Dosen Pengganti

"Loe kenapa Sya? Kenapa malah melamun saja!" Tegur Alya.

"Ooooh..., engga apa-apa Al." Asyafa menyeringai.

"Sudah, ayo kita makan, sudah keroncongan ini perut, sedari pagi tadi gue belum sarapan." Ajak Asyafa.

"Lagian loe, kebiasaan banget. Suka nunda-nunda makan, nanti kalau sudah kambuh sakit maag loe, baru loe tobat." Omel Alya.

"Sudah-sudah, jangan ngomel terus. Kapan makannya gue." Ujar Asyafa, supaya Alya berhenti ngomel.

"Loe mau makan apa Al? Biar gue pesan sekalian." Tanya Asyafa.

"Samain saja sama loe." Jawab Alya.

"Okay..., kalau begitu." Ucap Asyafa.

"Abang, aku pesen syomai nya dua yah. Pedas sedikit, engga pakai lama. Hi.. hi... hi..." Pinta Asyafa, seraya terkikik.

"Siap Non! secepatnya saya antar. Silahkan Non duduk lagi." Jawab Abang syomai.

"Makasih yah Bang. Oh.. iya, minumnya air putih hangat saja yah Bang." Pinta Asyafa.

"Siap Non, beres." Secepat kilat Abang syomai memotong-motong syomai. Kemudian disiramnya dengan kuah sambel kacang, dan saos yang agak banyak, kecap sedikit dan selesai.

"Non, ini syomainya, dan ini air putih hangatnya." Ucap Abang syomai, seraya menaruh di hadapannya.

"Terima kasih Bang." Jawab Asyafa dan Alya kompak.

" Sya, sehabis mata kuliah siang, loe langsung cabut atau main dulu?" Tanya Alya.

"Maunya sih main, kita jalan sama anak - anak genk!." Ucap Asyafa.

"Okay.. kalau begitu!." Jawab Alya.

"Iya, sebelum kebebasan gue hilang." Bathin Asyafa. Karena logika dia, kalau sudah nikah, pasti hidupnya terkekang, dan tidak bebas.

"Loe sudah selesai?" Tanya Asyafa. "Ayo kita masuk kelas." Ajak Asyafa, kepada sahabatnya itu.

"Sudah, ayo."Ajak Alya.

"Bang ini uangnya, ambil saja kembaliannya." Asyafa memberi uang lembaran 50 ribu.

"Makasih, Non! Baik bangen sih Non ini. Sering-sering saja pelanggan saya kayak Non cantik." Harap Abang syomai.

"Sama-sama Bang! Syomainya kan enak, jadi saya sering jajan disini." Asyafa tersenyum sambil berlalu.

Sesampainya dikelas, anak-anak sibuk dengan masing-masing. Ada yang baca, ada yang nyatet tugas, ada pula yang ngobrol. Suasana kelas gaduh, Asyafa dan Alya mulai duduk di bangkunya masing-masing.

"Hei.., teman semua, mohon perhatiannya yah." Ketua kelas mengintruksi.

"Katanya ada Dosen pengganti Ibu Maria, dia akan cuti melahirkan. Dosen itu, baru satu minggu disini. Katanya Dosennya ganteng banget." Ucapnya, seraya tersenyum menghayal.

"Wuah.. asyik dong! Kalau Dosennya ganteng, betah dong kita dikelas." Ucap anak-anak cewek menimpali.

"Semangat belajar dong kita semua. Dari pada sama Ibu Maria, kaku kayak kanebo kering. He... he... " Vani nyengir tanpa dosa.

"Huuuu... !" Anak-anak menyoraki Vani.

"Tok.. tok.. !" Pintu di ketuk.

"Huuus.. jangan berisik, ada yang datang." Ucap Ketua Kelas, seraya menutup mulutnya dengan jari telunjuknya, lalu kembali ketempat duduknya.

"Assalamualaikum, selamat siang anak-anak." Ucap Ibu Dosen Delima, memberi salam.

