Bab 2: Tetesan air dari langit

💮 Selamat membaca, dan semoga sehat selalu 💮

"Rumah ini memang benar-benar butuh direnovasi," ucap Iren.

Tanpa berkata-kata, lalu Iren pun segera mengambil beberapa ember dan panci-panci untuk menampung tetesan air hujan tersebut. Dan karena lantai basah akibat tetesan air, membuat kaki Iren tidak seimbang. Lalu terjatuh karena terpeleset.

''BRAAAK!!''

''Auuu!'' Iren meringis merasakan sakit saat badannya menyentuh lantai membuat Alif terkejut dan segera menghampiri Iren.

''Hati-hati.'' Ucap Alif sambil membantu Iren untuk berdiri.

''Telat! Seharusnya kau bilang seperti itu sebelum aku terjatuh.'' Ucap Iren dengan cemberut. Kakinya terkilir membuat Iren harus berjalan dengan kaki yang pincang.

''Maaf, seharusnya aku bilang dari tadi. Apa sakit sekali?" Tanya Alif sambil membuka sepatu yang di pakai Iren. Iren merasa sungkan ia pun hendak menarik kakinya, namun langsung ditahan oleh Alif.

''Diamlah! Aku mau melihatnya.'' Ucap Alif. Kakinya memerah, dan mulai membengkak. Alif pun berdiri lalu pergi untuk mencari kotak P3K. Namun Alif tak kunjung menemukannya.

''Dulu aku ingat Nenek selalu menyimpannya disini.'' Guman Alif. Iren yang mendengar gumanan Alif , ia pun mengatakan kalau tadi ia sudah membuangnya sebab sudah kadaluwarsa.

''Oh, aku ingat! Sepertinya di dalam tas ku masih ada semprotan pereda nyeri.'' Ucap Iren yang hendak berdiri untuk mengambilnya.

''Duduklah! Biar aku yang mencarinya saja. Kau taruh dibagian mana?'' Tanya Alif.

''No tiga dari belakang. Yang ada gantungan kunci kelincinya.'' Ucap Iren. Namun Iren lupa, jika ia menyimpan pereda nyeri tersebut dengan beberapa pakaian dalamnya.

''Ehkeem!'' Alif terkejut saat tangannya tak sengaja memegang bra milik Iren. Iren yang melihatnya pun langsung segera merebut bra tersebut dari tangan Alif meskipun harus terpincang-pincang.

''Maaf, tadi aku tidak sengaja memegangnya.'' Ucap Alif. Keadaan menjadi sangat canggung. Terlebih hujan juga semakin lebat saja bahkan di sertai angin dan petir yang mengelegar.

''DUAAAAR!'' ( anggap suara petir ).

''Aaaaaaaaaa!'' Iren berteriak saat petir menyambar pohon yang tak jauh dari halaman rumahnya. Bahkan sangat terlihat jelas kilatannya. Alif melihat Iren yang ketakutan, lalu ia pun memberanikan diri menutup kedua mata Iren dengan telapak tangannya.

''Tenanglah.'' Tarik nafas dalam-dalam lalu tutup mata kamu'' Ucap Alif. Awalnya Iren sempat terkejut dengan apa yang Alif lakukan. Namun...

''Telapak tangannya terasa sangat hangat. Masih sama seperti dulu saat aku tersesat di hutan sewaktu sekolah mengadakan kemah. Dan dia yang pertama kali menolongku.'' Batin Iren.

flashback on

''Tenanglah,'' Ada aku disini jangan takut ya.'' Ucap Alif sambil menggendong Iren yang terluka kakinya.

''Bagaimana kau bisa menemukanku?'' Tanya Iren.

''Feeling saja.'' Ucap Alif.

''Bagaimana kau bisa terpisah dengan rombongan? Bukankah Guru pembimbing sudah bilang agar kita tidak memisahkan diri dari rombongan?'' Tanya Alif.

Iren pun mengingat-ingat kembali bagaimana ia bisa terpisah dari teman-temannya.

