Tidak terasa tiga minggu telah berlalu, Edgar sedang berjalan - jalan mengelilingi rumah besar ini bersama dengan Celine yang tampak mengiranya sedang menemaninya bermain. Padahal tidak terlihat seperti itu karena Edgar berjalan dengan santai melihat - lihat setiap ruangan seperti sedang mencari sesuatu.
“Selamat pagi Pangeran.”
Sapaan dari pekerja di rumah besar ini terlihat lebih ramah dari sebelumnya, ketika Edgar berpapasan dengan mereka, apalagi ketika melihat tatapan wanita yang memandang dirinya, mereka begitu terpana melihat dirinya. Dia melihat Celine seperti memintanya untuk mengambil sesuatu dari rak tinggi yang ada di dekatnya yang membuat Edgar menggendongnya agar dia mengambil benda itu sendiri.
Tapi jika dipikirkan saat ini dia merasa kondisi fisiknya sudah merasa begitu baik, tubuhnya yang kurus krempeng kini terlihat berisi yang bahkan telah membentuk otot tubuhnya, Edgar tidak menyangka pemulihan tubuhnya yang begitu cepat ini berkat bantuan sebuah obat yang Lilia ceritakan, obat yang menyokong hidupnya selama koma.
‘Pantas saja waktu itu aku merasa bertenaga.’
Dia berpikir bahwa obat itu bukan berfungsi sebagai suplemen melainkan efeknya menghilangkan rasa lelah seperti obat pemulih stamina namun lebih mujarab. Karena obat itulah yang membuat dia dapat melatih ototnya setiap hari hingga melewati batas wajar.
Celine mengambil sebuah tiara yang terpajang di rak tinggi itu, Celine memakaikan nya di kepala Edgar, melihat Celine melakukan itu padanya membuat Edgar tampak konyol memakai tiara ibunya, Celine terlihat begitu senang sambil menunjuk lukisan Ratu Helena, Edgar tahu bahwa dirinya memang mirip dengan ibunya, tapi edgar merasa malu ketika ada wanita yang melihatnya tersenyum melihat mereka berdua yang terlihat menggemaskan.
Penampilan Edgar saat ini terlihat begitu berbeda dari sebelumnya, Pakaian yang dia kenakan terlihat pas dia pakai, apalagi dengan pakaian mahal yang dia kenakan membuat dirinya lebih terlihat seperti seorang bangsawan yang berkarisma, ditambah dengan rambut hitamnya yang telah dipotong pendek, dia benar - benar terlihat tampan.
“Dengar Celine, tidak baik mengambil barang sembarangan”
“Tapi Pangeran terlihat bagus memakainya.”
“Itu tetap tidak baik, karena mungkin kamu akan merusaknya.”
“Kenapa aku merusaknya?”
“Walaupun tidak merusaknya, tapi biarkan barang berharga itu di tempatnya.”
“Barang berharga? Apa bisa kita jual?”
“Tidak, ini berharga karena benda ini peninggalan ibuku.”
Edgar mengembalikan tiara itu pada tempatnya dan meminta Celine untuk mendengarkannya agar tidak sembarangan mengambil barang karena mungkin bisa merusaknya, selesai mendengarnya Celine hanya tersenyum tertawa dan lanjut mengikutinya tampak ceria. Edgar tidak tahu apa anak itu mendengarkan omelannya atau tidak.
‘Aku benar - benar tidak mengerti yang dipikirkan anak ini.’
Sebelumnya Edgar mengingat Celine terlihat kecewa saat Edgar memotong rambutnya, dia masih merasa tidak mengerti kenapa Celine terlihat seperti itu, tapi setelah melihat hasil akhirnya Celine terlihat begitu menyukainya, Edgar berpikir keputusannya sudah benar karena rambut panjangnya terlihat menyeramkan bagi anak kecil.
Bahkan hingga detik ini saat Celine merasa senggang dia akan terlihat bersama dengan Edgar mengajaknya bermain, Celine berpikir kalau bersama Edgar begitu menyenangkan karena dia merasa Edgar tidak pernah mengusirnya, bahkan menolak untuk bermain dengannya.
Walaupun yang sebenarnya tidak seperti itu, Edgar hanya merasa tidak terganggu karena Celine terlihat tidak begitu berisik saat bersamanya ditambah pikiran Edgar yang seperti seorang kakek membuatnya senang melihat anak kecil yang menganggapnya seperti cucunya sendiri, meskipun dia tidak tahu harus berbuat apa karena dia tidak memiliki cucu sama sekali di kehidupan lainnya.