"Waalaikumsalam, selamat siang juga Ibu Dosen." Anak-anak menjawab, seraya berbisik-bisik. Kalau benar ada Dosen ganteng disamping Ibu Delima. Lain perihal dengan Asyafa yang melongo, tidak percaya.

"Sebelumnya, kalian pasti bertanya-tanya, bukan? Siapa Beliau yang ada disamping saya?" Ucap Ibu Delima.

"Iya.. Ibu Dosen!" Jawab siswa-siswi kompak.

"Beliau ini, akan menggantikan Ibu Maria, karena cuti melahirkan. Sampai Ibu Maria masuk kembali." Ucap Ibu Delima menginformasikan, seraya mempersilahkan Dosen tersebut untuk memperkenalkan diri.

"Assalamualaikum, selamat siang anak-anak!" Salam Dosen itu.

"Waalaikumsalam... selamat siang juga, Pak Dosen ganteng." Jawab siswa-siswi.

"Heem... perkenalkan nama saya Dosen Rayhan Darma, saya baru satu minggu disini." Ucap Dosen itu.

"Mohon kerja samanya." Pinta Dosen itu.

"Wuaah..., Rayhan Darma? Namanya bagus, cocok dengan wajahnya yang ganteng." Bisik-bisik anak cewek histeris. Lain perihal dengan Asyafa, yang bergeming. Sedangkan Alya biasa saja, karena dia memang sudah tahu sejak kedatangannya. Informasi dari teman genk nya.

"Saya akan menggantikan Ibu Maria sementara, terima kasih." Ucap Dosen Rayhan.

"Pak, kalau boleh tahu, Bapak sudah punya pacar belum?" Tanya salah satu mahasiswi.

"Iya, Pak! Sudah punya belum?" Siswi lain menimpali.

Pak Dosen, hanya tersenyum tipis seraya melirik, menyorot tajam ke arah bangku Asyafa. Namun yang di sorot tidak menyadarinya, karena dia merasa malas jika ingat kejadian dikantin.

"Yah.. Bapak, engga dijawab!" Ucap siswi kecewa.

"Sebaiknya saya undur diri yah, anak-anak!" Ibu Dosen Delima menyela, seraya sedikit membungkukan badan kearah Dosen Rayhan.

"Iya.. Ibu Dosen!" Jawab siswa-siswi.

"Terima kasih, Bu Dosen Delima!" Ucap Pak Rayhan, seraya membungkukan badan sedikit.

"Sebelum saya mulai mengajar, saya akan mengabsen anak-anak terlebih dahulu yah." Mohon rayhan.

"Iya.. Pak!" Anak-anak menjawab.

"Terimakasih," Ucapnya Rayhan, seraya membuka buku absensinya.

"Saya akan mulai mengabsen satu-satu yah." Ucapnya Rayhan.

"Alya Mentari?"

"Hadir... Pak!."

"Andini Permata?"

"Hadir.. Pak!"

"Asyafa dorman?" Tidak ada jawaban.

"Saudari Asyafa Dorman?" Masih tidak menjawab.

Akhirnya Dosen itu berdiri, dan menghampiri meja tempat Asyafa berada.

Asyafa terkesiap, begitu kaget karena di hampiri Dosen Rayhan.

"Iya Pak, saya hadir."

Anak-anak cewek histeris, karena Dosen ganteng itu bisa tahu letak meja Asyafa, dan saling berbisik-bisik.

"Apakah mereka sudah saling mengenal? Atau ada hubungan keluarga? Atau apalah itu?"

"Kenapa lama sekali, menjawab hadir saja." Ucapnya Dosen itu ketus, seraya kembali ketempat duduknya semula.

"Aiish... dasar Dosen aneh!" Gerutu Asyafa, yang di dengar sahabatnya Alya.

"Kenapa sih loe, Sya? Gerutu saja! Sepertinya loe tidak suka, bukan? Dengan Dosen ganteng itu." Tanya Alya.

