Perlahan, Asyafa membuka matanya.
"Aku ingin mencoba mengenal Pria itu dulu, apakah boleh Ibu dan Ayah?" Tanya Asyafa, seraya menyatukan kedua tangannya.
"Aku mohon." Ucapnya dengan memasang muka memelas.
Ayah Bernad melirik kearah istrinya, dengan memberi anggukan kepala secara bersamaan.
"Oooh.. Ayah dan Ibu, aku sayang kalian." Cup... cup.. cup ... seraya mengecup pipi Ayah dan Ibunya bergantian. Dengan tersenyum lebar, melingkar dibibir Asyafa.
Ayah dan Ibu, akhirnya merasa sedikit lega. Setidaknya masih ada harapan, agar anaknya mau menerima perjodohan ini.
"Kalau boleh tahu, siapa Pria itu Ayah? Apa aku mengenalnya? Apa aku pernah bertemu dengannya? Atau... ! Kata-kata Asyafa terpotong oleh Ibunya.
"Aiish.. kamu ini kebiasaan sekali, Nak. Kalau bertanya itu satu-satu dulu, biar Ayahmu bisa menjawabnya." Omel Ibu kepada anaknya itu.
"Ha... ha... ha... !" Asyafa dan Ayah tertawa bersamaan.
"Ibu seperti baru kenal aku saja. Aiish... aku memang seperti ini bukan dari dulu!" Jelas Asyafa.
"Iya sudah, coba jelaskan Ayah sekarang, kepada anakmu yang cantik ini siapa calon suaminya itu." Sela Ibu, yang merasa kesal ditertawakan oleh suami dan anaknya itu.
Akhirnya, Ayahnya menjelaskan kalau Pria itu anak dari sahabat Ayah, sewaktu Ayah masih tinggal di Belanda. Tempat Ayah Bernad dilahirkan dan dibesarkan, juga tempat kelahiran anaknya Asyafa.
"Tetapi Ayah, kenapa Ayah sekarang tinggal di Indonesia? Kenapa tidak di Belanda?" Tanya Asyafa penasaran.
"Karena Ayah mencintai Ibumu, Nak." Ucapnya, seraya mengecup tangan istrinya yang telah Ayah Bernad genggam sedari tadi.
"Apa hubungannya? Ayah yang mencintai Ibu, dengan tinggal di Belanda?" Tanya Asyafa, seraya memiringkan kepalanya dan melirik kearah Ibu dan Ayahnya bergantian.
"Ceritanya panjang, Nak!" Suatu hari Ayah dan Ibu akan bercerita, tapi tidak untuk sekarang ini nak." Janjinya Ayah.
"Baiklah... ! Kalau begitu Ayah dan Ibu." Ucapnya pasrah, seraya menghela napas kecewa dari raut muka Asyafa terlihat jelas.
"Teruskan Ayah ceritanya." Ucap Asyafa mengingatkan.
"Seminggu yang lalu, mereka menghubungi Ayah, menayakan perihal perjodohan antara kamu dan anak nya." Jelas Ayahnya.
"Dan akhirnya, Ayah melanjutkan! Karena itu sudah direncanakan sedari kamu kecil, Nak! Sewaktu kita masih tinggal di Belanda, bahkan selama ini Ayah lihat, kamu tidak pernah mempunyai kekasih bukan?" Jelas Ayahnya.
Asyafa bergeming, sambil menarik napas dalam-dalam.
"Bukan seperti itu Ayah, bukannya aku tidak mau memiliki kekasih, tapi aku hanya ingin fokus belajar sampai aku lulus S2. Setelah itu, baru aku memikirkan kekasih. Lagian umurku masih muda." Ucap Asyafa menjelaskan.
"Iya.. Ayah tahu, anak Ayah sangat cantik, pintar, mandiri, tidak manja, dan... !" Ucapnya menggantung.
"Dan... Apa Ayah?" Tanya Asyafa.
"Dan sedikit egois juga garang! Ha... ha... ha.." Gelak tawa Ayah dan Ibu bersamaan.
"Aiish... Ayah dan Ibu menyebalkan!" Ucapnya sebal, seraya mengerucutkan bibirnya.
"Lantas, sekarang sahabat Ayah berada dimana? Di Belanda atau di Indonesia?" Tanya Asyafa.
"Sahabat Ayah itu sekarang ada di Indonesia, karena seminggu sebelum dia menghubungi Ayah, dia baru tiba di Indonesia, Nak'." Ucap Ayahnya.
"Jadi mereka ada di Indonesia Ayah?" Tanya Asyafa.
"Iya.. Nak! Dan minggu depan, mereka akan berkunjung kesini untuk bertemu dengan kamu. Apakah kamu mau menemuinya, Nak?" Ayah bertanya untuk kedua kalinya.
"Aku akan menemuinya, tapi bukan berarti langsung menikah?" Tanya Asyafa, seraya menyipitkan matanya kearah Ayah Bernad.
"Lebih baik sih langsung menikah, Nak!" Usul Ayah.
"Apaan sih Ayah... ! Jangan seperti itu. Aku tidak mau langsung menikah, kalau belum mengenalnya terlebih dahulu." Protes Asyafa, seraya mengerucutkan bibirnya.
"Kalau boleh tahu, siapa nama Pria itu Ayah? Yang mau dijodohkan dengan aku!" Tanya Asyafa.
"Ha... ha... ha..." Ayahnya tertawa, dan Ibu hanya tersenyum tipis.
"Bertemu saja belum, sudah menanyakan nama Pria itu! Kamu itu lucu, Nak." Ledek Ayahnya.
"Aiish... Ayah, cepat katakan! Jangan mengolok-olok aku Ayah." Ucap Asyafa sebal.
"Sebesar apa keingintahuan anak Ayah, kamu penasaran? Ingin tahu nama Pria yang mau dijodohkan denganmu itu?" Tanya Ayahnya.
"Biasa saja." Ucap Asyafa, terlihat pipi Asyafa merona kemerah-merahan yang tidak bisa menutupi keingintahuannya.
"Dia.. itu bernama Rayhan Darma, anak teman Ayah yang bernama Beni Darma. Teman Ayah itu, menikah dengan gadis Belanda yang bernama Jovanka, sahabat Ayah juga sewaktu kuliah dulu. Anak itu baru lulus sarjanah di University Of Amsterdam, dan meneruskan S2 di Indonesia. Dia mengambil jurusan hukum." Jelasnya Ayah panjang lebar.
"Ooh.. begitu!." Ucap Asyafa, seraya mengangguk lalu menyebut-nyebut namanya Rayhan Darma.
Seketika Ayah dan Ibu hanya tersenyum tipis.
Flash back off
"Rayhan Darma. Ooh.. iya, aku ingat. Baru semalam aku mendengar nama itu, pria yang dijodohkan dengan aku." Bathin Asyafa.
"Apa mungkin pria itu? " Sambil berpikir keras, Asyafa sampai melamun. Dan akhirnya dia tersadar, setelah sahabatnya Alya melambai-lambaikan tangannya didepan wajah nya.
Happy Reading
--BERSAMBUNG--
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Tn Satria
mantap
2022-09-20
1
Melati Alfino Tino
iya bikin penasaran gmna kelanjutan nya... sebaik saling mengenal dulu☺☺
2022-08-06
0
Febi Febrianto
aku setuju ide astaga
berkenalan dulu, biar tau pria yg akan di jodohkan
2022-08-05
1