( "Kau tau kalau aku menyukai Alif Ren! Aku harap kamu tidak dekat-dekat dengannya. Aku tidak menyangka kau malah selalu menempel padanya dengan alasan belajar bersama! Apa kau pikir aku buta ha!'' Ucap Danisha teman sebangku Iren.

Iren tau jika Danisha menyukai Alif, tapi ia tidak menyangka jika Danisha tega menuduhnya merebut Alif, meskipun ia tidak memungkiri jika Alif adalah cinta pertamanya, namun diantara mereka tidak ada yang benar-benar jadian dengan Alif.

Dan yang membuat Iren tambah tidak percaya kalau Danisha tega mendorongnya hingga ia jatuh ke jurang. Iren hanya bisa menghela nafas perlahan. Ia tidak ingin jika Alif mengetahuinya. Oleh sebab itu Iren mulai menjaga jarak dari Alif dan lebih memilih untuk fokus belajar. )

''Ini semua salahku, karena tadi aku hendak buang air kecil dan tanpa bilang ke Guru, Aku asal pergi begitu saja.'' Ucap Iren sambil tersenyum.

''Lain kali kau harus bilang dulu kepada Guru, atau kepada teman lainnya. Jadi saat kau tersesat, akan ada yang tahu kamu kemana dan kearah mana.'' Ucap Alif. Iren pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Di hatinya seperti terdapat sejuta kupu-kupu yang berterbangan, saat mengetahui bahwa Alif sangat mengkhawatirkannya.

flashback off

Hari semakin larut, namun hujan tak kunjung reda. Yang ada malah semakin deras. Atap rumah yang bocor pun kini dibiarkan saja. Sebab semua panci dan ember sudah penuh. Iren sangat cemas, ia takut jika rumahnya benar-benar akan roboh. Alif yang melihat Iren gelisah, lalu menenangkannya.

''Tenanglah. Rumahmu tidak mungkin roboh hanya karena hujan angin seperti ini. Sebab Di desa ini sudah biasa hujan seperti ini. Apalagi ini memang musimnya. Kau beristirahatlah dahulu di kamarmu. Aku pamit pulang dulu.'' Ucap Alif. Namun...

''Tunggu!'' Iren menghentikan langkah Alif dan membuatnya berbalik menghadap Iren.

''Iya?'' Ucap Alif.

''Hujannya masih deras, nanti saja pulangnya jika sudah mulai reda.'' Ucap Iren. Walau sebenarnya dalam keadaan seperti inilah yang membuat Iren takut untuk tinggal sendirian.

''Baiklah.'' Aku akan tinggal disini sebentar sambil menunggu hujannya reda. Kau tidurlah dahulu nanti aku bangunkan untuk pamit jika sudah reda hujannya.'' Ucap Alif.

Namun saat Iren ke kamarnya yang berada di lantai atas, ia sangat terkejut melihat kasur dan lantai kamarnya basah semua. ''Astaga!'' Akhirnya ia pun turun kembali menghampiri Alif dengan wajah cemberut.

''Kenapa turun lagi?'' Tanya Alif saat melihat Iren menuruni tangga.

''Rumahnya bocor semua. Aku tidak bisa tidur di kamarku. Kasur dan sofa semua basah. Bahkan lantainya saja bisa untuk berenang'' Jawab Iren. Alif tersenyum mendengar jawaban gadis itu ia hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Karena tak bisa menahan rasa kantuknya. Iren tertidur di kursi goyang milik neneknya dahulu. Alif pun mengambil selimut dari dalam tas Iren yang sempat ia lihat tadi saat ia mengambil obat pereda nyeri.

''Selamat malam Iren.'' Alif memakaikan selimut tersebut pada Iren. Hari semakin larut dan hujan juga tak kunjung reda. Tanpa sadar Alif juga tertidur di samping kursi tempat Irena tertidur.

Keesokan harinya...

''Kukuruyuuuuuuk!!!'' ( Anggap aja suara ayam jantan berkokok, pertanda pagi telah tiba.)