Celine yang terlihat selalu ceria membuatnya disukai para pekerja di rumah ini, hal itulah yang membuat rasa takut pekerja disini hilang ketika melihat Edgar yang dirumorkan sedang bermain bersamanya, dan mengabaikan rumor buruk tentang dirinya yang dia tahu semakin tidak karuan.
‘Hemm. Sepertinya tidak ada.’
Edgar sadar bahwa apa yang dia cari tidak ditemukan setelah berkeliling begitu lama mencari di tiap - tiap ruangan, Sebenarnya Edgar ingin berlatih pedang dan apa yang dia lakukan saat ini sedang mencari pedang miliknya, bahkan di kehidupan lainnya pedang itu masih bersamanya, seharusnya jika memang benar harusnya pedang itu masih berada disini.
Edgar berpikir untuk meminta Lilia menanyakan pedang miliknya kepada pelayan pribadi Edgar di waktu kecil, walaupun dia merasa tidak tahu dimana keberadaan Albert saat ini, Edgar berpikir mungkin Albert telah pensiun dan hidup di suatu tempat di kerajaan ini, Edgar hanya merasa kalau tidak mungkin Albert akan tinggal di luar Rosen, karena Edgar paham dari kehidupan sebelumnya kalau Albert mencintai kerajaan ini.
Kruuuk!
Suara itu datang dari perut Celine yang terlihat kelaparan, Edgar merasa kalau ini belum waktunya makan malam, apalagi ketika melihat keluar jendela terlihat langit belum menunjukan matahari sore. Tapi melihat anak kecil yang kelaparan seperti itu membuat Edgar merasa tidak tega membiarkannya.
“Kamu ingin makan sesuatu?”
“Pai apel!”
“Bukankah itu terlalu manis. Bagaimana jika kue kering?”
“Tidak ada pai apel?”
Celine terlihat begitu kecewa merasa tidak diberikan pai apel, mendengar pai apel membuat Edgar mengingat bahwa sekarang berada di penghujung musim panas di mana musim panen dari jenis apel yang dibudidayakan di kerajaan ini, Edgar baru teringat kalau sudah 3 minggu lamanya tidak ada balasan mengenai permintaan audiensinya dengan ayahnya. Tapi edgar berusaha untuk mengabaikannya untuk saat ini.
“Baiklah, pai apel kalau begitu.”
Mendengar itu membuat Celine tampak begitu senang yang membuat mereka jalan bersama menuju dapur, meminta dibuatkan cemilan yang cocok menyambut musim panen apel di penghujung musim panas ini.
Edgar merasa tidak menemukan siapapun di dapur, yang membuatnya berpikir kalau juru masak sedang mencari bahan makanan di luar untuk mempersiapkan makan malam penghuni rumah besar ini, karena tentu saja dia tidak hanya menyiapkan hidangan untuk Edgar, walaupun pastinya permintaan dia yang akan selalu diprioritaskan.
Mereka berdua tidak jadi kecewa karena bertemu dengan Lilia yang tengah mencarinya, Edgar merasa kalau sepertinya Lilia dapat memasak, dan memintanya dibuatkan pai apel, Lilia terlihat begitu percaya diri karena dia bilang terbiasa membuatkan pai apel untuk Celine, karena itu Lilia mengajak Celine untuk menemaninya memasak, Tapi entah kenapa Edgar merasakan perasaan tidak menyenangkan.
Sembari menunggu mereka selesai memasak cemilan itu, Edgar berada di ruang santai membaca buku apapun itu untuk mengisi waktu luangnya, tidak lama dia mendengar suara mereka telah berada di ruangan ini, dia masih berfokus dengan bukunya, tidak memperhatikan mereka yang sudah ada di hadapannya.
‘Itu bahkan tidak terlihat seperti sebuah pai.’
Betapa terkejutnya dia melihat makanan yang mereka bawa, terlihat seperti kue kering yang tidak jelas bentuknya, ditambah melihat mereka yang terlihat kotor berantakan, dia yakin setelah ini pasti juru masak akan memarahinya jika ia tahu apa yang mereka perbuat. Edgar memilih untuk diam mengabaikan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
John Singgih
pusing deh Edgar lihat pelayannya sama sekali tidak bisa masak
2022-05-25
1
Mi 4a
tidak pandai memasak
2022-02-23
3
Mi 4a
mencari apa gerangan
2022-02-23
3