Bab 5: Masa lalu

💮 Selamat membaca, dan sehat selalu 💮

Flashback on

Setelah kepindahannya ke kota, Iren harus mulai membiasakan diri dengan lingkungan sekitar. Terlebih di kota, tidak ada saudara mau pun kerabat yang tinggal di sana. Ayah dan ibunya setiap hari bekerja pergi pagi pulang sore. Bahkan terkadang tidak pulang karena lembur. Jadi bisa dibilang Iren lebih sering menghabiskan waktunya sendirian.

Hingga suatu hari, di rumahnya kedatangan tamu tak di undang. Seorang penjahat yang sudah mengintai Iren semenjak ia baru sampai di kota ini. Terlebih penjahat itu tahu jika Iren sering tinggal sendirian. Waktu itu Iren berlari ketakutan hingga tak sengaja terserempet sebuah mobil yang di kendarai oleh seorang pria tampan yang bernama Dafa.

Iren sangat ketakutan, Dafa datang bagaikan malaikat pelindungnya. Dengan menangkap penjahat itu dan juga membawa Iren ke Rumah sakit. Sebab Iren mengalami beberapa luka akibat terserempet mobilnya. Dan sejak saat Itu Iren mulai menyukai Dafa. Apapun ia lakukan untuk Dafa. Hingga...

''Ren, nanti sore Mama mau kita datang mengunjunginya. Dan juga, adikku yang baru pulang dari Singapura ingin bertemu denganmu. Jadi nanti pulangnya bareng aja sama aku.'' Ucap Dafa. Meskipun Iren sering ngobrol bareng dengan Mamanya Dafa, namun itu hanya sebatas lewat ponsel saja. Dan baru kali ini Orang tuanya ingin menemui Iren.

''Hari ini ya kak?'' Tanya Iren. Ia sungguh belum siap jika harus bertemu dengan orang tua Dafa. Mereka juga baru 2 bulan pacaran.

''Iya sayang,'' Dafa tersenyum sambil mengelus puncak kepala Irena.

Hari menjelang sore, dan sudah waktunya para karyawan pulang. Begitu pun dengan Irena, ia juga sudah membereskan barang-barangnya. Sampai di tempat parkir, Dafa sudah menunggunya. Namun baru juga Irena akan membuka pintu mobil tapi...

''Hai kakak ipar, perkenalkan namaku Yao yao, maaf tapi aku sudah duduk duluan di kursi depan. Jadi bisakah kakak duduk di kursi belakang?'' Ucap seorang gadis yang kini sudah duduk di kursi samping Dafa. Irena menyadari dari panggilannya gadis tersebut, sepertinya dia adiknya Dafa yang baru pulang dari luar Negeri.

''Iya, tidak apa-apa, aku...'' belum sempat Irena memperkenalkan diri, tapi Yao yao langsung meminta Dafa untuk segera menjalankan mobilnya. Irena pun mengalah dan duduk di kursi belakang. Selama di perjalanan Irena merasa seperti orang asing yang salah tempat. Sebab Dafa sedari berangkat terus mengobrol dengan adiknya. Dan entah apa yang mereka obrolkan, Iren lebih memilih untuk mendengarkan musik dengan headset di ponselnya.

Setelah sampai di halaman rumah, ternyata Mamanya Dafa sudah berdiri menyambut kedatangan mereka. Namun yang membuat heran Irena, ketika ia hendak memberi salam pada Mamanya Dafa, namun malah seakan tidak mengenalinya dan lebih memilih menyapa Yao yao, berbeda sekali sikapnya saat berbicara lewat ponsel. Mungkin karena terlalu rindu pada putrinya, sehingga tak sengaja tidak menyapa Iren. Begitulah Irena menepis pikiran buruk tentang calon mertuanya itu.

''Daf, biarkan Yao yao besok ikut bekerja di kantormu. Lagi pula sebagian besar saham di perusahaan juga masih miliknya.'' Ucap Mama Dafa.

''Itu sih terserah Yao yao saja ma, jika memang ingin bekerja bareng aku di kantor, kapan pun pasti aku terima.'' Jawab Dafa. Irena hanya bisa mendengarkan obrolan mereka bertiga tanpa ia sadari, sedari tadi ia benar-benar seperti orang asing yang tak di anggap. Bahkan sikap Dafa saja seakan mengacuhkannya. Hari semakin malam, Iren masih diam memperhatikan mereka yang masih asik mengobrol, akhirnya ia pun memutuskan untuk pamit pulang.

