PART 5. PEREMPUAN ULAR

Satu malam tadi Asha hanya menangis, bahkan tak ingin di sentuh oleh suaminya itu.

Malam pertama mereka hanya saling berdiam diri, sampai Gading tak ingat lagi tidur sendiri di atas ranjang pengantin mereka sementara Asha menangis di lantai, tanpa perduli padanya.

Rasa kecewa Asha mungkin sampai puncaknya dan Gading tak bisa berbuat banyak untuk itu.

Malam pengantin yang penuh prahara itu membuat Gading juga merasa kesal dalam hati, Asha membuatnya serba salah tak tahu harus berbuat apa.

Rencana mereka menghabiskan malam pengantin tiga hari di hotel itu hanya mimpi, Gading tidak betah dengan sikap Asha dan memutuskan mengabulkan permintaan istrinya itu untuk pulang lebih awal dari rencana.

"Sayang, kamu ternyata sudah bangun..." Kata Gading sambil merapihkan bajunya, bangun dari tidurnya dengan wajah muram. Dia bangun, Asha telah duduk di sofa dengan pakaian yang rapi dan sudah berganti. Sepertinya dia telah lama bangun bahkan sudah mandi.

Asha tak menyahut, dia telah menyeduh teh dan duduk di sana menunggu Gading bangun, sepertinya dia sudah lebih tenang.

Ini adalah hari pertamanya menyandang status sebagai istri Gading, dia berusaha bersikap normal meski kantung matanya gelap menampakkan mungkin dia tak tidur semalaman.

Gading beringsut turun dari tempat tidur, pakaiannya masih kemeja putih yang di kenakan setelah resepsi dan ijab kabul dengan Laras tadi malam, begitu acak-acakan dan kusut.

Di hampirinya Asha, mencium pipi perempuan itu yang saat di sentuh Gadingpun tak menunjukkan respon. Tak ada senyum kecuali sikap diam. Tetapi di depannya teh tersaji di dalam dua gelas menunjukkan dia menunggu Gading bangun dari tadi.

"Tolong, maafkan aku..." Gading duduk di seberang Asha dan memegang jemari perempuan itu.

"Aku sudah memaafkanmu.Tak perlu memintanya berkali-kali." Akhirnya keluar juga kalimat dari bibir Asha.

Gading menghela nafasnya, menggerakkan badannya yang terasa letih, ritual kemarin menguras tenaga dan emosinya.

"Sekarang apa maumu?" Tanya Gading sambil meraih gelas teh dari atas meja.

"Kita pulang hari ini..." Pinta Asha, datar.

"Pulang? Bukankah kita telah membooking kamar ini untuk 3 malam lagi?" Gading urung meminum teh di gelasnya demi mendengar permintaan Asha.

"Tak ada gunanya kita terlalu lama di sini..." Mata Asha sejenak melirik pada ranjang pengantin mereka, masih rapi karena hanya Gading yang tertidur di sana tadi malam.

"Kita lebih baik pulang saja." Lanjutnya dengan suara yang yakin.

Gading menatap Asha sejurus, lalu menggedikkan bahunya.

"Jika itu maumu, kita akan pulang hari ini." Sahut Gading.

Tiba-tiba Asha bangkit dari duduknya,

"Mau kemana?" Gading bertanya dengan bingung melihat langkah Asha yang mengarah menuju pintu.

"Aku mau memberitahukan Laras." Asha berbalik sedikit, sementara tangannya sudah meraih gagang pintu.

"Memberitahu Laras? Untuk apa?" Gading terlihat linglung.

"Memberitahunya untuk berkemas pulang dengan kita."

"Pulang? Pulang dengan kita?"

"Bukankah dia istrimu juga, mas. Tentu saja dia akan pulang dengan kita." Jawab Asha.

"Aku menikahinya bukan berarti dia harus ikut kita pulang. Biar saja dia kembali ke rumahnya. Dia bukan lagi urusan kita!"

"Kamu menikahinya, mas. Dan sekarang dia adalah tanggungjawabmu juga, terlebih anakmu ada di dalam kandungannya. Dia akan pulang dengan kita. Sampai dia melahirkan anakmu."Kata-kata terdengar datar tanpa emosi, sebelum Asha keluar dari pintu itu, menghilang di baliknya meninggalkan Gading yang melongo sendiri

...***...

Laras turun dari mobil dengan takut-takut sambil membawa tas di tangannya.

Gading berjalan lebih dulu masuk ke dalam rumah tanpa menoleh membiarkan dua orang perempuan yang kini menjadi istrinya itu mengikuti dari belakang.

Rumah Gading sendiri sedang dalam tahap pembangunan hampir 60 persen, untuk sementara memang rencana Gading dan Asha akan tinggal di rumah orangtua Gading sampai rumahnya selesai.

