____🍃🍃____
"Good boys,kalian menemukan mereka," seru pemburu yang mengenakan jaket tebal dan bersepatu boots.Terlihat ia mengelus kedua kepala anjing tersebut,karena kedua hewan itu tak henti-henti nya menggonggong.
Para pemburu dan anjing-anjing terus menyeruak keluar hutan buatan itu.
Kemudian mereka yang berjumlah 4 orang memutuskan menyebar,karena menemukan jejak darah yang berceceran di beberapa tempat.
Asap dari batang coklat yang terselip diantara bibir si pemburu bermata satu.
Menguarkan asap yang membumbung di kepekatan malam.
Kepulan nya seakan menciptakan kabut di kegelapan.
Kedua hewan besar penjilat itu berhenti menyalak,wajah mereka menapaki tanah mengendusi anyir jejak darah.
Sang pemburu melepas kedua hewan buas yang pandai dalam melacak itu.
Kemudian mengarahkan senter yang ia bawa ke depan guna menerangi penglihatannya.
Menyorotkan nya tepat di pinggir ruas jalan raya yang sepi,karena hanya ada satu-dua pengendara yang lewat.
"Sial!"pemburu itu mengumpat kasar.
Pria berbadan besar dengan bulu-bulu di lengannya itu melihat arlojinya sesaat,"Hampir jam satu malam,pasti wanita itu tidak akan bertahan dengan kondisi seperti itu,"gumam pemburu itu.
Ia menemukan sebelah kaus kaki bayi yang bercampur darah tergeletak di tanah.
"Lalu,dimana dia sekarang!" teriaknya memecah hening yang menyelimuti jalan di pinggir hutan buatan itu.
Kedua anjing helder berwarna hitam bercampur coklat itu kembali menyalak.
"Bahkan dia sudah mengeluarkan banyak darah,tidak mungkin ada yang menolongnya di tempat sepi seperti ini,"geramnya dengan bola mata yang memerah dan rahang yang bergemeretak.
" Kami sudah menyisir tempat ini,Bos!"
"Benar,dan tidak ada jejak apapun,seperti hilang di telan bumi."
"Kurang ajar!"
Kemudian pemburu itu mengambil senapan laras panjang yang tersampir di pundaknya.
Lalu menarik pelatuknya dan,
Dor!
Takk
Dorr!
Dorr!
Dorr!
Empat ekor hewan besar itu pun terkapar dengan disertai lengkingan yang menyayat di kegelapan.
"Dasar anjing-anjing bodoh!"
"Itulah imbalan atas kegagalan kalian!"umpatnya pada beberapa helder yang sudah tak bernyawa itu.
Kemudian pria dengan kumis lebat itu,mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
" Hallo,Tuan muda,"
"(.......)"
" Maaf,saya gagal Tuan,"
"(.........)"
"Nyonya Ameera bersama bayinya,..."
"(.......)"
"Saya,...."
Tuutt....
"Damn,it!"
"Perempuan sialan!berapa banyak nyawanya?
kenapa susah sekali mati?"
"Tuan yang menyusahkan!kenapa tidak sekalian mati, bersama kedua orang tua brengsek mu itu!"
Sang pemburu terus saja mengumpat dengan sumpah serapahnya,sambil berjalan balik ke dalam hutan.
*****
Sementara itu,di sebuah mobil bak terbuka yang mengangkut belasan kambing dari luar daerah.
Seorang wanita muda dengan wajah pucat,masih berusaha mempertahankan kesadarannya.
Ia tidak peduli bila saat ini sedang berada di dalam rangkulan seorang pria asing,tubuhnya sangat lemah,bahkan ia sudah tak mampu lagi menggerakkan bibirnya.
Yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya agar ia selamat dan segera sampai di rumah sakit.
Beruntung,sebuah mobil bak terbuka ini lewat,tak lama setelah Andra berlalu dengan vespa nya.
Ia yang melihat dari setengah kesadarannya berusaha bangun,kemudian berjalan ketengah jalan raya dengan terseok-seok,berharap sang pengemudi melihatnya dan menghentikan mobil demi menolongnya.
Ternyata Allah masih memperpanjang usianya,setidaknya pada saat ini.
Allah telah mengirim dua malaikat untuk menolong ia dan juga bayi perempuannya.
"Teh,tetap sadar Teh!"pekik seorang pemuda sambil menepuk kencang pipi wanita muda itu.
"Yah,Mang,Tetehnya pingsan lagi,atuh cepetan dikit bawa mobilnya!"teriak nya kepada sang sopir yang tak lain adalah pamannya.
" Ini Mamang udah cepet atuh,inget ini teh mobil truk pengangkut hewan ternak,bukan lamborgini yang bisa buat balapan!"kesal sang paman karena pekerjaannya jadi tambah riweh.