"Iya.. gue engga suka sama dia, katanya sudah dua kali gue nabrak dia. Seingat gue baru tadi saja di kantin, gue nyenggol dia. Padahal engga sampai jatuh, masa gue dibilang ceroboh, bukankah itu menyebalkan?" Tanyanya pada Alya.

"Sudah... sudah.. ! Cuma gitu saja loe kesel, jangan gitu loe, nanti loe suka sama dia." Ledek Alya tertawa puas.

"Aiish... loe itu, teman macam apa? Bisanya ngeledek terus." Asyafa merajuk, seraya mengerucutkan bibirnya.

Akhirnya Pak Dosen, melanjutkan kembali mengabsen siswa-siswi dengan serius dan sampai selesai.

Karena ini masa perkenalan Dosen dan siswa-siswi, maka pembahasan materi hanya secukupnya saja. Dan akhirnya jam pelajaran selesai, semua siswa-siswi bersiap untuk pulang.

Lain hal dengan Asyafa.

"Asyafa Dorman, duduk ditempat." Ucap Dosen itu menyerukan namanya.

"Whaat... ? Apa maksudnya?" Asyafa bertanya dalam hati.

Akhirnya, Asyafa menurunkan bokongnya kembali dikursi duduknya.

Happy Reading

--BERSAMBUNG--

Terpopuler

Comments

Tutik Julianti

Tutik Julianti

jangan2 Rayhan udh tau kalo Asyifa di jodohkan dgn dia...