Rumah kediaman keluarga Pramudia itu cukup besar, ada dua tingkat. Ayah Gading, Pak Pramudia bekerja di instansi pemerintahan, sebagai pegawai Negeri. Dengan golongan cukup tinggi dia sekarang mengepalai sebuah SKPD. Ibu Gading adalah ibu rumah tangga biasa, Gading sendiri bekerja di perusahaan ekspor impor sebagai manejer sebuah bagian di sana, dengan adik perempuan yang masih berada di kelas 2 SMA.

Hidup mereka tentu saja berkecukupan, jadi tidak heran rumah keluarga Pramudia juga cukup besar.

"Ayo kita masuk..." Asha sudah cukup familiar dengan keluarga Pramudia, jadi dia tidak sungkan lagi berada di sana, Gading sering mengajaknya ke rumah mereka sebelum menikah untuk bertemu keluarganya.

Semua keluarga Gading menyukai Asha, dan tentu saja pernikahan mereka sangat direstui oleh kedua belah pihak keluarga.

Laras masih berdiri dengan tegang, begitu gugup dari rautnya sehingga untuk melangkahpun dia agak berat.

Apalagi Gading, sedari mengucapkan ijab kabul bersamanya malam tadi, bahkan tak menegurnya sama sekali.

"Kamu tidak mau masuk?" Asha menoleh pada Laras.

"Aku...aku takut, mbak..." jawab Laras gemetar.

"Ini adalah rumah mertuamu, apa yang kamu takutkan?" Tanya Asha, memicingkan matanya yang masih terlihat bengkak.

"Aku takut mereka semua membenciku. Sebaiknya aku pulang saja." Laras tiba-tiba berbalik seolah hendak pergi tapi Asha menahan tangannya.

"Apa kata orang, jika melihatmu hamil tanpa suami di sampingmu? Apajah kamu bisa menahan gunjingan orang? Kamu sudah menikah, kamu berhak tinggal di rumah yang sama dengan suamimu." Kata-kata itu meluncur tajam dari mulut Asha, membuat Laras tercengang.

"Pak Gading akan marah."Sahut Laras sambil manatap mata Asha dengan takut-takut.

"Dia telah menodaimu, dia telah menghamilimu meskipun tidak sengaja, kamu tidak pantas menanggung penderitaan sendiri. Dia tak berhak marah padamu." Asha menggandeng lengan Laras kemudian membawanya masuk.

Di ruang tamu, mereka di sambut oleh Ibu Daniah dan Gisel. Wajah mereka semua masam ketika melihat Laras muncul bersama Asha.

"Assalammualaikum, bu..."Asha menyalami bu Daniah dan mencium tangan ibu mertuanya itu.

"Wasallammualaikum, nak. Kenapa kalian pulang lebih cepat? Rencananya kan kalian balik lusa, Gading masih cuti, kan?" Tanya bu Daniah sambil bertingkah seperti tak melihat ada Laras di belakang Asha, yang menjulurkan tangan padanya juga. Sayangnya tangan Laras hanya mengambang di udara, bu Daniah tak mengacuhkannya.

"Kami tidak betah di hotel, bu. Ingin cepat pulang." Jawab Asha, sambil melemparkan senyum pada Gisel yang tampak melotot pada Laras.

"Kak Asha, kenapa kak Asha membawa perempuan ini juga?" Tanya Gisel dengan lirikan yang secara terus terang menunjukkan dia tak menyukai kehadiran Laras.

"Dia...dia sekarang istri mas Gading juga. Jadi dia akan ikut kemana mas Gading juga, kan?" Asha menoleh pada Laras yang tertunduk dalam, dia tampak begitu tegang.

"Dia adalah pelakor, kak...! Lihat wajahnya itu, dia pasti telah sengaja menjebak kak Gading." Cibir Gisel.

"Gisel...tidak baik berkata begitu..." Tegur Asha tak nyaman, sementara bu Daniah tampak memandang lebih tidak suka lagi, hanya melihat Laras dengan ujung matanya.

"Kamu telah membawa perempuan ular ke dalam rumah kita..." Ujar bu Daniah sambil beranjak pergi, dia melengos membuat Laras terjajar satu langkah ke belakang karena gemetar.

...Terimakasih sudah membaca novel ini, love you buat semua readers...

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan, ya....

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Asha hatinya mulia banget, sedang laras mau gimana udh hamil, di ksh uang tetap di Terima tapi ikut aja. bingung mau gimana y, kita ikut aja lah ceritanya, tp sumpah thour bagus ceritanya. keren yg jadi Asha.

