Terbangun dari Ilusi bagian 4

Mengingat balkon kamarnya menghadap ke plaza membuat Edgar berusaha berjalan menuju balkon, sekilas Edgar mengingat kembali kenapa dia memilih ruangan ini sebagai kamarnya, dia ingat kalau dia menyukai tempat ini karena dia senang melihat penduduk kota yang ramai berlalu lalang melakukan aktivitas di plaza ibu kota yang luas.

Whuuzz!

Terasa angin yang berhembus masuk ketika dia membuka pintu balkon. Sungguh betapa terkejutnya Edgar ketika dia melihat keluar dari atas balkon, plaza yang ada di hadapannya begitu berbeda, terlihat begitu sepi di siang hari ini yang seharusnya tengah ramai penduduk melakukan aktivitas apapun itu, karena tempat itu biasa digunakan sebagai tempat berdagang, seniman jalanan melakukan atraksi serta penyair yang bernyanyi dan menceritakan dongeng legenda. Melihatnya begitu sepi tampak seperti kota hantu.

Lilia kembali masuk kedalam ruangan kamar dengan membawa troli kecil yang berisikan makanan dan minuman, Edgar sadar kehadiran Lilia di dalam kamar karena mendengar suara dari troli itu, Edgar meminta Lilia untuk membawakan teh padanya, yang membuat Lilia membawakan teh itu ke balkon menghampirinya.

“Aku memiliki begitu banyak pertanyaan, bisakah kamu duduk menemaniku Lilia?”

Walaupun Lilia terlihat begitu menuruti perintahnya, Lilia merasa tidak bisa menemaninya untuk duduk di sampingnya karena menurut dia hal itu akan menjadi tidak sopan.Hal itu membuat Edgar sedikit memaksanya dan memintanya untuk tidak terlalu kaku padanya, karena Edgar merasa tidak terlalu nyaman jika ditemani dengan orang yang terlalu kaku.

“Apa yang ingin kamu tanyakan Pangeran?”

“Semuanya, apapun yang kamu ketahui.”

Lilia terlihat menarik napas dalam - dalam, Dia menceritakan cerita yang dia dengar dari kepala pelayan disaat tahun pertama pangeran Edgar mengalami koma, Lilian menceritakan Edward yang saat itu baru pulang setelah menyelesaikan akademi militernya, dan mengetahui Edgar tengah dalam kondisi koma Edward berupaya mencari obat ajaib yang dia dengar dari seorang Tabib.

Obat yang Tabib itu maksud berada di negeri yang jauh di benua Tierin yang terletak di sebelah timur benua blume setelah mengarungi lautan ruhig, berbulan - bulan Edward tidak kunjung pulang namun terdengar kabar bahwa seorang pengawal yang pergi bersamanya kembali pulang sendirian dan menceritakan bahwa rombongannya terhempas badai di lautan ruhig saat perjalanan pulang kemari, yang membuat Raja percaya cerita itu karena pengawal itu membawa bros lambang keluarga Rosenberg yang dikenakan Edward.

Lilia kembali melanjutkan ceritanya mengenai kabar yang dia dengar terjadi pada putri Elina, disaat musim panas tahun 207 kalender Rosen tepatnya 4 tahun yang lalu putri Elina tengah diculik disaat dalam perjalanan kembali setelah menghadiri acara tunangannya dari kerajaan Sonne.

Sebuah kerajaan yang berada di perbatasan timur Rosen, hal itu membuat Raja Eliot murka dan mengeksekusi pengawal yang selamat, tim pencari tidak menemukan petunjuk apapun saat mencari putri Elina yang menyulut ketegangan antara dua kerajaan, karena Raja Eliot meyakini penculikan putri Elina merupakan bentuk konspirasi bangsawan Sonne yang menolak pernikahan dan aliansi kedua kerajaan tersebut.

Edgar menyadari ada sebuah kesamaan saat dia mengingat kehidupan lainnya, memang benar bahwa Edward yang menyelamatkan dirinya disaat koma tapi dari ingatan kehidupan lainnya Edward mencari seorang tabib hebat di pulau kecil yang berada di lautan utara, dan Elina memang pernah diculik namun diselamatkan seorang petualang pengembara yang merupakan pangeran dari Parsa dan menikahinya, tapi tidak bertunangan dengan pangeran dari Sonne.

“Lalu bagaimana dengan ibuku?”

Edgar memintanya untuk kembali melanjutkan cerita yang ia ketahui, tapi Lilia merasa tidak kuat melanjutkan ceritanya karena kabar yang bisa dia berikan hanyalah kabar sedih apalagi menceritakan kepada Edgar yang baru tersadar dari tidur panjangnya. Namun Lilia yang melihat Edgar masih terlihat tegar membuat Lilia berusaha untuk melanjutkan cerita dari kabar yang dia dengar.

Kehilangan putra putrinya membuat Raja Eliot dan Ratu Helena terpukul, tidak adanya kabar lebih lanjut mengenai putri Elina ditemukan membuat semua orang percaya bahwa putri Elina sudah tidak ada dunia, mendengar hal itu membuat Ratu Helena sebagai seorang ibu membuat dirinya hancur.

Ratu Helena bahkan sering berkunjung dan merawat Edgar bahkan Lilia pernah melihatnya menangis meratapi kesedihan saat dia merawat Edgar. Karena kondisi mentalnya yang buruk membuat kondisi kesehatan Ratu Helena semakin parah hingga pada musim panas tahun 210 kalender Rosen, Ratu Helena tewas karena penyakitnya.

‘Jadi karena itu muncul rumor diriku membawa kutukan.’

Hal itu terlintas di pikiran Edgar memberikan konklusi setelah mendengar kabar tragis yang terjadi menimpa kakak dan ibunya, Edgar merasakan dirinya cukup terluka mendengar ceritanya, karena tidak seharusnya mereka bernasib seperti itu.

Edgar berdiam diri dengan kedua tangan nya saling mengepal menopang dagunya, matanya memperhatikan plaza yang sepi dengan tatapan kosong, memikirkan perasaan Ayahnya yang saat ini pasti sama seperti apa yang dia rasakan, walaupun terlihat kecewa karena terlihat menelantarkan rakyatnya.

“Plaza itu seingatku tidak pernah sepi seperti sekarang ini.”

“Sebenarnya apa yang sedang terjadi di negeri ini?”

“Apa ayahku begitu terpuruk hingga melupakan rakyatnya?”

Dalam lamunannya dia melihat penduduk berjalan begitu muram, kondisi penduduk begitu berbeda dibandingkan ketika dia di kehidupan lainnya, senyuman penduduk begitu riang seperti tidak perlu pusing memikirkan harus makan apa besok karena kebutuhan mereka terpenuhi. Negeri ini tampak lebih menderita darinya.

“Ini karena peperangan yang tak kunjung henti.”

Apa yang dikatakan Lilia membuat Edgar tercengang menatapnya, Edgar menatapnya seakan memastikan apa yang di ucapkannya adalah sebuah kebenaran.

Lilia menjelaskan kalau saat ini kerajaan Rosen tengah berperang dengan kerajaan Rosen semenjak hubungan kedua negara memanas akibat insiden penculikan Putri Elina yang membuat peperangan pecah hingga sekarang.

Dia tidak mengerti detailnya dengan keadaan militer saat ini karena tidak memiliki kontak tentang informasi itu, belum lagi kepala pelayan yang sering memberikan informasi padanya sudah meninggal dan digantikan dengan kepala pelayan yang baru, ditambah kastil utama yang sedang dijaga ketat membuatnya tidak bisa keluar masuk seperti biasanya.

‘Sepertinya aku mengerti. Jadi begitu ya!’

Penjelasannya membuat Edgar mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi di kastil utama saat ini. Sebuah rumor buruk tentang dirinya, peperangan yang tidak kunjung henti serta kastil utama yang dijaga ketat. Edgar sadar bahwa ada yang tidak beres.

Walaupun dirinya masih merasa bingung kenapa dirinya kembali muda dan tengah hidup di dalam kenyataan ini, dia merasa akan mengesampingkan untuk mencari jawaban itu. Karena dia merasa dirinya masih seorang Raja di kerajaan Rosen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk memastikan masa depan penduduknya bahagia.

‘Apa dia tersenyum?’

Lilia melihat Edgar tiba - tiba tersenyum, dia merasakan senyumnya tampak berbeda dari sebelumnya, senyumnya penuh rasa percaya diri dan dia melihat wajah Edgar tampak lebih segar bersinar seperti tidak ada lagi bayangan gelap di wajahnya saat dia mengurung diri di kamar.

“Lilia kirimkan pemberitahuan ke kastil utama, aku meminta audiensi dengan ayahku.”

Edgar terlihat begitu percaya diri seperti telah memutuskan sesuatu dalam hidupnya, Dia menggulung lengan baju tidurnya dan masuk kembali kedalam ruangan kamarnya, dia mengambil sepotong roti yang langsung dihabiskan olehnya, dia terlihat sedang melakukan peregangan saat ini.

“Apa yang kamu lakukan Pangeran?”

“Berolahraga, kamu tidak lihat tubuh ini seperti ranting.”

Untuk saat ini Edgar sadar bahwa tubuhnya begitu lemah, jangankan mengangkat pedang berjalan keluar kamar saka dia merasa tidak sanggup, bahkan jika terkena angin kencang mungkin tubuhnya akan terbawa angin nanti, jadi yang dia butuhkan saat ini memiliki tubuh yang bisa menjaga dirinya.

“Kenapa kamu diam saja, apa kamu lupa yang aku minta!”

Lilia mendengar Edgar menegurnya, nadanya terdengar galak, tapi entah kenapa walaupun nadanya terdengar seperti itu Dia merasakan Edgar sedang begitu bersemangat meminta bantuan kepadanya.

Sepertinya Edgar tidak sadar kalau telah menularkan senyum yang penuh percaya diri itu kepada Lilia, terlihat senyumnya menyapa ketika berpamit pergi meninggalkan ruangan kamar ini.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

kabar buruk tidak membuatnya terpuruk tetapi membuatnya menjadi lebih bersemangat

2022-05-25

2

Mi 4a

Mi 4a

semangat sudah kembali

2022-02-23

5

Mi 4a

Mi 4a

obat ajaib

2022-02-23

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!