''Hoaaaam...'' Iren menguap sambil melentangkan kedua tangannya. Namun tangannya menyenggol seseorang yang kini masih terlelap dalam tidurnya.

''Astaga!'' Iren terkejut. Ternyata tangannya tak sengaja menyenggol tangan Alif.

''Lif, Alif bangun!'' Iren mencoba membangunkan Alif, hingga yang dibangunkan kini terbangun.

''Aah'' Alif terbangun saat mendengar namanya di panggil oleh seseorang. Awalnya Alif pun terkejut saat melihat Iren. Lalu ia teringat jika semalam ia ketiduran saat menunggu hujannya reda.

Setelah membereskan barang-barangnya Alif berpamitan pada Iren. Ia juga mengatakan jika nanti ia akan datang lagi bersama para tukang, untuk mulai membereskan rumah Iren.

Setelah Alif pulang, Iren mulai merapikan barang-barangnya terlebih dahulu dan menjemur sebagian yang basah karena terkena air hujan. Tak lama kemudian Mira juga datang dengan membawa putri semata wayangnya.

''Astaga Ren! Apakah semalam telah terjadi badai disini? Baru aku tinggal sorenya, dan dalam semalam rumahmu sudah hancur seperti ini.'' Ucap Mira yang meledek sahabatnya itu.

''Hiis kau ini. Dari pada mengomel lebih baik kau membantuku mengangkat panci-panci ini dan juga embernya. Lihatlah! Tanganku sudah merah-merah karena keberatan mengangkat panci dan ember yang berisi air hujan.'' Ucap Iren.

''Baiklah, aku akan membantumu. Anakku sayang kamu duduk di sini dulu ya nak! Mama mau membantu bibi beres-beres dahulu.'' Ucap Mira kepada putrinya sambil memberikan beberapa makanan ringan dan mainan, supaya saat beres-beres nanti putrinya tidak rewel.

''Iya Mama.'' Putri kecil Mira terlihat lahap memakan beberapa cemilan sambil memainkan mainannya.

''Ren, teman-teman kita akan mengadakan reuni nanti malam, apa nanti kau akan datang ke reuni sekolah kita? Aku dengar Danisha juga hadir katanya.'' Ucap Mira.

''Reuni? Nanti malam?'' Kenapa kau baru bilang sekarang!'' Ucap Iren yang kesal karena baru di beritahu oleh sahabatnya itu.

''Maaf aku lupa kemaren gak bilang. Soalnya mereka memberitahunya juga mendadak. Padahal di group chat juga sering ngobrol. Tapi apa kau tetap akan datang meskipun ada Danisha?'' Tanya Mira. Mira sangat tahu bagaimana sifat Danisha yang selalu membuly Iren. Mira khawatir jika Danisha akan berbuat sesuatu lagi pada Iren.

''Heeeem...'' Iren belum menjawab ia masih bingung juga mau hadir apa nggak. ''Kita lihat saja nanti gimana.'' Jawab Irena.

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

Irene harus lebih hati-hati, ga boleh lengah

2022-12-16

0

Dhina ♑

Dhina ♑

yah, ayam emang begitu

2022-12-16

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Astaga 🙄🙄🙄
sampai serendah itu, melakukan kejahatan