Baru juga akan pamit tiba-tiba...

''Daf, kamu anterin Yao yao pulang dulu ya, kasihan ini sudah malam. Tidak baik untuk anak gadis yang pulang terlalu larut,'' ucap Mama Dafa. Irena terkejut saat mendengar ucapan tante Maya, nama mamanya Dafa.

''Anterin pulang? Bukankah seharusnya Yao yao tinggal di sini?'' Namun Iren tak berani bertanya dan hanya bisa memendam rasa penasarannya dalam hati.

''Iya mah, nanti sekalian anterin Iren juga.'' Ucap Dafa.

''Oh mama lupa kalau ada Iren juga di sini. Maafin tante ya Ren, tante terlalu senang bertemu dengan Yao yao sampai tidak memperhatikanmu.'' Ucap tante Maya.

''Iya tan, tidak apa-apa. Lagi pula, tante pasti sangat merindukan Yao yao.'' Jawab Irena.

...............

Keesokan harinya...

''Hai Ren, apa kau tahu hari ini kantor kita kedatangan karyawan baru lo. Cantik banget, dan katanya dia baru pulang dari luar Negeri.'' Ucap Mita salah satu teman sekantor Irena.

''Iya kah?'' Sepertinya Iren mengetahui sosok karyawan yang sedang dibicarakan oleh Mita.

''Apa Jangan-jangan Yao yao?'' Batin Iren.

''Hai kakak ipar,'' Iren terkejut saat mendengar sebuah suara yang memanggilnya dengan sebutan kaka ipar. Karena hubungannya dengan Dafa tidak banyak yang mengetahuinya. Hanya orang terdekat saja yang tahu. Karena kata Dafa sebelum perusahaan stabil, untuk sementara hubungan kita akan dirahasiakan.

''Kakak ipar?'' Suara kasak-kusuk teman-teman Iren. ''Tentu saja mereka akan terkejut. Aku harus bagaimana menjelaskannya jika nanti mereka bertanya. Habislah aku.'' Batin Iren.

''Iya, kak Iren itu kakak iparku. Orang yang telah menggoda kakak ku sampai mabuk terpesona.'' Ucap Yao yao. Aku sungguh tidak mengerti, kata-kata yang di ucapkan Yao yao terasa sangat ambigu.

''Yao yao perhatikan kata-katamu saat berbicara dengan kakak iparmu.'' Dafa, aku senang ternyata Dafa masih perhatian denganku.'' Suara hati Iren.

''Kak...'' Aku kan cuma bercanda dengan kakak ipar. Iya kan kak?''

''Sudahlah, tidak apa-apa lagi pula kelak adikmu juga akan menjadi adikku...

''Bagaimana ini kak, aku belum mengerti apa-apa tentang perusahaan. Kakak mau kan bantu ajarin aku susun beberapa dokumen proposal.''

''Dia pergi begitu saja meninggalkan ku. Sudahlah lebih baik aku segera bekerja saja. Walau hati aku rasanya sedih. Mengapa rasanya semenjak kedatangan Yao yao Dafa seakan berubah padaku.'' Batin Iren.

''Wah Iren, gadis itu benar-benar cantik dan imut ya. Saat mereka jalan bersama rasanya seperti bukan kakak adik. Oh iya Ren, Kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu ternyata pacarnya pak Dafa,'' Ucap Mita. ''Benar kan dugaanku pasti mereka akan bertanya-tanya tentang hubunganku dengan Dafa. Aku hanya bisa tersenyum dan tak bisa memberikan mereka jawaban. Karena aku juga bingung jika harus menjawab pertanyaan mengapa hubungan kami dirahasiakan.''

''Sudahlah Mit, jangan bahas tentang aku dulu. Ayo kita ke ruang rapat, karena hari ini akan di umumkan siapa yang akan menangani proyek Danau Biru.'' Semoga dengan mengalihkan perhatian, mereka akan lupa tentangku.''

Di ruang rapat semua orang sudah berkumpul.

Aku sudah yakin jika proyek Danau Biru akan di serahkan padaku. mengingat aku sudah berusaha keras memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini. Dan Dafa juga sudah bilang padaku kemaren, jika klien sangat puas dengan rancanganku.

''Tenang saja, kamu sudah berusaha begitu lama proyek ini pasti akan menjadi milikmu,'' ucap Mita.

Namun...

''Proyek ini akan di serahkan kepada Yao yao.'' Ucap Dafa.

Deg...

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

ini sudah sangat tidak beres
Irene lebih baik menjauh

2022-12-23

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Astaga

sengaja menyebut kakak ipar, tapi lalu kemudian membantingnya

2022-12-23

0

Dhina ♑

Dhina ♑

tuh kan, fix dah....Irene cuma dipecundangi

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Cinta bersemi di musim hujan
2 Bab 2: Tetesan air dari langit
3 Bab 3: Mengungkit masa lalu
4 Bab-4 Senyuman yang menyakitkan
5 Bab 5: Masa lalu
6 Bab 6: Masa lalu 2 ~ Adik atau Tunangan?
7 Bab 7: Masa lalu 3 ( Luka yang teramat dalam )
8 Bab 8: Ingin melindungi
9 Bab 9: Perjanjian Antara Sahabat
10 Bab 10: Desas desus Tetangga
11 Bab 11: Luapan Emosi
12 Bab 12: "Makanan yang manis juga gak mungkin tiba-tiba menjadi asin!"
13 Bab 13: Kebenaran dari masa lalu
14 Bab 14: Belum bisa memaafkan
15 Bab 15: Cinta dan Dilema
16 Bab 16: Berduka
17 Bab 17: Mura dan keceriaannya
18 Bab 18: Pertemuan yang tak terduga
19 Bab 19: Emosi Mira
20 Bab 20: Nasehat
21 Bab 21: Bertemu untuk berpisah
22 Bab 22: Bintang yang tertutup awan
23 Bab 23: Berlibur di pantai
24 Bab 24: Menghadiri pernikahan
25 Bab 25: Pola pikir manusia
26 Bab 26: Teman lama
27 Bab 27: Memaafkan dan Berdamai Dengan Keadaan
28 Bab 28: Sabotase
29 Bab 29: " Gio "
30 Bab 30: Khawatir
31 Bab 31: Kebenaran
32 Bab 32: Hati yang terluka
33 Bab 33: Tetanggaan dengan Gio
34 Bab 34: Kapal pecah
35 Bab 35: Sakit
36 Bab 36: Bukan debat Caleg
37 Bab 37: Pekerjaan sampingan Iren
38 Bab 38: Kejutan yang gagal
39 Bab 39: Bertemu Kembali
40 Bab 40: Pembukaan Toko Irena
41 Bab 41: Penjelasan dan Rahasia
42 Bab 42: Sidang pertama
43 Bab 43: Penyesalan Ranty
44 Bab 44: Nama yang tak asing
45 Bab 45: Pernyataan Cinta Gio
46 Bab 46: Demi kebaikan bersama
47 Bab 47: Di bawah payung yang sama
48 Bab 48: Kedatangan yang tak terduga
49 Bab 49: Masa lalu yang terungkap
50 Bab 50: Sosok laki-laki yang tulus
51 Bab 51: Pembicaraan
52 Bab 52: Perasaan Alif
53 Bab 53: Ponsel Mira
54 Bab 54: Kakak beradik
55 Bab 55: Ungkapan Cinta Alif
56 Bab 56: Janji Alif
57 Bab 57: Restu Mama
58 Bab 58: Rencana
59 Bab 59: Acara lamaran
60 Bab 60: Kedatangan tamu yang tak terduga
61 Bab 61: Calon mertua Alif ?
62 Bab 62: Pembicaraan serius
63 Bab 63: Dia ?
64 Bab 64: Kecelakaan
65 Bab 65: Rumah sakit
66 Bab 66: Koma
67 Bab 67: Bertemu dengan yang lebih Gila darinya
68 Bab 68: Kebodohan Danisha
69 Bab 69: Kedatangan papa Bayu
70 Bab 70: Kasih sayang seorang ayah
71 Bab 71: Kantong plastik
72 Bab 72: Akting
73 Bab 73: Marah
74 Bab 74: Tamu Istimewa
75 Bab 75: Sadar Dari Koma
76 Bab 76: Akad
77 Bab 77: Saling Memaafkan
78 Bab 78: Kesedihan yang terpendam
79 Bab 79: Pulih kembali
80 Bab 80: Kecurigaan Pak Bayu
81 Bab 81: Penguntit
82 Bab 82: Sudah siap
83 Bab 83 : Kabar Duka
84 Bab 84: Pemakaman
85 Bab 85: Menyelidiki
86 Bab 86: Tertangkapnya Lidiya
87 Bab 87: Hasil penyelidikan
