PART 4. PERTENGKARAN DI MALAM PENGANTIN

Asha keluar dari kamar mandi dengan tubuh hanya di balut piyama handuk, rambutnya yang setengah basah habis keramas juga di lilit handuk warna putih senada piyama handuk yang di kenakannya.

Di bukanya lemari hotel itu dengan enggan, matanya langsung tertuju pada lingerie kimono set warna dongker yang berada di gantungan, lingerie itu di belikan oleh Gading beberapa bulan yang lalu sebagai salah satu isi hantaran dalam lamarannya.

"Kamu harus mengenakannya di malam pertama kita..." Itu permintaan Gading.

Asha sudah membayangkan bagaimana raut wajah Gading setelah sah menjadi suaminya dan melihat dirinya mengenakan pakaian seksi itu. Asha tak kurang-kurang sudah membaca beberapa artikel di google, cara melayani suami di malam pertama untuk menambah wawasannya soal tempat tidur, sebagai gadis yang awam dalam hal itu dia sudah berusaha semaksimal mungkin menjadi istri yang siap lahir dan bathin melayani suaminya.

Sekarang keinginan itu menguap entah kemana, dia tak lagi antusias dengan malam pertama mereka.

Mata Asha tiba-tiba terasa perih, bayangan wajah Laras di kamar sebelah, semua imajinasinya tentang apa yang telah terjadi antara Gading dan Laras sehingga membuat perempuan itu hamil tiba-tiba membuatnya mual. Dadanya kembali sesak tapi kemudian berusaha di tenangkannya dengan menepuk-nepuk dadanya seolah itu bisa melegakan pernafasannya.

Dengan kesal di bantingnya lemari dari kayu itu. Setelah dia meraih sebuah baju babby doll warna cream yang di bawanya sebagai baju ganti.

Setelah mengeringkan rambutnya, Asha duduk di atas pinggir tempat tidur yang kini di dekor menjadi kamar pengantin mereka itu. Seprainya dari satin halus putih bersih, begitupun bantal dan gulingnya di tata sedemikian rupa.

Ketika mendonggak ke atas, akan terlihat seperti taman bunga warna warni yang menggantung, di lekatkan pada lanngit-langit tirai. Semuanya sudah di dekorasi secara khusus atas permintaan Asha.

"Aku ingin menghabiskan malam pertama denganmu secara spesial, mas... karena itu adalah malam istimewa di mana aku akan mempersembahkan kesucianku padamu. Aku ingin saat aku berbaring denganmu di sana aku dan mas Gading seperti sedang berada di bawah taman langit surga." Kata Asha suatu ketika pada Gading.

"Terserah kamu, sayang...di manapun tempatnya jika ada kamu, itu sudah seperti surga bagiku." Ucapan Gading yang bernada bucin itu tentu saja membuat Asha melayang.

Gading adalah suami sempurna, bahkan dalam hal menjaga kesucian Asha selama ini.

Tapi satu malam pengkhianatan Gading yang katanya tak sengaja itu benar-benar menghancurkan hati Asha.

Tok!Tok!Tok!

Ketukan di pintu menyadarkan Asha dari pengembaraan benaknya.

Sekilas di lihatnya waktu pada jam tangannya yang tergeletak di atas meja. Sudah lewat tengah malam, hampir jam 1 malam.

Setelah mengucapkan kabul dengan Laras beberapa jam yang lalu, Gading meninggalkan kamar Laras tanpa bicara sama sekali.

Wajah Gading yang sedikit merona dan bau alkohol yang tercium menyebar di udara, Asha bisa menebak Gading mungkin menghabiskan waktunya di Bar lantai bawah hotel tempat mereka menginap ini.

"Assalammualaikum..." Bibirnya tetap saja mengucapkan salam, meski penampilannya terlihat berantakan

"Wallaikumsalam." Jawab Asha, tanpa antusiasme sama sekali, hampir tak terdengar.

Brak!

Pintu kamar itu di tutup dengan kasar, sepertinya Gading masih menyimpan rasa kesal terhadap Asha.

"Sayang..." Gading merangsek, memeluk punggung Asha dari belakang, menyusupkan wajah di tengkuk Asha dengan liar.

Asha menghentikan langkahnya, kemudiam diam seperti patung tanpa reaksi apa-apa menyambut ciuman Gading di pangkal lehernya.

"Ini malam pertama kita, kenapa kamu tidak memenuhi janjimu?" Tanya Gading, nafasnya terasa hangat di leher Asha.

"Janji apa?" Tanya Asha, datar.

"Menggunakan lingerie yang ku belikan padamu." Rajuk Gading, kemabukannya membuatnya bersikap manja dan berani.

"Aku tak berselera lagi menggunakannya." Jawab Asha.

"Tapi, kamu telah berjanji padaku."

"Aku tidak mau lagi!"Sahut Asha cepat, terdengar ketus.

"Kenapa kamu ingkar janji?" Gading melepaskan pelukannya dengan suara kecewa.

"Karena kamu juga telah mengingkari janjimu untuk menjadikan aku, perempuan satu-satunya, mas." Sahut Asha dengan marah.