2022-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Cinta bersemi di musim hujan
2 Bab 2: Tetesan air dari langit
3 Bab 3: Mengungkit masa lalu
4 Bab-4 Senyuman yang menyakitkan
5 Bab 5: Masa lalu
6 Bab 6: Masa lalu 2 ~ Adik atau Tunangan?
7 Bab 7: Masa lalu 3 ( Luka yang teramat dalam )
8 Bab 8: Ingin melindungi
9 Bab 9: Perjanjian Antara Sahabat
10 Bab 10: Desas desus Tetangga
11 Bab 11: Luapan Emosi
12 Bab 12: "Makanan yang manis juga gak mungkin tiba-tiba menjadi asin!"
13 Bab 13: Kebenaran dari masa lalu
14 Bab 14: Belum bisa memaafkan
15 Bab 15: Cinta dan Dilema
16 Bab 16: Berduka
17 Bab 17: Mura dan keceriaannya
18 Bab 18: Pertemuan yang tak terduga
19 Bab 19: Emosi Mira
20 Bab 20: Nasehat
21 Bab 21: Bertemu untuk berpisah
22 Bab 22: Bintang yang tertutup awan
23 Bab 23: Berlibur di pantai
24 Bab 24: Menghadiri pernikahan
25 Bab 25: Pola pikir manusia
26 Bab 26: Teman lama
27 Bab 27: Memaafkan dan Berdamai Dengan Keadaan
28 Bab 28: Sabotase
29 Bab 29: " Gio "
30 Bab 30: Khawatir
31 Bab 31: Kebenaran
32 Bab 32: Hati yang terluka
33 Bab 33: Tetanggaan dengan Gio
34 Bab 34: Kapal pecah
35 Bab 35: Sakit
36 Bab 36: Bukan debat Caleg
37 Bab 37: Pekerjaan sampingan Iren
38 Bab 38: Kejutan yang gagal
39 Bab 39: Bertemu Kembali
40 Bab 40: Pembukaan Toko Irena
41 Bab 41: Penjelasan dan Rahasia
42 Bab 42: Sidang pertama
43 Bab 43: Penyesalan Ranty
44 Bab 44: Nama yang tak asing
45 Bab 45: Pernyataan Cinta Gio
46 Bab 46: Demi kebaikan bersama
47 Bab 47: Di bawah payung yang sama
48 Bab 48: Kedatangan yang tak terduga
49 Bab 49: Masa lalu yang terungkap
50 Bab 50: Sosok laki-laki yang tulus
51 Bab 51: Pembicaraan
52 Bab 52: Perasaan Alif
53 Bab 53: Ponsel Mira
54 Bab 54: Kakak beradik
55 Bab 55: Ungkapan Cinta Alif
56 Bab 56: Janji Alif
57 Bab 57: Restu Mama
58 Bab 58: Rencana
59 Bab 59: Acara lamaran
60 Bab 60: Kedatangan tamu yang tak terduga
61 Bab 61: Calon mertua Alif ?
62 Bab 62: Pembicaraan serius
63 Bab 63: Dia ?
64 Bab 64: Kecelakaan
65 Bab 65: Rumah sakit
66 Bab 66: Koma
67 Bab 67: Bertemu dengan yang lebih Gila darinya
68 Bab 68: Kebodohan Danisha
69 Bab 69: Kedatangan papa Bayu
70 Bab 70: Kasih sayang seorang ayah
71 Bab 71: Kantong plastik
72 Bab 72: Akting
73 Bab 73: Marah
74 Bab 74: Tamu Istimewa
75 Bab 75: Sadar Dari Koma
76 Bab 76: Akad
77 Bab 77: Saling Memaafkan
78 Bab 78: Kesedihan yang terpendam
79 Bab 79: Pulih kembali
80 Bab 80: Kecurigaan Pak Bayu
81 Bab 81: Penguntit
82 Bab 82: Sudah siap
83 Bab 83 : Kabar Duka
84 Bab 84: Pemakaman
85 Bab 85: Menyelidiki
86 Bab 86: Tertangkapnya Lidiya
87 Bab 87: Hasil penyelidikan
88 Bab 88 : Tangisan yang menyayat hati
89 Bab 89: Ada yang berbeda
90 Bab 90 : Morning sickness
91 Bab 91 : Bukan perjalanan Akhir.
