Terbangun dari ilusi bagian 3

Rosenberg merupakan sebuah dinasti keluarga di kerajaan Rosen yang terletak di barat laut daratan utama benua blume, yang wilayah kerajaannya mencakup sepertiga benua blume, dan sekiranya membutuhkan waktu lima hari berkuda tanpa henti jika dari perbatasan untuk mencapai tiap perbatasannya.

Anak tertua Edward Von Rosberg merupakan seorang lelaki yang tidak hanya baik hati tapi memiliki jiwa ksatria yang menuntun orang lain kejalan yang benar, Edward yang lebih tua sepuluh tahun dari Edgar adalah seorang kakak dan guru yang terbaik baginya saat membimbing Edgar menuju jalan ksatria.

Bahkan di kehidupan sebelumnya Edgar mengingat Edward menjadi seorang raja yang bijak dan dicintai rakyatnya walaupun hanya tiga tahun dirinya menjadi seorang raja, sebelum meninggal akibat penyakit ganas yang di deritanya, walaupun dia menikah tapi dia tidak sempat mendapatkan keturunan yang akhirnya membuat Edgar naik tahta menggantikan nya.

Anak kedua Elina Von Rosenberg merupakan seorang putri yang cantik yang mampu membuat orang terlena hanya dengan melihatnya, dalam ingatan nya Edgar dia merupakan seorang wanita yang pandai dalam bermediasi serta berdagang, pernikahannya dengan pangeran dari kerajaan Parsa sebuah kerajaan yang kecil membuktikan dirinya seorang pedagang yang handal, dengan menjadikan kerajaan Parsa begitu makmur sebagai pusat perdagangan dan membuat aliansi yang menguntungkan kedua belah pihak di sektor ekonomi bagi Rosen dan Parsa.

Hal itu lah yang jelas masih ada dalam ingatan Edgar saat dia berada di kehidupan sebelumnya, saat dia berada di dalam kamarnya seharian hingga berganti hari meratapi kesedihan yang dia rasakan ditambah meratapi dirinya tengah hidup dengan kondisi tubuh yang begitu lemah tidak ada bedanya saat dia menjadi tua.

Edgar mengingat dirinya kemarin meminta Lilia untuk tidak masuk ke kamarnya karena dia begitu mengganggu, tiba - tiba masuk setiap jam menanyakan dirinya membutuhkan sesuatu atau ingin dibawakan sesuatu padanya. Tapi perintahnya membuatnya benar - benar tidak mengganggunya hingga saat ini.

Walaupun matahari sudah begitu tinggi, tanpa adanya hordeng yang terbuka yang membiarkan cahaya masuk, tetap akan membuat ruangan kamar tampak begitu gelap seperti suasana hatinya saat ini,

‘Sepertinya dua bersaudari itu jadi tidak berani bermain disini lagi.’

Edgar paham bahwa Lilia begitu penurut menuruti permintaanya untuk tidak mengganggunya, tapi dia merasa kalau dia pasti sudah menunggunya karena sudah merupakan tugasnya untuk merawat dirinya, Edgar merasa sedikit bersalah padanya.

Dia berencana untuk memanggilnya memintanya menyiapkan makanan untuknya, dia merasa aneh karena biasanya pelayan seharusnya datang lebih dulu tanpa tuannya yang meminta, tapi sepertinya pelayannya yang satu ini benar - benar terlalu kaku dengan perintah.

Edgar membuka pintu kamarnya, dia melihat dua bersaudari itu tengah duduk menunggu di depan pintu seperti anak kucing yang meminta untuk di pungut dengan wajah mereka yang tampak memelas. Walaupun dia bilang Lilia sedang menunggunya tapi dia tidak terpikirkan kalau mereka benar - benar menunggu seperti itu. Edgar merasa bodoh yang membuatnya kembali menutup pintu dengan cepat.

“Ah, Pangeran jangan tutup pintunya lagi!”

Edgar membuka pintunya kembali, melihat Lilia yang tampak sedikit kesal memperhatikan dirinya, Edgar merasa bingung dengan hal apa yang membuat Lilia tampak kesal, tapi Edgar mencoba mengabaikannya.

“Kenapa tidak mengetuk pintu kalau kalian mau masuk?”

“Ka-ka-kami sudah mengentuk pintu. Tapi kamu tidak menjawabnya.”

“Kapan?”

“Tadi pagi.”

Edgar sadar bahwa ada yang tidak beres dari dua bersaudari ini, Edgar mencoba tetap waras menanggapi tingkah mereka, dia meminta mereka membawakan makanan padanya, dia merasa belum sanggup untuk berjalan menuju ruang makan.

Lilia membuka hordeng ruangnya yang membuatnya begitu silau melihat cahaya yang masuk ke dalam ruangannya, melihat itu dia ingat kalau kamar lamanya ini berada di lantai 2 dan menghadap plaza kota, karena rumah besar ini berada di atas bukit dan tidak jauh dari kastil utama.

Setelah membereskan ruangan ini Lilia keluar untuk mengambilkan makanan yang sebelumnya Edgar minta, sedangkan Celine masih berada di ruangan ini sedari tadi memperhatikan Edgar yang tengah duduk di kursi santainya membaca - baca buku lama yang dia temukan di ruangan ini. Celine masih tidak berhenti menatapnya bahkan rasanya seperti tidak berkedip.

‘Mengapa dia memperhatikanku?’

‘Katakan sesuatu jika ada masalah.’

Edgar terlihat begitu risih ditatap seperti itu olehnya, yang membuat dia memanggilnya untuk mendekat, Celine hanya terdiam di tempat tidak menanggapi, Edgar berpikir mungkin dia masih takut padanya, walaupun yang sebenarnya bukan seperti itu.

‘Aku ingin punya rambut seperti itu’

Itu yang ada di benak Celine ketika dia tercengang begitu fokus ketika melihat rambut hitam Edgar yang panjang disaat itu sedang tersorot matahari. Terlintas di wajahnya seperti dia menemukan ide yang membuatnya berlari keluar.

Edgar merasa heran kembali melihat anak kecil itu yang tadi dipanggil olehnya sekarang malah melarikan diri kabur dari hadapannya, Edgar menutup kembali buku yang dia baca karena merasa suasana hatinya tidak begitu baik.

Edgar terkejut melihat Celine yang tiba - tiba  kembali datang di hadapannya, sambil membawa pengikat rambut menyodorkan padanya ikat rambut itu tanpa sepatah kata apapun, Edgar merasa kalau Celine memintanya untuk mengikat rambutnya. Hal itu membuat Celine tersenyum bahagia ketika melihat Edgar mengikat rambutnya.

‘Jadi dia takut karena penampilanku ya.’

Menurut pikiran Edgar karena setelah mengikat rambutnya membuat Celine merasa tidak takut lagi padanya, karena dengan mudahnya Celine bisa tersenyum ceria seperti itu padanya.

“Mungkin nanti aku akan meminta Lilia memangkasnya.”

Edgar kembali heran karena melihat Celine yang tiba - tiba cemberut terlihat seperti kecewa padanya saat dia mengatakan akan memangkasnya. Hal itu membuat Edgar merasa bingung tidak bisa mengerti apa yang dipikirkan anak - anak di saat ini. Dengan cepat Celine meninggalkannya terlihat kecewa.

Terpopuler

Comments

HIATUS

HIATUS

polosnya Celine...

2022-06-09

1

John Singgih

John Singgih

bagi Edgar anak-anak itu sulit dimengerti

2022-05-25

1

Ryoka2

Ryoka2

Semangat Thor👍

2022-04-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!