati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
bisa2 saingan dav vs ard
2022-04-04
1
Endah Puji Lestari
Jian sudah bolong....daven sama sobat mu si Ardy
2022-03-29
0
Indah Nihayati
mantabh thoe
2022-02-22
1