Sudah mereka nyasar,ketika hendak mengantar domba-domba garut ini ke pemotongan, yang khusus menerima pesanan untuk aqiqah.
Sekarang mereka malah terjebak dengan seorang wanita muda yang hampir mati kehabisan darah.
Di abaikan kok ya gak tega,mungkin saja ia korban kejahatan begal atau pemerkosaan.
Tapi di tolong,pasti akan menambah beban kesusahan,dan pundak serta dada sang sopir seketika terasa berat.
"Kalo nolong itu,biar ikhlas Mang,"
"Insyaallah,Allah ada bersama kita,"ucap pemuda itu dengan yakin
"Ujang jadi inget teh Sulis,yang meninggal karena karena menjadi korban begal,"lirih pemuda yang ternyata bernama Ujang.
" Iya,Mamang juga teh,nolong dia karena inget sama si Sulis,dia kan juga pakaiannya panjang-panjang gini tertutup,"
"Gadis sholihah penghafal Qur'an tapi akhir hidupnya meni tragis pisan," lirih sang sopir mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.
"Itu sudah takdir dari Allah,Mang,kita semua teh kudu ikhlas,"
"Tidak semua hal yang kita lihat buruk berarti keburukan juga buat kita,itu teh yang Ujang pelajarin dari abi kiyai di pondok."
Ujang menghela nafasnya ketika ia kembali menatap wajah pucat pasi itu.
"Kita berdoa saja Mang,semoga nasib si Teteh ini,lebih baik dari Teh Sulis,"
"Makanya kita teh kudu cepet sampe rumah sakitnya," harap si Ujang sambil merangkul dengan erat tubuh wanita muda itu,bahkan ia tak peduli bila tangan dan tubuhnya kini penuh darah.
"Iya,Mamang udah maksimal ini bawa mobilnya,kalo ngebut banget juga kasian atuh domba-domba yang ada di belakang."
Sang sopir sekilas melihat ke sebelahnya,dimana wanita itu kini terkulai tak berdaya.
Mereka berdua berharap agar wanita ini masih bisa selamat.
Di lain tempat,Andra berusaha menyeimbangkan dirinya,dalam menggendong sambil berkendara dengan sebelah tangannya.
Hingga kini ia telah sampai di depan rumahnya.
Andra memarkir vespanya asal,ia ingin agar bayi ini cepat menemukan tempat yang hangat.Karena menurutnya bayi ini pasti sekarang kedinginan.
Berkali-kali Andra mengetuk pintu rumahnya,tak lupa salam pun ia ucapkan dengan pelan, sambil sesekali menengok ke kanan dan kiri.
Berharap tak ada tetangga nya yang bangun dan memergokinya pulang dini hari dengan membawa seorang bayi.
Apa yang akan ada di pikiran para tetangga juliders itu nanti.
"Aih,Umma...cepatlah buka pintunya,"
Andra begitu resah dan gelisah,hingga butiran keringat sebesar biji jagung pun meleleh dari pelipisnya.
"Hah...apa yang akan aku katakan pada Umma?"
Akhirnya,setelah menunggu sekian menit pintu pun di buka oleh seorang perempuan berkerudung panjang.
Matanya terlihat sayu,sepertinya wanita paruh baya itu sempat ketiduran ketika menunggu sang putra pulang.
Akan tetapi mata sayu itu seketika membelalak lebar ketika wanita itu tersadar,bahwa yang ada di hadapannya saat ini,adalah putra yang sejak tadi di khawatirkan olehnya.
"Astagfirullah,Andra!"pekik wanita paruh baya yang mengenakan daster panjang kemudian menghambur memeluk sang putra.
"Alhamdulillah,Abang baik-baik aja,Umma sempet mikir jelek sedari tadi." Wanita yang berusia sekitar 43 tahun itu terlihat sekilas menyusut air yang sempat tumpah di ujung matanya.
"Alhamdulillah,Abang gak kenapa-napa,"ucapnya sambil mencium tangan umma.
"Maaf,udah bikin Umma kesayangan khawatir,kita ke dalem dulu aja ya,nanti Abang ceritain deh."
Andra pun merangsek ke dalam rumah sambil menuntun wanita yang hampir paruh baya,namun masih terlihat muda dan cantik itu.
*****
Happy reading ya....mohon dukungannya.
Like,komen,gift dan vote nya.
Biar mak chibi semangat ngetiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Tiwik Firdaus
baru umur segitu masih cantik sama umur saya
2023-03-30
1
💮Aroe🌸
itu dede baby di bawa pulang kerumah?🤣 mau atu, satu🤤
aku juga kedinginan ni, 10℃ pagi ni... bbbrrrrr.....
2022-02-22
1
Mayya_zha
lanjut deui ...
2022-02-13
1