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1: Cinta bersemi di musim hujan
2
Bab 2: Tetesan air dari langit
3
Bab 3: Mengungkit masa lalu
4
Bab-4 Senyuman yang menyakitkan
5
Bab 5: Masa lalu
6
Bab 6: Masa lalu 2 ~ Adik atau Tunangan?
7
Bab 7: Masa lalu 3 ( Luka yang teramat dalam )
8
Bab 8: Ingin melindungi
9
Bab 9: Perjanjian Antara Sahabat
10
Bab 10: Desas desus Tetangga
11
Bab 11: Luapan Emosi
12
Bab 12: "Makanan yang manis juga gak mungkin tiba-tiba menjadi asin!"
13
Bab 13: Kebenaran dari masa lalu
14
Bab 14: Belum bisa memaafkan
15
Bab 15: Cinta dan Dilema
16
Bab 16: Berduka
17
Bab 17: Mura dan keceriaannya
18
Bab 18: Pertemuan yang tak terduga
19
Bab 19: Emosi Mira
20
Bab 20: Nasehat
21
Bab 21: Bertemu untuk berpisah
22
Bab 22: Bintang yang tertutup awan
23
Bab 23: Berlibur di pantai
24
Bab 24: Menghadiri pernikahan
25
Bab 25: Pola pikir manusia
26
Bab 26: Teman lama
27
Bab 27: Memaafkan dan Berdamai Dengan Keadaan
28
Bab 28: Sabotase
29
Bab 29: " Gio "
30
Bab 30: Khawatir
31
Bab 31: Kebenaran
32
Bab 32: Hati yang terluka
33
Bab 33: Tetanggaan dengan Gio
34
Bab 34: Kapal pecah
35
Bab 35: Sakit
36
Bab 36: Bukan debat Caleg
37
Bab 37: Pekerjaan sampingan Iren
38
Bab 38: Kejutan yang gagal
39
Bab 39: Bertemu Kembali
40
Bab 40: Pembukaan Toko Irena
41
Bab 41: Penjelasan dan Rahasia
42
Bab 42: Sidang pertama
43
Bab 43: Penyesalan Ranty
44
Bab 44: Nama yang tak asing
45
Bab 45: Pernyataan Cinta Gio
46
Bab 46: Demi kebaikan bersama
47
Bab 47: Di bawah payung yang sama
48
Bab 48: Kedatangan yang tak terduga
49
Bab 49: Masa lalu yang terungkap
50
Bab 50: Sosok laki-laki yang tulus
51
Bab 51: Pembicaraan
52
Bab 52: Perasaan Alif
53
Bab 53: Ponsel Mira
54
Bab 54: Kakak beradik
55
Bab 55: Ungkapan Cinta Alif
56
Bab 56: Janji Alif
57
Bab 57: Restu Mama
58
Bab 58: Rencana
59
Bab 59: Acara lamaran
60
Bab 60: Kedatangan tamu yang tak terduga
61
Bab 61: Calon mertua Alif ?
62
Bab 62: Pembicaraan serius
63
Bab 63: Dia ?
64
Bab 64: Kecelakaan
65
Bab 65: Rumah sakit
66
Bab 66: Koma
67
Bab 67: Bertemu dengan yang lebih Gila darinya
68
Bab 68: Kebodohan Danisha
69
Bab 69: Kedatangan papa Bayu
70
Bab 70: Kasih sayang seorang ayah
71
Bab 71: Kantong plastik
72
Bab 72: Akting
73
Bab 73: Marah
74
Bab 74: Tamu Istimewa
75
Bab 75: Sadar Dari Koma
76
Bab 76: Akad
77
Bab 77: Saling Memaafkan
78
Bab 78: Kesedihan yang terpendam
79
Bab 79: Pulih kembali
80
Bab 80: Kecurigaan Pak Bayu
81
Bab 81: Penguntit
82
Bab 82: Sudah siap
83
Bab 83 : Kabar Duka
84
Bab 84: Pemakaman
85
Bab 85: Menyelidiki
86
Bab 86: Tertangkapnya Lidiya
87
Bab 87: Hasil penyelidikan
88
Bab 88 : Tangisan yang menyayat hati
89
Bab 89: Ada yang berbeda
90
Bab 90 : Morning sickness
91
Bab 91 : Bukan perjalanan Akhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!