Satria langsung berjalan menuju kelasnya, dia tak menyangka jika Cempaka bisa berbuat sangat jahat.
Perbuatan yang di lakukan Cempaka, bisa berdampak buruk pada dirinya di mata Kasih.
Segera dia mempercepat langkah kakinya, ingin melihat ekspresi wajah Cempaka. Apakah Cempaka akan mengakui perbuatannya?
Bel belum berbunyi, Satria tak melihat keberadaan Cempaka di dalam kelasnya. Kemudian dia langsung berjalan menuju kantin, untuk mencari Kasih. Dia akan menunjukkan video yang baru saja dia dapatkan dari kamera cctv di sekolah.
Satria telah sampai di depan kantin, dia mencari Kasih di setiap sudut meja. Tak ada nampak wajah Kasih di dalam area kantin.
Kemudian Satria mencoba mencari di toilet wanita, namun tak juga terlihat Kasih di sana.
Padahal bisa saja Satria membicarakannya, pada saat jam istirahat berakhir. Tetapi kali ini perasaannya berbeda, dia sangat cemas jika Kasih percaya, dengan orang yang sudah memfitnahnya. Satria sudah biasa berulang kali membuat ulah di sekolah, namun tidak kali ini. Dia begitu cemas dan takut, jika Kasih akan membencinya.
Pandangan Kasih saat menatapnya, sewaktu mata pelajaran kakaknya, membuat hatinya berdesir. Ada rasa debaran di jantungnya, yang sulit di artikan.
Satria tanpa sengaja melewati gudang yang lama tak terjamah. Pintunya terlihat rapuh, dan tak terkunci.
Sayup Satria mendengar suara perempuan, dari arah dalam gudang.
Satria langsung mendekati gudang yang sudah lama tak terjamah. Mendekati telinganya ke arah pintu.
"Cepetan ngaku, kamu 'kan yang nyebarin video ini?"
Terdengar suara perempuan, yang sedang memarahi seseorang. Kemudian Satria mencoba mengintip dari celah, di sisi pintu yang sedikit terbuka.
Samar terlihat karena ruangan yang gelap, tanpa penerangan. Namun dia mendengar jelas saat perempuan itu memanggil nama seseorang yang dia cari.
"Kasih, cepat jawab!" Suaranya terdengar memekakkan telinga.
Saat mendengar nama Kasih, Satria langsung membuka pintu dengan cara mendobraknya.
"Brak ..."
"Sat- Satria ... " Cempaka terkejut dengan kehadiran Satria yang sudah mendobrak pintu gudang.
Satria begitu emosi saat melihat rambut Kasih yang sudah berantakan, di tambah baju yang sudah robek.
"Apa yang kamu lakukan?" Satria membentak Cempaka, lalu mendekati Kasih yang sedang terduduk di lantai.
"Sat, aku sedang meminta penjelasan soal video ini ke Kasih." Cempaka mencoba membela dirinya, dia mendekati Satria.
"Alah, bukannya kamu yang jahat? Kenapa kamu malah menyiksa Kasih?" Satria langsung menepis tangan Cempaka saat tangannya akan di sentuh oleh Cempaka.
Satria langsung berjongkok dan membetulkan baju Kasih.
"Kamu, enggak apa-apa?" tanya Satria sambil menatap Kasih tak menggunakan kacamatanya yang memiliki plus lebih.
"Aku, gak apa-apa!" jawab Kasih sambil mengusap air mata yang mulai membasahi pipinya.
"Kamu jangan akting, sekarang jujur aja kalo kamu yang nyebar video ini? " Cempaka mendesak Kasih, untuk mengakui kesalahan yang tak pernah di lakukannya.
"Aku yang menyebarkannya," jawab Satria yang langsung berdiri dan melihat Cempaka dengan tatapan tajam.
"Apa?" Cempaka terkejut dengan pengakuan Satria.
"Iya, aku hanya akan memaafkan perbuatanmu, jika kamu mengakui kesalahan di depan anak-anak." Satria mengancam Cempaka. "Kalau kamu gak mau, aku gak akan segan-segan berbuat yang lebih dari yang kamu lakukan pada Kasih," ucapnya membela Kasih.
Cempaka terlihat kesal dan malu, dia langsung meninggalkan Satria dan Kasih yang masih berada di dalam gudang.