2022-03-18

2

Nia Kurniawati

Nia Kurniawati

masih teka teki tuh kehadiran laras

2022-02-26

2

Rosmika Mintawani Sianipar

Rosmika Mintawani Sianipar

banyak teka teki.. deh

2022-01-10

2

lihat semua
Episodes
1 PART 1. PEREMPUAN YANG MENANGIS
2 PART 2 MENIKAHLAH DENGANNYA
3 PART 3 KUTUKAN SATU MALAM
4 PART 4. PERTENGKARAN DI MALAM PENGANTIN
5 PART 5. PEREMPUAN ULAR
6 PART 6 KUNCI SAJA PINTUNYA
7 PART 7 MALAM PERTAMA YANG TERTUNDA
8 PART 8 HATI YANG LUAS
9 PART 9 SEBUAH KESEPAKATAN
10 PART 10 DI USIR
11 PART 11 TOLONG AKU
12 PART 12 TAK MERASAKAN APA-APA
13 PART 13 JANGAN TERLALU BAIK
14 PART 14 MENAGIH JANJI
15 PART 15. SEPERTI MATA PEDANG
16 PART 16 WAKTUNYA TIBA
17 PART 17 WAJAH LEBIH DARI SATU
18 PART 18 BERBICARA EMPAT MATA
19 PART 19 AKHIR SANDIWARA
20 PART 20 KENAPA KAMU MELAKUKANNYA
21 PART 21 MENGHUKUM DENGAN MAAF
22 PART 22 SEBUAH RAHASIA
23 PART 23 SERIGALA KELAPARAN
24 PART 24 TAKDIR YANG KEJAM
25 PART 25 KISAH LARAS
26 PART 26 TENTANG DARIUS
27 PART 27 AKU LELAH
28 PART 28 HARUS BERBICARA
29 PART 29. ANAK PANCINGAN
30 PART 30. MAAFKAN MAMA
31 BAB 31. AKU AKAN MERAWATNYA
32 BAB.32 BAYI YANG HILANG
33 BAB .33 PERASAAN MEMGAMBANG
34 BAB 34. RENCANA JAHAT DARIUS
35 BAB 35. TELPON MISTERIUS
36 BAB 36. AKU MINTA MAAF
37 BAB 37. Mengurus Adopsi
38 BAB 38.Tak Ada Pilihan
39 BAB 39. Sadarkah Dirimu?
40 BAB. 40 Jangan Paksa Aku Mencintainya
41 BAB 41. Cinta Sebesar Itu
42 BAB 42. Dendam Salah Alamat
43 BAB 43. Sakit Hati
44 BAB 44. Di Culik
45 BAB 45. Aib Yang Jahat
46 BAB 46. Ada Apa Dengan Laras?
Episodes

Updated 46 Episodes

1
PART 1. PEREMPUAN YANG MENANGIS
2
PART 2 MENIKAHLAH DENGANNYA
3
PART 3 KUTUKAN SATU MALAM
4
PART 4. PERTENGKARAN DI MALAM PENGANTIN
5
PART 5. PEREMPUAN ULAR
6
PART 6 KUNCI SAJA PINTUNYA
7
PART 7 MALAM PERTAMA YANG TERTUNDA
8
PART 8 HATI YANG LUAS
9
PART 9 SEBUAH KESEPAKATAN
10
PART 10 DI USIR
11
PART 11 TOLONG AKU
12
PART 12 TAK MERASAKAN APA-APA
13
PART 13 JANGAN TERLALU BAIK
14
PART 14 MENAGIH JANJI
15
PART 15. SEPERTI MATA PEDANG
16
PART 16 WAKTUNYA TIBA
17
PART 17 WAJAH LEBIH DARI SATU
18
PART 18 BERBICARA EMPAT MATA
19
PART 19 AKHIR SANDIWARA
20
PART 20 KENAPA KAMU MELAKUKANNYA
21
PART 21 MENGHUKUM DENGAN MAAF
22
PART 22 SEBUAH RAHASIA
23
PART 23 SERIGALA KELAPARAN
24
PART 24 TAKDIR YANG KEJAM
25
PART 25 KISAH LARAS
26
PART 26 TENTANG DARIUS
27
PART 27 AKU LELAH
28
PART 28 HARUS BERBICARA
29
PART 29. ANAK PANCINGAN
30
PART 30. MAAFKAN MAMA
31
BAB 31. AKU AKAN MERAWATNYA
32
BAB.32 BAYI YANG HILANG
33
BAB .33 PERASAAN MEMGAMBANG
34
BAB 34. RENCANA JAHAT DARIUS
35
BAB 35. TELPON MISTERIUS
36
BAB 36. AKU MINTA MAAF
37
BAB 37. Mengurus Adopsi
38
BAB 38.Tak Ada Pilihan
39
BAB 39. Sadarkah Dirimu?
40
BAB. 40 Jangan Paksa Aku Mencintainya
41
BAB 41. Cinta Sebesar Itu
42
BAB 42. Dendam Salah Alamat
43
BAB 43. Sakit Hati
44
BAB 44. Di Culik
45
BAB 45. Aib Yang Jahat
46
BAB 46. Ada Apa Dengan Laras?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!