2022-08-26

1

Melati Alfino Tino

Melati Alfino Tino

😊😊😊

2022-08-06

0

Febi Febrianto

Febi Febrianto

dr sebel jd suka,.benci jd rindu
seru & asyik pertemuan asyafa & rayhan

2022-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Perjodohan
3 Rayhan Darma
4 Dosen Pengganti
5 Pertanyaan
6 Nasi Padang
7 Supir Jemputan
8 Calon Suami
9 Parkir Mobil
10 Desiran Aneh
11 Menantu Idaman
12 Anak ABG
13 Bunga
14 Tertidur
15 Ayah Mertua
16 Putri Salju
17 Dansa
18 Penolong
19 Lamaran
20 Ruang VIP
21 Perkelahian
22 Anak Pejabat
23 Dosen Pembimbing
24 Hukuman
25 Rumah Makan Lesehan
26 Siska Prayoga
27 Cemburu
28 Meyelesaikan Skripsi
29 Tamu Tidak Di Undang
30 Jalan Alternatif
31 Keluarga Besar Beni Darma
32 Makanan Khas Jogjakarta
33 Pengakuan Damar
34 Rencana Siska Dan Damar
35 Fakta Bari Darma
36 Kembali Ke Jakarta
37 Soto Betawi
38 First Kiss
39 Kepulangan Damar
40 Sidang Skripsi
41 Ketakutan Asyafa
42 Dinner Romantis
43 Fakta Seorang Damar
44 Ujian Tesis Dan Undangan Pernikahan
45 Fitting Baju Pengantin
46 Prosesi Siraman
47 Prosesi Midodareni
48 Kecelakaan
49 Ijab Qobul
50 Bermain
51 Resepsi Pernikahan
52 Di Culik
53 Penangkapan Damar
54 Kecurigaan Rayhan
55 Pengantin Baru
56 Baby Big
57 Sell Penjara
58 Mandi Bersama
59 Mall Plaza Indonesia
60 Larut Malam
61 Malam Pertama
62 Orang Tua Damar
63 Permintaan Maaf
64 Kembali Ke Yogyakarta
65 Damar Di Rawat
66 Rencana Bulan Madu
67 Cerita Ayah Bernad
68 Meninggalnya Papa Thomas
69 Kebencian Mama Merry
70 Bukti CCTV
71 Kecurigaan Bernad
72 Berita Bunuh Diri
73 Kebencian Charles
74 Polonium
75 Identitas Stepan Hilton
76 Surat Wasiat
77 Hasil Sidang
78 Perpisahan
79 Bonus
80 Bonus Spesial
81 Bulan Madu
82 Amsterdam
83 Breakfast
84 Sahabat SD
85 Keliling Amsterdam
86 Rumah Oma
87 Bertemu Oma
88 Cerita Sofia
89 Sepupu Asyafa
90 Kedatangan Bernad dan Nurlaila
91 Menjenguk Charles
92 Kesembuhan Charles
93 Jodoh untuk Billy
94 Dokter Richard
95 Maurin Alfonso
96 Kepulangan Charles
97 Restu Sofia dan Charles
98 Kembali ke Hotel
99 Rindu Rayhan
100 Bertemu teman kecil
101 MENDADAK SHOLEH
102 Double Date
103 Saham Turun
104 Pernikahan Maurin dan Willyam
105 Kembali Ke Indonesia
106 Kehancuran Bari Darma
107 Melepas Rindu
108 Bari Sakit
109 Curhatan Alya
110 PT DARMA PERKASA
111 Pilihan Alya Mentari
112 Pertemuan Dua Keluarga
113 POV Alya Mentari
114 Kembalinya Bari Darma
115 Mengantar Alya Mentari
116 Perasaan Alya Mentari
117 Permintaan Maaf Bari Darma
118 Kegalauan Alya
119 Mantan Pacar
120 Salah Paham
121 Makan Bersama
122 Pergi Menonton Film
123 Antara Pacar dan Teman
124 Teman Baru
125 Kisah Naura Ayunita
126 Jatuh Cinta
127 Salah Tingkah
128 Fokus Nonton Film
129 Hot Kiss
130 Khilaf
131 Mendadak Nikah
132 Permintaan Hadiah
133 Usus Buntu
134 Firasat Alya
135 Geger Otak
136 Mengalami Koma
137 Hanya Mimpi
138 Menjenguk Damar
139 Amnesia Anterograde
140 Naura Pacar Damar
141 Menenangkan Hati
142 Rasa Sakit Hati
143 Petir Di Saat Hujan
144 Terintimidasi
145 Memberi Kesempatan
146 Kepulangan Damar
147 Mendatangi Naura Ayunita
148 Berbicara Berdua
149 Video Call
150 Membantu Ingatan Damar
151 Permintaan Maaf Damar
152 Mengantar Kuliah
153 Mengikuti Pelajaran
154 Pingsan
155 Demam
156 Merawat Asisten Yoga
157 Vitamin
158 Sugar Baby
159 DUFAN
160 Lamaran Wina dan Yoga
161 Persiapan Menikah
162 Pernikahan Wina dan Yoga
163 Hadiah Bulan Madu
164 Malam Panas
165 Malam Panjang
166 Naik Gunung
167 Kembalinya Ingatan Damar
168 Persiapan Lamaran
169 Ikhlas Menerima