Satria mendekati Kasih, dia pun duduk di hadapannya. Menatap wajah Kasih dengan lekat, lalu membersihkan air matanya yang sudah membasahi kedua pipi Kasih.
"Kenapa kamu menolongku?" Suara Kasih terdengar lirih.
"Aku hanya tidak ingin, nama baikku tercemar." Satria menjelaskan kepada Kasih
"Gak usah sok baik sama aku," ucap Kasih yang langsung berdiri lalu membenarkan bajunya yang telah sobek.
"Kamu tunggu di sini," ucap Satria yang langsung berdiri dan berlari meninggalkan Kasih.
Kasih bingung dengan sikap Satria, yang awalnya sangat membencinya kini malah sangat perhatian.
Selang beberapa menit, Satria datang dengan membawa jaket di tangannya.
"Pakailah," ucap Satria yang langsung memakaikan jaket ke tubuh Kasih untuk menutupi bajunya yang sobek.
"Terima kasih," ucap Kasih sambil tersenyum.
Mereka pun berjalan meninggalkan gudang tua, yang tak pernah terpakai lagi.
Kasih berjalan terlebih dahulu, kemudian Satria berjalan di belakang Kasih.
Semua siswa tertuju pada jaket yang di kenakan oleh Kasih. Jaket denim berwarna biru muda, dengan tulisan Bad boy di bagian punggungnya. Merupakan panggilan untuk Satria, di sekolah.
Bel masuk telah berbunyi sejak tadi, terlihat guru sudah memasuki kelas.
"Kalian berdua, kenapa baru masuk ke kelas?" tegur seorang guru yang mengajar di kelas
Satria menatap tajam ke arah Cempaka, dia benar-benar akan melakukan perhitungan jika Cempaka tidak mengakui kesalahannya.
Dengan wajah menunduk, Cempaka langsung berjalan menuju depan kelas.
"Maafkan aku, Kasih." Cempaka mengulurkan tangannya ke arah Kasih.
Kasih tertegun, dia tak percaya jika Cempaka menghampirinya lalu meminta maaf.
Kasih pun menyambut uluran tangan Cempaka. Namun bukan permintaan maaf yang tulus, Cempaka justru mencengkeram tangan Kasih dengan erat.
Hal itu membuat Kasih meringis kesakitan.
"Cepat kamu akui, jika kamu yang menaruh tas Kasih di tong sampah." Satria mendesak Cempaka.
Cempaka langsung menghadap ke arah teman-temannya.
"Teman-teman, aku menyesal telah menyembunyikan tas Kasih." Cempaka dengan suara lantang meminta maaf di depan teman-temannya. Dia rela menjatuhkan harga dirinya, demi mengambil hati Satria.
Semua siswa bertepuk tangan, menyambut permintaan maaf dari Cempaka.
Terlihat Kasih hanya menundukkan kepalanya, dia tak berani menatap ke arah Cempaka.
"Cempaka, terima kasih. Kamu sudah berbesar hati, meminta maaf atas kesalahan yang telah kamu perbuat." Sang guru memuji sikap Cempaka.
"Baiklah, kamu boleh duduk." Sang guru menyuruh Cempaka kembali ke tempat duduknya.
"Dan kamu, murid baru?" Sang guru mengamati Kasih.
"Iya, Pak!" Kasih menjawab
"Kenapa pakai jaket di dalam kelas?" tanyanya.
"Tadi-- " Satria ingin mengadukan perlakuan Cempaka, namun di cegah oleh Kasih dengan menahan tangan Satria.
"Tadi baju saya sobek, saat melewati pagar karena terlambat masuk sekolah," jawab Kasih berbohong.
"Tapi, Kasih!" Satria berusaha membela Kasih, namun di cegah.
"Aku gak apa-apa, nanti aku kembalikan jaketmu. Aku pinjam dulu, ya!" Kasih langsung berjalan menuju bangkunya
Satria bingung dengan sikap Kasih yang membela Cempaka.
Sebelumnya
Kasih selalu di ancam oleh Cempaka, jika dia melawan, maka Cempaka tidak segan-segan untuk membuat ayah dan ibunya bercerai. Cempaka akan mengusir ayah Kasih, jika Kasih tidak mau menuruti kemauan Cempaka.
Pelajaran sekolah telah selesai, semua siswa pun merapikan peralatan tulis nya. Kemudian ketua kelas memberi aba-aba untuk mengucapkan salam perpisahan pada guru yang mengajar.
Silakan komentar dan like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments