Terbangun dari ilusi bagian 2

“Dengar, seharusnya kamu tidak mengajari anak kecil hal seperti itu!”

Terlihat di dalam ruangan kamar, Edgar sedang menasehati pelayan wanita dan anak kecil itu yang tengah duduk di hadapannya memohon maaf merasa bersalah karena berperilaku tidak sopan di dalam kamarnya dan berteriak kaget karena mengira dirinya monster.

Edgar menghela nafas, dan menghentikan ocehannya melihat mereka yang semakin ketakutan akan mendapatkan hukuman. Edgar berusaha mengganti topik.

“Ahem. Jadi siapa nama kalian?”

“A-aku Lilia da-dan ini adikku Celine.”

Rasa takut membuat Lilia terdengar terbata - bata memperkenalkan dirinya. Ketika Edgar memperhatikan Lilia dan Celine dengan seksama dia menyadari bahwa mereka berdua memiliki kemiripan selain dari rambut mereka yang sama - sama berwarna emas, mereka memiliki bibir yang mungil dan mata yang biru seperti batu safir.

‘Wanita ini, apa dia sebaya denganku.’

Melihat dari tubuhnya Edgar berpikir Lilia seumuran dengannya saat ini dan adiknya Celine berusia 7 tahun kurang lebih, Edgar melihat mereka berdua masih merasa ketakutan akan mendapatkan hukuman.

‘Kenapa anak itu? Apa dia percaya aku akan memakannya.’

tapi Edgar rasa dari cara Celine meliriknya berulang kali membuatnya berpikir masih ketakutan dengan hal yang lain.

“Tenang saja aku tidak akan menghukum kalian.”

“Dan aku tidak akan memakanmu…, Celine.”

Edgar memberikan pernyataannya, menurutnya ada baiknya meluruskan ketakutannya terkadang anak kecil akan menelan mentah - mentah cerita seram hanya karena orang dewasa melarang mereka melakukan sesuatu yang buruk. Dia tidak ingin dirinya menjadi mimpi buruk  karena Celine yang masih berulang kali meliriknya, hal itu membuat Edgar mencoba mengelus kepala Celine membuatnya tenang.

“Sungguh?”

Celine terlihat begitu polosnya dan terlihat begitu berusaha dengan menahan tangisan serta ekspresi takutnya melihat Edgar, terlihat matanya berkaca - berkaca membuat Edgar tercengang.

‘Anak ini imut sekali. seperti boneka!’

Edgar tersentuh melihat gadis kecil polos yang lucu, seperti seorang kakek yang melihat cucunya merasa tidak tahan ingin memanjakannya.

Cruup!

Cruup!

Edgar tidak sadar mencubit lembut kedua pipi Celine dan memainkannya dengan lembut. Edgar menghentikan apa yang dia lakukan dan melihat kedua tangannya tidak menyangka melakukan hal tersebut.

“Ah, maaf sepertinya aku terhipnotis.”

Celine mengelus kedua pipinya yang terasa sedikit sakit akibat cubitan itu, dia melihat Lilia dan kembali melihat Edgar dengan heran. Karena menurutnya orang yang bersikap seperti itu padanya adalah orang baik, seperti orangtuanya, pekerja lain di rumah besar ini ataupun Lilia yang setiap hari bermain denganya.

“Paman apakah paman sungguh seorang pangeran?”

Wajahnya terpancar rasa penasaran melihat Edgar karena tidak seperti apa yang dibayangkan saat Lilia menakutinya dengan cerita pangeran yang akan memakannya.

“Kenapa masih bertanya? Tentu saja aku seorang pangeran, namaku Edgar Von Rosenberg.”

Tubuh kurus krempengnya mencoba berpose dengan gagah namun terlihat begitu menggelitik jadinya. Hal yang dilakukan Edgar membuat Lilia tertawa kecil melihat seseorang keluarga kerajaan bertingkah seperti itu yang membuat rasa takutnya kepada Edgar perlahan menghilang.

“...”

“Apakah itu terlihat begitu aneh?”

Mereka terlihat menganggukan kepala membenarkan bahwa dia bertingkah cukup menggelitik perut, namun Edgar merasa tidak sakit sakit hati melainkan dia terlihat lega melihat mereka  sudah terlihat begitu rileks berinteraksi dengannya.

“Maafkan hamba pangeran, seharusnya sebuah rumor memang tidak bisa dipercayai,”

“Apa yang kamu maksud?”

Edgar merasa heran melihat Lilia menundukan kepalanya dan tiba - tiba berkata seperti itu apalagi melihat Lilia mencuri - curi pandang mencoba melihat dirinya, dia merasa tidak mengerti dengan rumor seperti apa yang membawa namanya.

“Sebuah rumor bahwa pangeran membawa kutukan yang menghancurkan negeri, dan disaat dirimu terbangun dari koma itu hanya sebuah tubuh kosong yang dirasuki iblis.”

Edgar terdiam memproses apa yang dikatakan oleh Lilia, karena menurutnya keadaan negeri ini terlihat baik - baik saja, tidak mungkin seorang yang tengah tertidur dapat membuat negeri dengan seketika hancur.

‘Ha! Bukankah rumor itu terdengar konyol?’

Jika dia pikirkan baik - baik rumor itu bahkan membuat anak kecil seperti Celine menangis melihatnya, kalau orang dewasa mungkin mereka akan gemetar ketakutan seperti Lilia tadi, tapi dia tidak kuat membayangkan anak kecil yang tiba - tiba menangis ketika melihat dirinya, jangankan iblis itu hanya akan membuat dirinya seperti seorang penculik.

‘Tunggu, apa yang membuatku tertidur koma?’

‘Bukankah itu sudah lama sekali itupun karena aku diracun’

Edgar terlihat sedang berpikir, pikirannya memproses informasi yang masuk di kepalanya, hal yang terakhir dia ingat sebelum terbangun dari tidurnya bahwa dia berada di meja kerjanya sedang berbincang dengan pengawal dan asistennya malam itu, tapi saat ini dia terbangun di kamar lamanya dengan wajah yang tampak begitu muda.

‘Kalau dipikir baik - baik, bukankah mimpi ini terlalu nyata’

“arhh!”

Ketika Edgar mencoba mencubit dirinya sendiri dia merasakan sakit begitu nyata, bahkan sensasi di kedua tangannya yang dia rasakan ketika menyentuh pipi celine, itu terlihat benar - benar nyata tapi dia tidak bisa mengatakan kalau apa yang dia ingat ketika dia menjadi seorang raja itu sebuah mimpi, teriakan rakyat di festival itu serta ingatan yang jauh dari dia kecil hingga menjadi tua dia masih mengingatnya, bahkan dia mengingat dengan jelas rasa teh yang diminum sebelum dia pingsan malam itu. Dia merasakan kepalanya teramat sakit.

“Pangeran! Apa kamu baik - baik saja Pangeran?”

Teriakan Lilia merasa khawatir, melihat Edgar yang tengah tumbang ke lantai, karena pikirannya yang begitu penuh dengan informasi, yang membuat tubuh lemahnya saat ini tidak kuasa menahan sakit kepala akibat pikirannya memikirkan hal tersebut.

Lilia membantu Edgar berdiri dan membaringkannya kembali ketempat tidur, Dia memeriksa keadaannya yang terbaring lemah, dia merasakan suhu tubuhnya begitu panas dengan wajahnya yang tampak semakin pucat.

“Aku akan panggilkan dokter. Celine, tolong temani Pangeran.”

Lilia bergegas berlari keluar dari kamar. Edgar melihat wajah Celine yang bingung harus bagaimana dan tidak tahu harus melakukan apa, yang dia lihat Celine hanya melihat dirinya dengan wajah bingung serta memegangi pergelangan tangannya seperti anak kecil yang tidak mau kehilangan bonekanya, itu tampak begitu lucu, tapi Edgar merasa lemas untuk berbicara dan lebih memilih memejamkan matanya sejenak.

***

“Apa kamu yakin Pangeran Edgar telah sadarkan diri?”

“Aku sangat yakin, sebelumnya dia sempat berbicara dengan kami dan tidak lama itu wajahnya terlihat pucat, lalu adikku bilang tidak lama itu dia tertidur.”

Dokter itu bertanya pada Lilia memastikan, ketika Dokter itu tengah memeriksa keadaan Edgar yang berbaring tidak sadarkan diri, Dokter itu terlihat menaburkan serbuk obat kedalam mulut Edgar,

“Mungkin dia hanya kelelahan karena tubuhnya kurang asupan, siapkan segera makanan untuk pangeran.”

Dokter itu pergi keluar dari kamar bersama dengan Lilia meninggalkan Celine yang masih dengan posisi yang sama sebelum Edgar tertidur.

“Apa yang kamu lakukan Celine?”

Edgar terlihat bingung melihat Celine karena dari tadi tanggannya masih memegangnya dari dia tertidur hingga kembali bangun melihat Celine masih berada di posisi yang sama.

“Me-me-menjaga Pangeran!”

Jawaban Celine singkat dengan nada sedikit gugup, matanya terlihat tegang begitu terjaga tidak berkedip sama sekali, Edgar merasa heran dengannya bertingkah seperti itu.

Edgar merasa dirinya sedikit bertenaga dari sebelumnya, tidak tahu mengapa tapi dirinya merasa tidak begitu sulit disaat dia mencoba membangunkan badannya untuk duduk di atas tempat tidur.

‘Sepertinya inilah kenyataan yang harus aku jalani.’

Terlintas di pikirannya ketika melihat kembali ruangan kamar, Dia berpikir mungkin dia akan terbangun di meja kerjanya melihat wajah khawatir Pengawal dan Asistennya. Namun sepertinya hal itu tidak terjadi, karena dia hanya melihat wajah tegang seorang anak kecil.

Edgar melepaskan genggaman Celine, Dia tersenyum mengelus kepala kecilnya bermaksud berterima kasih padanya, agar dirinya tidak merasa khawatir kembali.

Tercium bau yang begitu nikmat saat Lilia kembali masuk kedalam kamar dengan membawa makanan berupa sup daging dan roti yang masih hangat, Edgar menyantapnya di atas tempat tidur dengan meja kecil yang Lilia siapkan, Dari situ tampak Edgar sadar bahwa dirinya seorang pasien yang sakit, dia menolak ketika Lilia membantu menyuapinya karena akan sedikit memalukan baginya, dia perlahan menelan makanan itu hingga masuk kedalam tubuhnya.

“Sebenarnya sudah berapa lama aku koma Lilia?”

“Sepertinya sekitar tiga belas tahun Pangeran.”

Mendengarnya membuat Edgar tercengang menghentikan sejenak suapan yang hendak masuk ke mulutnya, wajahnya terlihat tampak tidak begitu percaya, tapi jika dia melihat situasi dirinya saat ini membuatnya bisa menerima itu dengan mudah.

Karena wajahnya yang tampak terkejut tidak percaya membuat Lilia menjelaskan kepadanya selama dirinya koma Lilia menaburkan serbuk obat kedalam mulutnya setiap hari yang berfungsi sebagai pengganti asupan tubuh karena Edgar tidak dapat menelan makanan disaat koma.

‘Jadi dia yang bertugas merawatku ya.’

‘Sepertinya dia cukup lama mengurus diriku.’

Edgar tampak melihat Lilia yang cukup familiar dengan ruangan kamarnya, apalagi ketika melihat mereka berada di ruangan ini disaat dia baru terbangun yang membuat kehebohan tadi, sepertinya mereka tampak cukup sering bermain di ruangan ini. Memikirkan itu membuat edgar teringat saat dirinya bermain disini dengan saudara kandungnya saat dia seumuran dengan Celine.

“Ah, apa kamu bisa memberitahu orang tuaku dan saudaraku bahwa aku sudah bangun, aku ingin bertemu dengan mereka.”

“Ma-maaf Pangeran, mungkin akan sulit bertemu dengan Raja saat ini, ta-tapi jika ratu dan saudaramu, sepertinya itu mustahil.”

Edgar merasa mengerti dengan apa yang dikatakan Lilia, apalagi melihatnya menjawab itu terlihat begitu muram yang membuat dirinya tidak bisa berkata apa - apa dan melihat bayangan dirinya yang terpantul dari kuah sup dihadapannya.

Dia mengingat saat usianya menginjak 60 dia tidak bisa berbagi kebahagiaan itu bersama orang tuanya ataupun saudara kandungnya lagi, Edgar sebelumnya sempat merasakan kesempatan untuk bertemu dengan keluarganya lagi saat menerima dirinya hidup menjalani kenyataan ini namun sepertinya itu tidak dapat terjadi.

Edgar sadar tubuhnya begitu muda, tapi isi ingatan dan kesadarannya adalah seorang kakek tua yang berisi ingatan tentang mereka, Edgar mencoba menahan rasa sedihnya walaupun terlihat aneh baginya, karena di kehidupan lainnya dia sudah tidak bersama dengan mereka, tapi tetap saja, menjadi tua dan mendengar kerabat yang meninggalkannya, membuatnya tidak kuasa membendung kesedihannya.

Tanpa sepatah kata Dia terlihat meminta Lilia untuk membereskan makanannya dan memintanya untuk keluar dari ruangannya bersama Celine, melihat dirinya yang begitu sedih membuat Lilia ikut merasakan kesedihan yang dia rasakan, tapi Lilia tidak dapat berkata apa - apa dan hanya menuruti permintaanya untuk keluar dari ruangan.

Edgar merasa salah melihat wanita yang telah membantunya meninggalkan ruangan dengan keadaan sedih, dia mengingat sesuatu yang seharusnya dia katakan sebelumnya kepada Lilia, Edgar mencoba tersenyum walaupun dirinya merasa sedih ketika Lilia melihat dirinya sebelum menutup pintu.

“Lilia.”

“Terimakasih sudah merawatku selama itu.”

Terpopuler

Comments

HIATUS

HIATUS

jadi ikutan sedih 🥺

2022-06-09

1

Pangeran Tampan Belanda

Pangeran Tampan Belanda

salut sama lilia yang sabar menunggu

2022-06-09

1

John Singgih

John Singgih

kesedihan sang pangeran

2022-05-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!