"Rayhan Darma.. ! Kalau aku pikir-pikir, sepertinya aku pernah mendengar nama itu! Tapi dimana yah? Eem.. dimana?" Asyafa terus mengingat-ingat nama pria itu.
"Iya, aku baru ingat sekarang."
"Tapi... !"
Flash back
Tok.. tok.. tok... ! Pintu di ketok.
"Asyafa sayang, buka pintu kamar kamu nak!" Titah Ibunya.
"Baik bu, tunggu sebentar. Aku baru selesai mandi." Jawab Asyafa.
Akhirnya, setelah selesai berganti baju kemudian Asyafa membuka pintu kamarnya.
"Ada apa Ibu? Sepertinya ada urusan yang sangat penting?" Tanya Asyafa.
Tangan Ibunya, perlahan mengusap-usap punggung tangan anaknya itu. Kemudian dia membelai rambutnya dengan lembut, dan berkata. "Kamu temui Ayah dulu sayang, di ruang keluarga."
"Ada apa Ibu sebenarnya? Memang Ayah sudah pulang? Kenapa tidak Ibu saja yang menyampaikan?" Tanya Asyafa.
"Ibu rasa lebih baik Ayahmu, yang menyampaikan! Semoga kamu mau menerima keputusan Ayahmu, sayang." Ucap Ibunya.
Deg... !
Asyafa berpikir keras, apa yang ingin di katakan oleh Ayahnya. Tetapi dia tidak mau ambil pusing.
Kemudian dia dan Ibunya hendak menemui Ayahnya diruang tamu.
"Ayah.. sudah berapa lama kita tidak bertemu?" Tanya Asyafa.
"Entahlah," Jawab Ayahnya.
"Aku rindu Ayah! Apa kabarmu Ayah? Kapan sampai dari luar kota? Masih ingat pulang? " Tanya Asyafa, yang digelengkan oleh Ayahnya.
"Ayah harus menjawab yang mana dulu, Nak?" Tanya Ayahnya.
"Kamu ini sekarang sudah dewasa, semakin pintar saja menyelidiki Ayah yah!" Ucapnya, seraya merentangkan tangannya untuk memeluk putri tunggal kesayangannya, dan Asyafa pun menerima pelukan Ayahnya.
"Apakah Ayah merindukanku ?" Tanya Asyafa.
"Jangan bertanya seperti itu Nak'! Pastinya, hanya kamu dan Ibumu yang selalu Ayah rindukan di dunia ini, hanya kalian lah hidupku." Tidak terasa buliran hangat menetes dipipi Ayahnya, kemudian Asyafa menghapus dengan lengannya perlahan.
"Aku merindukanmu Ayah! "Cup... cup... cup Asyafa mengecup pipi Ayahnya yang sudah basah dengan air matanya.
"Ayah... eeem... anu... ! kata Ibu, ada yang ingin dibicarakan denganku?" Tanya Asyafa.
"Iya, Nak! Ayo duduk dekat Ayah di sini." Ucap Ayahnya, yang kemudian Asyafa mulai duduk bersampingan dengan Ayahnya.
"Ada apa Ayah sebenarnya?" Tanya Asyafa sudah tidak sabar, dengan apa yang akan dikatakan Ayahnya itu.
"Sebenarnya, kamu sudah dijodohkan!." Ucap Ayahnya.
Deg... !
Jantung Asyafa mulai berpacu lebih cepat, dan napasnya mulai tersenggal.
"Apa maksud Ayah?" Tanya Asyafa masih penasaran.
"Aku masih muda Ayah, dan aku masih ingin kuliah, aku masih ingin melanjutkan S2 setelah tahun ini lulus. Aku tidak mau menikah dulu." Ucap Asyafa mengutarakan keinginannya.
"Tapi kamu sudah Ayah jodohkan sedari kecil Nak, dengan anak teman Ayah. Mana bisa diputuskan secara sepihak." Jelas Ayahnya.
"Mengapa aku tidak pernah tahu soal ini Ayah?" Tanya Asyafa.
"Aku masih ingin mengejar cita-citaku Ayah!" Pintanya.
"Aku ingin menjadi Arsitek diusiaku 24 tahun nanti. Aku bermimpi, bisa mendesain rumah-rumah yang layak, untuk orang-orang yang kurang mampu! Membeli rumah, yang harganya sangat mahal sotiap tahunnya.
Kasiankan mereka Ayah." Ucapnya mengutarakan keinginannya.
"Aku ingin mewujudkan keinginan mereka, dengan harga rumah yang murah, tetapi mereka mendapatkan tempat tinggal yang layak, dan nyaman Ayah." Ucapnya atas mimpinya kelak.
"Bagaimana pendapat Ayah?" Tanya Asyafa.
Ayahnya membulatkan matanya, kearah anak semata wayangnya itu, dan berkata. "Kamu sungguh mulia sekali hatimu, Nak!" Kemudian Ayahnya memeluk kembali anaknya itu, sambil mencium keningnya dengan lembut.
"Nak.. !" Panggil Ibunya pelan.
" Iya Ibu... ! Ada apa Ibu? " Jawab Asyafa.
" Kalau Ibu pikir, bagaimana kalau kamu mengenal Pria itu dulu, sebelum menolaknya. Lagian engga ada salahnya, menikah bukan berarti berhenti kuliah, Nak'." Usul Ibunya.
"Apa kamu tidak kasihan sama Ayahmu, yang ingin sekali menjodohkan kamu dengan anak teman Ayahmu." Ucap Ibunya.
"Coba dipertimbangkan dulu baik-baik." Ucap Ibunya, seraya mengusap-usap punggung anaknya pelan.
Asyafa pun akhirnya, memikirkannya lagi, seraya memejamkan matanya.
Happy Reading
-- BERSAMBUNG--
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Tutik Julianti
kalo jodoh tak kan kemana......lanjut kak...
2022-08-26
1
Melati Alfino Tino
sebaik nya kenalan ajja dulu..jngn terburu2😊😊
2022-08-06
1
Febi Febrianto
memang sdh jodoh , Tampa sengaja sdh bertemu, saat bertabrakan di luar kelas
2022-08-05
2