170 Pernikahan Damar dan Alya
171 Malam Bahagia
172 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Prolog
2
Perjodohan
3
Rayhan Darma
4
Dosen Pengganti
5
Pertanyaan
6
Nasi Padang
7
Supir Jemputan
8
Calon Suami
9
Parkir Mobil
10
Desiran Aneh
11
Menantu Idaman
12
Anak ABG
13
Bunga
14
Tertidur
15
Ayah Mertua
16
Putri Salju
17
Dansa
18
Penolong
19
Lamaran
20
Ruang VIP
21
Perkelahian
22
Anak Pejabat
23
Dosen Pembimbing
24
Hukuman
25
Rumah Makan Lesehan
26
Siska Prayoga
27
Cemburu
28
Meyelesaikan Skripsi
29
Tamu Tidak Di Undang
30
Jalan Alternatif
31
Keluarga Besar Beni Darma
32
Makanan Khas Jogjakarta
33
Pengakuan Damar
34
Rencana Siska Dan Damar
35
Fakta Bari Darma
36
Kembali Ke Jakarta
37
Soto Betawi
38
First Kiss
39
Kepulangan Damar
40
Sidang Skripsi
41
Ketakutan Asyafa
42
Dinner Romantis
43
Fakta Seorang Damar
44
Ujian Tesis Dan Undangan Pernikahan
45
Fitting Baju Pengantin
46
Prosesi Siraman
47
Prosesi Midodareni
48
Kecelakaan
49
Ijab Qobul
50
Bermain
51
Resepsi Pernikahan
52
Di Culik
53
Penangkapan Damar
54
Kecurigaan Rayhan
55
Pengantin Baru
56
Baby Big
57
Sell Penjara
58
Mandi Bersama
59
Mall Plaza Indonesia
60
Larut Malam
61
Malam Pertama
62
Orang Tua Damar
63
Permintaan Maaf
64
Kembali Ke Yogyakarta
65
Damar Di Rawat
66
Rencana Bulan Madu
67
Cerita Ayah Bernad
68
Meninggalnya Papa Thomas
69
Kebencian Mama Merry
70
Bukti CCTV
71
Kecurigaan Bernad
72
Berita Bunuh Diri
73
Kebencian Charles
74
Polonium
75
Identitas Stepan Hilton
76
Surat Wasiat
77
Hasil Sidang
78
Perpisahan
79
Bonus
80
Bonus Spesial
81
Bulan Madu
82
Amsterdam
83
Breakfast
84
Sahabat SD
85
Keliling Amsterdam
86
Rumah Oma
87
Bertemu Oma
88
Cerita Sofia
89
Sepupu Asyafa
90
Kedatangan Bernad dan Nurlaila
91
Menjenguk Charles
92
Kesembuhan Charles
93
Jodoh untuk Billy
94
Dokter Richard
95
Maurin Alfonso
96
Kepulangan Charles
97
Restu Sofia dan Charles
98
Kembali ke Hotel
99
Rindu Rayhan
100
Bertemu teman kecil
101
MENDADAK SHOLEH
102
Double Date
103
Saham Turun
104
Pernikahan Maurin dan Willyam
105
Kembali Ke Indonesia
106
Kehancuran Bari Darma
107
Melepas Rindu
108
Bari Sakit
109
Curhatan Alya
110
PT DARMA PERKASA
111
Pilihan Alya Mentari
112
Pertemuan Dua Keluarga
113
POV Alya Mentari
114
Kembalinya Bari Darma
115
Mengantar Alya Mentari
116
Perasaan Alya Mentari
117
Permintaan Maaf Bari Darma
118
Kegalauan Alya
119
Mantan Pacar
120
Salah Paham
121
Makan Bersama
122
Pergi Menonton Film
123
Antara Pacar dan Teman
124
Teman Baru
125
Kisah Naura Ayunita
126
Jatuh Cinta
127
Salah Tingkah
128
Fokus Nonton Film
129
Hot Kiss
130
Khilaf
131
Mendadak Nikah
132
Permintaan Hadiah
133
Usus Buntu
134
Firasat Alya
135
Geger Otak
136
Mengalami Koma
137
Hanya Mimpi
138
Menjenguk Damar
139
Amnesia Anterograde
140
Naura Pacar Damar
141
Menenangkan Hati
142
Rasa Sakit Hati
143
Petir Di Saat Hujan
144
Terintimidasi
145
Memberi Kesempatan
146
Kepulangan Damar
147
Mendatangi Naura Ayunita
148
Berbicara Berdua
149
Video Call
150
Membantu Ingatan Damar
151
Permintaan Maaf Damar
152
Mengantar Kuliah
153
Mengikuti Pelajaran
154
Pingsan
155
Demam
156
Merawat Asisten Yoga
157
Vitamin
158
Sugar Baby
159
DUFAN
160
Lamaran Wina dan Yoga
161
Persiapan Menikah
162
Pernikahan Wina dan Yoga
163
Hadiah Bulan Madu
164
Malam Panas
165
Malam Panjang
166
Naik Gunung
167
Kembalinya Ingatan Damar
168
Persiapan Lamaran
169
Ikhlas Menerima
170
Pernikahan Damar dan Alya
171
Malam Bahagia
172
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!