"Aku tak pernah bohong, kamu satu-satunya." Muka Gading berubah kesal lagi dengan sikap Asha.

"Oh, ya? kamu membuatku perempuan saru-satunya tetapi kamu menghamili perempuan lain, luar biasa...!" Asha mendonggak pada Gading wajah mereka berhadapan , sama-sama merah padam menahan emosi masing-masing.

"Aku melakukannya tanpa sadar! Aku juga tak tahu jika aku telah tidur denganya!! Aku bersumpah, aku mabuk berat waktu itu!"

"Mabuk berat? Apakah mabukmu seperti malam ini??" Asha mengibaskan tangannya seolah berusaha membuang bau alkohol yang menguar dari mulut Gading.

Gading terdiam, matanya menatap mata Asha yang menantangnya, mata itu berkaca-kaca.

"Jika kamu semabuk ini, kamu masih sadar ingin bercinta denganku! Seperti itulah yang kamu di malam indahmu bersama perempuan itu. Dan kamu mau mengatakan kamu tak sadar melakukannya pada Laras karena mabuk? Bullshit! You know Bullshitt!!!" Asha berteriak dengan keras di depan wajah Gading, laki-laki yang kini adalah suaminya itu. Kekecewaan seolah akan tumpah dari sana, siap untuk tumpah ruah, kesedihan dan amarah yang ditahannya dari tadi pagi.

Gading terdiam, rahangnya mengeras, dia tak pernah melihat Asha semarah ini padanya.

"Aku bersumpah..."

"Sumpah? Bersumpah demi apa? Bersumpah hanya membuat mulutmu tambah kotor dengan kebohongan lain. Lihatlah kamu, mas, telah memiliki anak dengannya, bukankah itu sudah sempurna?"

"Asha..."

"Selama ini, aku sangat percaya padamu mas...dari semua laki-laki di dunia ini, kamu mempercayaimu menjadi suamiku! Tapi, kamu telah menghancurkan separuh mimpiku dalam sekejap." Asha tak bisa menahan lagi air matanya yang turun deras di pipinya. Semua perasaan yang di simpannya akhirnya meledak.

"Tapi kamu yang memaksaku menikahi dia..." Gading berkelit, tetap dengan wajah kesal dan tak bersalah.

"Bagaimana kamu tidak menikahinya? Dia hamil anakmu?"

"Tapi aku sungguh tak menginginkannya, aku tidak mencintainya!"

"Anak itu hidup di rahimnya meskipun kamu tak menginginkannya, mas. Aku mengijinkanmu menikahinya, kamu kira aku rela dan suka cita? Aku hanya tak ingin anak itu lahir sebagai anak haram! aku tahu rasanya menjadi yatim dan aku tak bisa bernafas memikirkannya karena aku dan kamu, dia merasakan lahir tanpa orangtua uang benar. Dan itu adalah darah dagingmu! Bukan seonggok batu!! Apapun itu kamu harus bertanggungjawab atas kesalahanmu!" Asha menghapus air matanya dengan kasar, wajahnya mendonggak dg tatapan berapi-api.

Gading terbengong sesaat. Seakan berusaha mencerna semua kalimat yang di keluarkan oleh mulut Asha.

"Lalu...lalu mengapa kita tetap menikah jika kamu begitu kecewanya padaku begini? Kenapa kamu tidak membatalkan semuanya jika kamu tak bisa menerimaku lagi?"

"Kau kira semudah itu, mas? Kamu mau kita jadi bahan tertawaan semua orang? Di mana wajah keluarga kita saat pernikahan kita bubar seperti pasar malam dalam sehari karena perbuatanmu?" Asha berkacak pinggang dengan wajahnya yang sembab dan merah padam.

"Jika memikirkan perasaanku sendiri, aku sudah lari dari pernikahan kita tadi pagi!! Tapi...tapi...aku tidak bisa lari lagi, aku membencimu tapi aku mencintaimu! Aku tahu aku begitu bodoh karena itulah aku tetap berada di sini!" Asha terduduk di atas lututnya, dia terisak sejadi-jadinya, di depan Gading yang tak bergerak seperti patung.

Gading bersimpuh memeluk Asha, mulutnya kelu, rasanya dunianya sedang berputar-putar tak jelas dalam sehari.

"Aku...aku akan menceraikannya setelah anak itu lahir." Bisik Gading serak. Tangis Asha meledak sejadi-jadinya di pelukan Gading. Dia meringkuk dalam sejuta rasa, tak tahu bagaimana harus bersikap.

Andai bisa dia memutar waktu, dia tak pernah ingin ada pesta bujang itu terjadi. Dia membenci malam yang telah merubah hidup mereka dalam sekejap.

...Terimakasih sudah membaca novel ini, love you buat semua readers...

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan, ya....

Terpopuler

Comments

Masfaah Emah

Masfaah Emah

mungkin kah ada yang menjebaknya,,,,?

2023-04-14

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

bagus thour ceritanya. next

2022-03-18

0

Nia Kurniawati

Nia Kurniawati

aku mampir

2022-02-26

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!