88 Bab 88 : Tangisan yang menyayat hati
89 Bab 89: Ada yang berbeda
90 Bab 90 : Morning sickness
91 Bab 91 : Bukan perjalanan Akhir.
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1: Cinta bersemi di musim hujan
2
Bab 2: Tetesan air dari langit
3
Bab 3: Mengungkit masa lalu
4
Bab-4 Senyuman yang menyakitkan
5
Bab 5: Masa lalu
6
Bab 6: Masa lalu 2 ~ Adik atau Tunangan?
7
Bab 7: Masa lalu 3 ( Luka yang teramat dalam )
8
Bab 8: Ingin melindungi
9
Bab 9: Perjanjian Antara Sahabat
10
Bab 10: Desas desus Tetangga
11
Bab 11: Luapan Emosi
12
Bab 12: "Makanan yang manis juga gak mungkin tiba-tiba menjadi asin!"
13
Bab 13: Kebenaran dari masa lalu
14
Bab 14: Belum bisa memaafkan
15
Bab 15: Cinta dan Dilema
16
Bab 16: Berduka
17
Bab 17: Mura dan keceriaannya
18
Bab 18: Pertemuan yang tak terduga
19
Bab 19: Emosi Mira
20
Bab 20: Nasehat
21
Bab 21: Bertemu untuk berpisah
22
Bab 22: Bintang yang tertutup awan
23
Bab 23: Berlibur di pantai
24
Bab 24: Menghadiri pernikahan
25
Bab 25: Pola pikir manusia
26
Bab 26: Teman lama
27
Bab 27: Memaafkan dan Berdamai Dengan Keadaan
28
Bab 28: Sabotase
29
Bab 29: " Gio "
30
Bab 30: Khawatir
31
Bab 31: Kebenaran
32
Bab 32: Hati yang terluka
33
Bab 33: Tetanggaan dengan Gio
34
Bab 34: Kapal pecah
35
Bab 35: Sakit
36
Bab 36: Bukan debat Caleg
37
Bab 37: Pekerjaan sampingan Iren
38
Bab 38: Kejutan yang gagal
39
Bab 39: Bertemu Kembali
40
Bab 40: Pembukaan Toko Irena
41
Bab 41: Penjelasan dan Rahasia
42
Bab 42: Sidang pertama
43
Bab 43: Penyesalan Ranty
44
Bab 44: Nama yang tak asing
45
Bab 45: Pernyataan Cinta Gio
46
Bab 46: Demi kebaikan bersama
47
Bab 47: Di bawah payung yang sama
48
Bab 48: Kedatangan yang tak terduga
49
Bab 49: Masa lalu yang terungkap
50
Bab 50: Sosok laki-laki yang tulus
51
Bab 51: Pembicaraan
52
Bab 52: Perasaan Alif
53
Bab 53: Ponsel Mira
54
Bab 54: Kakak beradik
55
Bab 55: Ungkapan Cinta Alif
56
Bab 56: Janji Alif
57
Bab 57: Restu Mama
58
Bab 58: Rencana
59
Bab 59: Acara lamaran
60
Bab 60: Kedatangan tamu yang tak terduga
61
Bab 61: Calon mertua Alif ?
62
Bab 62: Pembicaraan serius
63
Bab 63: Dia ?
64
Bab 64: Kecelakaan
65
Bab 65: Rumah sakit
66
Bab 66: Koma
67
Bab 67: Bertemu dengan yang lebih Gila darinya
68
Bab 68: Kebodohan Danisha
69
Bab 69: Kedatangan papa Bayu
70
Bab 70: Kasih sayang seorang ayah
71
Bab 71: Kantong plastik
72
Bab 72: Akting
73
Bab 73: Marah
74
Bab 74: Tamu Istimewa
75
Bab 75: Sadar Dari Koma
76
Bab 76: Akad
77
Bab 77: Saling Memaafkan
78
Bab 78: Kesedihan yang terpendam
79
Bab 79: Pulih kembali
80
Bab 80: Kecurigaan Pak Bayu
81
Bab 81: Penguntit
82
Bab 82: Sudah siap
83
Bab 83 : Kabar Duka
84
Bab 84: Pemakaman
85
Bab 85: Menyelidiki
86
Bab 86: Tertangkapnya Lidiya
87
Bab 87: Hasil penyelidikan
88
Bab 88 : Tangisan yang menyayat hati
89
Bab 89: Ada yang berbeda
90
Bab 90 : Morning sickness
91
Bab 91 : Bukan perjalanan Akhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!